Membicarakan keikhlasan memang gampang. Namun, menjadi pribadi ikhlas tak semudah membalikkan tangan. Walau sulit, kalau kita ingin mendapatkan syurga di dunia dan di akherat keikhlasan adalah keniscayaan.
Kedekatan makna ikhlas adalah , lilo, legowo, tulus, rela dsb.. Salah satu cara belajar ikhlas adalah belajar dari kisah hidup. Beberapa waktu lalu aku telah membaca kisah hidup Samuel Mulia. Dia adalah aktifis penulis di Kompas.
Walau aku dan mas Samuel beda keyakinan agama. Tidak ada salahnya, aku belajar dari keunggulannya. Secara gamblang, dan jujur Samuel telah menuturkan kisah kelamnya sampai akhirnya menuju pertobatan. Katanya berbagai kemaksiatan telah dia lakukan. Sekali lagi dia kini sudah mertobat. Kegiatan hidupnya untuk hal-hal yang positif, salah satunya menjadi motivator (penulis produktif di Kompas). Dengan berbagai pengakuan kelemahannya-sampai kini usianya di atas setengah abad dia belum menikah. Kelemahnya telah tertutupi oleh kebaikannya. Kejujuran, kata motivasi pencerahannya patut diapresiasi.
Kompas , hari ini Minggu, 21/12/2014, Samuel mencerahkan pembaca untuk menikmati kehidupan dunia yang tidak langgeng ini dalam penuh kebahagiaan. Menurut Samuel: Ikhlas adalah salah satu jalan kebahagiaan. Ikhlas sejatinya bisa dijabarkan dalam pemahaman yang sangat luas. Ikhlas atas kelemahan diri, atas kelemahan orang lain, atas nikmat dan cobaan dari Allah SWT dsb.
Pencerahan mas Samuel memotivasiku untuk semakin giat belajar menuju keikhlasan. Tentu, keikhlasan di sini menurut kaca mata Islam sebagai agama yang kuyakini.
Aku pun perlu dimotivasi untuk menjadi pribadi ikhlas, dan mau belajar dari berbagai sumber referensi. Akhirnya kukompilasi tulisan tentang langkah-langkah memotivasi diri menjadi pribadi ikhlas:
1. Mengutamakan keridhaan Allah SWT daripada keridhaan manusia.
Tidak
sedikit manusia hidup di bawah bayang-bayang orang lain. Bila orang itu
menuntun pada keridhaan Allah, sungguh kita sangat beruntung.
2. Mengendalikan diri dari popularitas.
Imam Ibnu Syihab Az-Zuhri berkata :
“Sedikit sekali kita melihat orang yang tidak menyukai kedudukan dan jabatan. Seseorang bisa menahan diri dari makanan, minuman, dan harta, namun ia tidak sanggup menahan diri dari iming-iming kedudukan. Bahkan, ia tidak segan-segan merebutnya meskipun harus menjegal kawan atau lawan.”
3. Mengakui bahwa diri kita punya banyak kekurangan.
Orang
yang ikhlas selalu merasa dirinya memiliki banyak kekurangan. Ia merasa
belum maksimal dalam menjalankan segala kewajiban yang dibebankan Allah
swt. Karena itu ia tidak pernah merasa ujub dengan setiap kebaikan yang
dikerjakannya.
4. Menyembunyikan amal kebajikan
Orang
yang tulus adalah orang yang tidak suka memamerkan atau ujub dan umuk dengan amal perbuatannya. Allah Maha Tahu. Ibarat pohon, mereka lebih senang menjadi akar yang tertutup
tanah tapi menghidupi keseluruhan pohon.
Rasulullah saw. bahwa beliau bersabda :
Rasulullah saw. bahwa beliau bersabda :
‘Riya sekalipun hanya sedikit, ia termasuk syirik. ......”(Ibnu Majah dan Baihaqi)
5. Menerima atas posisi apapun
Rasulullah
saw. yang diteladani para pengikut setianya telah terdidik menjadi pribadi ikhlas. Apapun profesinya. Seperti yang terjadi pada diri Khalid bin Walid saat Khalifah Umar bin
Khaththab memberhentikannya dari jabatan panglima perang. Khalid tidak
kecewa apalagi sakit hati. Sebab, ia berjuang bukan untuk Umar, bukan
pula untuk komandan barun ya Abu Ubaidah. Khalid berjuang untuk mendapat
ridha Allah swt.
6. Marah atau cinta karena Allah SWT
Adalah
ikhlas saat kita
ridha, cinta dan marah kepada seseorang atau sesuatu karena kecintaan Anda
kepada Allah dan keinginan membela agamaNya, bukan untuk kepentingan
pribadi kita.
Sebaliknya, Allah swt. mencela orang yang berbuat kebalikan dari itu.
Sebaliknya, Allah swt. mencela orang yang berbuat kebalikan dari itu.
“Dan di antara mereka ada orang yang mencela tentang (pembagian) zakat. Jika mereka diberi sebagian daripadanya, mereka bersenang hati, dan jika mereka tidak diberi sebagian daripadanya, dengan serta merta mereka menjadi marah.”(At-Taubah: 58)
7. Merasa gembira jika kawan Kita memiliki kelebihan
Yang
paling sulit adalah menerima orang lain memiliki kelebihan yang tidak
kita miliki. Apalagi orang itu junior kita. Hasad. Itulah sifat yang
menutup keikhlasan hadir di relung hati kita. Hanya orang yang ada sifat
ikhlas dalam dirinya yang mau memberi kesempatan kepada orang yang
mempunyai kemampuan yang memadai untuk mengambil bagian dari tanggung
jawab yang dipikulnya.
Allahu a'lamu bishawab. SALAM SUKSES SEJATI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
berlatih kreatif melaui pembuatan komentar