DEFINISI
KEWIRAUSAHAAN
Istilah
kewirausahaan kata dasarnye berasal dari terjemahan entrepreneur yang dalam
bahasa Inggris dikenal dengan arti between taker atau
go-between. Pada pertengahan istilah entrepeneur digunakan untuk menggambarkan seorang aktor sebagai
orang yang memimpin proyek produksi. Secara lengkap wirausaha dinyatakan oleh
Joseph Schumpeter dalam www.astraventura.co.id sebagai orang yang
mendobrak sistem ekonomi yang ada
dengan memperkenalkan barang dan jasa yangbaru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku
baru. Orang tersebut melakukan kegiatannya melalui organisasi
bisnis yang baru atau pun yang telah ada. Dalam
definisi tersebut ditekankan bahwa wirausaha adalah orang yang melihat adanya
peluang kemudian menciptakan sebuah organisasi
untuk memanfaatkan peluang tersebut. Sedangkan proses kewirausahaan
adalah meliputi semua kegiatan fungsi dan tindakan untuk mengejar dan memanfaatkan
peluang dengan menciptakan suatu organisasi.
SIFAT - SIFAT
YANG PERLU DIMILIKI WIRAUSAWAN
Seorang wirausahawan hendaknya
seorang yang mampu menatap masa dengan dengan lebih optimis.
Melihat ke depan dengan berfikir dan
berusaha. Usaha memanfaatkan peluang dengan penuh
perhitungan. Menurut penelitian,
ciri-ciri yang mesti dimiliki oleh seorang wirausaha adalah :
1. Percaya diri
2. Berorientasi tugas dan hasil
3. Pengambil resiko
4. Kepemimpinan
5. Keaslian
6. Berorientasi masa depan
7. Kreatifitas
Demikian banyak ciri-ciri yang mesti
dimiliki, akan tetapi tidak semuanya harus dimiliki.
Menurut Fadel Muhammad, ada sekitar
tujuh ciri yang merupakan identitas seorang wirausaha, yaitu :
a. Kepemimpinan
b. Inovasi
c. Cara pengambilan keputusan
d. Sikap tanggap terhadap perubahan
e. Bekerja ekonomis dan efisien
f. Visi masa depan
g. Sikap terhadap resiko
Bygrave menggambarkan wirausaha
dengan konsep 10 D, yaitu :
-- Dream ; mempunyai visi terhadap
masa depan dan mampu mewujudkannya
-- Decisiveness ; tidak bekerja
lambat, membuat keputusan berdasar perhitungan yang tepat.
-- Doers ; membuat keputusan dan
melaksanakannya
-- Determination ; melaksanakan
kegiatan dengan penuh perhatian
-- Dedication ; mempunyai dedikasi
tinggi dalam berusaha
-- Devotion ; mencintai pekerjaan
yang dimiliki
-- Details ; memperhatiakn
faktor-faktor kritis secara rinci
-- Destiny ; bertanggung jawab
terhadap nasib dan tujuan yanghendak dicapai
-- Dollars ; motivasi bukan hanya
uang
-- Distribute ; mendistribusikan
kepemilikannya terhadap orang yang dipercayai
Kelemahan wirausaha Indonesia
menurut Heidjrachman Ranu Pandojo yang perlu diperbaiki adalah :
---- Sifat mentalitet yang
meremehkan mutu
---- Sifat mentalitet yang suka
menerabas
---- Sifat tidak percaya pada diri
sendiri
---- Sifat tidak berdisiplin murni
---- Sifat mentalitet yang suka
mengabaikan tanggunjawab yang kokoh
PERENCANAAN
USAHA (BUSINESS PLAN)
Pengertian
Pada awal berdirinya usaha,
diperlukan suatu acuan atau rencana agar usaha tersebut dapat berjalan
sesuai dengan apa yang diinginkan.
Perencanaan usaha atau business plan adalah suatu dokumen
yang menyatakan keyakinan akan
kemampuan sebuah bisnis untuk menjual barang atau jasa dengan
menghasilkan keuntungan yang
memuaskan danmenarik bagi penyandang dana.
Jadi business plan adalah dokumen
tertulis yang disiapkan oleh wirausaha yang menggambarkan
semua unsur yang relevan baik
internal mapupun eksternal mengenai suatu perusahaan untuk
memulai usahanya. Business plan
dibuat untuk jangka panjang ataupun jangka pendek. Perincian
business plan tergantung pada
perusahaan yang akan memulai operasinya. Sehingga pihak penyedia
dana akan tertarik untuk ikut serta
dalam usaha tersebut.
Kerangka
Perencanaan Usaha (Business Plan Frame)
Perencanaan usaha pada umumnya
disusun dengan memuat pokok-pokok perencanaan, yaitu :
1. Nama perusahaan
2. Lokasi :
a. Lokasi perusahaan
b. Lokasi pertokoan
c. Lokasi perusahaan
d. Lokasi perkantoran
e. Lokasi pabrik
3. Komoditi yang diusahakan
4. Konsumen yang dituju
5. Pasar yang akan dimasuki
6. Partner yang akan diajak
kerjasama
7. Personal yang dipercaya untuk
menjalankan perusahaan
8. Jumlah modal yang diharapkan dan
yang tersedia
9. Peralatan perusahaan yang perlu
disediakan
10. Penyebaran informasi/promosi
Bentuk Formal
Perencanaan Usaha (Business Plan Form)
1. Halaman depan
2. Daftar isi
3. Rangkuman eksekutif
4. Penjelasan tentang perusahaan
5. Pemasaran
6. Barang dan jasa yang dihasilkan
7. Usaha meningkatkan penjualan
8. Permodalan
9. Apendix
Memahami 9 Aspek Penting Sebelum
Memulai Usaha
Memulai bisnis bagi kebanyakan orang
bukanlah hal yang mudah. Hal yang klasik, banyak pertimbangan di sana sini sehingga tak
jarang membuat orang urung memulai bisnis. Semestinya memulai bisnis tidak
menjadi salah satu sumber ketakutan bagi setiap orang. Untuk menghilangkan
ketakutan dalam memulai bisnis, seseorang bisa membuat persiapan bisnis yang
matang sehingga dapat menjalaninya dengan optimistis.
