Maskatno Giri mau berbagi, karena dia berusaha baik hati dan tidak sombong. Tulisan ini diposting karena dia sadar bahwa ini penting untuk para guru. "Yen ora bolo ora tak kandani" , materi ini diperoleh dari para seniornya yang baik hati pula. Mau berbagi itulah motto hidup Maskatno Giri dan para seniornya.
Selamat membaca atau mengkopi tulisan ini, "Jenis-Jenis Metode Mutakhir Pembelajaran Bahasa Inggris" monggo:
Selamat membaca atau mengkopi tulisan ini, "Jenis-Jenis Metode Mutakhir Pembelajaran Bahasa Inggris" monggo:
1. Role Play
a. Pengertian
Role play (bermain peran) adalah teknik pembelajaran bahasa yang meminta
siswa memainkan peran tertentu dalam situasi yang ditentukan, dengan
menggunakan bahasa target, yaitu bahasa yang sedang dipelajari (seperti bahasa
Inggris, misalnya). Untuk berlatih mengekspresikan complaints and apologies dalam
bahasa Inggris, misalnya, siswa bermain peran sebagai pembeli dan penjual di
suatu toko. Pembeli mengembalikan barang yang telah dibelinya dari toko
tersebut karena barang itu rusak.
b. Kompetensi yang dikembangkan
Keterampilan berbahasa yang dapat dikembangkan dengan role play adalah speaking, terutama interpersonal
dan transactional dialogues.
c. Prosedur
1) Mengajak
siswa mengidentifikasi situasi untuk role
play, seperti apakah role play
akan dilaksanakan antara guru dengan siswa, dokter dengan pasien, atau tamu
hotel dengan resepsionais;
2) Mengajak
siswa merancang role play, seperti apakah role play bersifat terstruktur, semi terstruktur, atau bebas. Juga,
apakah role play akan dilaksanakan
oleh dua orang, tiga orang, atau lebih;
3) Memfasilitasi
siswa untuk mengidentifikasi language
function yang diperkirakan muncul dalam percakapan/role play;
4) Mengajak
siswa mengidentifikasi pilihan-pilihan bentuk bahasa (language forms) untuk masing-masing language function;
5) Mengarahkan
siswa untuk melakukan drilling terhadap
beberapa language forms yang telah
teridentifikasi;
6) Memfasilitasi
siswa melakukan latihan role play
dalam kelompok kecil;
7) Memfasilitasi
siswa melakukan performance role play
di depan kelas;
8) Mengajak
para siswa melakukan evaluasi terhadap hasil performance siswa.
2. Process Approach
a. Pengertian
Process approach adalah metode pembelajaran bahasa, khusunya writing, yang memberi kesempatan kepada siswa untuk mengalami,
menghayati, menilai, dan merefleksi sendiri
langkah-langkah penulisan suatu teks,
mulai dari perencanaan hingga penulisan akhir teks tersebut. Di sini
yang menjadi fokus adalah proses penulisan, bukan hasil tulisan.
b. Kompetensi yang dikembangkan
Keterampilan bahasa yang dikembangkan dengan process approach ini adalah writing,
khususnya free writing.
c. Prosedur
1) Planning.
Pada tahap ini guru membimbing siswa untuk memilih dan menentukan topik,
membatasi topik, dan menuliskan topic
sentence atau thesis.
2) Outlining.
Pada tahap ini guru meminta siswa untuk menuliskan pointer-pointer isi
informasi yang dapat mengembangkan topik.
3) Drafting.
Pada tahap ini guru memfasilitasi siswa untuk mengembangkan sertiap pointer
informasi menjadi kalimat atau paragraf.
4) Revising/Editing.
Pada tahap ini guru meminta siswa menilai draf yang telah dibuatnya, kemudian
melakukan revisi atau editing agar draf tersebut menjadi lebih baik. Revisi
meliputi isi, organisasi, grammar, vocabulary, spelling, dan lain sebagainya.
5) Rewriting.
Pada tahap ini guru meminta siswa menuliskan kembali draf yang telah direvisi.
