DAFTAR LABELKU (klik saja jangan ragu-ragu)

Tampilkan postingan dengan label KISAH. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label KISAH. Tampilkan semua postingan

Jumat, 01 April 2016

Aku Sering Lupa (seri 2)

Aku sering lupa untuk bersyukur. Aku terkadang bagaikan orang kehausan atas limpahan rahmat dari Allah Yang Maha Kuasa. Hampir-hampir, aku tidak merasa  legowo/ ikhlas atas pemberian berbagai nikmat dari Nya yang tak ternilai harganya. Aku sering menuntut  yang lebih dan lebih.

Dalam upaya kesyukuran/ Aku berusaha mengingat masa laluku. Tentu masa lalu yang mampu membangkitkan energiku  kembali. .........................Aku  terlahir dari  pasangan  Buruh-Petani; bp Alm Karso Widjoyo dan Ibu Kainah. Aku anak terakhir dari tujuh bersaudara. Dan aku  satu-satunya anak yang diberi kesempatan oleh Allah SWT mampu  bersekolah sampai S2 (S1-S2 di UNS Solo). Ini kujalani dengan nekat sambil  merangkak-rangkak. Aku kuliah total dengan biaya sendiri. Bahkan dari SMA aku sudah sambil kerja. Subhanallah ini semata-mata keajaiban dari Allah SWT. Bagaimana ini tidak ajaib?

Aku berpisik lemah dan kecil. Bahkan saat di SD sampai di SMP aku yang paling kecil. Salah satu sebabnya, aku kurban gizi buruk. Maklum ibuku melahirkanku saat-saat  beliau mendekati menopuase (sekitar 45 tahun). Wajar saja kalau  aku tidak mampu berpikir cerdas -cerdas amat (baca= biasa-biasa saja). Ya, karena kesadaran mau berdoa dan  belajar saja aku sanggup  bersaing dengan para siswa normal.

Sudah gizi buruk, juga miskin. Itulah kenyataan yang harus kuterima dengan sabar. Allah SWT bersama dengan orang-orang sabar. Itu pasti benar. Aku telah menjadi bukti. Aku telah ditolong oleh Allah.  Sekolah sambil bekerja dibutuhkan stamina prima, Allah telah memabantuku, saat-saat aku bersekolah di Solo  ortu tinggal di desa Wonogiri (SMA sampai kuliah ) aku hampir tidak pernah diganjar sakit. Setelah SMA  aku lolos tes ke PTN. Dan  aku mampu menyelesaikan kuliah lebih cepat dari rata-rata, walau nilai pas-pasan. Alhasil  aku lebih cepat mendapat pekerjaan dari rata-rata temanku.

Tidak percaya diri dengan hidup pas-pasan: nilai pas-pasan,  pisik pas-pasan, ekonomi pas-pasan. dll. Aku terbentuk menjadi pribadi kurang percaya diri. Bahkan  untuk mencintai lawan jenis saja aku tidak berani. Tapi akhirnya, setelah lukus aku dijodohkan dengan tetangga baruku.  Aku menikah dengan seseorang yang belum pernah kukenal sama sekali.

Pacaran setelah menikah ternyata membawa keberkahan dan kebahagiaan. Aku harus bersyukur dengan modal lemah dan nekat aku  telah  diberi kekuatan menikmati hidup bahagia di akhir-akhir usiaku saat ini. Benar juga kata ustadzku : MENUNDA KESENANGAN SAAT MUDA, BAHAGIA DI MASA TUA. Allahu a'lamu bisahwab.  TULISAN ......MASIH BERLANJUT




Selasa, 09 Februari 2016

Berburu Hikmah Kehidupan: Belajar bersyukur dari penderita kanker getah bening

Hunting  hikmah kehidupan. Pagi tadi, aku bersama anak dan istriku mengunjungi  saudara yang sakit kangker getah bening. Dia adalah mbak Tini; kakak kelasku  saat di SD. 

Mari kita baca Alfatihah demi kesembuhan dia, dan mari kita bersyukur melalui doa supaya kita tetap sehat  ruhani dan jasmani. Bila kita menderita sakit seperti mbak Tini belum tentu kita bisa tabah seperti dia. Tidak hanya penderitaan fisik yang menimpa dia. Cobaan dua kali ditinggalkan suami, menurutku sudah berat luar biasa.

Tahukah kawan,  bila kita mampu mengambil hikmah dari kehidupan mbak Tini, kita akan semakin bersyukur.  Cobaan yang menimpa mbak Tini terasa tidak putus-putus.

Usia mbak Tini lebih dari  empat puluhan tahun,  dari pernikahan pertama, belum dikaruniai anak. Lalu dia bercerai. Dia hidup sendiri, tinggal di rumah kontrakan. Dia sebagai pekerja di pabrik tekstil. 

Sekitar sepuluh tahun menjanda, akhirnya mbak Tini menikah lagi. Dia menikah dengan anaknya orang kaya. Namun sayangnya, anak orang kaya ini  sudah tua tapi kelakuannya masih seperti remaja. Dia manja, tidak bertanggung jawab,  dan hobinya mancing melulu. Suami kedua mbak  Tini tidak mau dan tidak suka bekerja keras. Sekitar lima tahun kemudian, mbak Tini bercerai lagi. Ya Allah berilah kesabaran kepada mbak Tini.

Allah belum berhenti memberi cobaan kepada mbak Tini. Sekitar dua bulan yang lalu, mbak Tini dinyatakan dokter menderita  penyakit kanker getah bening. Sekali lagi mari kita baca Alfatihah.

Mbak Tini harus tinggal di RS dan harus menjalani kemo terapi lebih dari lima kali.  Efek dari dikemo kepala mbak Tini menjadi plontos dan dia semakin kurus. Kini  dia pasti semakin kesulitan biaya pengobatan. Karena dia  sudah tidak   aktif bekerja.

Bagi pembaca yang mulia, kami sekedar mengajak untuk berlomba dalam kebaikan: BERSYKUR KEPADA ALLAH SWT.  Mari  kita menjalani hidup dengan penuh kesyukuran. Semoga hidup kita semakinbarokah. Amiin.

Rabu, 28 Oktober 2015

Belajar Dari "A Powerful Woman" (Wisudawati Terbaik)

Namanya  Dian Hestiningsih. Fisiknya sih biasa saja, bahkan tergolong kurus. Namun kekuatannya luar biasa.   Di balik segala kelemahanya  dia wanita luar biasa
Pembaca ingin tahu keluarbiasaanya apa? 

Tahukah  sobat bahwa mbak Dian ini adalah anak yatim, sejak di masa SMA.  Dia anak dari almarhum bapak Hariyo. Pak Hariyo adalah  rekan kerja Maskatno Giri: tenaga honorer cleaning service di SMAN 1 Girimarto.

Bp Hariyo meninggal dunia karena kecelakaan dengan meninggalkan tiga putra. Mbak Dian adalah  putri pertama  dari bapak Hariyo.

Sebelum  bapak Hariyo meninggal dunia, mbak Dian dititipkan di rumah ibu Kepala   sekolah SMA Girimarto, dan  mbak Dian bersekolah di  SMA paket C. Alasanya, bersekolah di SMA paket bisa dijalankan setelah  selesai bekerja. Memang keluarga  mbak Dian  hanya mampu mnyekolahkannya sampai SMP karena faktor biaya.

Sebenarnya  mbak Dian termasuk siswi berprestasi  sering juara di SD. Namun apa daya karena  faktor ekonomi, ternyat menjadi hambatan untuk meraih cita-cita. Pantang menyerah, itu salah satu motto hidup mbak Dian.  Dia terpaksa   bekerja  untuk membantu ortu.
Sambil bekerja menjadi pembantu rumah tangga,  mbak Dian tetap bersekolah di SMA program paket C. Dasarnya memang anak rajin, maka dia termasuk siswa berprestasi dengan nilai terbaik.