Salah satu seminar Gerald Abraham salah seorang penasehat bisnis
pada sebuah firma hukum, juga pemilik dan direktur sebuah konsultan keuangan di
tahun 2006, berisi tentang menjadi sukses dengan memahami 9 aspek penting
sebelum memulai usaha.
1. Memahami konsep produk atau jasa secara baik
Sebelum memulai suatu usaha maka hal yang terpenting adalah
pemahaman kita akan konsep produk atau jasa yang akan menjadi bisnis inti. Kita
perlu memahami bukan hanya secara teknis produksi tetapi juga pasar dan prospek
mulai daripada lingkungan yang terkecil kepada lingkungan yang terbesar. Dalam
topik ini dibahas secara menyeluruh aspek-aspek yang penting dalam melakukan
analisa atas kelayakan dan prospek produk termasuk produk-produk yang sama
sekali baru dengan melihat sisi human behavior, kebutuhan pasar dan lainnya.
2. Membuat visi dan misi bisnis
Setiap orang yang mau memulai bisnis harus mengetahui visi dan misi
yang akan menjadi panduan seseorang untuk tetap fokus kepada tujuan bisnis dan
organisasi yang awal. Seringkali suatu usaha pada saat mulai berkembang pada
tahap berikutnya mengalami kegagalan karena organisasi tersebut tidak
memfokuskan diri kepada peningkatan kemajuan bisnis awal tetapi terlalu banyak
mencoba mengembangkan bidang usaha lain yang baru. Dalam topik ini setiap orang
akan belajar bagaimana membuat visi dan misi dalam kaitannya dengan latar
belakang pribadi dan pengetahuan usaha yang akan anda rintis.
3. Perlunya winning, positive dan learning attitude untuk menjadi
sukses
Sikap mental merupakan kunci keberhasilan atas usaha anda selain
daripada pemahaman usaha anda. there is no over night success sesuatu yang
harus dicamkan daripada setiap calon “entrepreneur” karena dibutuhkan waktu,
sikap tidak menyerah, proses belajar secara kesinambunga, dan melihat
permasalahan secara positif yang tidak membuat anda menjadi patah semangat
namun melihat setiap peluang dan belajar atas setiap kegagalan.Anda akan
belajar untuk mengembangkan sikap-sikap diatas untuk menjadi “bisnis
entrepreneur” yang sukses.
4. Membuat perencanaan dan strategi bisnis yang efektif akan menghindari
usaha daripada risiko bisnis dan keuangan.
Secara statistik hampir seluruh kegagalan bisnis kecil dan menengah
disebabkan karena tidak adanya atau kurang efektifnya perencanaan bisnis yang
anda buat. Asumsi-asumsi seperti kapasitas produksi, tingkat utilisasi
produksi, proyeksi kenaikan harga dan biaya dan aspek lainnya dalam perencanaan
bisnis haruslah menggambarkan secara akurat realitas pasar atau praktek yang
ada dalam suatu industri. Sistematika perhitungan dan proyeksi pendapatan dan
biaya harus dibuat secara tepat sehingga membantu setiap calon pengusaha untuk
menghitung secara akurat kebutuhan modal investasi dan modal kerja termasuk
struktur biaya untuk persiapan awal, tahap percobaan, produksi secara
komersial, inventori, distribusi, pemasaran, administrasi, sumber daya manusia
dan juga komponen pendapatan usaha yang terdiri dari pendapatan inti dan
tambahan. Pemahaman yang baik atas hal ini juga akan membantu calon
entrepreneur untuk dapat mengindentifikasi potensi resiko bisnis, manajemen dan
keuangan dan membuat langkah-langkah pengendalian untuk dapat menghindari
setiap resiko tersebut.
5. Pengetahuan dasar manajemen, organisasi dan sistem akan
menghindari usaha daripada risiko manajemen.
Setiap usaha dari yang paling kecil sekalipun membutuhkan manajemen
yang baik untuk memastikan proses pemasaran, produksi, distribusi dan penjualan
berlangsung dengan baik. Sistem manajemen yang buruk akan mengakibatkan adanya
biaya yang tidak perlu seperti bahan baku yang terbuang, pekerja yang tidak
produktif karena pengawasan yang tidak efektif dan deskripsi pekerjaan yang
tidak jelas, koordinasi dan komunikasi antar pegawai yang tidak efektif
sehingga banyak keputusan yang terlambat, perekrutan pegawai yang tidak efektif
sehingga banyak pegawai yang keluar masuk dan membuang banyak waktu dan biaya,
pelatihan yang tidak baik sehingga produktivitas pegawai yang rendah dan masih
banyak lagi permasalahan organisasi. Dalam topik ini kami akan memberikan
pengetahuan dasar dan aspek-aspek yang sangat penting yang harus dipelajari
oleh calon bisnis entrepreneur untuk menghindari resiko manajemen yang dapat
menyebabkan kegagalan usaha.
6. Optimalisasi sumber daya manusia maka 50% usaha Anda sudah
berhasil.
Sumber Daya Manusia atau SDM merupakan salah satu kunci keberhasilan
usaha yang sangat penting. Banyak pakar yang menyadari bahwasanya untuk memulai
usaha seringkali apabila kita merekrut pegawai yang tepat dan berpotensi sangat
baik dapat menutup kelemahan manajemen, organisasi dan sistim dalam jangka pendek.
