NASEHAT DAN ARAHAN UNTUK PARA PEMUDA MUSLIM TERKAIT DENGAN DIRI, AGAMA DAN UMATNYA
Alhamdulillah
Pertama, Syekh Abdul aziz bin Baz 
    rahimahullah berkata: ‘Para pemuda pada setiap umat, mereka adalah tulang 
    punggung yang membentuk unsur pergerakan dan dinamisasi. Dikarenakan dia 
    mempunyai kekuatan yang produktif, kontribusi yang terus menerus. Dan suatu 
    umat tidak runtuh –seringkali - kecuali ada di pundak para pemuda yang punya 
    kepedulian dan semangat menggelora. Musuh-musuh Islam telah mengetahui 
    hakekat ini, maka mereka secepat mungkin membuat rintangan di jalannya atau 
    merubah cara pandang (hidupnya). Baik dengan memisahkan dari agama atau 
    menjauhkan dari kedekatan mereka diantara ulama’. Dan pendapat yang benar di 
    umatnya atau dengan memberikan label yang membuat mereka lari atau dengan 
    memberi sifat yang tidak benar. Mengkaburkan image yang Allah terangi 
    pandangan mereka dalam masyarakatnya atau membuat profokasi (buruk) dari 
    sebagian pemerintahan.’ Fatawa Syekh Ibnu Baz, 2/365.
Kedua, dari penjelasan tadi bahwa pemuda 
    Islam mempunyai peran yang penting, kegiatan yang sangat strategis untuk 
    membangkitkan dirinya dari apa yang diinginkan kepadanya agar menjadi 
    penjaga agama terhadap apa yang hampir (mengenai kepadanya).
Mungkin bisa kita ringkas peran itu, kegiatan 
    itu adalah sebagai berikut:
1.     
    Ilmu Agama.
Allah berfirman,
هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ 
    وَالَّذِينَ لا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الأَلْبَابِ
“Katakanlah: 
    "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak 
    mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima 
    pelajaran.” SQ. Az-Zumar: 9. 
    
Nabi 
    sallallahu’alaihi wa sallam bersabda: 
طَلَبُ العِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَىْ 
    كُلِّ مُسْلِمٍ
‘Mencari ilmu itu wajib bagi 
    setiap muslim.’ HR. Ibnu Majah dan ia hadits hasan.
Maka ilmu agama ada wajib bagi 
    setiap muslim, tidak mungkin orang bodoh memahami agamanya. Tidak mungkin 
    membela dalam perkumpulan-perkumpulan dan milis-milis. Sementara orang 
    bodoh, umat, kota, desa begitu juga keluarganya tidak dapat mengambil faedah 
    darinya. Oleh karena itu bagi para pemuda, hendaklah bersegera (untuk 
    mendatangi) halqah ilmu di masjid-masjid, markaz Islam. Dan menyingsingkan 
    lengan baju waktu kosongnya untuk menghafal Al-Qur’an dan membaca buku-buku.
    
2.     
    Berdakwah 
    kepada Allah dan mengajarkan orang-orang
Allah berfirman,
( وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ 
    يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ 
    الْمُنكَرِ وَأُوْلَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ ) آل عمران/104
“Dan 
    hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, 
    menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah 
    orang-orang yang beruntung.” SQ. Ali Imroh: 104. 
Berdakwah dan 
    mengajarkan adalah zakatnya ilmu. Maka wajib bagi orang yang menuntut ilmu 
    agama untuk menyampaikan kepada yang lainnya, dan memberikan saham agar 
    dapat memberikan hidayah orang kafir masuk Islam serta memberikan hidayah 
    orang yang berbuat kemaksiatan menuju istiqamah (dalam beragama). 
    
3.     
    
    Sabar atas gangguan orang 
    
Allah 
    berfirman –lewat nasehat Luqman ketika menasehati anaknya,
( يَا بُنَيَّ 
    أَقِمِ الصَّلاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنكَرِ وَاصْبِرْ 
    عَلَى مَا أَصَابَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الأُمُورِ ) لقمان/ 17 .
“Hai anakku, 
    dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah 
    (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang 
    menimpa kamu. 
    Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh 
    Allah). SQ. Luqman: 17.
Merupakan 
    suatu keniscayaan – seringkali – seorang dai ditimpa gangguan perkataaan 
    atau perbuatan.  Hal itu jangan sampai menjadi penghalang dalam melanjutkan 
    dakwah kepada Allah. Agar diketahui bahwa para Nabi dan para utusan telah 
    menimpah kepada mereka hal serupa sangat banyak sekali, sementara dia tetap 
    berjalan dalam petunjuk dan jalannya, maka hendaklah bersabar dan mengharap 
    (pahala). 
4.     
    
