DAFTAR LABELKU (klik saja jangan ragu-ragu)

Selasa, 02 April 2013

Menjadi Kaya dan Barokah oleh Maskatno Giri


Secara umum,  manusia normal ingin menjadi kaya. Itu syah-syah saja. Namun, kenyataanya banyak orang  ingin kaya tapi memakai cara-cara yang tidak elegan. Bila cara yang tidak elegan digunakan ternyata dampaknya bisa luar biasa buruknya. Saya pikir pembaca sudah banyak yang tahu berbagai kasus di antaranya  ada orang yang kaya dengan cara menipu/  korupsi, manipulasi, menginjak orang lain dll.

Bagaimana dampak dari orang yang kaya namun cara menggapainya dengan  cara negatif?

Saya pikir pembaca juga sudah tahu banyak kasus koruptor melalui media. Dampak para orang kaya yang korupsi lalu tertangkap pasti mereka malu, kalau mereka masih normal. Andai aku menjadi saudaranya Irjen Djoko Susilo, atau Nasaruddin atau tokoh-tokoh yang lain, aku pasti malu, karena aku orang normal. Aku pasti  lebih memilih menjadi orang yang memiliki saudara biasa-biasa saja, walau hidupnya pas-pasan tapi memiliki harga diri tidak mau korupsi.

Tahukah sobat bagaimana ceritanya sebelum Irjen D. S, N, AU  dll masuk target KPK?  Mereka itu  orang yang terhormat,  aku  tidak tahu orang  menghormati mereka karena kekayaanya atau juga pengaruhnya atau mungkin budi pekertinya. Yang jelas sebelum dinyatakan sbg tersangka mereka dianggapl  manusia  hebat luar biasa. EEEEEh ternyata apa ? Kekayaaanya  diperoleh dengan  cara tidak elegan. Padahal kalau mereka lurus-lurus saja, misalnya cuma  mengandalkan gaji atau bonus-bonus sudah lumayan. Tapi  karena manusia  secara umum cenderung serakah, kalau sudah kena batunya baru terasa.

Intinya dalam tulisanku ini, aku mengajak supaya kita tidak terjebak seperti kehidupan para orang kaya yang tidak barokah seperti cerita di atas. Aku ingin memotivasi aku sendiri  dan orang lain untuk menjadi kaya namun penuh barokah  dan terpuji. Setidak-tidaknya untuk menjadi kaya yang mulia dan barokah ada  rumus 10 M:
  1. Memiliki niat kuat dan mulia menjadi manusia bertaqwa    guna meraih kekayaan yang barokah
  2. Memiliki jaringan dengan orang-orang yang mendorong  dan menguatkan usaha menjadi kaya
  3. Memiliki kaya  strategi yang terbukti membantu menjadi kaya secara  halal dan tepat
  4. Mudah menerima masukan dan kritikan serta mau refleksi   atau evaluasi diri
  5. Melakukan tindakan tepat yang terencana alias tidak ngawur
  6. Maju terus  pantang menyerah alias berjiwa ulet
  7. Menggunakan jalur   yang nalar dan alamiah
  8. Memiliki mentor yang baik dan handal
  9. Membuat rencana yang realistis
  10. Memiliki optimisme
Motivasi ini semoga bermanfaat untuk diriku sendiri, supaya mau belajar dari kisah nyata dan berusaha menjadi kaya yang penuh barokah dan  peduli  kepada sesama. Allahu  a'lamu bishawab.

Pembelajaran dari "Hidup kok Begini-begini saja" oleh Maskatno Giri

Hidup kok begini-begini saja. Itulah   salah satu dalil  seseorang  mencari variasi  dan inovasi hidup. Memang manusia sebenarnya makhluk yang kreatif. Apalagi,  kalau mereka memiliki kelebihan di otak kanannya. Kebanyakan yang maju kecerdasan otak kanannya,  mereka tidak mau berhenti berkreasi. Salah satunya aku sendiri Maskatno Giri, ini bukan sok kreatif. sebab, aku sadar kalau  berpikir runtut  tidak bisa maksimal, maka aku tidak begirtu bagus di kecerdasan aritmetik. Namun, aku  Insya Allah mampu mengarahkan kreativitasku  menuju yang positif.

Tulisan ini  suatu gambaran nyata dan kisah nyata dari orang yang jenuh dengan kehidupan yang begini-begini saja. Maksudnya mereka yang kuceritakan adalah orang yang kreatif  tapi tidak menikmati dengan kehidupan yang sudah berjalan dengan baik.  Kalau berkreasi yang positif itu pasti bagus dan sudah banyak contohnya. Kreativitas yang bagus bisa menghasilkan uang, banyak saudara, lebih bahagia dan bermakna juga bisa  karirnya melejit.

Anda perlu sekali mambaca kisah nyata manusia yang menghadapi hidup   penuh kreatif tapi negatif. Mereka merasa 'HIDUP KOK BEGINI BEGINI SAJA', Mereka maunya cari kreasi dan variasi baru dalam hidup tapi salah jalan. Akhirnya rasa malu diri sendiri dan keluarga, bahkan penjara  didapat. Berikut kisah nyata yang kuperoleh dari sumber akurat dan  sebagian  besar  aku mengenal  keluarganya:

Satu, Ada seorang yang penuh kreasi,  jenis pekerjaan apapun dicoba karena memang kreatif. Namun, selama ini dia tidak kaya-kaya dan nampaknya pun kurang bahagia hidupnnya bersama suaminya. Kayaknya dia  ingin cari penghasilan tambahan, atau cari inovasi hidup. Tidak tahulah apa yang ada di benaknya saat itu. Tapi yang jelas beberapa bulan lalu wanita  tersebut sudah tak bernyawa di salah satu hotel di Solo dengan seorang pria (jelas bukan suaminya).  Para tetangga terkaget-kaget, tidak ada berita buruk selama ini kok dia yang terlihat alim meniggal di hotel saat berselingkuh.