Cita-cita mbak Dian adalah menjadi guru. Pokoknya dia ingin  kuliah sambil bekerja. Walau di suasta tidak masalah. Mbak Dian tidak berniat ikt seleksi di PTN, alasannya peraturan di PTN  lebih ketat. 

Akhirnya mbak Dian kuliah di UNIVET Sukoharjo  jurusan Bimbimgan dan Konseling. Di luar kegiatan kuliah, mbak Dian membanting tulang, melakoni berbagai jenis pekerjaan: pramu wisma, jualan es dll. Pokoknya asal halal. 

Dasar anak luar biasa, walau sibuk sebagi mahasiswa dan  sebagai  pekerja, mbak Dian mampu meraih nilai tertinggi (hampir sempurna). Mbak Dian sering  mendapat nilai 4.0. 

Empat tahun berlalu, akhirnya mbak Dian bisa lulus dengan IPK sangat memuaskan dengan IPK komulatif 3.8 dan termasuk lulusan terbaik di UNIVET. Mbak Dian diwisuda pada hari Sabtu, tanggal 24 Oktober 2015. Namanya muncul di berbagai media massa. Selamat dan Sukses untuk mbak Dian 

Kini mbak Dian menjadi mitra kerjanya Maskatno Giri. Mbak Dian sebelum diwisuda sudah diterima bekerja di SMAN 1 Girimarto. Mbak Dian sudah menjadi karyawan di SMA1 Girimarto, namun semangat nya untuk membantu ortu luar biasa. Di sela-sela kesibukannya, mbak Dian sering membantu memasak di kantin sekolah milik ibuknya.

Semoga Mbak Dian mampu menginspirasi para remaja putra maupun putri. Banyak di antaara remaja banyak menuntut tapi miskin prestasi, banyak hura-hura, manja dan miskin karya. SALAM SUKSES SEJATI!


Kamis, 03 September 2015

Kawan Sejati

Copas dari  tulisaan Mas Jamil Azzaini

Sebatang pohon berbuah sangat lebat, buahnya terlihat kuning keemasan. Seekor burung jalak hinggap di pohon tersebut dan dengan lantang memuji pohon itu.

“Pohon yang amat subur & terlihat indah sekali dengan buah yang cantik”

Setelah mendengar pujian burung jalak, lalu si pohon menjawab,”Kawan, tinggallah ditempatku ini !”
Lalu, seekor burung Kenari terbang ke pohon tersebut, menghadap ke arah pohon ini, sambil bernyanyi, 

“Pohon ini sangat hijau, buahnya sangat wangi, sangat bagus bak bidadari.
Pohon pun menjawab nyanyian si kenari, “jika dikau ingin memakan buahku, ambil saja kawan!”
Seekor burung pelatuk hinggap juga ke pohon yang subur ini. Ia mematuk-matuk di sana-sini, di seluruh badan pohon, membuat pohon amat kesakitan.

Kemudian burung pelatuk berkata, “aku melihat di dàlam tubuhmu ada seekor ulat yang menjijikkan, aku ingin mematuknya keluar. Jika tidak, maka kau akan kesakitan dimakan oleh ulat.”
Si pohon marah lalu berkata,”omong kosong, kamu mematukku, sengaja ingin membunuhku kan? cepat pergi dari sini !”

Burung Pelatuk pun akhirnya pergi.
Tak berapa lama, si pohon menderita sakit, daunnya berubah kuning berguguran. Sembari itu, dahannya juga layu, tidak bisa berbuah lagi. burung Jalak pergi meninggalkan nya.

Burung Kenari juga tidak datang bernyanyi lagi.
Suatu hari, burung pelatuk menghampirinya lagi, walaupun pohon menjerit kesakitan, ia tidak peduli, mematuk terus sampai seluruh ulat di tubuh pohon termakan habis.

Dua minggu kemudian, daun pohon ini tumbuh kembali, hijaunya mulai terlihat, lebat lalu berbuah lagi seperti semula.

Dengan perasaan terharu sang pohon berkata, “Ternyata yang selalu memuji dan menyenangkan hati kita belum tentu kawan yang baik, tetapi yang memikirkan dan bersedia menunjukkan kekurangan walaupun menyakitkan & membantu kita, itulah kawan sejati !”

Selasa, 25 Agustus 2015

Pembelajaran Hidup Mengingat Kembali Kawan Lama SMA

Tak akan pernah terlupakan kawan-kawanku semasa SMA . Mereka orang-orang baik dan luar biasa. Kebaikannya terkenang  sangat manis :  tidak neko-neko, pekerja keras, gemar belajar, menjaga pergaulan dan  taat beragama.

Kenangan manis  sekitar 20 tahun yang lalu bersama  sebagian kawanku terdokumentasi di foto berikut ini:

Dari arah kiri, Dr. Ali Maksum  kini beliau telah menjadi  dokter. Alumnus F Kedokteran UNS.  Beliau berasal dari Boyolali, bukan dari keluarga kaya raya. Namun perjuangannya luar biasa.

Dr.  Muh. Syamsul Mu'in  juga Alumnus F Kedokteran UNS  kini juga telah menjadi dokter.  Beliau berasal dari Pati,  anak yatim. Beliau ditinggal meninggal ayahnya ketika masih kecil. Beliau pejuang yang luar biasa pula.  Muh. Ridlo. S.Pd alumnus FKIP ekonomi UNS. Beliau wirausahwan, berasal dari Weru, juga   anak yatim. Beliau ditinggal meninggal ayahnya ketika masih kecil. Beliau pejuang yang luar biasa pula.

Berikutnya aku sendiri, Maskatno Giri. Aku alumni FKIP B Inggris UNS. Pejuang nekat asal Baturetno Wonogiri. Anak terakhir dari 7 bersaudara. Sudah terbiasa "rekoso" n  miskin sejak kecil. Bahkan bersekolah ke Solo dengan biaya sendiri sampai S2.

Yang terakhir, Gunawan Sarjana Scince alumnus F. MIPA UNS. Juga pejuang luar biasa. Sejak SMA  seperjuangan sepertiku menjadi tukang koran.

Sayangnya, kini sudah puluhan tahun  kami tidak bertemu. Ihik...ihik. I miss You All. Dimana kamu  berada? Dimana  kamu bertugas?  Pembaca mungkin tahu di antara mereka.

Eeeeh kini kutemukan lagi foto berusia puluhan tahun yang lalu saat reuni pertama kali. Foto ini dijamin asli yang punya cuma aku sendiri; 

Mereka adalah sbgian teman sekelasku Semasa SMA. Mengenang kembali agar tetap syukur. Mereka adalah para pejuang tangguh juga. Yang cewek Insya Allah tidak hanya shalihah tapi cantik-cantik. Tapi kini mereka sudah di atas 40 tahun.  FOTO atas para alumnus Fak. Kedokteran UNS. Dr Yuni Ratna Dewi (owner RS Ja'far Medika Sragen, Dr . Eni Kustanti. FOTO Bawah (orang-orangnya sdh tak aktif di FB. Kabar terakhir. Mas Arifin. (Ahli kesehatan alumnus Ak. Kes Semarang, katanya kini tinggal di Kalimantan). mas Wiyoto (ahli Komputer Solo) Alumnus MIPA UNS, Mas Prapto Alumnus F Farmasi UGM (dosen UMS di Solo skrg tinggal di mana ya?). Mas Waluyo (alumnus STPDN Bandung-pernah jadi camat-skrg di mana juga ya?) Zaini Hasan (alumnus FKIP PGSD UNS. skrg di mana Ya?) Mas Anang Wuryanto (alumni UGM . skrg di mana?Mas Tarmin (sekarg di mana juga) yg berjaket n kurus aku sendiri Maskatno Giri. Tolong kabar-kabar dong? Atau bagi yg mbaca. Tlg kami di link kan!

