DAFTAR LABELKU (klik saja jangan ragu-ragu)

Rabu, 30 April 2014

Sayang Kalau Tidak Dikenang (Kisah si Gizi Buruk)

Dulu memang terasa pahit, sekarang indah untuk dikenang. Aku juga harus memaafkan diri sendiri: wajar aku kurang cerdas karena sudah terbiasa mengalami gizi buruk. Kondisi gizi buruk sudah terbiasa kualami sejak di alam kandungan sampai alam perkuliahan.

 Belasan tahun berlalu, menjadi mahasiswa S1 UNS yang kurang gizi. Itulah aku: nilai pas-pasan,si tubuh kurus, ngantukkan bukan karena saking rajinnya belajar. Salah satu kekuranganku MAL NUTRITION atau gizi buruk. Sudah kurang gizi  ditambah lagi energi terkuras karena kerja keras. Wajar saja, menjadi anak kos dan harus cari biaya hidup sendiri. 

Aku memang sudah punya penghasilan sendiri sebenarnya, tapi  dana digunakan untuk  bayaran SPP dan buku. Makan bergizi? Wah paling paling pas ada seminar, buka bersama, hari raya kurban dan idul fitri.

"Yo hunting gizi !" Itulah kata "tanda-tanda kehidupan" dari sobatku yang sering nekat nylonong di berbagi seminar untuk cari gizi. Dan aku sering diajaknya.  Temanku X sudah terkenal paling nekat kalau soal jaburan dan gizi. Dia sudah sering mengantongi daftar seminar, dan buka bersama di berbagai kegiatan Masjid dan  kegiatan pejabat Pemda Solo saat TARLING.

Di suatu kesempatan ada seminar di salah satu hotel  di Solo, aku juga diajak oleh sobatku Mr X. Mr X bertubuh bongsor, makannya banyak dan cepat sekali dalam mengunyah.   Di saat jam 12 siang kita makan bersama. Prasmanan tentu. Di tengah-tengah kerumunan, sobatku "gembrobyos" kehausan. Tanpa pikir panjang dia meninggalkan kerumunan, dan mendahului minum. 

Kebanyakan orang memang tidak  begitu memperhatikan Mr. X. Termasuk aku. Namun, setelah makan aku baru tertawa ngakak,  mendapat cerita dari Mr. X. Karena dia baru saja minum air kobokan (air untuk cuci tangan). Dia bilang terasa agak asin.

" Rasain Mr X. makanya jangan terburu-buru!".