Masyarakat kita ternyata sudah cerdas. Betapa tidak, berbagai sarana tersedia untuk menuju kreatif, selektif, progressive dan inovatif. Salah satunya melalui pergaulan. Pergaulan di sini tidak terbatas melalui kehidupan nyata, namun pergaulan melalui dunia maya.
Dampaknya, kecerdasan bukan saja miliknya orang terpelajar. Pencerdasan yang demikian terlihat adalah soal pendidikan. Masyarakat awam semakin sadar, "niteni", mengkritisi, dan membandingkan mutu pendidikan.
Tidak terlupakan, komentar beberapa waktu lalu sobatku guru SD Negeri mengatakan, " Mas sebaiknya anakmu ojo di sekolahke neng SD Negeri". Beliau menmbahkan bahwa di SD Negeri, sejak dulu ya cuma begitu-begitu saja. Guru-gurunya kurang gethol menanamkan nilai-nilai spiritualitas, kreativitas dan kualitas dll. Dia menambahkan bahwa anaknya saja tidak disekolahkan di SD Negeri.
Sobatku menyatakan, sekarang orang-orang sudah pintar. Mereka sudah "titen". Dia juga menambahkan anak adalah investasi di dunia dan di akherat. Anak harus ditanamkan nilai-nilai spiritualitasnya, jadi tidak hanya akademiknya saja. Anak harus tahu akhidah dan akhlaq. Jadi jangan sampai menjadi anak-anak yang durhaka kepada ortunya, kacau di masyarakat dan tak peduli dengan bangsanya. Apalagi sudah rendah pemahaman agamanya juga miskin ilmu. "Wah itu pasti kujur songo likur dan rugi ndonya akherat", itulah tandasnya.
Aku dan istriku baru saja muter-muter, bersilaturahmi dan mencari berbagai informasi. Saat bertamu ke rumah sobatku, dia mengatakan bahwa SDN yang dekat rumahnya cuma memiliki murid total 70 dari enam kelas. Jadi rata-rata murid SDN hanya memiliki murid sekitar sepuluh untuk setiap kelasnya. Bahkan ada 2 SD digabungkan menjadi satu. Wah memprihatinkatinkan! Masyarakat sudah "niteni dan "ngemohi" mutu pendidikan yang buruk . Namun sebaliknya SD-SD suasta yang membawa bendera "unggulan, berbasis agama Islam atau terpadu, program khusus atau MIN atau SDN yang bagus, jelas muridnya melimpah ruah.
Kami pun perlu hati-hati dalam memilih lembaga pendidikan, dan kami memiliki tip dalam memilihnya:
1. Ortu harus sudah memastikan bahwa sekolah atau lembaga pendidikan tersebut peduli tentang perkembangan akhlaq anak, juga memiliki kegiatan khusus untuk pencerahan ruhani. Ortu perlu tahu lewat kar oment alumni, ortu dari anak yang pernah sekolah di situ, atau menanyakan langusng ke pihak pengelola sekolah.
2. Ortu sudah memiliki rekam jejak positif dari para pengelola dan juga prestasi dari sekolahan tersebut.
3. Ortu harus memastikan bahwa sekolah tersebut menjaga kebersiihan, ketertiban, keamannan, keindahan dsb.
4. Ortu harus memastikan bahwa sekolah tersebut harus menanamkan disiplin dan peduli dalam mengangani siswanya.
5. Ortu harus memastikan bahwa anak yang dididik di lembaga tersebut ada hasil positifnya: anak lebih dewasa , berilmu, berakhlaq, rajin, peduli dll.
Semoga bermanfaat. Salam sukses sejati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
berlatih kreatif melaui pembuatan komentar