Ini menjadi produk atau tulisan akhir siswa.
3. Inquiry-based Teaching
a. Pengertian
Inquiry-based
Teaching (IBT) adalah suatu metode pembelajaran yang melibatkan siswa secara intensif
untuk untuk mengajukan pertanyaan atau
permasalahan, mengajukan hipotesis, melakukan observasi atau investigasi,
menganalisis data, dan menarik simpulan, serta menjelaskan temuannya itu kepada
orang lain. Jawaban yang diharapkan atas pertanyaan tersebut tidak bersifat
tunggal tetapi jamak. Yang penting adalah bahwa dalam mencari jawaban, siswa
bekerja dengan menggunakan prosedur dan standar tertentu yang jelas sehingga
hasilnya dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, dimungkinkan mereka
mengintegrasikan dan mensinergikan berbagai metode dan disiplin ilmu yang
berbeda.
b. Kompetensi yang dikembangkan
Kompetensi yang dapat dikembangkan oleh IBT adalah semua
keterampilan berbahasa dan elemen bahasa.
c. Prosedur
1) Asking.
Siswa mengajukan pertanyaan atau pemasalahan yang terkait dengan topik yang
sedang dikaji;
2) Investigating.
Siswa melakukan investigasi dengan berbagai teknik seperti pengamatan, wawancara,
atau analisis dokumen untuk mengumpulkan informasi yang relevan dengan
pertanyaan yang telah diajukan;
3) Creating.
Berdasarkan hasil investigasi siswa mengkonstruksi pengetahuan baru yang
berbeda dari pengetahuan sebelumnya;
4) Discussing.
Siswa menyampaikan temuannya (new knowledge) kepada teman sekelasnya, dan
membandingkannya apakah pengetahuan yang ia konstruksi sama atau berbeda dari
teman-teman lainnya;
5) Reflecting.
Setelah diskusi selesai, siswa memiliki kesempatan untuk melakukan refleksi
atas apa yang telah dilakukan dan ditemukan.
4. Diskusi
a. Pengertian
Metode diskusi adalah suatu metode pembelajaran yang
melibatkan siswa atau kelompok siswa secara intensif untuk melakukan
pembicaraan ilmiah guna mengumpulkan pendapat atas suatu persoalan, kemudian
membuat simpulan atau menyusun alternatif pemecahan masalah tersebut.
b. Kompetensi yang dikembangkan
Kompetensi yang dapat dikembangkan oleh metode diskusi
adalah semua keterampilan berbahasa dan elemen bahasa.
c. Prosedur
1) Guru
mengemukakan masalah yang akan didiskusikan dan memberikan pengarahan
seperlunya mengenai cara pemecahannya;
2) Para
siswa membentuk kelompok-kelompok diskusi, memilih ketua, sekretaris, dan bila
perlu juga juru bicara kelompok;
3) Para
siswa melakukan diskusi di kelompoknya masing-masing secara aktif, demokratis,
dan saling menghargai; sementara itu, guru berkeliling di antara kelompok-kelompok diskusi untuk
meyakinkan bahwa semua kelompok bekerja dengan baik;
4) Masing-masing
kelompok (melalui juru bicaranya) melaporkan hasil diskusinya, yang kemudian
ditanggapi oleh kelompok-kelompok lainnya;
5) Guru
dan siswa melakukan evaluasi dan refleksi atas proses dan hasil diskusi untuk
memperoleh hasil terbaik;
6) Masing-masing
kelompok mengumpulkan laporan hasil diskusinya (hasil diskusi kelompok yang
telah diberi masukan oleh kelompok lain dan guru), untuk dinilai atau dijadikan
arsip kegiatan kelas.
