DAFTAR LABELKU (klik saja jangan ragu-ragu)

Rabu, 18 September 2013

Belajar Tentang Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik dan Model Pembelajaran

Dengan niat mau berbagi menuju hidup lebih berarti.  "YEN  ORA BOLO ORA TAK KANDANI". Kini kutulis ulang tentang pengertian:  Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik dan Model Pembelajaran. Tulisan ini  pernah diposting oleh profesorku sekaligus sahabatku Bapak Akhmad Sudrajat yang baik hati.  Ini sekaligus sebagai  catatanku supaya terdokumentasi. 

Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki kemiripan makna, sehingga seringkali orang merasa bingung untuk membedakannya. Istilah-istilah tersebut adalah: (1) pendekatan pembelajaran, (2) strategi pembelajaran, (3) metode pembelajaran, (4) teknik pembelajaran, (5) taktik pembelajaran, dan (6) model pembelajaran. Berikut ini akan dipaparkan pengertian istilah – istilah tersebut, dengan harapan dapat memberikan kejelasaan tentang penggunaan istilah tersebut.

Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).
Strategi pembelajaran.
Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam Strategi Pembelajaran. Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003) mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu:
  1. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukannya.
  2. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling efektif untuk mencapai sasaran.
  3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran.
  4. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.
Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:
  1. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil perilaku dan pribadi peserta didik.
  2. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang paling efektif.
  3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan teknik pembelajaran.
  4. Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria dan ukuran baku keberhasilan.
Sementara itu, Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran.
Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu: (1) exposition-discovery learning dan (2) group-individual learning (Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008). Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif. Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi merupakan “a plan of operation achieving something” sedangkan metode adalah “a way in achieving something” (Wina Senjaya (2008).

Metode pembelajaran
Jadi, metode pembelajaran di sini dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya.

Teknik Pembelajaran
Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan taktik pembelajaran. Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.
Taktik Pembelajaran.
Sementara taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan, terdapat dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor karena memang dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang itu. Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan dari masing-masing guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe kepribadian dari guru yang bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan menjadi sebuah ilmu sekalkigus juga seni (kiat)

Model Pembelajaran
Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut dengan model pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
Berkenaan dengan model pembelajaran, Bruce Joyce dan Marsha Weil (Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990) mengetengahkan 4 (empat) kelompok model pembelajaran, yaitu: (1) model interaksi sosial; (2) model pengolahan informasi; (3) model personal-humanistik; dan (4) model modifikasi tingkah laku. Kendati demikian, seringkali penggunaan istilah model pembelajaran tersebut diidentikkan dengan strategi pembelajaran.
Untuk lebih jelasnya, posisi hierarkis dari masing-masing istilah tersebut, kiranya dapat divisualisasikan sebagai berikut:
 

Di luar istilah-istilah tersebut, dalam proses pembelajaran dikenal juga istilah desain pembelajaran.  Jika strategi pembelajaran lebih berkenaan dengan pola umum dan prosedur umum aktivitas pembelajaran, sedangkan desain pembelajaran lebih menunjuk kepada cara-cara merencanakan suatu sistem lingkungan belajar tertentu setelah ditetapkan strategi pembelajaran tertentu. Jika dianalogikan dengan pembuatan rumah, strategi membicarakan tentang berbagai kemungkinan tipe atau jenis rumah yang hendak dibangun (rumah joglo, rumah gadang, rumah modern, dan sebagainya), masing-masing akan menampilkan kesan dan pesan yang berbeda dan unik. Sedangkan desain adalah menetapkan cetak biru (blue print) rumah yang akan dibangun beserta bahan-bahan yang diperlukan dan urutan-urutan langkah konstruksinya, maupun kriteria penyelesaiannya, mulai dari tahap awal sampai dengan tahap akhir, setelah ditetapkan tipe rumah yang akan dibangun.

Berdasarkan uraian di atas, bahwa untuk dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, seorang guru dituntut dapat memahami dan memliki keterampilan yang memadai dalam mengembangkan berbagai model pembelajaran yang efektif, kreatif dan menyenangkan, sebagaimana diisyaratkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Mencermati upaya reformasi pembelajaran yang sedang dikembangkan di Indonesia, para guru atau calon guru saat ini banyak ditawari dengan aneka pilihan model pembelajaran, yang kadang-kadang untuk kepentingan penelitian (penelitian akademik maupun penelitian tindakan) sangat sulit menermukan sumber-sumber literarturnya. Namun, jika para guru (calon guru) telah dapat memahami konsep atau teori dasar pembelajaran yang merujuk pada proses (beserta konsep dan teori) pembelajaran sebagaimana dikemukakan di atas, maka pada dasarnya guru pun dapat secara kreatif mencobakan dan mengembangkan model pembelajaran tersendiri yang khas, sesuai dengan kondisi nyata di tempat kerja masing-masing, sehingga pada gilirannya akan muncul model-model pembelajaran versi guru yang bersangkutan, yang tentunya semakin memperkaya khazanah model pembelajaran yang telah ada.
==========
Sumber:
Abin Syamsuddin Makmun. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya Remaja.
Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990. Strategi Belajar Mengajar (Diktat Kuliah). Bandung: FPTK-IKIP Bandung.
Udin S. Winataputra. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.
Wina Senjaya. 2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Selasa, 17 September 2013

