Kisah nyata salah satu orang yang telah kehilangan kehormatan atau harga dirinya. Beberapa bulan yang lalu seorang pemuda tetanggaku dititipi HP untuk disampaikan ke saudaranya . Eeeeh ternyata HPnya tidak disampaikan tapi diembat sendiri.
Beberapa menit berlalu, mertuaku mengungkapkan kekecewaanya kepada keluargaku. Pasalnya salah satu dari anaknya yang tinggal di Kalimantan mengirimi dan menitipkan barang ke salah satu pemuda (kerabat) yang pulang ke Jawa, eeeh ternyata barangnya tidak disampaikan juga, alias diembat sendiri.
Akhirnya, aku terinpirasi untuk menulis tentang pentingnya sifat amanat di blogku ini. Karena ini kisah pengalamanku, yang sejak remaja sering dimotivasi melalui kajian dan diberi pelajaran dari Al Qur'an:
“Sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya (amanah).” (QS Al-Qhashash 27)
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan
Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat
yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui” (QS Al-Anfaal 27).
Alahmdulillah, sejak remaja aku selalu teringat, bahwa kalau diamanati (dititipi) sesuatu aku harus berusaha sekuat tenaga menyampaikan amanat yang aku terima. Ustadzku menekankan "Tetaplah berbuat baik walau sendirian, tetaplah amanah di situ letak kehormatan dan kemuliaan. Tidak amanah=hilang kehormatan diri".
Puji syukur, ya Allah aku diberi hidayah keimanan. Walau aku bukan manusia sempurna. Walau sejak remaja sudah terbiasa hidup miskin. Seingatku, dari remaja sampai memiliki anak remaja belum pernah "ngembat" titipan barang orang lain. Menurutku orang yang dengan mudah "ngembat" barang orang lain. Orang tersebut telah kehilangan kehormatannya, dan kemuliaanya.
Berkenaan dengan amanah, tak akan pernah lupa atas motivasi dan amalan doa dari ustadzku:
“Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan
keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam
bagi orang-orang yang bertaqwa”.
Rasulullah SAW bersabda:
“Ada
tujuh kelompok yang akan mendapat perlindungan Allah di hari yang tiada
perlindungan, kecuali perlindungan Allah: Imam yang amanah ( adil)….” (Muttafaqun ‘alaihi)
“Tiga kelompok yang tidak ditolak doanya: Imam amanah /adil, orang yang berpuasa sampai berbuka dan doa orang yang tertindas” (HR Ahmad, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah.
Sekarang sering muncul para pemimpin yang tidak amanah, barang kali berawal dari kebiasaaan saat remajanya: tidak bisa dipercaya, pokil, suka ngemplang, suka menipu guru dan ortu, pamitnya sekolah tapi membolos saat sekolah, malas belajar cuma mengandalkan teman, ikut makan saur di rumah biar terlihat berpuasa tapi ternyata berbuka puasa sebelum waktunya dll
Sebagai sumber inspirasi dan motivasi terutama untuk diriku sendiri dan anak-anaku, harus kuwasiatkan bahwa dengan melaksanakan amanah berarti kita akan menyambut kesuksesan sejati karena kita layak dipercaya, layak hidup bahagia yang penuh barokah Insya Allah. Salam sukses sejati!.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
berlatih kreatif melaui pembuatan komentar