    Mentaati perintah dan menjauhi larangan
Pemuda muslim adalah yang taat 
    kepada Tuhannya Ta’ala. Tidak mendengar perintah agama, melainkan dia yang 
    pertama kali melaskanakannya. Dan tidak juga larangan melainkan dia yang 
    pertama kali menjauhinya. Layak bagi pemuda semacam ini mendapatkan pahala 
    di hari kiamat di bawah naungan Arsy Tuhannya. Diwaktu matahari sangat dekat 
    panasnya di atas kepada orang-orang. Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu dari 
    Nabi sallallahu’alaihi wa sallam bersabda: 
( سَبْعَةٌ 
    يُظِلُّهُمْ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لا ظِلَّ إِلا ظِلُّهُ : الإِمَامُ 
    الْعَادِلُ ، وَشَابٌّ نَشَأ فِي عِبَادَةِ رَبِّهِ ... ) متفق عليه .
“Tujuh (golongan) yang Allah 
    naungi di hari yang tidak ada naungan melainkan naungan dariNya, Imam yang 
    adil, pemuda yang tumbuh dengan ketaatan kepada Tuhannya..” HR. 
    Muttafaq’alaihi. 
5.     
    Penyucian diri
Diantara kebutuhan pemuda 
    muslim, dan kita harus memberi nasehat kepadanya, hendaknya menjadikan 
    dirinya mempunyai  waktu untuk penyucian (jiwa). Sehingga dirinya lebih 
    semangat untuk mendidik dalam melaksanakan ibadah-ibadah sunnah yang mudah 
    untuk dilaksanakannya seperti qiyamul lail, puasa di hari-hari utama, 
    membaca wirid dan zikir harian. Ini adalah bekal pemuda agar tetap konsisten 
    dalam jalan hidayah. Disertai komitmen sabar dari sesuatu yang diharamkan, 
    menjaga pendengaran dari kemungkaran. Begitu juga anggota tubuh lainnya 
    terjaga dari terjerumus apa yang menjadi marah Tuhannya dan tidak rela 
    darinya. 
Diantara yang selayaknya dijaga 
    oleh pemuda muslim pada masalah ini adalah menjaga diri, sebagai realisasi 
    dari wasiat Nabawi dari Nabi sallallahu’alaihi wa sallam ketika berujar 
    kepada pemuda: 
( يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنْ 
    اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ 
    وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ 
    فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ ) متفق عليه
“Wahai para pemuda, barangsiapa 
    diantara kamu semua yang mampu (menikah), maka menikahlah. Karena hal itu 
    lebih dapat menahan pandangan dan menjaga kemaluan. Barangsiapa yang tidak 
    mampu, maka hendaklah dia berpuasa, karena hal itu sebagai perisai.’ HR. 
    Muttafaq’alaihi. 
Kata ‘Al-Baah’ adalah kemampuan 
    biaya pernikahan diantaranya mahar dan nafkah. Dan kata ‘Al-Wija’ adalah 
    perisai, karena puasa dapat melemahkan gejolak nafsu. 
6.     
    Berkumpul di 
    sekitar para ulama yang terpercaya
Allah berfirman, 
    
