“Le, aku pingin nyonto nabi
Ibrahim, kowe tak sembelih yo?  Itulah
gurauan seorang ibu kepada anaknya yang terdengar langsung di telinga
Masktno Giri.  Gurauan seorang ibu di atas,  barangkali   salah satu sebabnya adalah  kejengkelan seorang ibu teradap anaknya ynang mbrengkele.
.
“Ojo bu, aku wong populair kok
dibeleh”, saut sang anak.
Memiliki anak kurang ajar berarti
neraka dunia untuk orang tua.  Sebaliknya
memiliki anak shalih dan shalihah 
berarti ortu memiliki investasi  hidup sejahtera dunia dan akherat.
Kisah  nabi Ibrahim bersedia menyembelih anaknya, dan
anaknya bersedia  itu  karena perintah Allah untuk menguji tingkat
keshalihan ortu dan anaknya. Ternyata keduanya adalah pasangan yang benar-benar
shaalih.
Bisa memiliki anak shalih dan shalihah,
kenapa tidak?
Namun di  zaman sekarang memiliki anak yang shalih yang
memiliki  modal KERJA KERAS, KEJUJURAN,
KONSISTEN, AMANAH, MOTIVASI, PEDULI, REFLEKSI, DAN TAQWA (KAMPRET) sangat
langka. Selamat bagi ortu yang memiliki anak shalih dan shalihah , ortu
tersebut memiliki modal awal SYURGA DUNIA DAN AKHERAT. Karena menurut hadis
bahwa  pahala dan doa anak shalih dan
shalihah kepada ortunya akan tak pernah habis mengalir ke ortunya.
Menuntut orang lain atau anak
kita menjadi shalih dan shaliha itu pekerjaan gampang. Namun, perlu instropeksi
juga, apakah sebagai ortu kita juga memiliki  
keshalihan. Kalu belum saya pikir tidak usah banyak menuntut orang lain.
OK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
berlatih kreatif melaui pembuatan komentar