DAFTAR LABELKU (klik saja jangan ragu-ragu)

Senin, 22 Juli 2013

Beginilah Hidup oleh Maskatno Giri

Baru saja aku menyaksikan secara langsung salah satu anak dari sahabatku memiliki wajah ganteng tapi cacat pisik. Sahabatku memang seharusnya bersabar dalam menerima ketentuan Allah. Anak sahabatku tadi,  usia  SD yang sebentar lagi menginjak usia remaja atau SMP. Kuperhatikan sesekilas, biar dia tidak merasa tersinggung. Aku benar-benar meneteskan air mata. Sungguh Allah memberikan dan menunjukkan Kemahakuasaannya. Manusia  bisa berobsesi, manusia bisa berencana, manusia bisa membandingkan, manusia  bisa berpikir  dan manusia bisa kufur dalam menyikapi kecacatan seseorang atau bahkan kecacatan  diri sendiri.

Pandai mengambil pelajaran  di setiap pembelajaran hidup adalah sikap bijak untuk menjadi lebih baik. Pertama,   aku bisa menasihati pada diriku sendiri, bahwa aku mesti harus selalu bersyukur walau aku diciptakan dengan berbagai kelemahan. Orang lain pun juga demikian, mereka memiliki kelebihan dan kelemahan atau kekurangan. Semuanya bisa dijadikan media pembelajaran hidup.

Kedua, aku juga seharusnya mampu memotivasi orang lain  terutama dari keluarga sendiri, lalu megajak untuk bersyukur bahwa di balik kelemahan, kecacatan dan ketidaksempurnaan atas makhluk Allah akan ada hikmah luar biasa bagi orang yang mau berpikir. 

Ketiga, tak ada manusia yang sempurna, itu sudah jelas. Kesempurnaan hanya milik Allah swt. Kita dituntunkan untuk memerima ketentuan Allah dengan tulus ikhlas.

Keempat,  aku harus mampu lebih berprestasi lagi. Orang cacat pun pasti  diberi keluarbiasaan, orang normal pun juga bisa luar biasa.

Kelima, aku harus sadar bahwa hidup ini memang misteri. Apapun yang terjadi rezeki dari Ilahi robi. Kita harus siap menerima apa adanya.  Supaya kita  menjadi hebat, pasti harus diberi permasalahan/ cobaan  dan rintangan Itu semua sebagai bukti bahwa Allah  Maha Kuasa atas  segala  masalah. Maksud Allah  berhak mendidik manusia bisa menjadi lebih kuat dan cerdas dalam menghadapi kehidupan. Kita harus menyikapi hidup ini dengan semangat, bijak, dan cerdas. Hidup ini memang beginilah adanya. Maksudnya, apakah kita mau beriman kepada Allah atau tidak, semuaanya  resiko hidup akan kita rasakan sendiri-sendiri. Allahu a'lamu bishawab.