1. Pengertian Pendekatan IBL
Kata
“Inquiry” berasal dari bahasa Inggris yang berarti mengadakan
penyelidikan, menanyakan keterangan, melakukan pemeriksaan (Echols dan
Hassan Shadily, 2003: 323). Sedangkan menurut Gulo (2005:84) inkuiri
berarti pertanyaan atau pemeriksaan, penyelidikan.
Pendekatan IBL
adalah suatu pendekatan yang digunakan dan mengacu pada suatu cara untuk
mempertanyakan, mencari pengetahuan (informasi), atau mempelajari suatu
gejala. Pembelajaran dengan pendekatan IBL selalu mengusahakan agar
siswa selalu aktif secara mental maupun fisik. Materi yang disajikan
guru bukan begitu saja diberitahukan dan diterima oleh siswa, tetapi
siswa diusahakan sedemikian rupa sehingga mereka memperoleh berbagai
pengalaman dalam rangka “menemukan sendiri” konsep-konsep yang
direncanakan oleh guru.
Sasaran utama kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan pendekatan IBL ini adalah:
1. Keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan relajar mengajar
2.
Mengembangkan sikap percaya pada diri sendiri (self-confident) pada diri
siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri.
Pembelajaran
dengan pendekatan inkuiri dapat menggunakan berbagai macam metode.
Apapun metode yang dipilih hendaknya tetap mencerminkan ciri-ciri
pembelajaran dengan pendekatan inkuiri. Ada beberapa metode pembelajaran
yang dapat digunakan dengan pendekatan inkuiri, antara lain: tanya
jawab, diskusi, demonstrasi, eksperimen dan lain-lain.
1.2. Jenis dan Tingkatan dari Inkuiri
Beberapa jenis/ tingkatan inkuiri, dari yang paling sederhana sampai kepada yang ideal, seperti yang terlihat dalam tabel 1.
Tabel 1. Jenis dan Tingkatan Inkuiri
Dalam
penelitian ini, tingkatan inkuiri yang dipilih adalah tipe C, yaitu
siswa diberi beberapa pertolongan dalam memformulasikan dan
mendefinisikan masalah kemudian dibantu dalam penyelidikan pemecahan
masalah. Kesimpulan tidak ditetapkan sebelumnya, kemudian baru pada
tahap selanjutnya kesimpulan diambil.
Model pembelajaran IBL dapat
dilakukan dengan cara guru membagi tugas untuk membuat pertanyaan yang
disertai dengan jawabannya, kemudian guru juga memberi tugas untuk
meneliti suatu masalah ke kelas. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok,
dan masing-masing kelompok mendapat tugas tertentu yang harus
dikerjakan. Dalam kegiatan ini guru menyediakan petunjuk yang cukup luas
kepada siswa dan sebagian perencanaannya dibuat oleh guru. Kemudian
mereka mempelajari, meneliti dan membahas tugasnya didalam kelompok.
Setelah hasil kerja mereka dalam kelompok didiskusikan, kemudian dibuat
laporan yang tersusun dengan baik. Akhirnya hasil laporan kerja kelompok
dilaporkan dalam diskusi kelas. Dari diskusi kelas inilah kesimpulan
akan dirumuskan sebagai konsep materi yang sedang dibahas.
1.3. Peran Guru dalam Pembelajaran dengan Pendekatan IBL
Menurut
Gulo (2005: 86-87) guru dalam menciptakan kondisi belajar dengan
pendekatan inkuiri mempunyai berbagai macam peran, antar lain:
a. Sebagai motivator, yang memberi rangsangan agar siswa aktif dalam berfikir
b. Sebagai fasilitator, yang menunjukkan jalan keluar jika ada hambatan dalam proses berfikir siswa.
c. Sebagai penanya, untuk menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka perbuat dan memberi keyakinan pada diri sendiri.
d. Sebagai administrator, yang bertanggung jawab terhadap kegiatan di kelas.
e. Sebagai pengarah, yang memimpin arus kegiatan berfikir siswa ke tujuan yang diharapkan
f. Sebagai manager, yang mengelola sumber belajar, waktu dan organisasi kelas.
1.4. Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan IBL
Dalam
pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah, guru lebih aktif
sebagai pemberi pengetahuan bagi siswa, guru dianggap sebagai sumber
informasi, sedangkan siswa hanya sebagai subjek yang harus menerima
materi pelajaran yang diberikan oleh guru. Akibatnya siswa memiliki
banyak pengetahuan tetapi tidak pernah dilatih untuk menemukan
pengetahuan dan konsep sehingga siswa cenderung lebih cepat bosan dalam
mengikuti pelajaran, serta cepat lupa dengan materi pelajaran yang
diajarkan. Masalah demikian dapat diatasi dengan cara menerapkan model
pembelajaran dengan pendekatan IBL dalam kegiatan pembelajaran, karena
dengan pendekatan ini siswa dilibatkan secara aktif dalam kegiatan. Dari
uraian diatas dapat diketahui bahwa model pembelajaran IBL mempunyai
banyak kelebihan dibandingkan dengan metode ceramah. Adapun kelebihan
model pembelajaran dengan pendekatan IBL ini adalah:
a. Dapat
membentuk dan mengembangkan “self-concept” pada diri siswa, sehingga
siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide lebih baik.
b. Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang aru.
c. Mendorong siswa berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap byektif, jujur dan terbuka.
d. Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya sendiri.
e. Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik.
f. Situasi proses belajar menjadi merangsang.
g. Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu.
h. Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri.
i. Siswa dapat menghindari dari cara-cara belajar yang tradisional.
j. Dapat memberikan waktu pada siswa secukupnya sehingga mereka dapat mengamilasi dan mengakomodasi informasi.
Kekurangan pendekatan IBL adalah:
a. Diharuskan adanya kesiapan mental pada siswa.
b. Perlu adanya proses penyesuaian/adaptasi dari metode tradisional ke pendekatan ini.
Sumber referensi bacaan darik mba Dini Lestari blog