DAFTAR LABELKU (klik saja jangan ragu-ragu)

Jumat, 27 Januari 2012

INOVASI TIADA HENTI Oleh MasKatnoGiri

                                                  INOVASI TIADA HENTI Oleh MasKatnoGiri
     
         Menjadi  pribadi  yang inovatif bukan sesuatu yang tidak mungkin. Orang inovatif  memiliki kecendenderungan menjadi pribadi bermakna, berbahagia dan kaya, bagaimana bisa demikian? Ya karena pikiran inovatifnya akan selalu ditunggu banyak orang, bisa menjadi penasihat orang lain dan diri sendiri, juga bisa mempengaruhi orang lain supaya beriovasi.
           Namun orang yang berinovatif bisa celaka dan mencelakakan orang lain kalau inovasinya tanpa bimbingan yang benar atas kebenaran Allah Tuhan Yang Maha Esa.Kenapa? Karena pikiran inovatifnya dituntun setan, dia berinovasi bukan untuk dekat dengan Tuhan namun berkolaborasi dengan setan. Tentu dalam hal ini tdak bisa mengundang kebaikan dan kebahagian jangka panjang, namun kehancuran.
           Kualitas hidup kita bisa ditingkatkan dengan cara berinovasi.Kalu belum bisa berinovasi  mari kita bergabung dengan orang-orang bijak, baik  yang mau  berinovasi, ini juga usaha yang telah dilakukan penulis.
        Setelah membaca dari berbagai sumber, penulis bisa menceritakan ulang bahwa kita bisa belajar kepada orang-orang yang bisa  mempengaruhi kita untuk berinovasi, beliau mungkin ortu kita, guru kita atau teman kita, bahkan mungkin merka yang kita sangka sebagai musuh kita. Atau mungkin kita memiliki kemauan dan kemampuan menjadi teladan dalam berinovasi, tapi kita setidak-tidaknya meniliki usaha antara lain sbb:

  1. Memiliki niat yang baik terlebih dulu. Niat baik itu penting, karena baru sebatas niat baik saja malaikat sudah mencatat suatu kebaikan.
  2.  Memiliki kemauan terus menerus belajar, Orang inovatif adalah orang yang suka terus menerus belajar.
  3.  Merasa penasaran dengan keadaan yang ada maksudnya selalu tidak puas dan berusaha  mencari titik kebaikan (hikmah) di setiap titik kejadian, pendapat-pendapat dsb.
  4. Mengeksplorasi lingkungannya dan menginvestigasi kemungkinan-kemungkinan baru, memiliki rasa kekaguman
  5. Menghargai setiap usaha sekecil apapun
  6. Memiliki imaginasi yang tinggi dan memiliki pandangan yang jauh ke depan.
  7. Memunculkan ide-ide “gila”, memandang sesuatu yang tidak mungkin menjadi sebuah kemungkinan, memimpikan dan menghayalkan sesuatu yang besar-besar.
  8. Memberanikan diri selalu mencoba dan menanggung kegagalan.
  9. Menikmati  perjalanan  pembelajaran  untuk memperoleh inspirasi atau pemikiran segar.
  10. Memliki ketertarikan terhadap hal-hal yang aneh dan mengagumkan, berani tampil beda, bertindak nekad positif , serta mudah dan sering tertawa layaknya seorang anak kecil.
  11. Mampu mempertahankan ide-ide positifnya.
  12. Mampu melakukan penyesuaian terhadap rencana-rencana yang telah dibuat, menyajikan berbagai solusi dan gagasan
  13. Mampu melihat hubungan-hubungan diantara unsur-unsur yang terputus, mensintesakan dan mengkombinasikannya.
  14. Mencari dan merenungkan berbagai pertimbangan dalam mengambil keputusan.
  15. Mengenal pola terhadap sesuatu dan dapat membedakannnya, dapat melihat kecenderungan dan prinsip serta mampu mengorganisasikannnya, dapat melihat ”the Big Picture.”
  16. Merasa nyaman  walau dalam situasi kacau (chaos), dapat menyajikan situasi paradoks, tidak merasa tergesa-gesa membenarkan terhadap suatu ide yang muncul.
  17. Menyeimbangkan setiap informasi yang terkumpul dan menyelaraskan setiap tindakan.
  18. Memilih dan memilah diantara pemikiran divergen dan pemikiran konvergen, memiliki intuisi tertentu sebelum melakukan analisis, meyakini apa yang sudah dianalisis dan menggunakannya secara hati-hati dengan menggunakan akal.
  19. Menyeimbangkan pemikiran dari setiap individu, membuka pelatihan dan mencari dukungan organisasi.
  20. Mengkomunikasikan setiap gagasan secara efektif, menterjemahkan konsep abstrak ke dalam bahasa penuh arti, menciptakan prototype atau model yang dianggap paling mudah
  21. Merefleksi hal-hal dianggap mengecewakan atau yang tidak dinginkan, belajar dengan cepat dari umpan balik, berkemauan untuk mencoba dan terus mencoba lagi
  22. Memperjuangkan gagasan-gagasan baru dengan gigih, memiliki komitmen terhadap hasil-hasil yang telah digariskan.
Sumber penambah inspirasi : http://thinksmart.com/articles/qualities.html