Dengan SDM yang tepat maka kita sudah setengah jalan untuk menjadi sukses.
Topik ini akan membantu kita untuk memahami kriteria pegawai yang baik dan
sesuai dengan kebutuhan usaha, manajemen SDM secara umum termasuk sistim
penilaian kinerja pegawai sehingga setiap pegawai akan merasa puas dan juga
bagaimana memotivasi pegawai baik secara psikologi umum maupun dengan sistim
insentif untuk mengoptimalkan kinerja pegawai.
7. Mengapa kreativitas, kepemimpinan dan proses pembuatan keputusan
sangat penting?
Dalam memulai usaha umumnya setiap calon entrepreneur akan mengalami
banyak permasalahan dan krisis. Banyak kegagalan terjadi karena kurangnya
kreativitas, kepemimpinan dan pembuatan keputusan yang tepat untuk mencari
solusi yang baik. Kreativitas seperti “thinking outbox” atau kemampuan
melakukan analisa permasalahan di luar pemahaman yang sudah ada dan mencari
alternatif solusi yang kreatif akan sangat membantu usaha anda untuk berhasil.
Kreativitas juga akan sangat membantu anda untuk menyesuaikan produk-produk
anda agar dapat diterima oleh pasar dan juga melihat berbagai peluang dalam
membangun usaha anda. Kepemimpinan sangat penting dalamkrisis untuk membuat
setiap pegawai dan semua orang yang terlibat dalam usaha anda percaya
bahwasanya anda tidak panik, menjadi tempat last resort solusi atas semua
permasalahan dan menjadi panutan. Proses Pembuatan Keputusan akan membantu anda
dalam mencari alternatif solusi dan memilih yang terbaik untuk usaha dan
organisasi anda. Dalam topik ini anda akan mendapatkan cara-cara mengembangkan
kreativitas usaha anda, ciri-ciri kepemimpinan yang cocok dengan latar belakang
pribadi anda dan bagaimana proses yang benar dalam membuat keputusan dalam
setiap permasalahan.
8. Pengetahuan dasar pengelolaan keuangan dan pembiayaan
Pemahaman atas aspek ini adalah sangat penting dalam perkembangan
usaha anda. Seringkali produksi terganggu karena pengelolaan keuangan yang
tidak baik seperti kekurangan dana untuk pembelian bahan baku, alat-alat produksi dan lainnya.
Dalamtopik ini akan dibahas pengetahuan dasar atas cash flow atau arus kas yang
seperti darah dalam tubuh manusia, biaya pendanaan, pembiayaan modal kerja dan
investasi, struktur modal, aset perusahaan, penyertaan modal dan lainnya.
9. Pemasaran, pelayanan dan product brand
Pemasaran merupakan ujung tombak keberhasilan penjualan produk atau
jasa. Sebaik apapun produk atau jasa tanpa pemasaran yang baik maka akan sangat
sukar untuk meningkat penjualan dan keuntungan usaha. Di lain pihak tanpa
pelayanan yang baik kepada pelanggan maka akan sangat sukar suatu usaha untuk
memperoleh pelanggan yang loyal yang merupakan kunci perkembangan usaha. Dengan
pelanggan yang loyal maka pekerjaan pemasaran akan lebih mudah karena pelayanan
yang baik akan menciptakan product brand yang baik kepada calon pelanggan baru.
Dalam topik ini akan dibahas secera menyeluruh semua aspek penting dalam
membuat strategi pemasaran, identifikasi pelayanan yang dibutuhkan pelanggan
dan bagaimana menciptakan product brand dan efeknya kepada keberhasilan usaha.
10 Langkah Memulai Bisnis
Berikut ini 10 langkah yang bisa memandu
pebisnis menyusun bisnis dam membuatnya sukses.
1. Kerjakan apa yang Anda sukai. Anda akan mencurahkan banyak waktu
dan energi untuk memulai sebuah bisnis dan membangunnya menjadi usaha yang
berhasil, jadi sangat penting bahwa Anda sangat menikmati secara mendalam apa
yang Anda kerjakan, apakah menjalankan sewa pemancingan, mengkreasikan tembikar
atau memberikan nasehat keuangan.
2. Mulai bisnis Anda ketika Anda masih bekerja. Berapa lama paling
banyak orang bisa tanpa uang? Tidak lama. Dan ini akan menjadi waktu yang lama
sebelum bisnis baru Anda benar-benar membukukan keuntungan. Menjadi karyawan
ketika memulai bisnis berarti ada uang di saku ketika Anda memasuki proses
memulai bisnis.
3. Jangan kerjakan hal tersebut sendirian. Anda membutuhkan dukungan
ketika memulai bisnis (dan setelahnya). Seorang anggota keluarga atau teman
yang dapat memberikan ide dan akan mendengat secara simpatik hingga hal penting
tarakhir memulai bisnis tidak ternilai harganya.
4. Pertama dapatkan klien atau pelanggan. Jangan menanti sampai Anda
telah secara resmi memulai bisnis hingga garis ini, karena bisnis Anda tidak
dapat bertahan tanpa mereka. Kembangkan jaringan atau network, buat kontak.
Jual atau berikan produk atau jasa Anda. Anda tidak dapat memulai pemasaran
terlalu cepat.
5. Tulis perencanaan bisnis. Alasan penting membuat rencana bisnis
adalah langkah ini dapat membantu Anda menghindari habisnya waktu dan uang
mwmulai bisnis yang tidak akan sukses.
6. Lakukan riset. Anda akan mengerjakan banyak penelitian sepanjang
rencana bisnis, tetapi itu barulah awalnya. Anda untuk menjadi ahli dalam
industri Anda, produk dan jasa. Jika Anda telah selesai. Bergabung pada
asosiasi industri atau profesional yang berhubungan dengan bisnis Anda sebelum
memulai bisnis merupakan ide yang bagus.
