Aku merasa kesulitan mencari padanan kata “kisinan” dalam
Bahasa Indonesia. Namun, aku mau bercerita bahwa aku pernah dibuat isin atau
malu oleh seorang guru. Inti kisahnya aku dipermalukan di depan orang banyak dengan perkataan yang tidak enak di dengar. Kisahku itu
ternyata sulit terlupakan.
Memang. waktu aku remaja aku termasuk siswa yang biasa saja. Menurut ukuran umum, aku termasuk siswa yang agak terlihat kumuh, kurang menarik, dan sangat kurus. Maklum aku kurang gizi. Kayaknya tidak ada garis-garis di wajahku bahwa aku layak menjadi guru suatu saat nanti.
Memang. waktu aku remaja aku termasuk siswa yang biasa saja. Menurut ukuran umum, aku termasuk siswa yang agak terlihat kumuh, kurang menarik, dan sangat kurus. Maklum aku kurang gizi. Kayaknya tidak ada garis-garis di wajahku bahwa aku layak menjadi guru suatu saat nanti.
15 tahun kemudian. Aku menjadi guru, suatu pekerjaan yang dulu bukan merupakan obsesiku.
Jujur saja, karena keminderan aku tidak berani memiliki obsesi. Sejak dulu, aku sudah menyimpulkan
bahwa hidup itu dijalani saja dengan doa, usaha positif dan pantang menyerah. Pokoknya, aku yang penting tidak bermalas-malasan , aku menanti dan menanti masa depan entah aku mau jadi apa.
Di suatu kesempatan, aku bertemu dengan guruku yang membuat aku
sempat kisinan waktu remaja itu. Barangkali dia sudah lupa atau mungkin tidak sadar bahwa dia kurang bijak. "Mas piye kabare, saiki wis dadi guru b. inggris yo? tulung anakku diajari yo!, satu jame brp aku manut" Itulah kalimat p guruku yang sudah terlihat tua. Aku menyanggupi untuk membantu mengajari anaknya .Kita memang sudah lama tidak ketemu bahkan lebih dari 10 tahun.
Aku sekarang telah menjadi guru, namun aku telah mendapat pembelajaran luar biasa dari guruku. Aku akan berusaha membuat para siswa bahagia, lebih PD, tidak merasa direndahkan , dan aku berusaha menganggap mereka saudara. Menjadi guru yang kisinan dan membuat siswa isin atau malu, menurutku tidak tepat. Mungkin suatu saat nanti aku mungkin juga membutuhkan mereka.
Aku sekarang telah menjadi guru, namun aku telah mendapat pembelajaran luar biasa dari guruku. Aku akan berusaha membuat para siswa bahagia, lebih PD, tidak merasa direndahkan , dan aku berusaha menganggap mereka saudara. Menjadi guru yang kisinan dan membuat siswa isin atau malu, menurutku tidak tepat. Mungkin suatu saat nanti aku mungkin juga membutuhkan mereka.