( وَإِذَا جَاءَهُمْ أَمْرٌ مِنَ 
    الْأَمْنِ أَوِ الْخَوْفِ أَذَاعُوا بِهِ وَلَوْ رَدُّوهُ إِلَى الرَّسُولِ 
    وَإِلَى أُولِي الْأَمْرِ مِنْهُمْ لَعَلِمَهُ الَّذِينَ يَسْتَنْبِطُونَهُ 
    مِنْهُمْ وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ لَاتَّبَعْتُمُ 
    الشَّيْطَانَ إِلَّا قَلِيلًا ) النساء/ 83
“Dan 
    apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun 
    ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya kepada 
    Rasul dan Ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin 
    mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan 
    Ulil Amri). Kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, 
    tentulah kamu mengikut syaitan, kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu).” 
    SQ. An-Nisaa: 83.
Pemuda muslim jangan mengikuti 
    perasaan dan semangatnya. Akan tetapi berjalan sesuai dengan jalan hidayah 
    atas arahan para ulama’ terpercaya, para pakar yang mempunyai ilmu luas, 
    pengalaman yang bermanfaat. Sehingga mengikuti jalan sesuai dengan 
    nasehatnya, bekerja atas musyawarah darinya. Diharapkan hal itu lebih banyak 
    bermanfaat untuk umat dan agamanya. Hal itu lebih terjaga dari propaganda 
    membelokkan risalah kebenaran yang ditujukan kepada para pemuda dan (dapat) 
    menyebarkan cahaya (kebenaran) di muka bumi. 
7.     
    Hendaknya 
    menjadi contoh bagi orang-orang. 
Ini adalah kondisi pencari ilmu, 
    para dai kepada Allah. Maka pemuda muslim yang mengajarkan manusia dan 
    mendakwahkan. Hendaklah jangan menyalahi perbuatan dari ucapannya. Bahkan 
    dia selayaknya berakhlak mulia yang dia serukan. Melaksanakan ketaatan yang 
    dia anjurkan kepada orang-orang. Dia sebagai contoh orang lain dalam 
    (mengemban) amanah, istiqomah, kejujuran, menjaga diri dan akhlak wajib 
    serta akhlak mulia lainnya. 
8.     
    Bangga dengan 
    agamanya dan tidak mengikuti orang-orang kafir.
Allah berfirman dalam poin 
    ini dan sebelumnya, 
( قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ 
    حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ إِذْ قَالُوا لِقَوْمِهِمْ 
    إِنَّا بُرَآءُ مِنكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللَّهِ كَفَرْنَا 
    بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاء أَبَدًا 
    حَتَّى تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَحْدَهُ ) إلى قوله تعالى : ( لَقَدْ كَانَ 
    لَكُمْ فِيهِمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ 
    الآخِرَ وَمَن يَتَوَلَّ فَإِنَّ اللَّهَ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ ) 
    الممتحنة/ 4 – 6
“Sesungguhnya 
    telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang 
    bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: "Sesungguhnya 
    kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain 
    Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu 
    permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada 
    Allah saja. Kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya: "Sesungguhnya aku 
    akan memohonkan ampunan bagi kamu dan aku tiada dapat menolak sesuatupun 
    dari kamu (siksaan) Allah." (Ibrahim berkata): "Ya Tuhan kami hanya kepada 
    Engkaulah kami bertawakkal dan hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan 
    hanya kepada Engkaulah kami kembali. 
    Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah 
    bagi orang-orang kafir. Dan ampunilah kami ya Tuhan kami. Sesungguhnya 
    Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. 
    Sesungguhnya pada mereka itu (Ibrahim dan umatnya) ada teladan yang baik 
    bagimu; (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (pahala) Allah dan 
    (keselamatan pada) Hari Kemudian. Dan barangsiapa yang berpaling, 
    maka sesungguhnya Allah Dia-lah yang Maha kaya lagi Maha Terpuji.” 
    SQ. Al-Mumtahanah: 4-6. 
Kebanyakan yang kami lihat 
    kelompok yang mengikuti orang kafir dalam pakaian, penampilan dan gerakannya 
    adalah kelompok para pemuda. Sangat disayangkan. Oleh karena itu, peran 
    penting bagi pemuda Islam adalah hendaklah dia bangga dengan agamanya. Tidak 
    malu menampakkan syiar-syiar (agama). Tidak pura-pura ketika menunaikan 
    ibadak kepada Penciptanya. Hal itu dapat membuat benci di hati orang-orang 
    kafir. Prilakunya jangan menyerupai penampilan, begitu juga dalam 
    pakaiannya. Hal itu menjadi panutan bagi para pemuda lain yang hanya 
    ikut-ikutan budaya jelek barat yang kafir. 
9.     
    Berjihad dan 
    mendermakan jiwa di jalan Allah 
Umat Islam membutuhkan kekuatan 
    pemuda Islam, oleh karena itu pemuda mengerahkan dirinya dengan mudah di 
    jalanNYa untuk mengagungkan agamaNya. Ketika orang kafir menyerang negara 
    Islam, maka secepat (mungkin) mempertahankan dan membela kehormatan umat 
    Islam. Ketika keluarga dirampas, maka dia melindungi dan menjaganya. Dia 
    dalam setiap kondisi sebagai tentara Islam. Dia terlihat dimana saja ketika 
    dibutuhkan aktifitas dan kekuatannya. Sehingga dia dermakan dengan murah 
    kepada Tuhannya Ta’ala. Teladanya akan hal itu adalah pemuda muslim dari 
    kalangan para shahabat yang mulia. Seperti Ali bin Abi Tholib yang tidur di 
    ranjang Nabi sallallahu’alaihi wa sallam di malam hijrahnya. Abdullah bin 
    Abu Bakar radhiallahu’anhu dimana beliau mencari kabar Quraisy dan 
    memberitahukan kepada Nabi sallallahu’alaih wa sallam dan Abu Bakar 
    radhillahu’anhu. Seperti Usamah bin Zaid radhiallahu’anhuma ketika memimpin 
    pasukan di dalamnya ada para shahabat senior radhiallahu’anhum. 
    
Kami memohon kepada Allah agar memperbaiki 
    kondisi umat Islam, dan menunjukkan para pemudanya untuk beraktifitas 
    mendapatkan keredoan Tuhannya dan menjadikan sebagai petunjuk yang menerangi 
    (jalan kebenaran). 
Wallahu’alam 
      
      . 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
berlatih kreatif melaui pembuatan komentar