Kamis, 26 Januari 2012

Pembelajaran Inkuiri

Pembelajaran Inkuiri

A. Konsep Dasar
Pembelajaran inkuiri  adalah pembelajaran yang menekankan kepada proses mencari dan menemukan. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung.ngkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar. Pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Pembelajaran ini sering juga dinamakan pembelajaran heuristic, yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein yang berarti “saya menemukan:.
Joyce (Gulo, 2005) mengemukakan kondisi-kondisi umum yang merupakan syarat bagi timbulnya kegiatan inkuiri bagi siswa, yaitu : (1) aspek sosial di dalam kelas dan suasana bebas-terbuka dan permisif yang mengundang siswa berdiskusi; (2) berfokus pada hipotesis yang perlu diuji kebenarannya; dan (3) penggunaan fakta sebagai evidensi dan di dalam proses pembelajaran dibicarakan validitas dan reliabilitas tentang fakta, sebagaimana lazimnya dalam pengujian hipotesis.
B. Ciri-ciri Pembelajaran Inkuiri
Pembelajaran inkuiri   memiliki beberapa ciri, di antaranya:
Pertama, pembelajaran inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan. Artinya, pada pembelajaran inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima materi pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.
Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Dengan demikian, pada pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai satu-satunya sumber belajar,  tetapi lebih diposisikan sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa. Aktivitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru dan siswa. Karena itu kemampuan guru dalam menggunakan teknik bertanya merupakan syarat utama dalam melakukan inkuiri. Guru dalam mengembangkan sikap inkuiri di kelas mempunyai peranan sebagai konselor, konsultan, teman yang kritis dan fasilitator. Ia harus dapat membimbing dan merefleksikan pengalaman kelompok, serta memberi kemudahan bagi kerja kelompok.
Ketiga, tujuan dari pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demikian, dalam pembelajaran pembelajaran inkuiri siswa tidak hanya dituntut untuk menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya. Manusia yang hanya menguasai pelajaran belum tentu dapat mengembangkan kemampuan berpikir secara optimal. Sebaliknya, siswa akan dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya manakala ia bisa menguasai materi pelajaran.
C. Prinsip-Prinsip  Pembelajaran Inkuiri
Pembelajaran inkuiri mengacu pada prinsip-prinsip berikut ini:
  1. Berorientasi pada Pengembangan Intelektual. Tujuan utama dari pembelajaran inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian, pembelajaran ini selain berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar.
  2. Prinsip Interaksi. Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi antara siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri.
  3. Prinsip Bertanya. Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan pembelajaran ini adalah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir. Dalam hal ini, kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap langkah inkuiri sangat diperlukan. Di samping itu, pada pembelajaran  ini juga perlu dikembangkan sikap kritis siswa dengan selalu bertanya dan mempertanyakan berbagai fenomena yang sedang  dipelajarinya.
  4. Prinsip Belajar untuk Berpikir. Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir (learning how to think), yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal.
  5. Prinsip Keterbukaan. Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukannya.
D.  Langkah-Langkah Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri
Proses pembelajaran inkuiri dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
  1. Merumuskan masalah; kemampuan yang dituntut adalah : (a) kesadaran terhadap masalah; (b) melihat pentingnya masalah dan (c) merumuskan masalah.
  2. Mengembangkan hipotesis; kemampuan yang dituntut dalam mengembangkan hipotesis ini adalah : (a) menguji dan menggolongkan data yang dapat diperoleh; (b) melihat dan merumuskan hubungan yang ada secara logis; dan merumuskan hipotesis.
  3. Menguji jawaban tentatif; kemampuan yang dituntut adalah : (a) merakit peristiwa, terdiri dari : mengidentifikasi peristiwa yang dibutuhkan, mengumpulkan data, dan mengevaluasi data; (b) menyusun data, terdiri dari : mentranslasikan data, menginterpretasikan data dan mengkasifikasikan data.; (c) analisis data, terdiri dari : melihat hubungan, mencatat persamaan dan perbedaan, dan mengidentifikasikan trend, sekuensi, dan keteraturan.
  4. Menarik kesimpulan; kemampuan yang dituntut adalah: (a) mencari pola dan makna hubungan; dan (b) merumuskan kesimpulan
  5. Menerapkan kesimpulan dan generalisasi
E, Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Inkuiri
Pembelajaran inkuiri merupakan pembelajaran yang banyak dianjurkan, karena  memiliki beberapa keunggulan, di antaranya:
  1. Pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang,  sehingga pembelajaran melalui pembelajaran ini dianggap jauh lebih bermakna.
  2. Pembelajaran ini dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
  3. Pembelajaran ini merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
  4. Keuntungan lain adalah dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
Di samping memiliki keunggulan, pembelajaran ini juga mempunyai kelemahan, di antaranya:
  1. Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
  2. Sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
  3. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
  4. Selama kriteria keberhasiJan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka  strategi  ini tampaknya akan sulit diimplementasikan.

MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION)

Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)