5. Problem-based Learning
a. Pengertian
Problem based
learning (PBL) adalah metode pembelajaran yang
didasarkan pada masalah dalam kehidupan nyata. Siswa diminta dan dibimbing
untuk mempelajari masalah itu berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah
mereka miliki sebelumnya sehingga akan terbentuk pengetahuan baru.
b. Kompetensi yang dikembangkan
Kompetensi yang dapat dikembangkan melalui PBL ini adalah
semua keterampilan berbahasa dan elemen bahasa.
c. Prosedur
1) Guru
mengenalkan siswa pada masalah, atau masalah tersebut diidentifikasi dan
ditentukan secara bersama-sama antara guru dan siswa;
2) Guru
mengorganisasikan pelaksanaan pembelajaran, misalnya apakah siswa bekerja
secara perorangan, berpasangan, atau kelompok kecil;
3) Guru
membimbing siswa untuk melakukan investigasi dengan cara-cara yang relevan,
seperti apakah bisa hanya melalui library research, uji coba, atau sampai pada
eksperimen;
4) Guru
memfasilitasi siswa untuk menyajikan hasil investigasinya di depan teman-teman
sekelas untuk kemudian ditannggapi;
5) Dengan
bimbingan guru siswa menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah dan
hasil investigasi yang dicapainya;
6) Siswa
membuat laporan tertulis dengan format yang telah disepakati, untuk dinilai
oleh guru atau untuk arsip kegiatan kelas.
6. Games.
a. Pengertian:
Permainan adalah kegiatan yang mempunyai peraturan,
tujuan dan unsur kesenangan. Dalam lingkup pembelajaran bahasa Inggris sebagai
bahasa asing, terdapat dua jenis
permainan, yaitu permainan komunikatif
yang dibedakan dengan permainan jenis kebahasaan (lingusitic). Permainan juga dapat juga dibagi menjadi permainan
yang bersifat kompetitif dan permainan yang bersifat kooperatif. Selain
sifatnya yang menyenangkan, permainan yang bersifat komunikatif mempunyai
potensi untuk menciptakan kegiatan komunikasi.
b. Kompetensi yang
dikembangkan:
Biasanya permainan yang
bersifat komunikatif digunakan untuk
mengembangkan keterampilan berbicara, sedangkan permainan yang bersifat
kebahasaan dapat digunakan untuk mengembangkan penguasaan aspek bahasa seperti
kosakata dan gramatika. Yang diterangkan di bawah ini hanya jenis permaianan
komunikatif.
c. Prosedur:
Pre. Games:
1) Menjelaskan keterampilan dan kompetensi
yang akan dikembangkan.
2) Melakukan pembahasan dan drilling tentang
kosakata dan ungkapan-ungkapan yang akan digunakan dalam permainan. (jika
diperlukan)
3) Menjelaskan prosedur permainan.
4) Memberikan contoh pelaksanaan permainan
Games:
Tahap ini digunakan untuk melaksanakan permainan
Post-Games:
Tahap ini digunakan untuk memberikan masukan
terkait kesalahan siswa yang dicatat oleh guru.
7. Jigsaw.
a. Pengertian.
Jigsaw adalah salah satu bentuk pembelajaran kooperatif, yang dimaknai
sebagai pembelajaran yang menciptakan interaksi kelas yang bermakna dalam
lingkungan yang mendukung sehingga mengarah pada pencapaian belajar yang lebih
baik, peningkatan motivasi belajar siswa, dan secara keseluruhan pada perubahan
kondisi psikologis siswa.
b. Kompetensi yang dikembangkan.
Jigsaw dapat digunakan
untuk pengembangan keterampilan listening atau reading dan listening secara bersama-sama .
c. Prosedur
Berikut langkah-langkah pembelajaran untuk pembelajaran listening dan reading:
Listening:
1)
Guru memperdengarkan rekaman di mana tiga orang
dengan pendapat yang berbeda mendiskusikan pendapat mereka tentang suatu topik.
2)
Guru menyiapkan tiga tugas, setiap tugas memfokuskan
satu dari ketiga pendapat yang berbeda tadi
3)
Siswa kemudian dibagi menjadi tiga kelompok A, B,
dan C dan setiap kelompok mendengarkan
rekaman sambil mengerjakan tugas yang sudah disiapkan tersebut dan yang terfokus pada satu pendapat yang berbeda tersebut.
4)
Kelompok siswa kemudian disusun kembali menjadi
kelompok yang terdiri satu siswa berbeda dari
kelompok A, B, dan C.