Tidak Enak Menjadi Manusia Bodoh/Miskin Ilmu

Kalau bicara masalah ketidakenakan hidup, aku sudah mengalami puluhan tahun lamanya. Akupun bisa merasakan  bahwa ortuku juga mengalami hidup tidak enak juga. Tidak enak  di sini  adalah  kata  halus dari kemelaratan/ kemiskinan . Menurutku kemelarataan di masa laluku salah satu penyebabnya: kebodohan/ miskin ilmu.

Memang, banyak rumah tangga di desaku yang didominasi oleh  orang-orang miskin. Mereka hidup di daerah tandus.  Mereka adalah penggarap sawah tadahan/ setahun sekali dalam panen. Kami hidup  berlama-lama miskin karena memang sudah terbiasa, hidup miskin bersama  banyak teman dan saudara. Sehingga rasanya tidak begitu berat. Hidup kami dulu itu hidup tanpa perubahan. Di sini kuidentikkan  bahwa hidup kami waktu itu  hidup  tanpa kreativitas, pencerahan  dan inovasi. Penyebabnya adalah  miskin ilmu. Orang tua ku juga bukan orang terpelajar. Ibuku buta huruf,  kalau ayahku  sedikit-sedikit bisa membaca.

Di waktu kecil sekitar kelas dua  SD,  aku sudah bisa membayangkan betapa enaknya menjadi orang yang pintar, kreatif,  berguna, terpelajar  dan tidak miskin. Aku masih ingat di buku -buku bacaan di sekolah  yang bercerita tentang asyiknya menjadi keluarga yang berilmu  dan tidak terlalu miskin.

Memang saat  itu   sempat kuimpikan bahwa aku suatu saat nanti  harus  menjadi orang yang   berilmu. Berilmu di sini  identik dengan keteraturan, kemakmuran, keasyikan, kemanfaatan, keberkahan,  banyak hiburan, kebersihan, kesehatan dll.

Kini aku  sudah berkeluarga lebih dari dua belas tahun. Kehidupanku sudah semakin baik Insya Allah. Aku harus bersyukur, tidak lagi miskin seperti dulu Aku ingin berbagi walau hanya cerita sederhana, walau mungkin dianggap kurang berguna. Tidak apa-apa, aku menulis aku menjadi bahagia.  Akupun senang  memotivasi diri, keluarga dan juga orang lain supaya tidak merasa nyaman  menjadi pribadi yang miskin  ilmu. Miskin ilmu  sangat dekat dengan kesengsaraan hidup. Walau belum sampai posisi ideal, kini aku sudah ada peningkatan dibanding dengan masa laluku. Sayangnya ayahku sudah meninggal beberapa tahun lalu. Kini tinggal ibu yang masih bisa merasakan  dan membandingkan  masa lalu dan masa sekarang. Betapa pahitnya masa lalu kami. TIDAK ENAK MENJADI ORANG BODOH  ATAU MISKIN ILMU.

Melalui tulisan ini, aku memotivasi diri dan keluarga untuk cinta ilmu. Kalau  ilmu sudah didapat banyak rezeki yang bisa diperoleh. Minimal orang yang berilmu tidak menjadikan dirinya beban untuk orang lain. orang berilmu dipastikan lebih mampu berbagi, juga dalam menjemput rezeki.

Namun, bagi orang yang miskin ilmu, apa yang mau dibagikan?  Dia sendiri membutuhkan perhatian. Maka dengan ilmu  nasib, kedudukan, kepercayaan, kemakmuran Insya Allah meningkat. Janji Allah swt.: akan diangkat derajatnya oleh Allah bagi oran-orang yang beriman dan berilmu. (Q. S. Mujadalah ayat 11)

Menuju Kemuliaan Bermodal Rasa Malu

Kita sebenarnya  sudah tahu bahwa menjadi manusia sempurna itu tidak mungkin. Tapi, menjadi manusia yang lebih baik kenapa tidak?. 