Selasa, 28 Juli 2015

Belajar Dari Ketidakkuatiran Orang Tua

Aku dan istriku sebenarnya harus belajar banyak kepada ortu  dan mertuaku. Ortuku  tidak lulus SD. Sedangkan mertuaku cuma sekolah sampai SLTP. 

Ortuku memiliki delapan anak, sedangkan mertuaku memiliki lima anak. Sejauh aku tahu, mereka tidak merasa terbebani untuk memiliki banyak anak. Dalam mendidiknya pun cukup sederhana. "Intinya kita  harus menjadi orang baik, jangan sampai jadi orang neko-neko yang merugikan  orang lain, apalagi mencuri". Untuk urusan keagamaan kita sudah terbiasa dididik di masjid. Jadi saudara kandungku dan saudara iparku  semuanya Insya  Allah  menjalankan sholat dan bisa membaca Al qur'an.

Yang menjadi pelajaran berharga  dari pembelajarn hidup ortu dan mertuaku adalah kita diberi kebebasan dalam menentukan masa depan. Intinya mau berekolah ke mana saja terserah, jurusannya juga terserah,  tapi kalau mau sampai ke perguruan tinggi silahkan mencari biaya sendiri.

Yang menjadi keunggulan kedua dari ortu dan mertuaku adalah mereka tidak begitu kuatir (ora nggagas)  tentang nasib anak di masa depan. Mungkin keyakinanya: kalau kami menjadi manusia baik, pasti rezekinya juga baik. Terbukti  mereka tidak pernah menunjukkan kekuatiran dengan bertanya  kepada kami nilai rapornya   baik apa tidak, IPK nya baik apa tidak dsb.

Puluhan tahun berlalu. Kini usia ortuku sudah sekitar 90 tahunan. Sedangkan mertuaku sudah  sekitar tujuh puluh tahun.  Para putera dari ortuku dan mertuaku sudah semuanya menikah. Alhamdulillah kami semua mampu mandiri.  Bahkan    diantaranya sudah ke tanah suci. Yang  menggembirakan lagi banyak di antaranya mampu berbagi, karena tingkat ekonominya tergolong lumayan baik.

Akhirnya, kami bisa belajar: pentingnya kepasrahan kepada Allah SWT.  Tidak perlunya kita merasa kuatir akan masa depan dari anak-anak kita. Karena orang  yang baik dan pasrah kepada Allah SWT akan dituntun ke jalan kebaikan dan akan diberi rezeki yang baik pula. Salam sukses sejati.




Jumat, 24 Juli 2015

Tidak Responsive Terkadang Perlu

Tidak cepat-cepat merespon terkadang memang perlu. Ini juga bisa  bermakna kita tidak terlalu cepat  dalam memberi kesimpulan  atas sesuatu kejadian

Berikut ini ada kisah berhikmah yang bersumber dari sharing blog anonim: 
Alkisah ada seorang petani miskin memiliki seekor kuda putih yang sangat cantik dan gagah. Suatu hari, seorang saudagar kaya ingin membeli kuda itu dan menawarkan harga yang sangat tinggi. Sayang si petani miskin itu tidak menjualnya.

Teman-temannya menyayangkan dan mengejek dia karena tidak menjual kudanya itu. Keesokan hari nya, kuda itu hilang dari kandangnya, maka teman-temannya berkata: “Sungguh jelek nasibmu, padahal kalau kemarin dijual kamu kaya, sekarang kudamu sudah hilang”.

Si petani miskin tidak meresponya.
Beberapa hari kemudian, kuda si petani kembali bersama 5 ekor kuda lainnya. Lalu teman-temannya berkata : “Wah beruntung sekali nasibmu, ternyata kudamu membawa keberuntungan”. Si petani hanya diam saja ….

Beberapa hari kemudian, anak si petani yang sedang melatih kuda-kuda baru mereka, terjatuh dan kakinya patah!!

Teman-temannya berkata: “Rupanya kuda-kuda itu membawa sial, lihat sekarang anakmu kakinya patah”. Si petani tetap  tidak meresponya..

Seminggu kemudian terjadi peperangan di wilayah itu. Semua anak muda di desa dipaksa untuk berperang, kecuali si anak petani karena tidak bisa berjalan. Teman-temannya mendatangi si petani sambil menangis: “Beruntung sekali nasibmu karena anakmu tidak ikut berperang, kami harus kehilangan anak-anak kami!!”

Si petani kemudian berkomentar: “Janganlah terlalu cepat membuat kesimpulan dengan mengatakan nasib baik atau jelek, semuanya adalah suatu rangkaian proses. Syukuri dan terimalah keadaan yang terjadi saat ini.”

Apa yang kelihatan baik hari ini belum tentu baik untuk hari esok. Apa yang buruk hari ini belum tentu buruk untuk hari esok. Yang pasti, ALLAH SWT Maha Mengetahui.  Dia paling tahu yang terbaik buat hambaNYa. Selamat berdekat-dekat dengan Dzat Yang Maha Mengetahui. Dan Salam Sukses  Sejati!

Sabtu, 18 Juli 2015

Kilas Balik - Niat Menjadi Wirausahawan

Sebetulnya sudah  sejak  remaja aku ingin menjadi wirausahawan. Bahkan, saat aku masih umur belasan tahun aku sudah memiliki berbagai usaha dan memiliki karyawan: jualan koran  dan buka warung susu segar roti bakar di depan Mangkunegaran Solo.

Menurutku, kalau hanya sekedar menjadi wirausahawan  itu mudah. Yang sulit menjadi wirausahawan sukses. Teringat puluhan tahun yang lalu. Aku memutuskan berhenti sekolah dan menjadi PKL, aku putus sekolah karena faktor biaya. Kesanku, betapa  beratnya menjadi wirausahan pemula di saat remaja. Tak ada modal dari  ortu atau bantuan modal orang lain. Semua kutanggung sendiri dari utang-utangan. Saking beratnya baik pisik mauapun mental sampai saat-saat usiaku sudah empat puluhan masih terbawa mimpi. Aku sering bermimpi jualan dan mengantar koran. Di tengah-tengan mimpi  terbangun badanku kelelahan dan sakit semua.

Menjadi pengusaha warung susu segar  selama setahun, lalu kujual, karena hanya sekedar cukup untuk makan.  Hasil dari jualan warung  untuk modal sekolah. Akhirnya aku menjadi pelajar  lagi dan berlanjut menjadi mahasiswa di kampus UNS. Namun, usaha  koran kujalani sampai aku lulus S1 FKIP bahasa Inggris UNS.

Alhamdulillah setelah lulus aku dengan mudah diterima sbagai PNS di SMAN 1 Girimarto tanpa WB. Karena aku  terpilih sebagai mahasiswa penerima beasiswa ikatan dinas karena  belas kasih Allah SWT lantaran dosenku tercinta Dra, Dewi R. M.Pd Ph d. Barangkali aku menjadi mahasiswa dan makhluq favorit karena pantas dikasihani. Aku bisa lulus lancar, alau IPK pas-pasan Heh...heh.hheeh. Mohon ampun dan Puji syukur Ya Allah, engkau telah memberikan berbagai keajaiban dan rezeki yang luar biasa. Alhamdulllah, aku bisa cepat lulus, bisa kerja dan bisa mendapat istri yang shalihah

Walau kini aku PNS, aku masih penasaran ingin menjadi  wirausahawan  sukses. Dan aku sering mencari info melalui membaca buku dan cari motivasi untuk menjadi pengusaha. Dan ini kutulis ulang  untuk motivasi diri dan orang lain yang bersumber dari berbagi media.