Dua, Ada seseorang  yang berprofesi srabutan, rumah masih nebeng  mertuanya. Sebenarnya, mertuanya tidak terlalu miskin, cuma perabot rumah tangganya  kurang lengkap. Salah satu alasan di antaranya,  hidup rumah tangga  belum dilengkapi perabot yang OK. Maka dia mulai merambah dunia kreativitas dalam bidang pijat memijat. Pada akhirnya si istri dijual untuk kepentingan PIJAT PLUS-PLUS. Berita ini pun dari sahabat saya yang bertugas di keamnan dan menggaruk  para wanita malam.

Tiga, Ada  beberapa  PNS yang  berinovasi  tiada henti. Kreativitasnya di  kehidupan suami-istri.  Mereka merasa mendapat pembenaran dalam berkreativitas karena istrinya juga sibuk. Mereka mencoba selingkuh, di antaranya   dengan tetangganya, ada juga dengan muridnya ada juga yang sesama pegawai. Berdasar pantauan terakhir dari sumber yang bisa dipercaya rumah tangga merekapun tidak bahagia. Ada juga di antaranya  dimutasi, sebagian beritanya  sudah dimuat di  koran.

Empat. Istri sahabatku, juga tidak tanggung-tanggung. Istrinya  nekat pergi dengan lelaki lain. Dia rela menelantarkan dua anak  yang cakep-cakep. Kabar terakhir dia menikah di Bali dengan seseorang dari Solo  dengan dokumen palsu. Sebab dia belum dicerai dengan suaminya. Pasangan mesumnya mungkin juga cari variasi baru  karena sudah terbiasa dengan gadis, kali ini yang dia cari istri orang lain.

Lima. Ada  beberapa pegawai. Mereka sangat kreatif dan ingin cepat kaya. Buktinaya, penampilannya bukan  seperti biasanya  pegawai.  Mereka seneng mewah dan pamer,  mereka juga  berkreatif dalam mnyembunyikan data. Setelah ketahuan dia diprotes dan diganti orang yang bisa dipercya. Walau tidak sampai ke  pegadilan, kasusnya ditutup demi kebaikan bersama. Yang  jelas beberapa pegawai tadi tidak akan dipercaya lagi  sebagi pemegang keuangan alias hilang integritasnya.

Kisah tadi sebagai pembelajaran hidup untuk kita, karena kita bukan manusia sempurna. Kreativitas boleh saja. tapi idealnya digunakan  dalam kebaikan. Salah satunya seperti Maskatno Giri  yang mau berkreatif lewat tulisan. EH EH EH.


Refleksi Diri Menjadi Terhormat oleh Maskatno Giri

Pembaca yang terhormat, Anda adalah manusia luar biasa. Anda mau membaca blogku berarti Anda berniat positif untuk menjadi lebih baik. Niat yang positif sudah dinilai oleh Allah swt  sebagai kebaikan.

Anda layak menjadi manusia terhormat karena memiliki niat untuk menjadi terhormat. Namun, niat saja belum cukup. Banyak orang yang tidak terpuji, karena berbuat maksiat tapi kalau ditanya  mereka menjawab sebetulnya mereka berniat menjadi terhormat. Aneh kan?

 Saya pikir menjadi terhormat dihadapan Allah dan mansia sebenarnya mudah saja,  yang sulit itu melaksanakannya. Baik di sini kutulis  beberapa  refleksi, kenapa kita  belum menjadi manusia terhormat.

  1. Barangkali kita  perlu mencuci otak bahwa kita sering berpikir bahwa kehormatan ada  pada  kelimpahan harta benda. Akhirnya kita merasa bahwa kita miskin berarti tidak layak dihormati.
  2. Karena  kita merasa bahwa  HARTA dan  JABATAN  merupakan kunci kehormatan, kita tidak peduli arti sebuah kehalalan. Akhirnya yang penting karir bagus, harta melimpah walau dengan cara haram. Sebenarnya, orang semacam ini adalah dihormati hanya di depannya saja
  3. Barangkali kita mudah melakukan maksiat, padahal kita sebenarnya tahu  bahwa kemaksiatan  menuju kelaknatan
  4. Barangkali kita  pemalas dalam kebaikan, sehingga  usia kita semakin bertambah tapi kebaikan  dan kualitas hidup kita tidak bertambah. Padahal kita tahu kebaikan mengundang kemulian.
  5. Kita merasa bahwa sering menonjol-nonjlkan diri itu menuju kepada kemuliaan, tapi kadang ini bisa kelewat batas. Karena menonjolkan diri tanpa peduli  orang lain bisa  melukai orang lain  dan merendahkannya . Kita  tanpa senagaja  merasa paling dan sombong . Padahal sebenarnya kita juga tahu kesombongan menuju kehancuran.

Bulan bermaksud menggurui pembaca. Namun, kini waktunya aku refleksi diri bahwa tak ada manusia sempurna.