7. Dapatkan bantuan profesional. Di satu sisi, hanya karena Anda
menjalankan bisnis kecil, bukan berarti Anda harus menjadi ahli di bidang apa
pun. Jika Anda bukan seorang akuntan, hire lah satu atau dua orang misalnya.
Jika Anda ingin menulis kontrak, dan Anda bukanlah seorang lawyer, hire lah 1
orang. Anda akan membuang lebih waktu dan munkin juga uang untuk mencoba
melakukannya sendiri pekerjaan dimana Anda tidak memiliki kualifikasi untuk
mengerjakannya.
8. Dapatkan uang. Simpan jika harus, mendekati investor potensial
dan pemberi pinjaman. Gambarkan perencanaan keuangan jatuh ke belakang. Jangan
mengharapkan memulai bisnis dan kemudian berjalan ke dalam bank dan mendapatkan
uang. Pemberi pinjaman tradisional tidak seperti ide baru dan tidak seperti
bisnis tanpa pembuktian track records.
9. Jadi lah profesional semenjak memulai. Segala sesuatu tentang
Anda dan cara Anda menjalankan bisnis membuat orang-orang tahu bahwa Anda seorang
profesional yang menjalankan sebuah bisnis yang serius. Ini berarti mendapatkan
semua pelrengkapan seperti kartu bisnis profesional, telepon bisnis, dan alamat
email bisnis, dan memperlakukan orang secara profesional, cara yang sopan.
10. Jalankan hukum dan keluarkan pajak dengan benar pada kali
pertama. Hal tersebut lebih sulit dan lebih mahal dibandingkan mengerjakannya
setelah itu. Apakah bisnis anda butuh teregistrasi? Akankah Anda harus memiliki
asuransi untuk karyawan atau deal dengan pajak gaji? Akan bagaimana bentuk
bisnis yang Anda pilih mempengaruhi situasi pajak pendapatan Anda? Pelajari
kewajiban pajak dan hukum sebelum Anda memulai bisnis dan mengoperasikannya.
RENCANAN
PEMASARAN (MARKETING PLAN)
Ruang Lingkup
Marketing Plan
Marketing plan merupakan bagian dari
business plan. Menurut Bygrave, perencanaan pemasaran ini
harus melakukan penganalisaan
terhadap situasi perusahaan danlingkungannya, analisa dan
penilaian peluang, kekuatan,
kelemahan, kendala yang dihadapi juga gambaran sasaran konsumen dan
strategi pemasaran yang digunakan.
Inti utama dari pelaksanaan
marketing plan ini adalah :
1. Analisa siatuasi lingkungan dan
peluang pasar
2. Mengembangkan sasaran pemasaran
3. Menetapkan strategi pemasaran
4. Menciptakan taktik atau tindakan
pelaksanaan
Kriteria marketing plan yang baik
adalah :
1. Berdasarkan fakta dan asumsi yang
benar
2. Teknik promosi yang efektif
3. Respon perubahan harga di pasar
4. Jaringan saluran distribusi
5. Keadaan persaingan yang sehat
6. S W O T perusahaan yang baik
7. Sumberdaya yang memadai
Konsep A I D A + S
Adapun konsep AIDA+S ini dapat
diartikan sebagai berikut :
A = attention
(perhatian)
I = Interest
(tertarik)
D = Desire
(keinginan)
A = Action
(tindakan)
S = Satisfaction
(kepuasan)
Konsep ini berlaku bagi usaha yang
kegiatannya menarik konsumen.
Konsep Pemasaran
Yang Harus Dilaksanakan
Konsep produk (Product Concept)
a. Orientasi pada produk (Product
Orientations)
b. Orientasi penjualan (Selling
Orientations)
c. Orientasi pasar (Market
Orientations)
d. Orientasi tanggungjawab
(Responsibilities Orientations)
Pendekatan
Pemasaran
1. Commodity Approach (Pendekatan
Komoditas)
2. Institutional Approach
(Pendekatan Institusional)
3. Functional Approach (Pendekatan
Fungsional)
Komoditi Yang Akan
Dipasarkan
1. Barang konsumsi :
a. Barang
konvinien
b. Barang
Shopping
c. Barang spesial
d. Barang instan
2. Barang hasil bumi
3. Barang industri
4. Jasa
Strategi Pemasaran
Merupakan pola keputusan dalam
perusahaan yang menentukan sasaran, maksud atau tujuan yang
menghasilkan kebijaksanaan utama dan
merencanakan untuk pencapaian tujuan serta merinci jangkauan bisnis yang akan
dicapai.
Strategi pemasaran adalah memilih
dan menganalisa pasar sasaran yang merupakan suatu kelompok orang yang ingin
dicapai oleh perusahaan dan menciptakan suatu bauran pemasaran yang cocok dan
yang dapat memuaskan pasar sasaran tersebut.
Ada dua
variabel yang harus diperhatikan dalam menyusun strategi pemasaran, yaitu :
1. Variabel yang dapat dikontrol :
a. Segmentasi
pasar
b. Anggaran pasar
c. Waktu
d. Bauran
pemasaran
2. Variabel yang tidak dapat
dikontrol :
a. Keadaan
persaingan
b. Perkembangan
teknologi
c. Perubahan
demografi
d. Kebijakan
politik dan ekonomi oleh pemerintah
e. Sumberdaya
alam
Pengembangan Produk
Tujuan utama dari pengembangan
produk adalah :
1. Memenuhi keinginan dan kebutuhan
konsumen
2. Memenangkan persaingan
3. Meningkatkan volume penjualan
4. Memberdayakan sumber-sumber
produksi
5. Mencegah kebosanan konsumen
Menyusun Marketing
Plan
Format perencaan pemasaran pada
setiap perusahaan tidak mesti sama, akan tetapi tergantung dari bentuk
perusahaan yang akan melakukan pemasaran. Sebagai acuan, berikut contoh format
marketing plan yang biasa digunakan :
1. Analisa situasi (SWOT) perusahaan
2. Tujuan pemasaran
3. Strategi inti/utama
4. Jadwal pelaksanaan
5. Anggaran pemasaran
6. Pengawasan/kontrol
Pasar
Faktor Produksi Kewirausahaan
|
|
|
Faktor produksi kewirausahaan merupakan bahasan terakhir
dari kegiatan belajar dua. Apakah Anda sudah siap untuk menuntaskan
pembahasan kegiatan belajar dua?
