Copas dari tulisaan Mas Jamil Azzaini
Sebatang pohon berbuah sangat lebat, buahnya terlihat kuning
keemasan. Seekor burung jalak hinggap di pohon tersebut dan dengan
lantang memuji pohon itu.
“Pohon yang amat subur & terlihat indah sekali dengan buah yang cantik”
Setelah mendengar pujian burung jalak, lalu si pohon menjawab,”Kawan, tinggallah ditempatku ini !”
Lalu, seekor burung Kenari terbang ke pohon tersebut, menghadap ke
arah pohon ini, sambil bernyanyi,
“Pohon ini sangat hijau, buahnya
sangat wangi, sangat bagus bak bidadari.
Pohon pun menjawab nyanyian si kenari, “jika dikau ingin memakan buahku, ambil saja kawan!”
Seekor burung pelatuk hinggap juga ke pohon yang subur ini. Ia
mematuk-matuk di sana-sini, di seluruh badan pohon, membuat pohon amat
kesakitan.
Kemudian burung pelatuk berkata, “aku melihat di dàlam tubuhmu ada
seekor ulat yang menjijikkan, aku ingin mematuknya keluar. Jika tidak,
maka kau akan kesakitan dimakan oleh ulat.”
Si pohon marah lalu berkata,”omong kosong, kamu mematukku, sengaja ingin membunuhku kan? cepat pergi dari sini !”
Burung Pelatuk pun akhirnya pergi.
Tak berapa lama, si pohon menderita sakit, daunnya berubah kuning
berguguran. Sembari itu, dahannya juga layu, tidak bisa berbuah lagi.
burung Jalak pergi meninggalkan nya.
Burung Kenari juga tidak datang bernyanyi lagi.
Suatu hari, burung pelatuk menghampirinya lagi, walaupun pohon
menjerit kesakitan, ia tidak peduli, mematuk terus sampai seluruh ulat
di tubuh pohon termakan habis.
Dua minggu kemudian, daun pohon ini tumbuh kembali, hijaunya mulai terlihat, lebat lalu berbuah lagi seperti semula.
Dengan perasaan terharu sang pohon berkata, “Ternyata yang selalu
memuji dan menyenangkan hati kita belum tentu kawan yang baik, tetapi
yang memikirkan dan bersedia menunjukkan kekurangan walaupun menyakitkan
& membantu kita, itulah kawan sejati !”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
berlatih kreatif melaui pembuatan komentar