1.   Apa Model Pembelajaran Langsung itu?
 Model pembelajaran  langsung adalah model pembelajaran yang menekankan pada penguasaan konsep dan/atau perubahan perilaku dengan mengutamakan pendekatan deduktif, dengan ciri-ciri sebagai berikut: (1) transformasi dan ketrampilan secara langsung; (2) pembelajaran berorientasi pada tujuan tertentu; (3) materi pembelajaran yang telah terstuktur; (4) lingkungan belajar yang telah terstruktur; dan (5) distruktur oleh guru. Guru berperan sebagai penyampai informasi, dan dalam hal ini guru seyogyanya menggunakan berbagai media yang sesuai, misalnya film, tape recorder,  gambar,  peragaan, dan sebaganya. Informasi yang disampaikan dapat berupa pengetahuan prosedural (yaitu pengetahuan tentang bagaimana melaksanakan sesuatu) atau pengetahuan deklaratif, (yaitu pengetahuan tentang sesuatu dapat berupa fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi). Kritik terhadap penggunaan model ini antara lain bahwa model ini tidak dapat digunakan setiap waktu dan tidak untuk semua tujuan pembelajaran dan semua siswa.
2.  Bagaimana Tahapan Model Pembelajaran?
Tahapan atau sintaks model pembelajaran langsung menurut Bruce dan Weil (1996), sebagai berikut:
  • Orientasi. Sebelum menyajikan dan menjelaskan materi baru, akan sangat menolong siswa jika guru memberikan kerangka pelajaran dan orientasi terhadap materi yang akan disampaikan. Bentuk-bentuk orientasi dapat berupa: (1) kegiatan pendahuluan untuk mengetahui pengetahuan yang relevan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa; (2) mendiskusikan atau menginformasikan tujuan pelajaran; (3) memberikan penjelasan/arahan mengenai kegiatan yang akan dilakukan; (4) menginformasikan materi/konsep yang akan digunakan dan kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran; dan(5) menginformasikan kerangka pelajaran.
  • Presentasi. Pada fase ini guru dapat menyajikan materi pelajaran baik berupa konsep-konsep maupun keterampilan. Penyajian materi dapat berupa: (1) penyajian materi dalam langkah-langkah kecil sehingga materi dapat dikuasai siswa dalam waktu relatif pendek;(2) pemberian contoh-contoh konsep; (3) pemodelan atau peragaan keterampilan dengan cara demonstrasi atau penjelasan langkah-langkah kerja terhadap tugas; dan (4) menjelaskan ulang hal-hal yang sulit.
  • Latihan terstruktur. Pada fase ini guru memandu siswa untuk melakukan latihan-latihan. Peran guru yang penting dalam fase ini adalah memberikan umpan balik terhadap respon siswa dan memberikan penguatan terhadap respon siswa yang benar dan mengoreksi respon siswa yang salah.
  • Latihan terbimbing. Pada fase ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih konsep atau keterampilan. Latihan terbimbing ini baik juga digunakan oleh guru untuk mengases/menilai kemampuan siswa untuk melakukan tugasnya. Pada fase ini peran guru adalah memonitor dan memberikan bimbingan jika diperlukan.
  • Latihan mandiri. Pada fase ini siswa melakukan kegiatan latihan secara mandiri, fase ini dapat dilalui siswa jika telah menguasai tahap-tahap pengerjaan tugas 85-90% dalam fase bimbingan latihan.
Di lain pihak, Slavin (2003) mengemukakan tujuh langkah dalam sintaks pembelajaran langsung, yaitu sebagai berikut.
  • Menginformasikan tujuan pembelajaran dan orientasi pelajaran kepada siswa. Dalam tahap ini guru menginformasikan hal-hal yang harus dipelajari dan kinerja siswa yang diharapkan.
  • Me-review pengetahuan dan keterampilan prasyarat. Dalam tahap ini guru mengajukan pertanyaan untuk mengungkap pengetahuan dan keterampilan yang telah dikuasai siswa.
  • Menyampaikan materi pelajaran. Dalam fase ini, guru menyampaikan materi, menyajikan informasi, memberikan contoh-contoh, mendemontrasikan konsep dan sebagainya.
  • Melaksanakan bimbingan. Bimbingan dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menilai tingkat pemahaman siswa dan mengoreksi kesalahan konsep.
  • Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih. Dalam tahap ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih keterampilannya atau menggunakan informasi baru secara individu atau kelompok.
  • Menilai kinerja siswa dan memberikan umpan balik. Guru memberikan reviu terhadap hal-hal yang telah dilakukan siswa, memberikan umpan balik terhadap respon siswa yang benar dan mengulang keterampilan jika diperlukan.
  • Memberikan latihan mandiri. Dalam tahap ini, guru dapat memberikan tugas-tugas mandiri kepada siswa untuk meningkatkan pemahamannya terhadap materi yang telah mereka pelajari.
3.  Pada situasi apa Pembelajaran Langsung dapat digunakan?
Beberapa situasi yang memungkinkan model pembelajaran langsung cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran:
  • Ketika guru ingin mengenalkan suatu bidang pembelajaran yang baru dan memberikan garis besar pelajaran dengan mendefinisikan konsep-konsep kunci dan menunjukkan keterkaitan di antara konsep-konsep tersebut.
  • Ketika guru ingin mengajari siswa suatu keterampilan atau prosedur yang memiliki struktur yang jelas dan pasti.
  • Ketika guru ingin memastikan bahwa siswa telah menguasai keterampilan-keterampilan dasar yang diperlukan dalam kegiatan-kegiatan yang berpusat pada siswa, misalnya penyelesaian masalah (problem solving).
  • Ketika guru ingin menunjukkan sikap dan pendekatan-pedekatan intelektual (misalnya menunjukkan bahwa suatu argumen harus didukung oleh bukti-bukti, atau bahwa suatu penjelajahan ide tidak selalu berujung pada jawaban yang logis)
  • Ketika subjek pembelajaran yang akan diajarkan cocok untuk dipresentasikan dengan pola penjelasan, pemodelan, pertanyaan, dan penerapan.
  • Ketika guru ingin menumbuhkan ketertarikan siswa akan suatu topik.
  • Ketika guru harus menunjukkan teknik atau prosedur-prosedur tertentu sebelum siswa melakukan suatu kegiatan praktik.
  • Ketika guru ingin menyampaikan kerangka parameter-parameter untuk memandu siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran kelompok atau independen.
  • Ketika para siswa menghadapi kesulitan yang sama yang dapat diatasi dengan penjelasan yang sangat terstruktur.
  • Ketika lingkungan mengajar tidak sesuai dengan strategi yang berpusat pada siswa atau ketika guru tidak memiliki waktu untuk melakukan pendekatan yang berpusat pada siswa.