5)
Kelompok baru ini kemudian bermain peran
mendiskusikan topik yang sama menggunkan informasi yang sudah mereka dapatkan
dari kegiatan mendengarkan tadi.
6)
Guru memberikan
masukan atas kinerja siswa.
Reading dan listening:
1)
Guru mengambi teks tulis narrative dan memotongnya menjadi beberapa bagian sesuai jumlah
siswa.
2)
Setiap siswa mendapatkan satu bagian dari cerita
tersebut.
3)
Setelah membaca bagian tersebut, siswa kemudian
berkeliling ruang kelas dan sambil
mendengarkan setiap bagian bagian teks yang dibaca keras oleh teman lainnya.
4)
Sambil mendengarkan bagian teks yang dibaca teman
lainnya, siswa menentukan posisi bagiannya dalam cerita tersebut.
5)
Akhirnya siswa harus menyusun secara urut
bagian-bagian tadi menjadi teks yang utuh.
8. Split
Information
a. Pengertian.
Kegiatan ini adalah salah satu bentuk
dari banyak kegiatan komunikatif. Nation
(1988) menyebutnya sebagai information
gap activities . Kegiatan pembelajaran ini melibatkan minimal satu siswa
yang mempunyai informasi dan yang
siswa lainnya tidak mempunyainya tetapi
memerlukannya. Untuk mendapatkan informasi tersebut siswa yang tidak
mempunyainya harus melakukan komunikasi dalam bentuk tertentu.
b. Kompetensi yang
dikembangkan.
Keterampilan yang dapat dikembangkan
dengan kegiatan ini adalah keterampilan berbicara.
c. Prosedur
1) Guru menentukan kompetensi dan
topik yang akan dikembangkan, contohnya mendiskripsikan bentuk seperti bulatan,
segitiga, garis, empat persegi panjang dan posisi benda.
2) Guru menyiapkan dua lembar kertas
dengan gambar yang mirip, umpamanya satu berisi sejumlah gambar bentuk dua
dimensi dengan posisi tertentu, dan kertas yang lain berisi gambar bentuk
dimensi yang sama tetapi mempunyai posisi yang berbeda.
3) Guru membagi siswa menjadi berpasangan, tiap
siswa mendapat gambar yang berbeda dari gambar pasangannya.
4) Guru menjelaskan posedur kegiatan dimana tiap
pasangan harus saling tanya jawab untuk mencari perbedaan dan persamaan.
5) Guru memberikan contoh
6) Setelah selesai salah satu anggota pasangan
diminta untuk melaporkan hasil tanya jawabnya.
7) Guru mendiskusikan dan memberikan masukan
terkait kesalahan siswa.
Catatan: apabila diperlukan (tergantung tingkat
kompetensi siswa dan kesiapannya), guru dapat melakukan pengenalan kosakata
terkait beserta makna dan pelafalannya.
9. Problem Solving
a. Pengertian
Kegaiatan pembelajaran ini juga salah satu
bentuk kegiatan pembelajaran komunikatif dimana siswa diminta untuk memecahkan
suatu masalah secara berkelompok Untuk memecahkan masalah tersebut siswa harus
menggunakan sumber daya bahasanya (languge
resource) untuk saling melakukan komunikasi.
b. Kompetensi yang dikembangkan.
Problem
solving biasanya digunakan untuk mengembangkan kegiatan berbicara dan sangat
memungkinkan menggabungkannya dengan kegiatan komunikasi lainnya seperti
menulis, mendengar dan membaca (terpadu).
c. Prosedur
Berikut
adalah langkah pembelajaran metode problem
solving
1) Guru
menentukan kompetensi yang akan dikembangkan.
2) Guru
menentukan persoalan yang akan dipecahkan oleh siswa. Umpamanya bagaimana
memilih sejumlah barang yang tersedia berdasarkan urutan keguanaannya yang akan digunakan untuk menyelamatkan diri
dari kondisi darurat. Situasi ini dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan
mengutarakan dan menaggapi pendapat,
persetujuan dan ketidaksetujuan.