Selama ini masih sering terdengar bahwa pengusaha dan wirausaha memiliki
pengertian yang sama, padahal berdasarkan sikap dan perilaku terhadap
kegiatan usaha pengertian pengusaha berbeda dengan wirausaha. Sekarang Anda
perhatikan perbedaan tersebut.
Pengusaha adalah orang yang menjalankan kegiatan usaha baik usaha
jual-beli, maupun usaha produksi yang tujuan utamanya adalah mendapatkan
keuntungan dan menanggung resiko yang akan terjadi dalam kegiatan usahanya.
Contohnya seperti Pengusaha Tahu dan Tempe.
Wirausaha adalah orang yang mampu mencari dan memanfaatkan peluang
usaha serta mendapat sumber dana dan sumber daya yang diperlukan untuk
kegiatan usaha, dan berani menanggung resiko yang akan terjadi dalam kegiatan
usahanya. Contoh: Manajer Perusahaan Sepatu.
Jadi dari dua pengertian tersebut di atas, jelas bahwa
kewirausahaan mempunyai pengertian yang lebih luas dibanding dengan
pengertian pengusaha. Dengan kata lain seorang pengusaha belum tentu
merupakan kewirausahawan, sedangkan seorang wirausahawan sudah pasti
merupakan pengusaha.
Di dalam pengelolaan perusahaan, kemampuan pengusaha sangat menentukan,
sehingga keberhasilan atau maju-mundurnya kegiatan usaha sangat bergantung
pada kecakapan pengusaha. Pengusaha yang berhasil meningkatkan kemajuan usaha
tercermin dengan semakin meningkat keuntungan perusahaan. Oleh karena itu
laba perusahaan merupakan bentuk imbalan yang harus diterima oleh seorang
wirausahawan.
Selanjutnya kita akan membahas mengenai apa itu laba pengusaha. |
|
1)
|
Laba Pengusaha
Dalam kegiatan perusahaan laba atau keuntungan ditentukan dengan cara
mengurangi hasil penjualan yang diperoleh dengan berbagai biaya yang
dikeluarkan. Dalam selisih antara penjualan dengan biaya, tentu akan
terdapat tiga kemungkinan. Kemungkinan pertama, adalah penjualan lebih
besar dari biaya, yang disebut untung. Kedua penjualan lebih kecil dari
biaya disebut rugi dan ketiga penjualan sama dengan biaya disebut seimbang
(impas).
|
2)
|
Teori Laba Pengusaha
Mungkin Anda masih merasa belum jelas, mengapa faktor kewirausahaan
mendapat imbalan berupa laba. Untuk memperjelas hal tersebut berikut ini
akan dikemukakan teori-teori yang berhubungan dengan laba.
|
|
a.
|
Teori Adam Smith dan David
Ricardo
Keuntungan pengusaha adalah keuntungan yang diperoleh pengusaha karena
melekatkan modalnya dalam perusahaan. Jadi keuntungan pengusaha itu
mereka anggap terdiri dari:
1. bunga modal; dan
2. upah pengusaha.
|
b.
|
Teori Keuntungan Pengusaha dari
Jean Baptiste Say
Menurut Say, tugas utama pengusaha adalah memimpin dan mengamati
perusahaan. Untuk tugas tersebut diterimanya upah pengusaha. Jadi menurut
Say bunga modal itu dipisahkan dan tidak dimasukkan ke dalam keuntungan
pengusaha.
Dengan demikian, imbalan bagi para pemilik modal disebut bunga, sedang
imbalan bagi para pengusaha termasuk di dalamnya premi resiko disebut
upah.
|
c.
|
Teori Nilai Lebih menurut Karl
Marx
Terciptanya laba pengusaha menurut Karl Marx disebabkan karena adanya
pembayaran upah oleh pengusaha kepada pekerja yang dilakukan lebih rendah
dibandingkan dengan prestasi yang diberikan oleh pekerja tersebut kepada
perusahaan.
Selisih antara tingkat upah dengan tingkat prestasi inilah yang lambat
laun secara kumulatif membentuk laba pengusaha. Contoh: Misalkan tenaga
kerja dengan nilai Rp. 5.000,00, hanya dibayar Rp. 4.000,00. Dan selisih
sebesar Rp. 1.000,00 merupakan laba pengusaha.
|
d.
|
Teori Dinamis menurut J.B.
Schumpeter
Seorang pengusaha harus lebih dinamis mengembangkan kegiatan usahanya dan
mampu mengkombinasikan berbagai faktor produksi ke arah tingkat efisiensi
yang paling baik, yang cukup besar pengaruhnya terhadap pembentukan upah
dan laba perusahaan.
|
Bagaimana? Apakah sampai pada pembahasan sumber daya
kewirausahaan ini Anda masih ada yang belum jelas? Jika belum cobalah Anda
baca sekali lagi dengan lebih cermat. Jika Anda telah memahami, kerjakanlah
latihan soal di bawah ini! |
|
|
|
|
|
|
1.
|
Bunga modal merupakan bentuk balas jasa
yang diberikan pengusaha karena menggunakan ....
|
2.
|
Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi
rendanya tingkat bunga adalah ....
|
3.
|
“Bunga adalah merupakan balas jasa yang
diberikan kepada pemilik modal karena telah melakukan pengekangan”.