4.  Kelebihan  dan Keterbatasan Model Pembelajaran Langsung
Kelebihan model pembelajaran langsung:
  • Dengan model pembelajaran langsung, guru mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang diterima oleh siswa sehingga dapat mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai oleh siswa.
  • Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun kecil.
  • Dapat digunakan untuk menekankan poin-poin penting atau kesulitan-kesulitan yang mungkin dihadapi siswa sehingga hal-hal tersebut dapat diungkapkan.
  • Dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan informasi dan pengetahuan faktual yang sangat terstruktur.
  • Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan-keterampilan yang eksplisit kepada siswa yang berprestasi rendah.
  • Dapat menjadi cara untuk menyampaikan informasi yang banyak dalam waktu yang relatif singkat yang dapat diakses secara setara oleh seluruh siswa.
  • Memungkinkan guru untuk menyampaikan ketertarikan pribadi mengenai mata pelajaran (melalui presentasi yang antusias) yang dapat merangsang ketertarikan dan dan antusiasme siswa.
  • Ceramah merupakan cara yang bermanfaat untuk menyampaikan informasi kepada siswa yang tidak suka membaca atau yang tidak memiliki keterampilan dalam menyusun dan menafsirkan informasi.
  • Secara umum, ceramah adalah cara yang paling memungkinkan untuk menciptakan lingkungan yang tidak mengancam dan bebas stres bagi siswa. Para siswa yang pemalu, tidak percaya diri, dan tidak memiliki pengetahuan yang cukup tidak merasa dipaksa dan berpartisipasi dan dipermalukan.
  • Model pembelajaran langsung dapat digunakan untuk membangun model pembelajaran dalam bidang studi tertentu. Guru dapat menunjukkan bagaimana suatu permasalahan dapat didekati, bagaimana informasi dianalisis, dan bagaimana suatu pengetahuan dihasilkan.
  • Pengajaran yang eksplisit membekali siswa dengan ”cara-cara disipliner dalam memandang dunia (dan) dengan menggunakan perspektif-perspektif alternatif” yang menyadarkan siswa akan keterbatasan perspektif yang inheren dalam pemikiran sehari-hari.
  • Model pembelajaran langsung yang menekankan kegiatan mendengar (misalnya ceramah) dan mengamati (misalnya demonstrasi) dapat membantu siswa yang cocok belajar dengan cara-cara ini.
  • Ceramah dapat bermanfaat untuk menyampaikan pengetahuan yang tidak tersedia secara langsung bagi siswa, termasuk contoh-contoh yang relevan dan hasil-hasil penelitian terkini.
  • Model pembelajaran langsung (terutama demonstrasi) dapat memberi siswa tantangan untuk mempertimbangkan kesenjangan yang terdapat di antara teori (yang seharusnya terjadi) dan observasi (kenyataan yang mereka lihat).
  • Demonstrasi memungkinkan siswa untuk berkonsentrasi pada hasil-hasil dari suatu tugas dan bukan teknik-teknik dalam menghasilkannya. Hal ini penting terutama jika siswa tidak memiliki kepercayaan diri atau keterampilan dalam melakukan tugas tersebut.
  • Siswa yang tidak dapat mengarahkan diri sendiri dapat tetap berprestasi apabila model pembelajaran langsung digunakan secara efektif.
  • Model pembelajaran langsung bergantung pada kemampuan refleksi guru sehingga guru dapat terus menerus mengevaluasi dan memperbaikinya.
Keterbatasan Model Pembelajaran Langsung:
  • Model pembelajaran langsung bersandar pada kemampuan siswa untuk mengasimilasikan informasi melalui kegiatan mendengarkan, mengamati, dan mencatat. Karena tidak semua siswa memiliki keterampilan dalam hal-hal tersebut, guru masih harus mengajarkannya kepada siswa.
  • Dalam model pembelajaran langsung, sulit untuk mengatasi perbedaan dalam hal kemampuan, pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan pemahaman, gaya belajar, atau ketertarikan siswa.
  • Karena siswa hanya memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat secara aktif, sulit bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial dan interpersonal mereka.
  • Karena guru memainkan peran pusat dalam model ini, kesuksesan strategi pembelajaran ini bergantung pada image guru. Jika guru tidak tampak siap, berpengetahuan, percaya diri, antusias, dan terstruktur, siswa dapat menjadi bosan, teralihkan perhatiannya, dan pembelajaran mereka akan terhambat.
  • Terdapat beberapa bukti penelitian bahwa tingkat struktur dan kendali guru yang tinggi dalam kegiatan pembelajaran, yang menjadi karakteristik model pembelajaran langsung, dapat berdampak negatif terhadap kemampuan penyelesaian masalah, kemandirian, dan keingintahuan siswa.
  • Model pembelajaran langsung sangat bergantung pada gaya komunikasi guru. Komunikator yang buruk cenderung menghasilkan pembelajaran yang buruk pula dan model pembelajaran langsung membatasi kesempatan guru untuk menampilkan banyak perilaku komunikasi positif.
  • Jika materi yang disampaikan bersifat kompleks, rinci, atau abstrak, model pembelajaran langsung mungkin tidak dapat memberi siswa kesempatan yang cukup untuk memproses dan memahami informasi yang disampaikan.
  • Model pembelajaran langsung memberi siswa cara pandang guru mengenai bagaimana materi disusun dan disintesis, yang tidak selalu dapat dipahami atau dikuasai oleh siswa. Siswa memiliki sedikit kesempatan untuk mendebat cara pandang ini.
  • Jika model pembelajaran langsung tidak banyak melibatkan siswa, siswa akan kehilangan perhatian setelah 10-15 menit dan hanya akan mengingat sedikit isi materi yang disampaikan.
  • Jika terlalu sering digunakan, model pembelajaran langsung akan membuat siswa percaya bahwa guru akan memberitahu mereka semua yang perlu mereka ketahui. Hal ini akan menghilangkan rasa tanggung jawab mengenai pembelajaran mereka sendiri.
  • Karena model pembelajaran langsung melibatkan banyak komunikasi satu arah, guru sulit untuk mendapatkan umpan balik mengenai pemahaman siswa. Hal ini dapat membuat siswa tidak paham atau salah paham.
  • Demonstrasi sangat bergantung pada keterampilan pengamatan siswa. Sayangnya, banyak siswa bukanlah pengamat yang baik sehingga dapat melewatkan hal-hal yang dimaksudkan oleh guru.
Sumber: Disarikan dari Depdiknas. 2009. Modul KKG/MGMP