Tips yang diharapkan bisa membantu mewujudkan niat wirausaha Anda:
Pertama, cari teman-teman baru. Salah satu cara terbaik untuk mempelajari wirausaha adalah dengan berteman dengan sejumlah pengusaha. Tidak musti berteman dengan pengusaha yang kaya, tetapi bertemanlah dengan pelaku usaha yang biasa di mana dia bekerja untuk dirinya sendiri.
Bertemulah dengan pelaku usaha dari berbagai industri. Semakin beragam gaya kewirausahaan yang ditemui, maka semakin kaya pengalaman kita.
Lantas bagaimana jika kita tidak kenal satu orang pun pengusaha? Mulailah bertanya dengan orang-orang untuk mengenalkan Anda ke sejumlah pengusaha. Bisa juga dengan mengikuti sebuah kelompok lewat LinkedIn atau Facebook. Cari teman pelaku usaha dari sana. Siapa tahu Anda bisa banyak bertemu pengusaha lewat jejaring sosial tersebut.
Kedua, pilih sejumlah pelaku usaha sebagai panutan. Pelaku usaha yang dijadikan contoh kiranya yang sudah terbukti kesuksesannya di dunia usaha. Mungkin kita tidak bisa berbincang dengan mereka secara dekat, tapi kita bisa melakukan analisa kesuksesannya. Kita bisa memilih sejumlah merek ataupun perusahaan yang kita sukai.
Lalu, coba telaah pemilik usahanya melalui banyak hal seperti situs perusahaannya dan profil pengusahanya di media atau artikel lainnya. Bahkan mungkin ada buku mengenai otobiografi pengusaha tersebut yang bisa kita baca. Pelajari kepribadiannya dan gaya kepemimpinannya yang telah sedemikian rupa membentuk mereka atau perusahaan yang dijalankannya.
Ketiga, coba senangi bisnis kecil sebagai seorang pelanggan. Selain berteman dengan pengusaha, penting juga untuk berhubungan dengan bisnisnya. Tidak perlu langsung berpikir sebuah bisnis besar. Coba lirik sebuah bisnis kecil atau bisnis yang baru saja dimulai yang Anda sukai.
Cari tahu pengalaman atau cerita pemilik usahanya. Apa yang mereka lakukan untuk menjadi berbeda. Lantas berpikirlah sebagai seorang konsumen karena dengan cara itu Anda bisa tahu apa yang menarik yang kiranya bisa diambil sebagai masukan untuk usaha Anda.
Keempat, melawan mitos berbicara bisnis. Maksudnya, sering kali calon pelaku usaha berpikir bahwa dibutuhkan pengetahuan dan keahlian yang mumpuni untuk memulai usaha. Padahal tidak perlu menjadi lulusan MBA untuk berwirausaha. SALAM SUKSES SEJATI.



Senin, 29 Juni 2015

Bagiku Ini Pembelajaran Hidup Yang Bermakna

Kalau kita menuruti hawa nafsu untuk tidak bersyukur, pasti banyak alasan. Mungkin kita merasa belum kaya, banyak cita-cita tetapi baru sedikit yang tercapai, belum ini dan belum itu. Pokoknya kalau nuruti nafsu, tentu banyak alasan kita semakin tidak bersyukur. 

Nikmat Allah SWT   yang dilimpahkan kepada kita sangat luar biasa jumlahnya. Dan saat ini kita mendapat kenikmatan kesempatan untuk hidup. Kini aku ingin berkisah, dalam  seminggu  di awal bulan puasa ini, banyak saudara  dan para tetanggaku   sudah menghadap ke sang pencipta.

Kisah pertama, tetanggaku, suami istri, keduanya kepala sekolah SD. Mereka adalah Mas Joko dan mbak Yayuk harus tinggal di  RS dr Oen Solo Baru beberapa hari. Mbak Yayuk menderita sakit tekanan darah tinggi. Sedangkan suaminya sakit maag dan paru-paru. Rabu  24/06/2015 mbak Yayuk telah dipanngil oleh Allah S WT.

Kisah kedua tetanggku yang lain, pak Rohman   sebelum bulan puasa sudah beberapa hari tinggal di ICU dr Oen Solo Baru ginjalnya sakit. Saat di ICU setengah sadar dia merasa banyak hal buruk telah dilakukan sebelum sakit. Dia berdoa dan mau bertobat. Akhirnya pak Rohman  bisa sembuh dan deperbolehkan pulang.

Setelah pak Rohman pulang,  dia mau pergi ke masjid untuk sholat sebagi pertanda awal pertobatan seperti yang dijanjikan. Padahal  pak Rohman sudah puluhan tahun tidak mau sholat, apalagi pergi kemasjid. Seperti di sampaikan ke Mas Joko, saudarku, dia mau berubah.

Kurang lebih empat kali dalam empat hari  pak Rohman pergi ke masj id, dia sakit lagi dan dia menghadap ke sang pencipta di  hari jum'at kemarin

Kisah ketiga, di hari yang sama kepergian pak Rohman, mas Jumadi teman dekat pak Rohman juga harus tnggal di RS dr Oen Solo Baru.  Karena penyakit gula yang telah diderita lama. Akhirnya dia juga menyusul menghadap sang pencipta. Jadi dalam satu hari dalam satu desa telah dikubur dua jenazah dari sepasang sahabat dekat.

Di  awal bulan puasa ini, memang banyak orang berkabung karena mereka telah kehilangan orang-orang  yang dicintai. Berbagai kisah akhirnya berpengaruh terhadap sikap hidup.  Ada di antara kita ada yang merasa biasa saja. Ada juga yang merasa termotivasi menjadi  lebih baik.

Tadi siang, rumahku kedatangan tamu, namanya mbah S. Mbah S memang sering  berkunjung   ke rumahku, terkadang  dia menawarkan buah pisang ke keluargaku, terkadang dia minta sayuran di kebunku.

"Mbah usia panjenengan berapa? Tanyaku
"Wis 60 lebih! Aku isih wedi mati mas!"
"Lha kenapa  wedi mati mbah?, Tanyaku
"Pokoke aku wedi, aku peningi yen mati yen wis tua"

Mbah S, beliau sudah tua,  secara kasat mata, tidak ada hal yang bernilai plus untuk mbah S. Mbah S hidup dalam kemiskinan, penampilan tidak menarik, anak-anaknya pun juga hidup dalam kemiskinan.  Kita mestinya harus banyak bersyukur saat-saat  melihat mbah S. Walau  mbah S hidup dalam kekurangan,tapi beliau masih bersemangat dalm hidup. Beliau takut mati karena salah satunya belum siap bekal untuk mati.

Selanjutnya, terserah kita sendiri bagaimana bersikap.  Yang jelas kita semua akan meninggalkan dunia  yang penuh  dengan hingar bingar. Entah kita berani mati apa takut mati, kita pasti akan menghadap kepada sang pencipta. Semua perbuatan kita akan dimintai tanggung jawab. Lalu, kalau kita bisa mengisi hidup dengan kebaikan kenapa kita harus mengisi hidup ini dengan keburukan?




Minggu, 24 Mei 2015

Sudah Berubah: Pembelajaran Dari Kisah Masa Lalu

Aku mempunyai teman, sebut saja Mr. X. Dia kakak kelasku saat di SMA. Temanku berlatarbelakang yang banyak memiliki kesamaan  denganku. Kami sama-sama berlatarbelakang dari  keluarga di bawah garis kemiskinan. Kami juga sama-sama merantau ke Solo dan  memiliki keingninan untuk merubah nasib. Kami dari SMA sampai PT juga kuliah di kampus yang sama: UNS Solo. Waktu remaja pun kita sama-sama bekerja srabutan, asal halal.  Beberapa jenis pekerjaan kami adalah tukang koran dan tukang parkir.

Aku dan temanku memilih fakultas yang sama FKIP,  namun berbeda program. Alasan kami setelah lulus biar cepet mendapat pekerjaan sebagi guru.

