DAFTAR LABELKU (klik saja jangan ragu-ragu)

Sabtu, 03 November 2012

MENJADI “GURU KISINAN” Oleh MasSukatno Giri


 Aku merasa kesulitan mencari padanan kata “kisinan” dalam Bahasa Indonesia. Namun, aku mau bercerita bahwa aku pernah dibuat isin atau malu oleh seorang guru. Inti kisahnya aku dipermalukan di depan orang banyak dengan perkataan yang tidak enak di dengar.  Kisahku  itu ternyata sulit terlupakan.

Memang. waktu aku remaja aku termasuk siswa yang biasa saja. Menurut ukuran umum, aku termasuk siswa yang agak terlihat kumuh, kurang menarik, dan sangat kurus. Maklum aku kurang gizi. Kayaknya tidak ada garis-garis di wajahku bahwa aku layak menjadi guru suatu saat  nanti.
15 tahun kemudian. Aku menjadi guru, suatu pekerjaan  yang dulu  bukan merupakan obsesiku.  Jujur saja, karena  keminderan  aku tidak berani  memiliki obsesi.   Sejak dulu, aku  sudah menyimpulkan  bahwa hidup itu dijalani saja dengan doa, usaha positif dan pantang menyerah.  Pokoknya, aku yang penting  tidak bermalas-malasan ,  aku menanti dan menanti  masa depan entah  aku mau jadi apa.
Di suatu kesempatan, aku bertemu dengan guruku yang membuat aku sempat kisinan waktu remaja itu. Barangkali dia sudah lupa atau mungkin tidak sadar bahwa dia kurang bijak. "Mas piye kabare, saiki wis dadi guru b. inggris yo? tulung anakku diajari   yo!, satu jame brp aku manut" Itulah  kalimat p guruku yang sudah terlihat tua.  Aku menyanggupi untuk membantu mengajari anaknya .Kita memang sudah  lama tidak ketemu bahkan lebih dari 10 tahun.

Aku sekarang telah  menjadi guru, namun aku telah  mendapat pembelajaran luar biasa dari guruku. Aku akan berusaha  membuat para siswa  bahagia, lebih PD, tidak merasa direndahkan , dan aku berusaha menganggap mereka saudara.  Menjadi guru yang kisinan dan membuat  siswa isin atau malu, menurutku  tidak tepat. Mungkin suatu saat  nanti aku mungkin juga  membutuhkan mereka.

Kamis, 01 November 2012

KODE ETIK GURU INDONESIA (KEGI)


Kode etik guru yang mulai ditegakkan pada 2013, berisi 70 panduan etika dan norma bagi guru dalam menjalankan profesinya sebagai pendidik. Nah, untuk Anda para guru yang ingin mengetahui Kode Etik Guru Indonesia selengkapnya, bisa membaca selengkapnya di sini.

Semua guru dapat menerapkan KEGI ini, meskipun KEGI lahir dari organisasi profesi guru PGRI. Sebab, kode etik profesi memang harus dilahirkan dari organisasi profesi. Selain itu, guru yang prefosional juga harus mengikuti ujian kompetensi guru secara online.

Panduan Kode Etik Guru Indonesia diatas mengatur tujuh hubungan guru dengan peserta didik, orang tua/wali murid, masyarakat, sekolah dan rekan sejawat, profesinya, organisasi profesi gurunya, dan pemerintah.