Cooperative Learning (TEKNK Jigsaw)

Cooperative Learning adalah suatu strategi belajar mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih.
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.
Menurut Anita Lie dalam bukunya “Cooperative Learning”, bahwa model pembelajaran Cooperative Learning tidak sama dengan sekadar belajar kelompok, tetapi ada unsur-unsur dasar yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Roger dan David Johnson mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap Cooperative Learning, untuk itu harus diterapkan lima unsur model pembelajaran gotong royong yaitu :
1.Saling ketergantungan positif.
Keberhasilan suatu karya sangat bergantung pada usaha setiap anggotanya. Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu menyusun tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain dapat mencapai tujuan mereka.
2.Tanggung jawab perseorangan.
Jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model pembelajaran Cooperative Learning, setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik. Pengajar yang efektif dalam model pembelajaran Cooperative Learning membuat persiapan dan menyusun tugas sedemikian rupa sehingga masing-masing anggota kelompok harus melaksanakan tanggung jawabnya sendiri agar tugas selanjutnya dalam kelompok bisa dilaksanakan.
3.Tatap muka.
Dalam pembelajaran Cooperative Learning setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertatap muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Inti dari sinergi ini adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan.
4.Komunikasi antar anggota.
Unsur ini menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan berbagai keterampilan berkomunikasi, karena keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka. Keterampilan berkomunikasi dalam kelompok juga merupakan proses panjang. Namun, proses ini merupakan proses yang sangat bermanfaat dan perlu ditempuh untuk memperkaya pengalaman belajar dan pembinaan perkembangan mental dan emosional para siswa.
5.Evaluasi proses kelompok.
Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.
Urutan langkah-langkah perilaku guru menurut model pembelajaran kooperatif yang diuraikan oleh Arends (1997) adalah sebagaimana terlihat pada table berikut ini
Langkah-Langkah Teknik Jigsaw
Tabel Sintaks Pembelajaran Kooperatif
B. Tujuan Pembelajaran Cooperative Learning
Tujuan pembelajaran kooperatif berbeda dengan kelompok konvensional yang menerapkan sistem kompetisi, di mana keberhasilan individu diorientasikan pada kegagalan orang lain. Sedangkan tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi di mana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya (Slavin, 1994).
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting yang dirangkum oleh Ibrahim, et al. (2000), yaitu:
1.Hasil belajar akademik
Dalam belajar kooperatif meskipun mencakup beragam tujuan sosial, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis penting lainnya. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit. Para pengembang model ini telah menunjukkan bahwa model struktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan nilai siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar. Di samping mengubah norma yang berhubungan dengan hasil belajar, pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik.
2.Penerimaan terhadap perbedaan individu
Tujuan lain model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan secara luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, dan ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai satu sama lain.
3.Pengembangan keterampilan sosial
Tujuan penting ketiga pembelajaran kooperatif adalah, mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi. Keterampilan-keterampilan sosial, penting dimiliki oleh siswa sebab saat ini banyak anak muda masih kurang dalam keterampilan sosial.
C. Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Jigsaw
Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aronson dan teman-teman di Universitas Texas, dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan teman-teman di Universitas John Hopkins (Arends, 2001).
Teknik mengajar Jigsaw dikembangkan oleh Aronson et. al. sebagai metode Cooperative Learning. Teknik ini dapat digunakan dalam pengajaran membaca, menulis, mendengarkan, ataupun berbicara.
Dalam teknik ini, guru memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu, siswa bekerja sama dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi.
Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya (Arends, 1997).
Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 6 orang secara heterogen dan bekerja sama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain (Arends, 1997).
Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan demikian, “siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan” (Lie, A., 1994).
Para anggota dari tim-tim yang berbeda dengan topik yang sama bertemu untuk diskusi (tim ahli) saling membantu satu sama lain tentang topic pembelajaran yang ditugaskan kepada mereka. Kemudian siswa-siswa itu kembali pada tim / kelompok asal untuk menjelaskan kepada anggota kelompok yang lain tentang apa yang telah mereka pelajari sebelumnya pada pertemuan tim ahli.
Pada model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, terdapat kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal yaitu kelompok induk siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan, asal, dan latar belakang keluarga yang beragam. Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal.
Hubungan antara kelompok asal dan kelompok ahli digambarkan sebagai berikut (Arends, 1997) :
Kelompok Asal
Cooperative Learning1
Kelompok Ahli
Gambar. Ilustrasi Kelompok Jigsaw
Langkah-langkah dalam penerapan teknik Jigsaw adalah sebagai berikut :
  • Guru membagi suatu kelas menjadi beberapa kelompok, dengan setiap kelompok terdiri dari 4 – 6 siswa dengan kemampuan yang berbeda. Kelompok ini disebut kelompok asal. Jumlah anggota dalam kelompok asal menyesuaikan dengan jumlah bagian materi pelajaran yang akan dipelajari siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Dalam tipe Jigsaw ini, setiap siswa diberi tugas mempelajari salah satu bagian materi pembelajaran tersebut. Semua siswa dengan materi pembelajaran yang sama belajar bersama dalam kelompok yang disebut kelompok ahli (Counterpart Group/CG). Dalam kelompok ahli, siswa mendiskusikan bagian materi pembelajaran yang sama, serta menyusun rencana bagaimana menyampaikan kepada temannya jika kembali ke kelompok asal. Kelompok asal ini oleh Aronson disebut kelompok Jigsaw (gigi gergaji). Misal suatu kelas dengan jumlah 40 siswa dan materi pembelajaran yang akan dicapai sesuai dengan tujuan pembelajarannya terdiri dari 5 bagian materi pembelajaran, maka dari 40 siswa akan terdapat 5 kelompok ahli yang beranggotakan 8 siswa dan 8 kelompok asal yang terdiri dari 5 siswa. Setiap anggota kelompok ahli akan kembali ke kelompok asal memberikan informasi yang telah diperoleh atau dipelajari dalam kelompok ahli. Guru memfasilitasi diskusi kelompok baik yang ada pada kelompok ahli maupun kelompok asal.
Cooperative Learning2
Gambar Contoh Pembentukan Kelompok Jigsaw
  • Setelah siswa berdiskusi dalam kelompok ahli maupun kelompok asal, selanjutnya dilakukan presentasi masing-masing kelompok atau dilakukan pengundian salah satu kelompok untuk menyajikan hasil diskusi kelompok yang telah dilakukan agar guru dapat menyamakan persepsi pada materi pembelajaran yang telah didiskusikan.
  • Guru memberikan kuis untuk siswa secara individual.
  • Guru memberikan penghargaan pada kelompok melalui skor penghargaan berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya.
  • Materi sebaiknya secara alami dapat dibagi menjadi beberapa bagian materi pembelajaran.
  • Perlu diperhatikan bahwa jika menggunakan Jigsaw untuk belajar materi baru maka perlu dipersiapkan suatu tuntunan dan isi materi yang runtut serta cukup sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah tidaklah selalu berjalan dengan mulus meskipun rencana telah dirancang sedemikian rupa. Hal-hal yang dapat menghambat proses pembelajaran terutama dalam penerapan model pembelajaran Cooperative Learning diantaranya adalah sebagai berikut :
  1. Kurangnya pemahaman guru mengenai penerapan pembelajaran Cooperative Learning.
  2. Jumlah siswa yang terlalu banyak yang mengakibatkan perhatian guru terhadap proses pembelajaran relatif kecil sehingga yang hanya segelintir orang yang menguasai arena kelas, yang lain hanya sebagai penonton.
  3. Kurangnya sosialisasi dari pihak terkait tentang teknik pembelajaran Cooperative Learning.
  4. Kurangnya buku sumber sebagai media pembelajaran.
  5. Terbatasnya pengetahuan siswa akan sistem teknologi dan informasi yang dapat mendukung proses pembelajaran.
Agar pelaksanaan pembelajaran Cooperative Learning dapat berjalan dengan baik, maka upaya yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
  1. Guru senantiasa mempelajari teknik-teknik penerapan model pembelajaran Cooperative Learning di kelas dan menyesuaikan dengan materi yang akan diajarkan.
  2. Pembagian jumlah siswa yang merata, dalam artian tiap kelas merupakan kelas heterogen.
  3. Diadakan sosialisasi dari pihak terkait tentang teknik pembelajaran Cooperative Learning.
  4. Meningkatkan sarana pendukung pembelajaran terutama buku sumber.
  5. Mensosialisasikan kepada siswa akan pentingnya sistem teknologi dan informasi yang dapat mendukung proses pembelajaran.