Boleh dikata, bahwa kami menjalani kuliah sambil merangkak. Makan  dan pakaianpun seadanya. Jelas pertolongan Allah SWT terhadap orang lemah seperti kami, sungguh sangat terasa. Kami diberkahi, kekuatan, kegigihan dan kenekatan . Akhirnya kami bisa lulus S1 tanpa meminta-minta belas kasihan  dana dari orang lain. Sebenarnya kami kurang membanggakan, nilai  kami cuma pas-pasan. Sing penting lulus!.Bisa cepat kerja , dan Good  bye penderitaan!. Sebenarnya kami ketakutan, kalau-kalau kuliah tidak bisa kelar, sebab ada beberapa teman kami di DO.

Beda relasi beda nasib. Relasiku  adalah para pengajar di bimbel, sedangkan relasi temanku  para aktifis di berbagai bidang usaha, walau sebenarnya jurusannya  pend Ekonomi FKIP.  Singkat cerita, setelah lulus, aku dengan mudah mendapatkan pekerjaan sebagai guru di berbagai  lembaga pendidikan bahasa Inggris. Karena aku berasal dari FKIP prog Bhs Inggris. Dan bahkan aku pernah dipercaya sebagi manager lembaga pendidikan. Sedang kan temanku Mr X merintis dunia usaha karena pengaruh positif dari pergaulannya. Dalam perjalanan waktu dia pernah juga diangkat sebagai manager di perusahaan agrobisnis.  Beberapa tahun kemudian, temanku lebih merasa nyaman sebagai pengusaha. Kini temanku sudah lumayan sukses, dan pernah beliau menjadi ketua perhimpunan para pengusaha  muda di Solo.

Insya Allah, kini kami telah berubah lebih baik. Teringat masa lalu,  kami memang  wajib bersyukur. Teringat pula atas motto tekat kami berdua  "hidup adalah perubahan".

Teringat kisah temanku Mr X. Kami juga teringat dengan temanku yang lain(sebut saja Mr.Y), yang belum mengalami perubahan secara signifikan. Dari dulu  sampai sekarang   Mr. Y   nasibnya masih sebagai tukang parkir.

Di  suatu  kesempatan ada suatu event bagi para pengusaha muda di salah satu hotel megah, temanku  dan teman-temanya memarkir mobil-mobil mewah, kebetulan yang jaga parkir adalah Mr Y yang sampai sekarang masih sebagi tukang parkir di dekat hotel.

"Wah kowe saiki wis sugih To? Mobilmu apik tenan!.  Gaweanmu opo To?", Mr Y mendekati   Mr X.
"Kerjaanku yo ngene iki" Mr X menjawab sekenanya dan diperhatikan oleh para temanya, sesama pengusaha. Mereka terkesan menyimpan berbagai pertanyaan, karena mereka tidak tahu bahwa Mr X pernah menjadi tukang parkir dan menjadi sobat akrab dengan Mr. Y.

"Aku njaluk duwite To!" Mr Y berusaha mengakrapi, seperti memori keakraban yang telah terbangun lama.

Mr. X merogoh dompet dan memberikan tip beberapa  lembaran uang kepada sobat  lamanya.

Sekali lagi, teringat kisah masa lalu, mengingatkan kita supaya semakin bersyukur. Semoga para sobatku membaca tulisanku ini. Semoga mereka tidak melupakanku. Masih banyak sobatku yang lain yang dulu sama-sama bergabung pada "geng wong rekoso". Salam perubahan dan  salam sukses sejati.



Kamis, 09 April 2015

Andaikan Saja: Dunia Bisa Diputar Ulang

           Sebagai  warisan berharga,  cukup kisah  pengalaman atau pembelajaran hidup  di masa lalu sebagai guru. Rasanya hidup berputar secepat kilat. Kini semakin kentara bahwa " pengalaman adalah guru terbaik".
          Cukup kisah sederhana bisa menjadi  pembelajaran bermakna: Alkisah  dari  seorang kakek tua renta hidup dalam kesepian dan penderitaan di negeri  Antah Barantah. Kenapa ?
         Dia teringat masa lalunya. Di suatu hari  dia bercerita di hadapan seorang pemuda. Menurutnya cerita ini warisan  yang paling berharga  dalam hidupnya, karena dia merasa tidak ada yang paling berharga miliknya kecuali sebuah cerita.
         Penderitaan yang dia alami, merupakan buah yang harus mereka petik, dia sadar  atas semua ini karena memang sudah waktunya sadar. Penyesalan memang ada di belakang hari. Dia mengawali dengan berandai-andai:
        Andai  saja waktu bisa diputar ulang, aku ingin muda kembali dan aku akan menggali potensi melalui berkreasi dan kutinggalkan kemalasan untuk belajar dan beribadah.
         Andai saja aku bisa jadi pelajar  kembali  di SMP atau SMA, aku akan memaksimalkan hidup bergaul dengan orang-orang  baik yang hebat dan yang mampu menghebatkan aku . Sehingga  di usia tua  ini aku bisa menikmati hidup bahagia,  menjadi manusia yang berguna, dan bermakna.
          Andai dulu ketika anak-anak ku masih kecil kudidik untuk  rajin beribadah, rajin belajar  berbagai ilmu yang berguna, sehingga anak2 ku menjadi manusia kebanggaanku, berbakti kepadaku. Tidak seperti ini hasilnya saat ini. Kedua putriku  tidak ada kabar berita, sepuluh tahun yang lalu digondol orang, sekarang tak jelas rimbanya.
          Andai saja  aku  berhati-hati dalam bergaul sehingga aku tidak terjerumus kedalam kerugian dan kesengsaraan. Di antara kesalahan terbesarku adalah  salah memilih pasangan hidup. Istriku ternyata bukan istri  yang shalihah, setia dalam duka, dia  hanya setia di waktu aku punya harta. Kini dia pergi tanpa kabar berita. Kini waktu telah berlalu aku telah sadar atas semuanya. Namun nasi telah menjadi bubur. Hanya sesal dan kesia-siaan belaka.Sebetulnya aku ingin Tuhan segera mencabut nyawaku segera, daripada menderita tanpa tahu kapan berakhirnya.
  Wahai pemuda  semoga engkau tidak seperti kisah orang tua di atas , ini hanya  cerita sedikit  sebagai warisan pembelajaran berharga.  Salam sukses sejati!

Selasa, 31 Maret 2015

Selamat Datang Tantangan

Hidup bisa kurang bernilai tanpa bumbu rintangan, atau masalah.  Banyak orang bisa sukses justru karena  didera berbagai masalah. Dengan berbagai masalah atau kesulitan merupakan kesempatan bagi jiwa kita untuk dapat tumbuh. Rintangan itu sesungguhnya dapat dilihat sebagai sebuah dorongan dan stimulus yang membentuk watak, karakter, dan sekaligus menentukan bagaimana seseorang bereaksi terhadap sebuah kejadian di kemudian hari. 

 Secara umum, ada 3 tipe manusia dalam menghadapi tantangan hidup:
1. Manusia   lemah:  dia  melihat tantangan hidup, menangis, kecewa, menyalahkan orang dan putus asa.
2. Manusia biasa-biasa saja:  dia  hanya pasrah ditengah masalah.
3. Manusia unggul: dia  melihat tantangan, sebagai kesempatan, untuk belajar dan melihat kuasa Allah SWT. Dia dzat  yang sangat kuasa untuk merubah taqdir semua makhluq.

Sayang bila masa laluku tidak dikenang. Walau aku berasal dari keluarga ekonomi lemah, fisikku juga lemah. Namun saat  remaja, aku pun sudah berkeinginan untuk manjadi manusia kuat dan  unggul, tak peduli berbagai keterbatasan diri dan keluarga. Dan masalah ekonomi merupakan masalah dominan yang dihadapi dalam keluargaku.

Masalah ekonomi berusaha kuanggap sebagai rintangan yang tidak  berarti untuk meraih mimpi. Walau ortuku tidak mampu mneyekolahkanku, aku tidak menyerah. Pokoknya aku harsu menjadi orang yang berilmu.