Pernyataan tersebut merupakan pernyataan dari ... disebut teori ....
|
4.
|
Modal dapat diklasifikasikan dalam
beberapa penggolongan bahan baku
dan bahan pembantu menurut sifatnya termasuk ....
|
5.
|
Jika seorang penjual memiliki omzet
penjualan sebesar Rp. 400.000.000,00 dan biaya yang dikeluarkan sebesar Rp.
270.000.000,00, maka apa yang akan dialami penjual tersebut?
|
6.
|
Laba pada dasarnya merupakan bunga
modal dan upah pengusaha. Pendapat tersebut dikemukakan oleh ....
|
|
|
Latihan ini bisa Anda kerjakan secara individu atau
kelompok.
Setelah selesai seluruh latihan Anda kerjakan, maka Anda akan menilai
mengenai kemampuan pemahaman terhadap materi pasar faktor produksi modal dan
pasar faktor produksi kewirausahaan. Jawaban yang Anda berikan dapat
dibandingkan dengan kunci jawaban berikut ini. |
|
|
|
|
|
1.
|
Faktor produksi sumber daya modal.
|
2.
|
a. Perbedaan resiko
b. Jangka waktu pinjaman
c. Biaya administrasi pinjaman
|
3.
|
Nassau Williem Senior dan Marshall yang disebut
teori abstinence.
|
4.
|
Modal lancar.
|
5.
|
Pengusaha mendapat keuntungan sebesar
Rp. 130.000.000,00 yaitu selisih penjualan dikurangi biaya atau Rp.
400.000.000,00 - Rp. 270.000.000,00.
|
6.
|
Adam Smith dan David Ricardo.
|
|
PROFIL USAHA
Pengembangan
Wawasan Jenis Bidang Usaha
Banyak usaha yang dapat dilakukan,
yang mana biasanya tergantung pada beberapa hal berikut :
1. Minat dan keinginan
2. Modal
3. Relasi atau hubungan
4. Peluang dan kesempatan
Beberapa Jenis
Bidang Usaha
1. Perdagangan besar :
Adalah segala aktifitas
pemasaran yang menggerakkan barang dari produsen ke pedagang eceran
ke lembaga pemasaran
lain.
2. Perdagangan eceran :
Yaitu suatu
kegiatan menjual barang dan jasa kepada konsumen akhir.
3. Pedagang kaki lima :
Merupakan
kegiatan perdagangan yang dilakukan oleh golongan kecil, yang berjualan barang
kebutuhan
sehari-hari, dengan modal yang relatif kecil.
Ciri-ciri
pedagang kaki lima
yaitu :
a. Kegiatan usaha
tidak terorganisir dengan baik
b. Tidak memiliki
izin tempat usaha
c. Kegiatan usaha
tidak teratur
d. Bergerombol
disuatu tempat
e. Menjajakan
dagangan dengan gerakan fisik
4. Waralaba
Adalah sebagai
pelimpahan dari pabrikan atau distributor suatu produk atau jasa yang diberikan
kepada agen-agen
lokal atau pengecer dengan membayar sejumlah royalti.
JALAN MENUJU
WIRAUSAHA SUKSES
Menurut Murphy and Peek, ada sekitar
delapan hal yang menjadi suatu anak tangga agar seorang wirausaha dapat
mengembangkan profesinya. Hal tersebut adalah :
1. Mau bekerja keras (capacity for
hard work)
2. Bekerja sama dengan orang lain
(getting things done with and through people)
3. Penampilan yang baik (good
appearance)
4. Yakin (self confident)
5. Pandai membuat keputusan (making
sound decision)
6. Mau menambah ilmu pengtahuan
(college education)
7. Ambisi untuk maju (ambition
drive)
8. Pandai berkomunikasi (ability to
communicate)
Menurut Zimmerer, karakteristik
wirausaha yang sukses adalah :
1. Komitmen tinggi terhdap tugas
2. Mau bertanggungjawab
3. Mempertahankan minat kewiraushaan
dalam diri
4. Peluang untuk mencapai obsesi
5. Toleransi terhadap resiko dan
ketidakpastian
6. Yakin pada diri sendiri
7. Kreatif dan fleksibel
8. Ingin memperoleh balikan segera
9. Enerjik tinggi
10. Motivasi untuk lebih unggul
11. Berorientasi masa depan
12. Mau belajar dari kegagalan
13. Kemampuan memimpin
Mendidik Mental Wirausaha Anak Sejak Dini
Indonesia
sebagai negara besar yang memiliki penduduk sekitar 230 juta jiwa masih sangat
minim memiliki wirausahawan. Berdasar data, hanya sekitar 0,18% penduduk
Indonesia dari total penduduk yang merupakan wirausahawan. Padahal secara
konsensus, sebuah negara agar bisa maju, minimal harus memiliki wirausahawan
minimal 2% dari total penduduknya.
Peluang untuk tumbuhnya wirausahawan di negeri ini sebenarnya cukup besar,
namun anehnya pengangguran dari waktu ke waktu justru makin meningkat. Salah
satu penyumbang besar pengangguran dan terus mengalami peningkatan dari waktu
ke waktu adalah mereka yang berstatus sarjana. Dunia wirausaha menjadi pilihan
ke-2 setelah menjadi karyawan, baik itu karyawan PNS maupun swasta. Sepertinya
telah terjadi sesuatu secara sistematis di negri ini. Kenapa? Karena di jaman
nenek moyang kita, jarang kita menemukan pengangguran, hamper semua masyarakat
berkarya sebagai, petani, nelayan, pedagang atau profesi lain.