Rabu, 25 Januari 2012

10 M Menuju Pribadi Sukses Oleh MasKatno Giri

10 M Menuju Pribadi Sukses :
  1. Meraih Keunggulan: keunggulan di sini dimaknai menjadi manusia yang berkualitas lebih dibanding orang lain. Contoh orang lain secara umum malas beribadah, calon orang sukses rajin beribadah. Orang lain malas belajar calon orang sukses rajin belajar.
  2. Memiliki Keuletan: Ketangguhan, keuletan (persistent) sangat diperlukan sebagai modal utama meraih sukses, karena jalan menuju sukses tidak semulus yang dibayangkan.
  3. Menentukan Tujuan: menentukan tujuan-tujuan hidup. Yakinlah hidup ini selamanya, dalam artian hidup ini akan berlangsung terus, walau secara fisik kita mati. Namun masih ada kehidupan setelah mati.
  4. Menyususn Rencana: menetapkan tujuan-tujuan Anda dalam program-program kerja dan jangka waktu tertentu (timing) yang bisa dijalankan.
  5. Menyusun Prioritas: menentukan mana yang harus dilakukan pertama, kedua dan seterusnya, mana yang terpenting kemudian yang penting dari tujuan-tujuan, tugas-tugas dan kewajiban-kewajiban dalam hidup ini.
  6. Menaruh  Perhatian: memberikan perhatian terhadap tugas dan tanggung jawab atau kerja yang ada dihadapan Anda dan langsung mengerjakannya tanpa menunggu-nunggu lagi. Sebagaimana juga memfokuskan perhatian dalam spesialisai, bidang atau keahlian yang Anda yakinin bisa berprestasi dan kreatif dalam bidang tersebut.
  7. Manajemen Waktu Efektif: memanfaatkan waktu yang ada dan menggunakannya sebaik-baiknya untuk mengembangkan keahlian-keahlian dan potensi kita agar tercapai tujuan-tujuan penting yang kita cita-citakan.
  8. Melawan Diri Sendiri: usaha yang terus-menerus untuk mengalahkan ego, menundukkan nafsu, mengarahkannya dan membiasakannya menghadapi tanggung-jawab dan resiko-resikonya, serta sabar dan teguh dalam prinsip-prinsip, nilai-nilai dan beberapa kewajiban agar tercapai kehidupan mulia yang kita idam-idamkan.
  9. Menghargai: kemampuan untuk menghargai orang lain. Bertujuan untuk memberikan pengaruh yang positif dalam hidup orang lain dan supaya bisa hidup bersama orang lain dalam suasana nyaman.
  10. Memiliki Pikiran Positif: melihat dari sisi positif dalam semua hal, manusia dan peristiwa. Juga berpikir dengan cara yang didominasi unsur positif, prasangka baik, optimis dan berusaha mengikis pikiran jelek.

KEDEWASAAN SEBENARNYA (TRUE ADULT )


KEDEWASAAN SEBENARNYA (TRUE ADULT )
Meenurut Marc & Angel (2007) bahwa kedewasaan seseorang bukanlah terletak pada ukuran usianya, tetapi sejauhmana tingkat  kematangan emosional yang dimilikinya. Berikut ini beberapa ciri kedewasaan seseorang dilihat dari kematangan emosionalnya:
  1. Tumbuhnya kesadaran bahwa kematangan bukanlah  suatu keadaan tetapi merupakan sebuah proses berkelanjutan dan secara terus menerus berupaya melakukan perbaikan dan peningkatan diri.
  2. Memiliki kemampuan mengelola diri  dari perasaan cemburu dan iri hati.
  3. Memiliki kemampuan untuk mendengarkan dan mengevaluasi dari sudut pandang orang lain.
  4. Memiliki kemampuan memelihara kesabaran dan fleksibilitas dalam kehidupan sehari-hari.
  5. Memiliki kemampuan menerima fakta bahwa seseorang tidak selamanya dapat menjadi pemenang dan mau belajar dari berbagai kesalahan dan kekeliruan atas berbagai hasil yang telah dicapai.
  6. Tidak berusaha menganalisis  secara berlebihan atas hasil-hasil negatif yang diperolehnya, tetapi justru dapat memandangnya sebagai hal yang positif  tentang keberadaan dirinya.
  7. Memiliki kemampuan membedakan antara pengambilan keputusan rasional dengan dorongan emosionalnya (emotional impulse).
  8. Memahami bahwa tidak akan ada kecakapan atau kemampuan tanpa adanya  tindakan persiapan.
  9. Memiliki kemampuan mengelola kesabaran dan kemarahan.
  10. Memiliki kemampuan menjaga perasaan orang lain dalam benaknya dan berusaha  membatasi sikap egois.
  11. Memiliki kemampuan membedakan antara kebutuhan (needs) dengan keinginan (wants).
  12. Memiliki kemampuan menampilkan keyakinan diri tanpa menunjukkan sikap arogan (sombong).
  13. Memiliki kemampuan mengatasi setiap tekanan (pressure) dengan penuh kesabaran.
  14. Berusaha memperoleh kepemilikan  (ownership) dan bertanggungjawab atas setiap tindakan pribadi.
  15. Mengelola ketakutan diri (manages personal fears)
  16. Dapat melihat berbagai “bayangan abu-abu”  diantara ekstrem hitam dan putih dalam setiap situasi.
  17. Memiliki kemampuan menerima umpan balik negatif sebagai alat untuk perbaikan diri.
  18. Memiliki kesadaran akan ketidakamanan  diri dan harga diri.
  19. Memiliki kemampuan memisahkan perasaan cinta dengan berahi  sesaat.
  20. Memahami bahwa komunikasi terbuka adalah kunci kemajuan.
Disarikan dan diterjemahkan dari: http://www.marcandangel.com/2007/08/17/what-is-adulthood-20-defining-characteristics-of-a-true-adult/

Selasa, 24 Januari 2012

EXPOSITION TEXT

Cigarettes, Smokers and Smoking
       Smoking is a bad habit that is very hard to break. Smokers are everywhere. Many people smoke just to socialize, but many others are too addicted to quit.
       A cigarette is like a toxin hypermarket. You can find many kinds of toxin in it : acetone, carbon monoxide, tar, arsenic, ammonia, hydrogen cyanide, and toluene. The tar itself contains more than 43 substances that can cause cancer. Scientists say that when we are smoking, we put more than 4,000 kinds of toxic materials into our body.
       However, many smokers believe that a cigarette with a low tar is less dangerous. And so is a filtered cigarette. But the problem is one cigarette is never enough for the addicted smokers.
       Another myth about smoking is that it cannot only make them awake but also raise their inspiration. This is contrary to the findings of a research in California which show that smoker’s ability to think is lower than that of non-smokers.
       Smoking is indeed a serious social problem in our country. The government keeps reminding that smoking is dangerous, not only for the smokers themselves, but also for other people in the surroundings (passive smokers). But the warnings do not seem to get any response.