Setelah lulus SMP aku bertekat  merantau ke Solo, lalu aku bekerja sambil sekolah. Dan akhirnya setealh SMA, aku bisa kuliah di PTN- UNS dan mendapat bea siswa. Setelah lulus aku bisa menjadi guru bahasa Inggris di SMAN 1 Girimarto sampai sekarang. Dulu aku tidak mempunyai bayangan bisa menjadi guru bahasa Inggris. Ortuku  bukan orang terpelajar. Mereka buruh dan tani. 

Sebenarnya sekilas aku punya bayangan bisa menjadi wira usahawan di Solo. OOh ya setelah SMP, aku pernah jeda berhenti tidk sekolah. Aku sudah mencoba berwira usaha sebagai PKL. Ternyata, Allah menunjukkan jalan  supaya aku  bersekolah, dan alhamdulillah aku bisa kuliah sampai S2, tanpa minta kepada ortu dan saudara-saudara.

Mengenang masa lalu bukan untuk bahan riya'dan sombong, semoga aku sekeluarga semakin bahagia karena berusaha semakin bersyukur. Salam sukses sejati.

Sabtu, 28 Maret 2015

Belajar dari Olga Syahputra

Dikabarkan tadi malam,  Olga  meninggal dunia kemarin pagi di Singapura. Memangnya masalah?  Entahlah! Yang jelas si komedian sudah tak akan muncul lagi di TV? Bagiku ketidakberadaan Olga biasa-biasa saja, namun bagi industri hiburan, ortunya dan managernya akan sangat kehilangan. Namun sebenarnya banyak juga yang  merasa kehilangan, mereka adalah orang-orang yang sudah sering mendapat santunan dari Olga. Menurut berbagi sumber Olga termasuk  komedian yang dermawan.

Olga sudah melalui proses: A-D. Berawal dari A (Allah SWT) adalah yang Maha Kuasa yang telah menakdirkan keberadaan  Olga di dunia. B (birth) atau kelahiran, Olga sudah ditaqdirkan lahir melalui ortunya. Sebagai "lantaran"  ortunya telah  menjaga dan mendidiknya, sehingga Olga bisa terkenal. C (choice) atau pilihan. Olga telah menentukan pilihan hidupnya menjadi "star" dengan berbagai konsekuensinya.  Berakhir D (death) atau kematian. Semua akan berakhir seperti kisah Olga, kita pun juga  pasti akan mati dan  dimintai tanggung jawab tentang perilaku kita setelah kita meninggal.

Dari kisah Olga, kita bisa belajar banyak. Tentu, ini bukan untuk membuka-buka aibnya, tapi kita bisa belajar tentang "arti kehidupan di dunia itu untuk apa". Di blogku ini, aku berusaha belajar dari sisi positif seseorang, yang negatif tentu kita harus tinggalkan.

Sependek aku tahu, Olga itu pekerja keras. Walau aku bukan hobi nonton TV. Sekilas saat bulan romadlon, dia tampil  di TV sampai larut malam. Lalu dia muncul lagi menjelang saur. Kita bisa menebak pasti, uangnya tidak hanya puluhan juta tapi ratusan juta.  Uangnya jutaan, beberapa bulan terakhir ini Olga sakit-sakit. Lalu berobat di Singapura. Inikah tebusannya?

Aku mau belajar dari biografi Olga dulu, yang kurangkum dari http://id.wikipedia.org/wiki/Olga_Syahputra:
 Yoga Syahputra atau lebih dikenal dengan nama Olga Syahputra lahir di Jakarta, 8 Februari 1983 adalah seorang aktor, pelawak, dan pembawa acara Indonesia. Olga seringkali berperan waria. Namun Olga menampik kalau dirinya memiliki orientasi seksual menyimpang. Sulung dari tujuh bersaudara pasangan Nur Rachman dan Nurhida.

Karena tak punya uang, Olga terpaksa menjual kulkas demi membayar kursus di Sanggar Ananda. Sahabat Olga, Bertrand Antolin yang kemudian mengulurkan bantuan dengan membelikan Olga kulkas baru. Selama aktif di Sanggar Ananda, Olga juga sering ikut syuting meski hanya peran-peran minor. Olga juga pernah menjadi asisten penyanyi Rita Sugiarto. Ketekunan Olga berbuah manis. Setelah sempat berperan di sinetron Kawin Gantung dan Si Yoyo, Olga menjadi presenter Ngidam di SCTV berpasangan dengan Jeremy Thomas. Olga juga bermain di acara komedi Jangan Cium Gue dan disusul Extravanganza ABG. Bergabung dengan Extravanganza ABG di tahun 2005, nama Olga mulai dikenal. Namanya benar-benar melambung setelah di awal 2007 bergabung bersama Indra Bekti dan Indy Barends di acara Ceriwis di Trans TV.

Mulai tahun 2008, Olga menjadi presenter TV acara musik Dahsyat di stasiun RCTI bersama dua artis multi-talenta Luna Maya dan Raffi Ahmad. Selain menjadi presenter, ia juga membintangi beberaya layar lebar, di antaranya Skandal Cinta Babi Ngepet dan Mau Lagi. Film Mau Lagi sebelumnya dicekal dan tidak dapat beredar. Namun setelah berganti nama menjadi Cintaku Selamanya, film ini diberi izin untuk diedarkan.

Tak puas hanya manjadi presenter dan bintang film, Olga mulai mencoba juga merambah dunia tarik suara. 
Lalu, apa hikmah setelah belajar dari biografi Olga? Ini menurut pribadiku sendiri: Kita harus bersyukur semaksimal mungkin atas kehendak Allah SWT apapun kondisi kita, entah miskin entah kaya. Kedua, kita harus mau bekerja keras dan berusaha berguna bagi manusia laian. Ketiga,   kita sebenarnya memaksimalkan hidup kita untuk hal-hal  yang positif dan mengundang rezeki. Keempat, kita harus mnejaga kesehatan alias  tidak ngoyo. Kelima, kita harus menjaga nama baik kita. Yang terkahir, kita harus siap-siap dengan bekal untuk akherat. Kita semua juga akan menghadap Allah SWT. Semuanya akan dimintai tanggung jawab.

Kamis, 26 Maret 2015

Nikmatnya "Kulino Rekoso"

Sayang bila tak dikenang. Aku terlahir dari seorang ibu yang sudah tua, ya setidaknya mendekati masa menopause. So asupan gizi, dan perhatian untukku pun juga berkurang. Pokoknya masa kecil,  sampai beranjak masa sekolah pun kulalui " pokoke mlaku seadanya-sing penting urip".

Mungkin banyak yang mengira, aku adalah cucu dari ibuku. Padahal aku benar-benar anak kandung terakhir dari 7 bersaudara. Hobiku cuma ngintil. Maksudku, ke sekolah, bermain hobinya cuma ikut-ikutan. Ortuku sibuk kerja di ladang. Sedangkan kakak-kakaku semuanya tinggal di kota. Belum pernah sama sekali rasanya aku dicarikan sekolah atau  diantarkan  ke sekolah  oleh ortuku. Pokoknya aku cuma ngintil orang.

Teringat lagi saat aku mau mendaftar di SMPN1 Baturetno. Lagi-lagi aku tanpa diantar oleh ortuku, aku harus nginthil  orang lain, dan akhirnya aku diterima sebagai siswa SMP terfavorit di daerahku.

Setelah lulus SMP. Kakaku terkena musibah, dia patah kaki karena tabrakan dan harus tinggal di rumah sakit berbulan-bulan. Aku berhenti tidak bisa melanjutkkan ke SMA, karena faktor biaya.

Singkat cerita, aku merantau ke Solo. Aku mendaftar sendiri  di sekolah favorit SMA MTA Solo,  Setelah lulus aku ikut-ikutan juga mendaftar UMPTN di UGM gagal. Dan singkatnya aku diterima di  UNS FKIP b. Inggris dan PGSD. Tapi kuputuskan ambil bahasa Inggris.