3) Guru
menerangkan pada siswa tujuan dan prosedur kegiatan .
4) Apabila
dianggap perlu guru menerangkan
kosa-kata dan ungkapan-ungkapan yang diperlukan dan melakukan drilling.
5) Guru membagi siswa menjadi bebarapa kelompok
dan tiap kelompok diminta untuk mendiskusikan masalah tersebut dan menentukan
pilihan kelompok.
6) Setelah
selesai guru meminta setiap kelompok melaporkan hasil diskusi kelompok dalam
diskusi kelas.
7)
Guru memberikan komentar dan masukan terhadap hasil diskusi.
10. Number Heads Together
a. Pengertian
Kegiatan pembelajaran ini adalah
salah satu bentuk kegiatan pembelajaran kooperatif. Tehnik yang dikembangkan
oleh Spencer Kagan (1992) ini bersifat komunikatif karena memberikan kesempatan kepada siswa untuk
saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu, teknik ini juga mendorong
siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama mereka.
b. Kompetensi yang dikembangkan.
Keterampilan yang dapat dikembangakan dengan number heads
together adalah reading dan
listening .
d.
Prosedur.
Berikut adalah contoh langkah-langkah
pembelajaran untuk pengembanagan keterampilan reading.
1) Guru menetapkan kompetensi yang akan
dikembangkan dan bahan bacaan yang sesuai.
2) Siswa dibagi dalam beberapa
kelompok. Setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor urut.
3) Guru membagikan teks beserta tugas
yang terkait dengan kompetensi dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
4)
Kelompok memutuskan jawaban
yang dianggap paling benar dan memastikan setiap anggota kelompok mengetahui
jawaban ini.
5)
Guru memanggil salah satu nomor
siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerja sama mereka.
6)
Tanggapan dari kelompok yang
lain
7)
Teknik Kepala Bernomor ini juga
dapat dilanjutkan untuk mengubah komposisi kelompok yang biasanya dan bergabung
dengan siswa-siswa lain yang bernomor sama dari kelompok lain.
11. Project-based Learning
a. Pengertian
Pembelajaran
berbasis proyek adalah sebuah pembelajaran yang melibatkan proyek perseorangan
atau grup yang dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu. Hasil proyek ini kemudian akan ditampilkan atau
dipresentasikan di depan kelas. Pembelajaran berbasis proyek ini berpusat pada
siswa dan komunikatif karena siswa harus berkomunikasi sebagai bagian dari
penyelesaian proyek ini. Disamping itu, pembelajaran semacam ini sangat
kontekstual dan mengembangkan juga softskills
siswa.
b.
Kompetensi yang dikembangkan.
Pada dasarnya pembelajaran berbasis
proyek ini dapat digunakan untuk mengembangkan satu keterampilan berbahasa atau
lebih dari satu secara terpadu. Bahkan
metode ini dapat dignakan untuk mengajar kosa kata.
c. Prosedur.
Berikut adalah contoh langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek yang
terpadu dengan fokus pada pengembangan kosakata yang dikembangkan dengan
keterampilan berbicara.
1) Guru menentukan kompetensi yang akan
dikembangkan.
2) Guru menerangkan pada siswa jenis kosa
kata yang akan dikembangkan, sebagai contohnya,
prepositional phrasal verbs seperti
go up, look for, dan take away
3) Guru menerangkan pola prepotional phrasal verbs,
makna dan contoh penggunaannya
dalam kalimat.
4) Guru menerangkan proyek yang harus
dikerjakan siswa secara individu, yaitu umpamanya, sebagai pekerjaan rumah
mencari dua prepositional phrasal verbs
dengan contoh penggunaannya dalam kalimat yang hasilnya nanti dipresentasikan
di muka kelas.
5) Siswa mempresentasikan hasil proyeknya di
muka kelas.
6) Guru membagi siswa menjadi pasangan dan
setiap pasang harus menyusun bersama secara tertulis percakapan yang
menggunakan prepositional phrasal verbs yang sudah dipresentasikan.