Keimanan kita pun juga tidak selamanya dalam kondisi prima. Maksudnya, kita tidak mungkin dalam kondisi kuat/ sempurna imannya secara terus menerus. Terkadang kita juga lupa bahwa Allah  Tuhan Yang MAha Mengetahui selalu mengawasi kita. Maka  kita kadang agak lepas kendali melakukan perbuatan dosa walau kecil tanpa malu-malu.

Aku menggarisbawahi  kata ustadzku yang bersumber dari hadis nabi bahwa "MALU SEBAGIAN DARI Iman". Rasa malu  ternyata bisa dijadikan rem bahwa kemauan bertindak negatif bisa diurungkan karena  kita masih dibekali rasa malu.

Tentu kita bisa hidup lebih mulia kalau berbekal sedikit dosa dan beramal mulia yang banyak. Sekali lagi salah satu cara meraih itu  semua (baca=kemuliaan hidup) kalau kita masih memiliki  rasa malu. Malu kepada diri sendiri, malu kepada ortu kita, malu kepada anak-anak kita dll. Dan lebih jauh lagi kita mesti  memilki rasa malu kepada Dzat yang Maha Kuasa. Tentu rasa malu tersebut   dalam bertindak hal-hal yang negatif.

Penting sebagai evaluasi  diri  kita sendiri bahwa kalau kita belum mampu menjaga  rasa malu kepada  yang Maha Kuasa,  setidak-tidaknya kita malu kepada diri sendiri atas jatuhnya harga diri kita sebagai manusia. Manusia yang berezeki  baik adalah manusia yang perbuatannya baik pula, itulah pelajaran  yang bisa kupetik dari  sang motivator Maro Teguh beberapa waktu lalu.





Senin, 16 September 2013

Lebih Baik Mengunjungi Orang Sakit Daripada Dikunjungi

Sore  ini aku mendapatkan  dua pembelajaran hidup yang luar biasa. Habis pulang kerja aku, istri dan kedua anakku kuajak mengunjungi istri temanku yang sudah berobat dan operasi kanker otak yang ketiga kalinya. Mbak Nurul istrinya "konco loro lopo" (Mas Parso). Mereka berdua bertahun-tahun hidup dalam keceriaan, kini mereka diuji keimananya harus menerima cobaan hidup dari Allah swt yang sangat berat.

Kanker otak pada stadium tinggi menggerogiti  pusat saraf mbak Nurul. Dalam kondisi hamil tua kanker tersebut baru terdeteksi melalui  teknologi scan. Setelah lahir anak yang ketiga, para dokter memutuskan  batok kepala harus diangkat, dikemo dan batok kepala diganti dengan batok imitasi. Kata dokter batok kepala yang lama sudah terkontaminasi dan digerogiti  sel kanker ganas.

Hanya menunggu keajaiban dari Allah swt, otak mbak Nurul bisa kembali normal. Karena  dia harus mengalami kemo  berkali-kali. Itulah kata dokter.

"Sabar, tegar yo mas!" Itulah katakuditengah-tengah pembicaraan sore tadi.
"Iyo matur nuwun wis ditiliki"
"Daya ingat berkurang, makan, tidur, buang air kecil dan besar sudah di tempat tidur mas!" Mas Parso menjelaskan kpdku.

Karena  sudah mendekati adzan Maghrib, kami mohon pamit. 

Pembelajaran yang kedua: Habis sholat maghrib  salah satu temanku mengumumkan di depan jama'ah  bahwa mbah Diyono sakit, dan dirawat di RS Kustati Solo. Kabarnya beliau menderita penyakit jantung kronis. Akhirnya diputuskan habis 'isa  warga jama'ah masjid diajak bezuk di RS Kustati Solo.

Alhmdulillah,  hari ini aku diberi kesempatan mendapat pahala  dengan  bezuk orang sakit yang kedua kali .

Puluhan jama'ah  berangkat dengan nyater mobil menuju RS Kustati. Disepanjang perjalanan aku berusaha berpikir dan berdzikir bahwa  kita yang sehat wajib lebih bersyukur atas  nikmat kesehatan yang kita terima. Setiap detik  mestinya untuk bersyukur, tak ada waktu untuk bermaksiat. Bila kita diberi kesempatan mengunjungi dan mendoakan orangsakit, mestinya kita bersemangat untuk menjemput pahala, 'LEBIH BAIK MENGUNJUNGI DAN MENDOAKAN ORANG SAKIT DARIPADA  DiKUNJUNGI ORANG"