Alhamdulillah, selama di SMA sampai kuliah di S1 bahkan S2 aku belum pernah minta bantuan ke ortuku atau minta ke kakak-kakakku. Allah memberikan aku kekuatan untuk mencari biaya sendiri.

Segala penderitaan lahir dan batin sudah menjadi jiwaku dan sudah menyatu dengan darahku. Kalau mau diceritakan tak habis-habis bahan ceritanya.

Saat ini aku baru sakit, mendapat musibah terjatuh. Kakiku ditancapi 2 pen dari luar menembus kulit sampai daging sepanjang lebih dari 10 cm. Sakit? Biasa saja.   Mengeluh NO WAY. Cuma sakit nyeri saja. Keecil! Kan sudah terbiasa sejak kecil dengan tetesan darah, keringat dan air mata. Pokoke " wis terbiasa rekoso" ternyata membawa  kenikmatan luar biasa di kemudian hari.

Selasa, 10 Maret 2015

Tidak Syukur? Terlalu! (Betapa Mahalnya Kesehatan)

Hari ini aku dibukakan mataku dan  dipaksa harus banyak belajar lewat tetesan air mata. Aku mendengar berbagi cerita musibah yang tragis.:  "betapa mahalnya sehat!".

Hasil gambar untuk patah tulang kakiLagi-lagi aku harus antri untuk check up (kontrol ke 1), karena habis operasi tumit retak. Sekitar tiga jam berjalan. Saat menanti urutan untuk dipanggil, aku  didekati wanita setengah baya yang lumayan  cantik dan dia bertanya tentang sakitku. Lalu akupun juga bertanya,  kenapa dia ada di RS Kustati.
Hasil gambar untuk patah tulang kaki
Wanita itu  bercerita bahwa suaminya mendapat kecelakan: kaki suaminya patah terkena gerenda listrik -gergaji listrik.  Aduuuuh! Aku  benar-benar ngeri dan meneteskan air mata saat-saat mendengar si ibu bercerita panjang lebar tentang musibah yang diderita suaminya.

Berikutnya, aku antri lagi untuk mendapat pengobatan,  kini aku juga mendapat cerita dari ibu Mardiyah pegawai pemda Sukoharjo. Dia terjatuh dan patah tulang pergelangan kaki saat naik sepeda motor dan akan menghindari  sepeda  motor depannya yang  berbelok tanpa sinyal. Bu Mardiyah akan menjalani  operasi patah kaki siang ini.

 Lalu aku antri lagi untuk mendapat resep obat. Lagi-lagi aku mendapat cerita  dari wanita dekat tempat dudukku. Si wanita ini mengantarkan buliknya yang mengalami penderitaan bertumpuk-tumpuk. Buliknya memiliki anak perempuan satu yang durhaka. Saat ibunya sakit tak mau menjenguknaya. Saat antri,  operasi, dan chek up ulang, semuanya ditunggui keponakannya  bukan anak kandungnya.  Kini wanita tua itu sakit lumayan parah. Dia kurban tabrak lari dan sudah menghabiskan 42 juta lebih, kini dia juga belum sembuh. Peneyembuhannya agak lumayan  sulit, karena dia sudah tua dan kakinya patah menjadi empat bagian. Ya Allah berilah hambamu ketabahan.

Sebetulnya banyak cerita yang tak habis untuk diceritakan. Berhubung keadaan yang tak memungkinkan. Lain kali aku mau bercerita banyak lagi. Kini aku cuma mau mengajak diriku dan pembaca blogku untuk semakin bersyukur.

Sabtu, 28 Februari 2015

Rumahku Syurgaku (Refleksi Kehidupan Suami-istri)

Hari ke-7, aku menderita  sakit -tulang retak. Aku tidak mampu berjalan normal juga tidak mampu mandi sendiri. Ujung-ujungnya aku  bisa merasakan betapa penting, mulia, dan indahnya memiliki istri  yang setia, baik (baca: shalihah).

Puji syukur  alhamdulllah. Aku bukan tipe suami yang buruk, Insya Allah. Kalau aku tipe suami yang buruk, aku akan merasakan betapa malunya aku. Karena saat ini aku sangat membutuhkan kehadiran istri yang baik dan setia.

Dalam minggu  ini jasa istri kepadaku sungguh luar biasa dari mengantarkan ke dokter mencari rujukan, antri berjam-jam untuk   foto rongten, balik lagi antri operasi, menunggui operasi sampai ke bangsal, memandikanku, menggantikan pakaian dll. Pokoknya jelas aku tidak mampu sendiri.

Sekali lagi, aku sungguh bersyukur kehadiratMu Ya Allah. Engkau telah menghadirkanku istri yang sabar. Dan aku juga  diberi hidayah keimanan,  dalam kesabaran  dalam mengarungi bahtera rumah tangga.

Aku telah menikah sekitar 15 tahunan. Alhamdulillah selama ini hampir mendekati 100 persen aku  tidak pernah menyakiiti,  dan memarah-marahi  istri dll.  Insya Allah aku  mampu  membahagiakan lahir dan bathin. Seandainya aku terbiasa menyakiti hati istri, hukum karmapun bisa kupetik saat ini juga.

Akhirnya,  dalam rumah tangga akan ada suatu kesimpulan: betapa penting niat kebaikan untuk membina keluarga sakinah, mawadah dan warrahmah, betapa indah rumah tangga di hiasi istri shalihah dan anak-anak shalih dan shalihah, betapa  penting nilai kesyukuran hadir dalam kehidupan rumah tangga, betapa penting nilai kesetiaan bagi  pasangan hidup.

Menurutku, kalau rumah tangga  dihiasi kekufuran, ketidaksetiaan (baca: perselingkuhan), dan keburukan yang lain, kita tinggal menunggu kehadiran "neraka dunia" bukan home sweet home  (rumahku syurgaku).

Tulisan ini  sarana untuk merefleksi diri  bahwa sebagai seorang suami tidak sepantasnya merendahkan, menyepelekan ,  dan atau menyakiti hati istri.  Salam sukses sejati.


Semuanya Berhikmah Atas Musibah (2)


Malam tadi, aku mendapat motivasi dan hiburan dari sobat lama (teman SMA)-Ahmad Fikri Alghazali. Namanya keren sekeren orangnya.

Ahmad mengingatkanku, dan menghiburku bahwa sakitku belum seberapa dibanding sakit yang pernah dia rasakan. Karena pada tahun 1996 Ahmad mengalami kecelakaan: dia naik motor bersama temannya menabrak mobil dengan kecepatan tinggi. Dia menghabiskan waktunya di RS lebih dari 3 bulan. Kakinya patah sampai menembus tubuhnya, saking  keras tabrakannya. Sampai kini pun,  kaki mas Ahmad   sedikit  bermasalah.

Seperti yang kutulis sebelumnya: betapa banyak hikmah yang kita bisa petik dari suatu musibah. Dan salah satunya betapa pentingnya arti persahabatan, silaturahmi dan doa yang akan memberikan kekuatan.

Sebelum kedatangan mas Ahmad, ada  ratusan orang mendokan dan menengokku. Antara lain rombongan warga RT  bersama para istrinya, rombongan jama'ah Masjid At Taqwa, Kelompok kajian pengurus ta'mir Masjid, ibu-ibu pengurus dan peserta pengajian dan teman istriku, para saudara dari keluargaku dan para saudara dari keluarga istri, oh ya juga perwakilan teman2satu kantor dll.

