DAFTAR LABELKU (klik saja jangan ragu-ragu)

Sabtu, 28 Februari 2015

Rumahku Syurgaku (Refleksi Kehidupan Suami-istri)

Hari ke-7, aku menderita  sakit -tulang retak. Aku tidak mampu berjalan normal juga tidak mampu mandi sendiri. Ujung-ujungnya aku  bisa merasakan betapa penting, mulia, dan indahnya memiliki istri  yang setia, baik (baca: shalihah).

Puji syukur  alhamdulllah. Aku bukan tipe suami yang buruk, Insya Allah. Kalau aku tipe suami yang buruk, aku akan merasakan betapa malunya aku. Karena saat ini aku sangat membutuhkan kehadiran istri yang baik dan setia.

Dalam minggu  ini jasa istri kepadaku sungguh luar biasa dari mengantarkan ke dokter mencari rujukan, antri berjam-jam untuk   foto rongten, balik lagi antri operasi, menunggui operasi sampai ke bangsal, memandikanku, menggantikan pakaian dll. Pokoknya jelas aku tidak mampu sendiri.

Sekali lagi, aku sungguh bersyukur kehadiratMu Ya Allah. Engkau telah menghadirkanku istri yang sabar. Dan aku juga  diberi hidayah keimanan,  dalam kesabaran  dalam mengarungi bahtera rumah tangga.

Aku telah menikah sekitar 15 tahunan. Alhamdulillah selama ini hampir mendekati 100 persen aku  tidak pernah menyakiiti,  dan memarah-marahi  istri dll.  Insya Allah aku  mampu  membahagiakan lahir dan bathin. Seandainya aku terbiasa menyakiti hati istri, hukum karmapun bisa kupetik saat ini juga.

Akhirnya,  dalam rumah tangga akan ada suatu kesimpulan: betapa penting niat kebaikan untuk membina keluarga sakinah, mawadah dan warrahmah, betapa indah rumah tangga di hiasi istri shalihah dan anak-anak shalih dan shalihah, betapa  penting nilai kesyukuran hadir dalam kehidupan rumah tangga, betapa penting nilai kesetiaan bagi  pasangan hidup.

Menurutku, kalau rumah tangga  dihiasi kekufuran, ketidaksetiaan (baca: perselingkuhan), dan keburukan yang lain, kita tinggal menunggu kehadiran "neraka dunia" bukan home sweet home  (rumahku syurgaku).

Tulisan ini  sarana untuk merefleksi diri  bahwa sebagai seorang suami tidak sepantasnya merendahkan, menyepelekan ,  dan atau menyakiti hati istri.  Salam sukses sejati.


Semuanya Berhikmah Atas Musibah (2)


Malam tadi, aku mendapat motivasi dan hiburan dari sobat lama (teman SMA)-Ahmad Fikri Alghazali. Namanya keren sekeren orangnya.

Ahmad mengingatkanku, dan menghiburku bahwa sakitku belum seberapa dibanding sakit yang pernah dia rasakan. Karena pada tahun 1996 Ahmad mengalami kecelakaan: dia naik motor bersama temannya menabrak mobil dengan kecepatan tinggi. Dia menghabiskan waktunya di RS lebih dari 3 bulan. Kakinya patah sampai menembus tubuhnya, saking  keras tabrakannya. Sampai kini pun,  kaki mas Ahmad   sedikit  bermasalah.

Seperti yang kutulis sebelumnya: betapa banyak hikmah yang kita bisa petik dari suatu musibah. Dan salah satunya betapa pentingnya arti persahabatan, silaturahmi dan doa yang akan memberikan kekuatan.

Sebelum kedatangan mas Ahmad, ada  ratusan orang mendokan dan menengokku. Antara lain rombongan warga RT  bersama para istrinya, rombongan jama'ah Masjid At Taqwa, Kelompok kajian pengurus ta'mir Masjid, ibu-ibu pengurus dan peserta pengajian dan teman istriku, para saudara dari keluargaku dan para saudara dari keluarga istri, oh ya juga perwakilan teman2satu kantor dll.

Akhirnya, aku merenung: kebaikanku belum seberapa dan masih jauh dari kata maksimal. Namun aku telah dibukakan mataku untuk melihat betapa orang-orang yang lugu, orang-orang pinggiran, para ekonomi lemah telah menunjukkan ketulusan untuk  berbuat kebaikan. Banyak di antanya memberi uang santunan lewat istriku. Padahal mereka sudah kuberitahu kalau biaya operasi total gratis (ASKES_BPJS). Kami sudah berusaha mengembalikan amplop dan isinya, namun ada yang nekat dipaksa-paksakan dan ditaruh di  bawah karpet.   Insya Allah kami akan  menyedekahkan kembali bagi yang lebih membutuhkan. Ini juga memotivasi keluarga kami untuk rajin bersedekah.  Para orang lemah saja memberi contoh dalam  bersilaturahmi, bersedekah dan mendoakan orang sakit. Aku jadi malu sendiri, bahwa aku seharusnya  lebih maksimal dalam kebaikan dan lebih mampu menjadi penghibur dan motivator untuk mereka.