Teringat masa lalu, Maskatno Giri sebagai murid.
"Kalau tidak cocok, "minggat" sana! Ada yang mau menggantikan posisi saya? Jadi orang itu tidak usah sombong, dan tidak suka menghargai orang lain!" Itulah kurang lebih kalimat yang terucap agak keras yang tak pernah kulupa dari salah satu guruku saat pembelajaran berlangsung, dan pada saat yang sama memang ada beberapa siswa yang membuat kegaduhan.
Setelah aku merenung, aku berpendapat bahwa kalimat tersebut di atas adalah kalimat yang kasar, terlalu serius, tendensius dan terlalu berlebihan. Namun, aku tahu si guru tersebut bertujuan baik.
Teringat cita-citaku dulu, tidak menjadi seorang guru. Aku sendiri yang lebih tahu kelemahanku: tipe pembicaraanku sangat cepat, kayaknya orang yang berpikirnya lambat sulit menangkap, pikiranku sering lompat-lompat. Tapi aku juga sadar aku memiliki kelebihan walau sedikit: terbiasa hidup kreatif, aku suka humor, dan aku bisa main musik. Singkat cerita aku kuliah di fakultas keguruan melalui jalur UMPTN, setelah tidak diterima di non FKIP. Eeeh ternyata sebelum lulus aku sudah mendapat pekerjaan sebagai guru.
Waktu berjalan. Eeeeh ternyata menjadi guru ada sisi yang menyenangkan, walau ada hal yang mbuat susah. Saat itu, aku menjadi guru yunior alias guru yang masih bodoh dan miskin pengalaman. Mungkin karena masih kuper, sikapku akhirnya terlalu responsif, terlalu berpikir sangat jauh bercuriga kepada komentar siswa. Aku juga bingung sih! Kenapa aku tahu itu salah, tapi aku berucap hampir mirip dengan kalimat yang terucap oleh guruku dulu.
Waktu berjalan. Eeeeh ternyata menjadi guru ada sisi yang menyenangkan, walau ada hal yang mbuat susah. Saat itu, aku menjadi guru yunior alias guru yang masih bodoh dan miskin pengalaman. Mungkin karena masih kuper, sikapku akhirnya terlalu responsif, terlalu berpikir sangat jauh bercuriga kepada komentar siswa. Aku juga bingung sih! Kenapa aku tahu itu salah, tapi aku berucap hampir mirip dengan kalimat yang terucap oleh guruku dulu.
Dalam proses waktu berjalan dan perenungan lebih jauh, aku sedikit menyimpulkan, dan aku bisa menasihati diriku sendiri, " Menjadi guru itu gampang, tapi menjadi guru yang baik itu perlu proses panjang. Kunci utama: banyak belajar dari manapun sumbernya biar terhindar dari kebodohan. Bahkan kamu bisa belajar dari anak dan siswamu sendiri. Jangan terlalu egois, responsif, sensitif, serius, dan jangan mudah bersangka buruk. Berpikir saja yang santai dan "positif thingking!"
Itulah hikmah kupetik dari kelemahan, kebodohan atas kelakuanku sendiri.
Itulah hikmah kupetik dari kelemahan, kebodohan atas kelakuanku sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
berlatih kreatif melaui pembuatan komentar