  1. The text discusses about …..
A.     addicted smokers
B.     the kinds of cigarettes
C.     the danger of smoking
D.     the benefit of cigarettes
E.      the chemical substances in the cigarette

  1. One myth about smoking is …..
A.     cigarette consists of toxic
B.     it decreases the thinking ability
C.     smoking makes people stronger
D.     inspiration comes after smoking cigarettes
E.      smoking disturbs blood circulation to brain

  1. The text suggests that …..
A.     a cigarette with low tar is healthier
B.     smoking is dangerous for people’s health
C.     there is not any nicotine in low tar cigarette
D.     low tar cigarettes are free from carbon monoxide
E.      smoking many cigarettes with low tar is economical

  1. “….. but many others are too addicted to quit.” (par. 1)
The word addicted means …..
a.       lazy to do something
b.      worried to do something
c.       unable to stop something
d.      reluctant to do something
e.       willing to stop something

This text is for questions 5-8

       Two students were discussing the school’s new rule that all the students must wear a cap and a tie. One of them showed her annoyance. She said that wearing a cap and a tie was only suitable for a flag rising ceremony. So, she was against the rule. Contrary to the girl’s opinion, the other student was glad with it. He said that he didn’t mind with the new rule because wearing a cap and a tie will make the students look great and like real educated persons. The first student gave the reasons that they would feel uncomfortable and hot. Moreover, the classrooms were not air conditioned. The second said it wasn’t a big problem. He was sure that the students would wear them proudly. They would surely be used to it any way.

  1. The two students are discussing …..
a.       the facilities in school
b.      their homework
c.       their uniform
d.      their friends
e.       their family

  1. The boy said that he agreed with the new rule in his school.
Which statement shows his agreement?
a.       He was not annoyed.
b.      He would not obey the rule.
c.       He didn’t care of the rule.
d.      He didn’t like wearing a cap and a tie.
e.       He didn’t mind wearing a cap and a tie.

  1. The boy believed that all students would …..
a.       have a high spirit to study
b.      solve their own problems
c.       care for their environment
d.      follow the new rule
e.       feel uncomfortable

  1. “One of them showed her annoyance …..” (line 2)
The underlined word is close in meaning to …..
a.       responsibility
b.      displeasure
c.       agreement
d.      applause
e.       response

This text is for questions 9-12

       Comics encourage children to read. We find that comics are not bad at all. Instead, it is positively influencing the reading habits.
       There is no evidence of the common prejudice against comics. It is quite normal for children to look at comics when they are still too young to read. The combination of image and short texts in a comic is ideal for children learning to read and does not deter them from reading at a later stage. Even teenagers who still read comics need not to be losers. Comics are now passed on from generation to generation and we have not seen any sign that the text is becoming more hollow.
But there are huge quality differences between comics. Some have really complex texts while others the dialogues are very fast. The reading researchers recommend that adult should watch what comics their children learn.
An expert in literature for children says that, if children want comics, it is not a problem. Children first look at the pictures then at the words. Therefore, their reading habit will increase.

  1. The text argues that …..
a.       comics have bad influence
b.      comics are dangerous for children
c.       comics encourage children to read
d.      comics are not always worth reading
e.       comics have important role from generation to generation

  1. Which of the following is the opinion of an expert in children literature?
a.       Comics are harmful.
b.      Comics are not good to read.
c.       Comics help children to think critically.
d.      Comics are read from generation to generation.
e.       Comics help children improve their reading habit.

  1. Which is suggested by ‘reading researchers’?
a.       Adult should be free from prejudice.
b.      Adult should make children read comics.
c.       Adult should select the comics read by their children.
d.      Adult should increase the children’s habit from reading.
e.       Adult should spoil the children’s habit of reading comics.

  1. “There is no evidence of the common prejudice against comics.” (par. 2)
The underlined word is close in meaning with …..
a.       misjudgment
b.      disagreement
c.       agreement
d.      refusal
e.       view

This text is for questions 13-16

Working in the hospital isn’t always enjoyable. Some days nothing goes right and then it’s very frustrating.
Working with older people is much more difficult. They take much longer to get better. A lot of older patients don’t want to leave hospital at all. They feel safe there and they have lots of friends. When they go home, they feel very lonely. They miss their friends. Sometimes nurses go and visit them at home when they can. But it’s hard to get the time. It causes that some of them will never really get well again. Every nurse feels sorry for them but they can’t show them how they feel. They have to be cheerful and do what they can. Nurses always try to do their best for all the patients.
Thus nurses should be creative to develop amusing and enjoyable environment in order to help patients recover from their illness.

  1. What is the purpose of the text?
a.       To advice readers to be careful with their illness.
b.      To persuade readers how to be a good nurse.
c.       To inform readers how to be a nurse.
d.      To share a problem with readers.
e.       To describe a nurse’s job.

  1. When nurses are on duty, they sometimes feel frustrated because …..
a.       they feel very lonely all the time
b.      they should do all their best at all times
c.       they always work with older people
d.      their jobs don’t always run smoothly
e.       they have to visit their patients

  1. What is the problem faced by nurses?
a.       Older patients fell happy in the hospital
b.      Older patients have lots of friends
c.       A lot of older patients feel safe in the hospital
d.      Some older patients get worse when they are at home
e.       Nurses are asked to go and visit patients at home

  1. The writer suggests that the nurses should …..
a.       be creative to develop enjoyable environment
b.      send the patients home as soon as they are recovered
c.       let the patients be with their family
d.      know the patients’ health
e.       make a lot of friends

This text is for questions …..

Nowadays the system of payment gradually changes. People start t o use debit cards instead of cash to make payment. However, there are still arguments about the use of debit cards as a method of payment.
Well, if you use the card, you will say that the card is so practical. You don’t need to count meticulously how much you should pay. When paying using cash, people are afraid of making mistakes in counting the banknote for both the payment and the change. With debit card, the mistake is made smaller.
Moreover you should know that debit cards are safer than money. Suppose you bring a lot of money when traveling. If it was lost or stolen, you would be left with nothing in your hands. However, if you brought a debit card, you could just phone the bank which issues the card to block it.
On the other hand, people who disagree on the use of debit card will say that its use is so limited. When you buy something in a traditional market, or a vendor, for example, can you pay using debit card? Of course not.
Another thing is that, if you want to use the card, you should make a purchase at minimum amount. If you make less than the minimum transaction, you cannot make use of the card.
Now, after you know these facts, will you use the card? Yes, you can use it, but remember to bring cash in your purse, just in case.