Sebagai konsekuensi logis dari tugas yang diembannya, guru senantiasa berinteraksi dan berkomunikasi dengan siswanya. Dalam konteks tugas, hubungan diantara keduanya adalah hubungan profesional, yang diikat  oleh kode etik.  Berikut ini disajikan nilai-nilai dasar dan operasional yang membingkai sikap dan perilaku etik  guru dalam berhubungan dengan siswa, sebagaimana tertuang dalam rumusan Kode Etik Guru Indonesia (KEGI):
  1. Guru berperilaku secara profesional dalam melaksanakan tugas mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran.
  2. Guru membimbing peserta didik untuk memahami, menghayati dan mengamalkan hak-hak dan kewajiban sebagai individu, warga sekolah, dan anggota masyarakat.
  3. Guru mengetahui bahwa setiap peserta didik memiliki karakteristik secara individual dan masing-masingnya berhak atas layanan pembelajaran.
  4. Guru menghimpun informasi tentang peserta didik dan menggunakannya untuk kepentingan proses kependidikan.
  5. Guru secara perseorangan atau bersama-sama secara terus-menerus berusaha menciptakan, memelihara, dan mengembangkan suasana sekolah yang menyenangkan sebagai lingkungan belajar yang efektif dan efisien bagi peserta didik.
  6. Guru menjalin hubungan dengan peserta didik yang dilandasi rasa kasih sayang dan menghindarkan diri dari tindak kekerasan fisik yang di luar batas kaidah pendidikan.
  7. Guru berusaha secara manusiawi untuk mencegah setiap gangguan yang dapat mempengaruhi perkembangan negatif bagi peserta didik.
  8. Guru secara langsung mencurahkan usaha-usaha profesionalnya untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan keseluruhan kepribadiannya, termasuk kemampuannya untuk berkarya.
  9. Guru menjunjung tinggi harga diri, integritas, dan tidak sekali-kali merendahkan martabat peserta didiknya.
  10. Guru bertindak dan memandang semua tindakan peserta didiknya secara adil.
  11. Guru berperilaku taat asas kepada hukum dan menjunjung tinggi kebutuhan dan hak-hak peserta didiknya.
  12. Guru terpanggil hati nurani dan moralnya untuk secara tekun dan penuh perhatian bagi pertumbuhan dan perkembangan peserta didiknya.
  13. Guru membuat usaha-usaha yang rasional untuk melindungi peserta didiknya dari kondisi-kondisi yang menghambat proses belajar,  menimbulkan gangguan kesehatan, dan keamanan.
  14. Guru tidak boleh membuka rahasia pribadi peserta didiknya untuk alasan-alasan yang tidak ada kaitannya dengan kepentingan pendidikan, hukum, kesehatan, dan kemanusiaan.
  15. Guru tidak boleh menggunakan hubungan dan tindakan profesionalnya kepada peserta didik dengan cara-cara yang melanggar norma sosial, kebudayaan, moral, dan agama.
  16. Guru tidak boleh menggunakan hubungan dan tindakan profesional dengan peserta didiknya untuk memperoleh keuntungan-keuntungan pribadi.

AIB YANG TERTUTUPI Oleh MasSukatno Giri


Setiap manusia memiliki aib atau cela. Jika aib kita tersebut diungkap-ungkap tentu kita tidak suka. Namun, aib pun bisa tersimpan dengan rapi, karena Allah yang merapikannya. Kenyataanya aib kita juga bisa tersebar sampai radius jutaan kilometer. Kenapa ini bisa terjadi?

Tentu ada penyebabnya antara lain: Allah sudah tidak begitu mencintai kita, mungkin sebabnya kita tidak dekat dengan Allah, atau kita jago dalam membuka  aib orang lain.

Sebetulnya jika kita aktif  beribadah dan menuntut ilmu kita selalu diingatkan.“Sesungguhnya orang-orang yang menyenangi tersebarnya perbuatan keji di kalangan orang-orang beriman, mereka memperoleh azab yang pedih di dunia dan di akhirat….” (An-Nur: 19)

Sebetulnya salah satu cara alternatif dalam mengundang rejeki kita adalah dengan tidak memiliki aib, juga menutupi aib orang lain.Namun, kenyataanya kita tanpa sengaja senang ngobrol ngalor ngidul untuk membuka aib orang lain. Padahal itu mungkin salah satu trik kita yang tersembunyi bahwa kita juga memiliki aib yang sama. 

Agama kita adalah agama yang sempurna yang mengajarkan kebaikan yang lengkap.
Tidaklah Allah menutup aib seorang hamba di dunia melainkan nanti di hari kiamat Allah juga akan menutup aibnya8.” (HR. Muslim no. 6537).

KETELADANAN DALAM PENDIDIKAN oleh MasSukatnoGiri

Keteladanan atau modelling diyakini merupakan hal yang sangat penting dalam pendidikan. Kita bisa menyimpulkan  betapa beratnya  mendidik anak di zaman edan ini. Sumber informasi, sumber saran pendidikansudah sangat mudah diperoleh. Maka tingkat percepatananak-anak saat ini sangat luar biasa. Pengaruh positif sangat dekat dan cepat  memepengaruhi pikiran anak. Demikian juga pengaruh buruk juga sangat dekat dan cepat. Namun, pengaruh negatif  lebih cenderung menjanjikan kesenangan, maka pengaruh negatif tersebut demikian sangat mudah terserap dan mudah ditirukan olehanak.

