Beberapa hari ini aku baru malas menulis. Tapi Insya Allah aku tetep semangat dalam membaca. Salah satu bacaan saya adalah kumpulan tulisan motivasi dari mas Jamil. dan berikut ini mas Jamil menekankan pentingnya spiritualitas diri:
Pada tahun 1957, sebuah perusahaan pemeringkat saham dan
obligasi di Amerika (Standard & Poors) menyusun daftar 500
perusahaan terbaik. Dan 49 tahun kemudian, ternyata dari 500 perusahaan
itu hanya tersisa 74 perusahaan yang masih layak dikatakan terbaik.
Selebihnya, 426 perusahaan atau 84 persen-nya menghilang.
Apa penyebabnya? Ternyata setelah diteliti dan dikaji penyebabnya
bukanlah lemahnya modal dan sistem manajemen. Tetapi penyebabnya adalah
pelanggaran terhadap prinsip-prinsip moral dan etika. Wajar bila Gay
Hendricks dan Kute Ludeman dalam bukunya The Corporate Mystics
berkesimpulan bahwa pemimpin-pemimpin perusahaan yang sukses di abad 21
adalah mereka yang spiritualistik.
Siapakah orang yang spiritualistik itu? Apakah mereka yang rajin
menjalankan ibadah ritual semata? Jawabnya ternyata TIDAK. Para pemimpin
spiritualistik itu memiliki beberapa ciri. Pertama, orang ini memberi
nilai dan makna di setiap pekerjaannya. Ia paham betul bahwa
pekerjaannya bukan hanya aktivitas fisik semata. Ada nilai dan makna
yang hakiki pada semua hal yang ia kerjakan.
Jadi orang yang kerjanya rajin hanya demi penghasilan yang tinggi
tanpa tahu nilai dan makna pekerjaannya, dia bukanlah calon pemimpin
terbaik di perusahaan atau bisnisnya. Ia pada hakikatnya hanya robot
yang berwujud manusia.
Kedua, ia memahami bahwa bumi tempat menebar prestasi. Manusia
spiritualis bukan hanya rajin beribadah ritual. Ia juga juga rajin
mengukir banyak prestasi di pekerjaannya. Ia memahami kemuliaan manusia
ditentukan seberapa banyak ia bisa memberi banyak manfaat. Bukan hanya
sibuk menentramkan dirinya namun lupa menebar kebaikan dan manfaat
kepada banyak orang.
Ketiga, ia memahami bahwa ada kehidupan sejati setelah kematian.
Dunia adalah alam sebab sementara kehidupan setelah dunia adalah alam
akibat. Ia tahu bahwa kedudukannya di kehidupan setelah dunia adalah
akibat ulah dari perilakunya di dunia. Ia akan sibuk mencari berbagai
peluang untuk mengumpulkan bekal di kehidupan yang kekal.
Berdasar tulisan mas Jamil di atas, mestinya kita tambah semangat dalam berlatih menjadi manusia spiritualistik. Tentu kita memiliki cita-cita mulia salah
satunya menjadi pelopor kesuksesan, dan kemuliaan.
Salam sukses sejati!
Salam sukses sejati!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
berlatih kreatif melaui pembuatan komentar