7) Setiap pasang memperagakan percakapan yang
sudah disusun di muka kelas.
8) Secara klasikal guru memberi masukan atas
presentasi dan peragaan percakapan siswa.
13. Task-based Learning
a. Pengertian
Task-based Learning adalah pembelajaran berbasis tugas. Tugas
disini diartikan sebagai pekerjaan yang
dibuat sedemikian rupa oleh guru untuk
dikerjakan oleh siswa, dan dalam menyelesaikan tugas tersebut siswa
harus menggunakan sumber daya bahasanya (language resources) untuk berkomunikasi.
Task-based learning mempunyai beberapa
keuntungan utama:
1. mampu menciptakan
kesempatan pada siswa untuk melakukan komunikasi yang alamiah di dalam kelas.
2. lebih menekankan pada makna daripada bentuk
kebahasaan, dan oleh karenanya
3.
lebih mampu menumbuhkan motivasi belajar karena terpusat pada siswa.
Richards (2002) menyebutkan
bahwa Task-based learning dapat dipakai sebagai satu-satunya kerangka
kerja, atau hanya sebagai salah satu komponen dalam pengajaran bahasa Inggris,
dan disamping itu, task dapat dipakai
sebagai tehnik atau metode mengajar. Dalam kurikulum sekolah dasar dan menengah
di Indonesia pembelajaran berbasis tugas ini lebih mengacu pada tehnik atau metode.
b. Kompetensi yang
dikembangkan
Pada
dasarnya semua keterampilan berbahasa dapat dikembangkan dengan pembelajaran
berbasis tugas. Kita dapat mengembangkannya semua keterampilan secara terpadu
dengan fokus pada salah satu keterampilan. Dalam konteks Pendekatan Komunikatif pengembangan keterampilan berbahasa dengan
pembelajran berbasis tugas lebih tepat dilakukan secara terpadu.
c. Prosedur
Langkah pembelajaran dalam pembelajaran
berbasis tugas dibagi menjadi tahap sebelum tugas, tahap tugas, dan tahap
setelah tugas.
Tahap sebelum tugas:
1) Guru menentukan kompetensi yang akan
dikembangkan dan memilih jenis tugas yang sesuai. Sebagai contoh, kompetensi
yang akan dikembangkan adalah mendiskripsikan
tempat (keterampilan berbicara) dan tugasnya adalah mendesain dua dimensi
tata letak rumah idaman.
2) Guru menerangkan pada siswa kompetensi dan
tugas yang akan mereka kerjakan.
3) Jika diperlukan, guru menerangkan dan
melakukan drilling komponen bahasa tugas seperti kosa-kata, ungkapan dan struktur kalimat.
4) Guru memberi model bagaimana tugas tersebut dilaksanakan.
5) Guru membagi kelas menjadi beberapa
kelompok sesuai kebutuhan
Tahap tugas:
1) Siswa secara berkelompok melaksanakan
tugas dan guru memonitor proses pelaksanaan tugas di tiap kelompok.
2) Setiap kelompok melaporkan hasil tugas. Ketika kelompok
menyajikan hasil tugas guru disarankan membimbing komunikasi kelas, antara siswa dengan siswa dan antara
guru dan siswa untuk tujuan klarifikasi
atas informasi yang diberikan oleh penyaji.
3) Kalau diperlukan sebagai pekerjaan rumah ,
siswa menulis hasil tugas untuk dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya.
Tahap setelah tugas:
1) Guru memberi masukan atas sajian siswa.
2) Guru melaksanakan refleksi
H. Latihan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jawaban yang tepat.
1.
Apa yang Anda pahami tentang makna belajar
bahasa menurut pendekatan komunikatif?
2.
Apa implikasi pemahaman Anda tentang makna
belajar bahasa tersebut bagi kegiatan guru di dalam kelas?
3.
Apa yang dimaksud dengan pembelajaran bahasa
sebagai sebuah sistem dan apa implikasinya bagi peningkatan kualitas
pembelajaran bahasa Inggris di Indonesia?
4.