Tantanganbagi orang tua,tokoh , masyarakat, dan para guru di sekolah, apakah merekamenghendaki generasi yanglebih baiak? kalau iya berarti mereka harus menyiapkan seperangkat modeluntuk memperbaiki generasi mendatang.

Andai anak- anak sulit mencari model  baik di rumah , di masyarakat,  dan di sekolahan, kita bisa mengira-ira  akan jadi apa anak-anak masa depan.

Bicara mudah, pelaksanaanya yang susah. Betapa baiknya suatu kurikulum sekolah yang akan menerapkan pendidikan karakter, bila tak ada  faktor pendukung baik di keluarga maupun di masyarakat, kita akan menunggu pendidikan  karater akhirnya hanya sebatas teori tanpa arti.

Lalu bagaimana mestinya perjalanan pendidikan karakter  secara ideal?

Pendidikan karakter mestinya berangkat dari bawah atau bottom up. Maksudnya pendidikan moral, mental spiritual  yang tercakup pada pendidikan karakter Di sini para orang tua harus berbekal pengetahuan dan moral yang baik sebelum  menuntut anaknya menjadi baik.Berikutnya para guru di sekolah seharsnya bisa menjadi partner yang  baik  beserta  orang tua saling  bertanggungjawab terhadap perilaku anak.



Selasa, 30 Oktober 2012

SI PENULIS MODAL NEKAT DIPERCAYA SEBAGAI MOTIVATOR DI MGMP B. INGGRIS SMP


Voice of Wonogiri (VoW). Wonogiri. Selasa, 30 Oktober 2012 yang ke sekian kalinya MasKatno Giri diundang di MGMP  bahasa Inggris sektor 11 atau sektor Wonogiri bagian timur. Pertemuan antar guru bahasa Inggris tersebut bertempat di lab bahasa SMPN1 Purwantoro.  Kali ini temanya adalah tentang kepenulisan artikel. Namun, sebelumnya  maslah kepenulisan PTK yang  juga mengundang MasKatno Giri.

Salah satu alasan ketua MGMP bahasa Inggris mengundang MasKatnogiri sebagai motivator dan pembimbing adalah Wonogiri masih miskin penulis, apalagi  penulis yang memiliki modal nekat atau modal.
“Apa yang melatarbelakangi Pak Maskatno sering menulis dan sering ikut lomba?” Itulah pertanyaan salah satu ibu guru, MasKatno menjawab bahwa dia akan lebih  bahagia lagi kalau mampu memotivasi orang lain  untuk mampu menulis walau modalnya nekat dan modal pas-pasan.

Menurut Maskatno walau modal kepenulisanya Cuma modal nekat, dia sudah mapu menghasilkan ratusan tulisan. Namun, yang dikirim dan dipasarkan untuk menghasilkan uang baru sebatas puluhan jumlahnya. Dan menurutnya dia  juga bisa juara tingkat provinsi melalui kepenulisan.

Modal nekat ternyata bisa menghantarkan kesusksesan, pada kenyataanya orang cerdas tanpa  ketekatan akan dikalahkan orang pas-pasan yang memiliki kenekatan.

Berikut  foto-foto kegiatan MGMP Bahasa Inggris sektor timur bersama MasKatno Giri:

GURU DAN UTANG BERPERAN MENCERDASKAN BANGSA Oleh MasKatno Giri


Sudah dimaklumi. Keberadaan  istilah “GURU” yang merupakan akronim Ginaris Uripe Rinebeting Utang, juga  istilah “tanpa utang bagaikan langit tanpa bintang”. Kesimpulan sementara GURU dan UTANG ternyata memiliki peran luar biasa, tentu peran dalam menentukan perjalanan bangsa.

Bagaimana logikanya GURU dan UTANG memiliki peran dalam kehidupan berbangsa?

Guru  yang memiliki utang biasanya lebih kreatif, karena dia dipaksa berpikir bagaimana dia dan keluarga bisa makan dan menyekolahkan anak-anknya dsb. Yang jelas guru tersebut berupaya memiliki tambahan penghasilan. 

Apakah ada guru yang berbuat negatif untuk menutupi kebutuhannya?  

Saya yakin tidak ada, kalau ada namanya bukan guru tapi oknum guru. Karena perilaku guru selalu dipantau dari arah mana saja, sehingga guru selalu hati-hati dalam bertindak
Guru adalah patuladan, idealnya menjadi contoh yang baik untuk para  siswa. Masyarakatpun juga akan menuntut bahwa guru seharusnya menjadi panutan di masyarakat