Hari ini aku dibukakan mataku dan dipaksa harus banyak belajar lewat tetesan air mata. Aku mendengar berbagi cerita musibah yang tragis.: "betapa mahalnya sehat!".
Wanita itu bercerita bahwa suaminya mendapat kecelakan: kaki suaminya patah terkena gerenda listrik -gergaji listrik. Aduuuuh! Aku benar-benar ngeri dan meneteskan air mata saat-saat mendengar si ibu bercerita panjang lebar tentang musibah yang diderita suaminya.
Berikutnya, aku antri lagi untuk mendapat pengobatan, kini aku juga mendapat cerita dari ibu Mardiyah pegawai pemda Sukoharjo. Dia terjatuh dan patah tulang pergelangan kaki saat naik sepeda motor dan akan menghindari sepeda motor depannya yang berbelok tanpa sinyal. Bu Mardiyah akan menjalani operasi patah kaki siang ini.
Lalu aku antri lagi untuk mendapat resep obat. Lagi-lagi aku mendapat cerita dari wanita dekat tempat dudukku. Si wanita ini mengantarkan buliknya yang mengalami penderitaan bertumpuk-tumpuk. Buliknya memiliki anak perempuan satu yang durhaka. Saat ibunya sakit tak mau menjenguknaya. Saat antri, operasi, dan chek up ulang, semuanya ditunggui keponakannya bukan anak kandungnya. Kini wanita tua itu sakit lumayan parah. Dia kurban tabrak lari dan sudah menghabiskan 42 juta lebih, kini dia juga belum sembuh. Peneyembuhannya agak lumayan sulit, karena dia sudah tua dan kakinya patah menjadi empat bagian. Ya Allah berilah hambamu ketabahan.
Sebetulnya banyak cerita yang tak habis untuk diceritakan. Berhubung keadaan yang tak memungkinkan. Lain kali aku mau bercerita banyak lagi. Kini aku cuma mau mengajak diriku dan pembaca blogku untuk semakin bersyukur.