DAFTAR LABELKU (klik saja jangan ragu-ragu)

Jumat, 11 Maret 2016

Menyikapi Aib Diri

Kenapa banyak orang masih menghormati kita? Salah satu alasannya adalah orang lain tidak tahu aib-aib kita. Allah SWT maha kuasa untuk menutup aib kita. Pasti yang tahu persis aib kita kita sendiri dan Allah SWT.

Aib itu adalah sesuatu yang ketika kita dengar dari orang lain, menjadikan hati kita mereasa tidak enak. Aib bisa berupa peristiwa., keadaan, atau suatu deskripsi. Yang jelas setiap diri seseorang  pasti tak akan lepas dari aib. Termasuk aku. Namun,  kita dimotivasi oleh para ustadz kita bahwa kita tidak boleh putus asa dalam menjalani hidup. Kita juga dilarang membuka-buka aib orang lain. Maka cara ampuh untuk menutupi aib kita adalah TANPA MEMBUKA AIB ORANG.

Dalam hadis nabi SAW: Hai orang-orang yang beriman dengan lisannya namun imannya tidak sampai ke hatinya ! Janganlah kalian menggunjing kaum Muslimin ! Jangan pula kalian mencari-cari kesalahan mereka. Sesungguhnya, orang yang mencari-cari aib Muslimin, maka Allâh akan mencari kesalahannya. Barangsiapa yang Allâh cari kesalahannya, maka Allâh akan membuka keburukannya di dalam rumahnya.” [HR. Abu Dawud

Namun, ada beberapa cara lain untuk menutupi aib diri:

1. Menjalankan Sholat

Firman Allâh Azza wa Jalla :

Dan dirikanlah shalat pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat” [Hûd/11:114]

2. Tidak Membuka/ menceritakan aib kita kepada orang lain

Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata: Aku mendengar Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Setiap ummatku diampuni kecuali mujâhir (orang yang membuka aib sendri), dan termasuk perbuatan membuka aib, seperti seorang hamba yang melakukan sebuah perbuatan pada malam hari kemudian keesokan harinya ia berkata, ‘Wahai, fulan ! Tadi malam aku telah melakukan ini dan itu,’ padahal malam harinya Allâh menutupi perbuatannya, akan tetapi keesokan harinya ia membuka penutup yang Allâh telah berikan”. [HR. Muslim]

3. Mengiringi keburukan dengan kebaikan

Penting sekali  untuk disadari bahwa tak ada manusia yang sempurna. Terkadang kita juga tergelincir dalam keburukan ( baca; aib dengan melakukan kemaksiatan) dan akhrinya kita menyesal. Cara bijak dalam menutupi aib seperti ini kita harus secepatnya bertobat dan mengiringi perbuatan buruk dengan kebaikan. Insya Allah keburukan kita akan tertutupi.
"Bertakwalah di manapun engkau berada, dan ikutilah perbuatanburuk dengan perbuatan baik niscaya ia akan menghapusnya, danpergaulilah manusia dengan akhlak yang baik." [Hadits diriwayatkan olehAhmad dan Tirmizi dari Abi Dzar. Tirmizi berkata: hadits ini hasansahih.

Semoga   bermanfaat.