Sepertinya ada pergeseran budaya di masyarakat kita. Dahulu, pekerjaan
diwariskan dari orang tua turun temurun. Tidak seperti sekarang, pekerjaan
dicari, dilamar, dan kemudian diterima atau ditolak. Orang tua jaman sekarang
merasa cukup dengan membekali anak dengan pendidikan tinggi.Asalkan otak
cerdas, mereka yakin, pekerjaan telah menanti.
Tidak sedikit orang tua jaman sekarang, menjadikan anak pandai menghafal
pelajaran, namun tercerabut dari realitas kehidupan. Ada keluarga petani atau
keluarga pedagang, asal anak bisa jadi juara di kelas (di sekolah) maka mereka
tidak usah ikut serta untuk turun kesawah membawa cangkul, atau turun ke gudang
untuk merapikan barang- barang dagangan, karena itu bukalah pekerjaan seorang
anak sekolah. Kerja anak sekolah hanya cukup memegang pulpen saja untuk
menulis. Kondisi seperrti ini ternyata sudah menjadi fenomena dalam banyak
keluarga. Perlakuan seperti ini sangat berkesan dalam memori anak. Sehingga
anak- anak yang berdomisili di daerah agraris cukup banyak yang menjadi gengsi
atau inferior complex (minder atau rendah diri) untuk melakukan pekerjaan yang
mereka anggap sebagai kerja kasar seperti yang dilakukan oleh kakek, paman,
ayah, atau tetangga mereka. Maka inilah awalnya mengapa nilai life skill
(kecakapan hidup) tercerabut dari lingkungan keluarga atau budaya anak kita.
Membiasakan Anak Sejak Dini
Iskandar, salah seorang anak SD Tripusaka ini mengayuh sepeda onthelnya menuju
pasar klewer. Matahari yang sedang terik-teriknya, tidak menjadikan dirinya
tetap tinggal dirumah. Sudah menjadi kesepakatan dalam keluarganya, bahwa
sepulang sekolah, Iskandar harus segera ke pasar Klewer mengantar rantang makan
siang untuk mamanya yang sedang menjaga toko, setelah itu ikut membantu mamanya
berjualan.
Iskandar tidak merasa malu dengan tugas yang ia emban. Menurutnya, sudah
menjadi kebiasaan keluarganya untuk berbagi tugas. Bukan hanya dia yang
melakukan hal serupa. Banyak teman-teman sesama keturunan cina juga membantu
orang tuanya kerja dibengkel, jaga toko, menjadi tukang cuci piring direstoran
milik keluarga, dll.
Kebiasaan membantu orang tua dalam menjalankan bisnis, lambat laun menjadi
sebuah pelajaran yang berharga bagi sang anak. Mereka jadi lebih tahu akan ilmu
bisnis yang hampir pasti tidak mereka dapatkan dimeja sekolah. Mental bisnis
ini terbentuk seiring dengan perkembangan jiwa mereka.
Fenomena Iskandar dan teman-temannya di atas, merupakan fenomena biasa yang
dapat ditemui. Pembagian tugas antar anggota keluarga dengan tanggung jawab
penuh, secara bertahab bisa menjadikan mental anak lebih mandiri dibanding
dengan anak-anak yang dididik dengan cara ”apa saja disediakan, tinggal minta
orang tua” alias manja.
Sedangkan fenomena Iskandar dan teman-temannya merupakan suatu tahap pendidikan
dari orang tua agar anaknya melek bisnis. Yang pada tahap tertentu menghasilkan
mental wirausaha anak sejak dini.
Fenomena inilah yang jarang ditemui dalam pola didik orang tua jawa/pribumi.
Tidak sedikit orang kaya jawa/pribumi yang anaknya tidak mampu mengikuti
kesuksesan orang tua. Memang banyak faktor penyebab. Tetapi, boleh jadi bila
dilihat dari sudut pendidikan ”bisnis” dari orang tua ke anak, fenomena
Iskandar jarang diterapkan oleh kaum pribumi.
Tidak heran jika kaum cina selalu unggul dalam hal bisnis. Kesuksesan mereka
tidak berhenti karena umur mereka, namun terus mengelinding bak bola salju
hingga anak cucu mereka. Karena mereka sukses dalam mendidik mental wirausaha
anak sejak dini. Bagaimana dengan kita?
Dalam struktur masyarakat Islam, keluarga adalah instrument paling penting
dalam mengokohkan pilar-pilar masyarakat. “Jagalah diri kalian dan keluarga
kalian dari siksa api neraka” adalah firman Allah SWT untuk menunjukkan nilai
penting keluarga dalam peradaban manusia. Keluarga adalah pusat regenerasi
ummat.
Persoalannya, bagaimana membangun karakter anak sejak dini di tengah-tengah
gelobalisasi dunia. Bagaimana pendidikan moral agama mampu mendidik anak sejak
dini memiliki jiwa wirausaha atau kemandirian sehingga tidak mudah terpengaruh
oleh pengaruh negatif globalisasi.
Pertanyaan mendasar, sejak kapan merencanakan anak berkarakter. Menurut dosen
Fakultas Tarbiyah STAIN Surakarta, Irfan Supandi, S.Pdi, M.Pd, mendidik mental
wirausaha anak dapat dilakukan sejak dini. yaitu dengan tahap pengenalan, bukan
sebagai pelaku.
