DAFTAR LABELKU (klik saja jangan ragu-ragu)

Kamis, 09 Oktober 2014

Belajar dari Sejarah ( Pembelajaran Kunjungan SMAN 1 Girimarto ke tempat-tempat bersejarah di Solo)

Belajar  dari sejarah. Ada hikmah besar di balik kunjungan kami di tempat-tempat bersejarah, utamanya di Solo.

Hasil gambar untuk istana mangkunegaran soloTadi pagi, Kamis 9/10/2014 rombongan kelas X SMAN 1 Girimarto beserta para guru pendamping, pasti termasuk Maskatno Giri  mengunjungi tempat-tempat bersejarah di Solo antara lain, Istana Mangkunegaran,  Monumen Pers dan Museum Sangiran Sragen.

Hasil gambar untuk monumen pers solo  

Terlebih lagi, kunjungan kami di Monumen Pers, kami disambut tidak hanya penuh keramahtamahan. Namun, kami semua juga diberi snack. Penyambutan yang baik ini tidak hanya sekali saja. Di tahun yang lalu kami juga disambut dengan ramah tamah juga diberi snack yang lumayan wah.

"Rombongan panjenengan termasuk bejo lho pak. Setiap ke sini, ada dana untuk menjamu. Padahal tidak semua tamu diberlakukan seperti ini. Maklum pak terbentur dana'.  Itulah komentar pak satpam kepadaku, saat aku menulis buku tamu.

Kunjugan terakhir kami di museum purbakala Sangiran
Hasil gambar untuk museum sangiran

Tidak hanya sekedar refressing atau piknik target dalam perjalanan kami, namun hikmah pembelajaran hidup  tentu lebih berharga.  Sebagai insan terdidik, tentu  belajar dari peninggalan masa lalu (baca= sejarah) tentu menjadikan kita bisa arif, bijaksana, dewasa, mulia, bahagia dll. Yang jelas melalui  belajar sejarah  masa lalu, idealnya kita semakin menjadi manusia  yang lebih bermutu.

Intinya, kita mestinya  harus pandai-pandai  mencari hikmah yang lebih lengkap  dari  belajar sejarah.
Menurut Robert Jones Shafer (1974)  hikmah belajar  sejarah adalah sebagai berikut:
1. Memperluas pengalaman-pengalaman manusiawi.
Belajar sejarah sama artinya berdialog dengan diri sendiri, masyarakat dan bangsa manapun dan di saat kapan pun. Dari pengalaman sejarah itu orang dapat menimba pengalaman- pengalaman dalam menghadapi dan memecahkan problem-problem kehidupan dalam segala aspeknya
2. Memungkinkan seseorang untuk dapat memandang sesuatu secara keseluruhan (to see things whole).
Sejarah menawarkan begitu banyak dan bervariasi (the multiplicity or variety) kondisi dan pengalaman manusia. Tidak ada disiplin ilmu yang mampu menyajikan rekaman pengalaman manusia yang begitu menyeluruh, selain sejarah. Agama, filsafat, dan ilmu- ilmu sosial lainnya memberikan sumbangan yang sama, namun hanya sebatas dan menurut cara ilmu itu sendiri. Dimensi keseluruhan dalam sejarah diharapkan akan mampu membangun keutuhan kepribadian manusia.
3. Membentuk  identitas dan kepribadian bangsa.
Akar sejarah yang dalam dan panjang akan memperkokoh eksistensi dan identitas serta kepribadi suatu bangsa. Bangsa itu, karenanya, akan bangga dan mencintai sejarah dan kebudayaannya.

Sebagai tambahan,Nugent dalam bukunya Creative Huistory (1967) menjawab pertanyaan mengapa kita perlu mempelajari sejarah dari dua segi,.
1. How can history help us make a living ?
(Bagaimana sejarah itu dapat menolong kita untuk hidup).
2. How can history help us become better person ?
(Bagaimana sejarah itu dapat menolong kita menjadi pribadi yang lebih baik) Sejarah sebagai pengalaman manusia memberikan berbagai alternatif untuk memilih begitu banyak cara hidup (a multitude of ways).

Ingin menjadi pribadi yang lebih baik? Tentu, kita harus belajar dari sejarah atau masa lalu. Secra lebih khusus kita bisa belajar dari  sejarah masa lalu kita sendiri, ortu kita dll. Jadi jangan sampai keburukan terulang dan terulang lagi.  Kata Bung Karno, "Jangan sekali-sekali melupkan sejarah".  Semoga kita semakin bahagia, sukses, dan barokah setelah kita belajar dari sejarah. ....Salam sukses sejati!.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

berlatih kreatif melaui pembuatan komentar