Akhirnya, aku merenung: kebaikanku belum seberapa dan masih jauh dari kata maksimal. Namun aku telah dibukakan mataku untuk melihat betapa orang-orang yang lugu, orang-orang pinggiran, para ekonomi lemah telah menunjukkan ketulusan untuk  berbuat kebaikan. Banyak di antanya memberi uang santunan lewat istriku. Padahal mereka sudah kuberitahu kalau biaya operasi total gratis (ASKES_BPJS). Kami sudah berusaha mengembalikan amplop dan isinya, namun ada yang nekat dipaksa-paksakan dan ditaruh di  bawah karpet.   Insya Allah kami akan  menyedekahkan kembali bagi yang lebih membutuhkan. Ini juga memotivasi keluarga kami untuk rajin bersedekah.  Para orang lemah saja memberi contoh dalam  bersilaturahmi, bersedekah dan mendoakan orang sakit. Aku jadi malu sendiri, bahwa aku seharusnya  lebih maksimal dalam kebaikan dan lebih mampu menjadi penghibur dan motivator untuk mereka.




Senin, 23 Februari 2015

Belajar Dari Akil, si Mantan Ketua MK: Hebat pun Bisa ke Jalan Sesat

Tak ada ampun. Orang berlatar belakang hebat pun bisa juga tersesat, kepleset, dan salah jalan. Padahal sebenarnya orang hebat layak mendapat piagam penghormatan, juga layak menjadi inspirator.

Kita bisa belajar arti keistiqomahan. Di sini kita belajar dari kisah bp. Akil Muchtar si mantan ketua MK. Sejatinya jalan  hidup Akil Mochtar bisa menjadi inspirasi. Hari ini detik.com menulis tentang track record bp. Akil. Sebagai bahan ksah inspirasi, aku merangkumnya  untuk cacatan harian Maskatno Giri.

Akil dilahirkan di pedalaman Kalimantan, membanting tulang untuk bisa kuliah lalu menjadi advokat, masuk DPR hingga menjadi Ketua Mahkamah Konstitusi (MK). Kini, Akil harus menghabiskan hidupnya di penjara karena jual beli perkara.

Akil Mochtar lahir pada 18 Oktober 1960. Masa kecilnya dia habiskan di Putussibau, suatu daerah terpencil di Kalimantan Barat. Selepas SMA, ia menempuh perjalanan darat dan sungai menuju Pontianak. Di ibu kota provinsi itu, ia membanting tulang untuk menyambung hidup. Dari menjadi tukang semir sepatu hingga sopir truk pikap. Semua dilakukan di sela-sela ia kuliah di Fakultas Hukum di kampus kecil di kota itu.

Seusai mengantongi gelar SH ia lalu menjadi pengacara probono. Gegap gempita reformasi '98 membawanya ke dalam pusaran politik dan terpilih sebagai anggota DPR dari Partai Golkar pada 1999. 11 Tahun ia bergelut di DPR hingga dipilih DPR menjadi hakim konstitusi 2010-2015.
Usai Mahfud MD purnabakti, ia dipilih sebagai Ketua MK. Dari sinilah akal-akalan Akil mulai menjadi-jadi. Akal liciknya ia gunakan untuk memanipulasi putusan dan jual beli perkara kasus pilkada yang ditangani MK.

Akil pun dicokok KPK pada Oktober 2013 akibat perbuatannya itu. Akil yang sebelumnya menjadi ketua mahkamah penjaga konstitusi itu, harus meringkuk di penjara dan duduk di kursi pesakitan. Vonis seumur hidup dijatuhkan kepada Akil. Vonis ini tidak berubah hingga Mahkamah Agung (MA) menolak permohonan kasasi Akil. Vonis ini menyebabkan dia tinggal di penjara hingga akhir hayatnya.

Akil tidak sendirian. Ia menyeret nama-nama yang terlibat dalam kasus korupsi yang ia perbuat. Seperti diberitakan di berbagai media. berikut daftar hukuman yang dijatuhkan dalam perkara Akilgate itu:
1. Akil Mochtar, dijatuhi penjara seumur hidup.,2. Ratu Atut, dihukum 7 tahun penjara.,3. Adik Atut, Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan divonis 5 tahun penjara. Proses kasasi., 4. Susi Tur Andayani, divonis 7 tahun penjara., 5. Bupati Gunung Mas, Hambit Bintih dihukum 4 tahun penjara. dll, Pokoknya sampai lebih dari 10 kasus.

Akhirnya kita  bisa belajar   dari  berbagai kisah kehidupan. Akil kini bukanlah Akil yang dulu. Berlabel koruptor, Akil harus mendekam di penjara hingga mati. Tak ada lagi protokoler, tak ada lagi kendaraan dinas, tak ada lagi nama baik dan tidak ada lagi label negarawan.

Selanjutnya  terserah kita sendiri dalam memilih jalan hidup. Kita bisa bayangkan, andaikan manusia tidak yakin bahwa  suatu saat nanti  pasti akan ada hari pembalasan,  manusia akan mudah saja melakukuan  kejahatan.

Sahabat Laksana Malaikat

"Mas tulung dipinjamkan krek, aku tidak bisa berjalan, aku baru saja terjatuh". Itulah kalimatku via HP ke salah satu sobatku.

Saat terkena musibah teringat pentingnya sahabat dan saudara. Beberapa saat kemudian banyak orang datang kerumahku, salah seorang sudah membawa krek (alat bantu berjalan). Mereka adalah sobat-sobatku sesama jama'ah masjid dan pengurus ta'mir masjid At Taqwa Lawu Telukan.

Seberapa pentingkah arti sahabat dan saudara? Jelas sangat penting. Sahabat dan saudara adalah laksana  malaikat, obat, penyelamat, penyemangat dll. Hidup kita akan rugi besar bila kita tidak punya sahabat dan saudara. Kita juga rugi besar, walau sahabatnya banyak namun  bukan orang-orang yang baik.

Bersyukur menuju mujur. Salah satu menuju kesyukuran adalah memiliki dan memperbanyak persaudaraan. Tentu menciptakan permusuhan menjauhkan kebahagiaan. Betapa bahagianya memiliki sobat dekat  ditambah lagi mereka juga orang-orang baik. Banyak saudara banyak rezeki. Itulah kurang lebih salah satu  inti sebuah hadist Nabi SAW.

Minggu, 22 Februari 2015

Ternyata Sakit Juga Perlu

Tetap semangat. walau hari ini aku sakit. Bukan flu atau bukan komplikasi. Aku terjatuh dari pohon rambutan sekitar 4m. Alhamdulilah tidak patah tulang, cuma bengkak di kaki kanan, harus bersabar istirahat beberapa hari karena tidak bisa berjalan tanpa bantuan 'krek".

Teringat saat terjatuh, tubuhku tidak bisa digerakkan. Spontan aku berpikir, jangan-jangan aku lumpuh,  seperti temanku lumpuh sampai tua karena  jatuh dari pohon mlinjo. Lalu aku istirahat sebentar.  Alhadulilllah aku bisa bergerak.Tapi tulang belakang dan kaki terasa sakit sekali.

Sebenarnya aku sudah "niteni", siklus jatuh sakitku biasanya di musim penghujan. Seperti beberapa tahun lalu aku sakit flu berat sekali dalam  setahun, di saat bulan Januari atau Februari.Sebenarnya, bulan ini aku sudah ada feeling akan sakit flu (maklum perjalanan sekitar 100 km untuk mencari nafkah). Aku sudah berulang-ulang mengucapkan syukur tidak sakit flu di bulan ini.  Eeeeh tidak sakit flu!  tapi terjatuh. Tidak masalah, harus sabar , n tetap semangat .

Kesimpulanku: ternyata sakit itu perlu. Karena ada hikmah besar di dalamnya:- perlunya bersyukur secara istiqomah,-perlu hati-hati, -pentingnya berbagi,-ada rezeki para tenaga medis karena 'sakit'. -pentingnya menjaga kesehatan dan betapa mahalnya nilai kesehatan, dll.

Pokoknya  bersyukur kunci mujur dan bahagia. Salam sukses sejati.