Tidak seperti pada kurikulum-kurikulum
sebelumnya, kurikulum 2004/2006 tidak merekomendasikan penggunaan satu
pendekatan pembelajaraan tertentu (seperti pendekatan komunikatif, misalnya).
Mengapa demikian?
5.
Sebut dan jelaskan karakteristik pembelajaran
bahasa yang efektif.
6.
Apa yang dimaksud dengan syllabus design dalam pembelajaran bahasa Inggris?
7.
Mengapa penyususn silabi harus memahami
teori-teori pembelajaran bahasa yang mutakhir?
8.
Jelaskan hubungan antara standar isi,
silabus, dan RPP.
9.
Rumuskan 4 butir indikator dari pernyataan
kompetensi dasar ini, “Siswa mampu menggunakan ungkapan ‘memberi dan menerima
undangan’ dalam konteks kehidupan sehari-hari secara tepat”.
10. Apa yang dimaksud dengan
accuracy dan fluency?
11. Apa perbedaan antara kegiatan dengan penekanan
pada accuracy dan kegaiatan pembelajaran dengan penekanan pada fluency?
12. Apa yang dimaksud dengan kegiatan pembelajaran
yang non-komunikatif dan kegiatan pembelajaran yang non-komunikatif?
13. Bagaimana membuat kegiatan pembelajaran
mekanistis menjadi lebih realistis?
14. Bagaimana mengembangkan kegiatan pembelajaran
yang komunikatif?
I. Evaluasi
1. Seorang guru merumuskan
indikator untuk Kompetensi Dasar (KD) membaca pemahaman sebagai berikut: “Siswa
mampu memahami isi bacaan dalam teks eksposisi”. Menurut
pendapat Anda, apakan rumusan indikator tersebut tepat? Apabila tidak tepat, di
mana letak ketidaktepatannya? Jelaskan argumen Anda.
2. Seorang
guru mengajar mata pelajaran bahasa Inggris jam pertama dan kedua (07.00 –
08.20). Tepat pada pukul 08.20 WIB bel berbunyi dan guru tersebut berkata
sebagai berikut: “Anak-anak waktunya sudah habis, kita akan mengakhiri
pelajaran. Good bye and thanks”. Dari perspektif pelaksanaan pengajaran
(khususnya langkah-langkah pengajaran), bagaimana pendapat Anda tentang apa
yang telah dilakukan guru tersebut? Apakah tindakan guru tersebut sudah tepat?
Bila tidak tepat, di mana letak ketidaktepatannya? Jelaskan argumen Anda.
3. Seorang
guru mengajar mata pelajaran bahasa Inggris untuk keterampilan berbicara (speaking). Pada saat ulangan, dia
memberi soal yang berbentuk tes rumpang (clozed
test) dialog tertulis. Guru minta para siswa melengkapi dialog tersebut
dengan ungkapan yang tepat. Bagaimana pendapat Anda tentang bentuk tes
tersebut? Apakah tes tersebut tepat? Bila tidak tepat di mana letak
ketidaktepatannya? Jelaskan argumen Anda.
4.
Pahamilah sebuah kegiatan yang dipaparkan dalam petikan berikut dan setelah itu
jawablah pertanyaan-pertanyaan terkait dengan petikan tersebut:
“Students in groups of three or four
complete an exercise on a grammatical item, such as choosing between the past
tense and the present perfect, an item which the teacher has previously
presented and practiced as a whole class activity. Together students decide
which grammatical form is correct and they complete the exercise. Groups take
turns reading out their answers”.
a.
Jenis kegiatan apakah kegiatan
pembelajaran tersebut ? Jelaskan alasanmu,
b.
Bagaimanakah kamu merubah
kegiatan tersebut menjadi lebh realistis atau bermakna?
5.
Kembangkan satu kegiatan dengan
penekanan pada accuracy dan satu
kegiatan komunikatif yang menekankan pada fluency
berdasarkan Kompetensi Dasar berikut: “ mengungkapkan makna dalam dialog
interaksional dan interpersonal yang mencakup tindak tutur meminta tolong seseorang melakukan sesuatu (request)”