  1. What is the topic of the first paragraph?
a.       The changes of the system of payment
b.      Making payment by using debit cards
c.       The beginning of the use of debit cards
d.      The different arguments about the use of debit cards
e.       The advice to use cards as a method of payment

  1. Some people don’t approve the use of debit cards because …..
a.       It is practical
b.      It minimizes the mistakes in counting
c.       It is safer that money when traveling
d.      It can’t be used to pay something in a vendor
e.       It is not necessary to count the money meticulously

  1. Which is TRUE about the text?
a.       The text presents the pros and cons of the issues
b.      The arguments presented are only the positive ones
c.       The writer convinces the readers to use debit cards
d.      The text is meant to persuade the readers to do something
e.       The last paragraph shows that the writer takes the negative side

  1. ….for both the payment and the change. (par.2)
What is the suitable meaning of the underlined word?
a.       alteration or modification
b.      the balance of money returned
c.       a different of fresh set of clothing
d.      the replacing of one thing for another
e.       the act, process, or result of changing

This text is for questions …..

The government has just published a report which suggests that television is partly responsible for the serious increase in crime over the last two years. The exposure of violence or pornography harmfully effect on children.
Many people who are alive today know what is like to live in a world without TV. TV as we know is only about forty years old. Yet it is so much a part of our lives that it seems as if it had always existed.
Some people think that the years before the invention of TV were a better time. They claim that families talked more and did more things together. More books were read. People used their imagination more fully. People got more outdoor exercises.
But others disagree. They claim that TV is a powerful educational tool. It informs us of what is going on in the world, from famine in Africa to a local politics and fashion. It helps us understand how people live, work and struggle.
TV is credited with being a great teacher, but it is also blamed for the poor reading and writing skills of our population. TV gets praised for helping us understand the people of the world. But it has been accused of helping to destroy family life. TV keeps us informed about the political issues of the day.
Experts will probably continue to argue about TV’s value. But everyone agree that it is one of the most significant inventions of the twentieth century.

  1. The writer wants to tell …..
a.       the development of TV
b.      the advantages of TV program
c.       how TV destroys people’s life
d.      how TV improves people’s knowledge
e.       the influence of TV on people’s daily life

  1. Many people claim that TV is a powerful educational tool.
From this statement we know that they ….. with the existence of TV.
a.       love
b.      agree
c.       prefer
d.      satisfy
e.       choose

  1. ….. what is going on the world, from famine in Africa ….. (par.4)
The underlined word means lack of …..
a.       food
b.      water
c.       nutrient
d.      education
e.       entertainment

  1. Which of the following is good for children in watching TV?
a.       Children should watch the violence on TV
b.      Children may watch TV whenever they like
c.       There should not be censorship of TV program
d.      Children should spend all their time to watch TV
e.       Children should be accompanied by their parents in watching TV

This text is for questions
The research at the Johns Hopkins Medical Institutions in Baltimore indicates that mice maybe the culprits behind an epidemic of childhood.
The team found that 95 percent of all homes examined in two New York districts and six others in the United States cities had evidence of mice in at least one room.
In Baltimore, allergy triggers in the form of mouse urine and skin flakes were found in every single home visited. Eighteen percent of the children in these homes were allergic to mice and these tended to have a more severe form of asthma.
The team took samples from homes in the Bronx and east Harlem in New York as well as in Washington DC, St. Louis, Baltimore, Chicago, Cleveland, and Detroit.
For a long time mice were not suspected of triggering allergies in the home. “Now we know that houses are full of them, and we were surprised that mice turned out to be even more important in inner-city asthma than cats, dogs, or dust mites,” said Dr. Robert Wood of Johns Hopkins.

  1. According to the text …..
a.       asthma was a dangerous allergy
b.      one in four children was allergic to mice
c.       the team found that mice were allergy triggers
d.      mice were found in every house in New York
e.       mice were not suspected of triggering allergies

  1. In how many cities did the team study the epidemic?
a.       2
b.      5
c.       6
d.      7
e.       8

  1. The team found that ….. had evidence of mice.
a.       all homes in Baltimore
b.      all homes in the Bronx
c.       95% of all rooms in the homes
d.      all rooms of all houses examined
e.       at least one room of the homes examined

  1. ….. mice turned out to be more important ….. (par.5)
The words underlined might be replaced by …..
a.       proved
b.      became
c.       caused
d.      began
e.       made

This text is for questions…

     Yesterday we discussed the problem of rising prices, or, in the economist’s terms, inflation. We noted that during the periods of inflation, all prices and incomes do not rise at the same rate. Some incomes rise more slowly than the cost of living, and a few do not rise at all. Other incomes rise more rapidly than the cost of living.
     We concluded that persons with fixed incomes, as, for example, the elderly who depend upon pensions, and persons with slow-rising incomes as, for example, an employee with a salary agreed to in a long-term contract, will be most seriously affected by inflation. Please recall that while their dollar in comes stay the same, the cost of goods and services rises, and in effect, real incomes decreases, that is, they are able to purchase less with the same amount of money.
     We also talked about the fact that stockholders and persons with business interests and investment would probably benefit most from inflation, since high prices would increase sales receipts, and profits would likely rise faster than the cost of living.

29.  The passage is mainly talking about….
a.       the concept of inflation
b.      the effects of inflation
c.       the cause of inflation
d.      the benefits of rising prices
e.       the problems of rising prices

30.  According to the passage, inflation is ….
a.       rising prices
b.      rising incomes
c.       decreasing incomes
d.      rising cost of living
e.       increasing receipt

31.  Persons who get benefits from inflation is ….
a.       persons with a long term contract
b.      persons with slow rising incomes
c.       persons who depend upon pensions
d.      persons who own business
e.       persons with fixed incomes

32.  “Please recall that while dollar incomes stay the same….”(paragraph 2)
            ‘Recall’ is closest in meaning to ….
a.       discuss
b.      think
c.        remind
d.      suggest
e.       remember
33.  When income rises more slowly than the cost of living … happened.
a.       the increase of dollar income
b.      the rising of good service
c.       the rising of cost of living
d.      the rising rate of dollar
e.       the decrease of real incomes