Lebih lanjut Irfan menambahkan bahwa pengenalan bisnis pada anak dapat
dilakukan melalui pelajaran sekolah. ” Jika kita cermati, ada yang kurang pas
dari buku-buku pelajan kita saat SD dulu. Kebanyakan mengajarkan
kalimat-kalimat konsumtif, contohnya “ibu membeli sayur dipasar”, atau “Wati
membeli buku di toko”. Kalimat-kalimat ini secara tidak langsung mengajarkan
pada kita untuk menjadi konsumen. Bukan produsen. akibatnya, secara pelan-pelan
anak terbiasa menjadi konsumen dibanding produsen karena kebiasaan sejak kecil
telah dikondisikan seperti itu”, kata pengusaha kacang garing ini.
Lain ladang lain pula buahnya, lain orang lain pula pendapatnya. Menurut
Iskandarsyah, pengusaha terpal dari keluarga cina ini, untuk menumbuhkan mental
wirausaha pada anak dapat dilakukan dengan ikut memerankan mereka
(anak-anak-red) dalam bisnis orang tua. “Tentu sesuai dengan kemampuan mereka.
Seperti waktu saya kecil. Saya mendapat tugas untuk mengantarkan rantang makan
siang pada mama di pasar klewer. Ini membuat saya tidak canggung di pasar,
karena telah terbiasa dipasar”, kata bapak dari Tamara ini.
Fenomena Iskandar di atas memberikan isyarat agar karakter seorang anak
dibangun melalui apa yang didengarkan, apa yang dilihat dan apa yang dirasakan.
Pendengaran dan penglihatan adalah pintu masuk pelajaran sebelum masuk menempa
hati nuraninya. Melalui seluruh indra yang manusia miliki inilah, akan muncul
jiwa yang kuat terkait dengan apa-apa yang diterima oelh indra. Bila anak
terbiasa dengan dunia bisnis sejak kecil, maka karakter inilah yang akan muncul
kelak ketika ia dewasa. Bila anak terbiasa dengan lingkungan karyawan, maka
karakter itulah yang akan melekat pada jiwa sang anak. Pendapat ini sesuai
dengan yang disampaikan Iskandarsyah. ”jika kamu ingin mengajari anakmu menjadi
wirausaha, berarti kamu harus memiliki usaha. Dengan begitu, anak akan terbiasa
memiliki mental wirausaha sejak dini”, ungkap pengusaha cina muslim ini.
Jiwa kewirausahaan pada usia dini lebih kepada bagaimana membangun sifat dan
karakter yang mandiri, bertanggung jawab. Hal ini senada dengan yang dikatakan
Dekan FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, Profesor Furqon Hidayatullah,
bahwa mendidik anak dapat dilakukan dengan pembiasaan-pembiasaan positif,
sehingga anak terbiasa dengan hal yang bersifat baik. ”sebagai contoh, Nabi
muhammad memerintahkan kepada orang tua untuk memerintahkan anak sholat ketika
umur 7 tahun, bila pada umur 10 tahun anak belum sholat, orang tua boleh
memukulnya. Ini semua menekankan agar anak memiliki tanggung jawab atas dirinya
sendiri”, ungkap Prof Furqon pada hadila saat ditemui hadila dikantornya.
Bagaimana dengan sikap memanjakan anak? Menurut pria Dekan FKIP UNS ini,
memanjakan anak boleh, namun dengan batasan-batasan tertentu. ”mana yang
berlebihan, mana yang tidak. Karena apa? Didikan anak besok, tergantung pada
didikan anak sekarang ini”, tambah Prof furqon.
Peran ibu dalam mendidik anak sangatlah penting. Ibu memiliki keterkaitan batin
yang kuat pada anak. Sehingga ikatan inilah yang mempermudah tranfer pengetahuan
dan ilmu dari orang tua ke anak. ”Karena itu, semakin kecil anak, peran ibu
semakin besar. Hal ini korehensif dengan sabda rosulullah bahwa surga dibawah
telapak kaki ibu”, tambah prof. Furqon.
Mendidik anak memiliki mental wirausaha sejak dini bukan merupakan ekploitasi
anak. ”dengan catatan tidak ada paksaan. Mereka (anak-red) senang
menjalaninya”, ungkap prof. Furqon lagi.
Bagaimana bentuk pembentukan karakter tersebut? Lebih lanjut prof. Furqon
menambahkan bentuk mendidik karakter anak sebagaimana mengajari anak tidak
boros, rajin menabung, dan perbuatan terpuji lainnya. Dengan begitu, apabila
ini dilakukan secara continyu, Secara bertahap akan membentuk karakter
wirausaha yang kuat dalam diri anak.
Beberapa langkah yang dapat diajarkan sejak anak balita sampai usia dini adalah
pertama, membiasakan anak untuk mengungkapkan gejolak jiwanya dalam bentuk
sesuatu yang tertulis baik berupa tulisan maupun gambar. Kedua, mendidik anak
dengan kebaikan-kebaikan yang muncul dari dirinya sendiri sebagai hasil dari
serapan anak terhadap lingkungan atau apa yang dilihat dari orang tua, guru dan
teman-temannya. Ketiga, membiasakan perbuatan baik yang sudah dilakukan,
Keempat, menjadikan kebiasaan itu menjadi karakter. Salah satu ciri menjadi
karakter adalah jika perbuatan itu tidak dilakukan, maka anak akan merasa
kehilangan dan atau mengingatkan akan kebiasaan yang belum dilakukan tersebut.
Mendidik keturunan menjadi anak yang sholeh, dan berjiwa mandiri akan
tergantung kepada kondisi dan kualitas orang tuanya, lingkungan yang dibangun
dan pendidikan yang diusahakan. Proses mencari pasangan hidup pada dasarnya
pendidikan anak sudah dimulai. Pasangan hidup yang dibangun atas landasan
tuntunan Allah dan Rasul-Nya akan melahirkan generasi yang sesuai dengan tuntunan
Allah dan Rasul-Nya.
Wallahu A’lam Bish-Showab
sumber
:
http://hadila.solopeduli.com/