Apakah aku termasuk orang sukses?
Kalau mau idealis, aku masih jauh dari kata sukses? Namun aku harus bersyukur. Allah SWT telah menganugerahiku banyak sekali rezeki. Rezeki tidak harus berupa materi , bukan? Maksudnya aku sudah mendapat sesuatu yang lebih dari yang kubayangkan dan  kuharapkan. Maksudnyka aku sudah lumayan  berubah, yang dulu sejak kecil hidup dalam kemiskinin, kini aku sudah lebih baik. Setidaknya aku bukan menjadi beban untuk orang lain.
Dulu aku sangat takut  kalau aku tak mampu  mandiri.  Makanya aku giat berdoa, supaya aku  bisa lebih sukses/ kaya dibanding saat masa kecilku. Aku pun  juga sering belajar  bagaimana meraih sukses.
Sampai sekarang pun aku belajar untuk menjadi sukses dan syukur aku bisa membantu    orang lain lebih sukses .
Berdasar  beberapa referensi ada banyak faktor yang mempengaruhi kesuksesan, namun ternyata faktor Internal (diri sendiri)  yang mendominasi penghalang kesuksesan . Kurang lebih penghalang kesuksesan adalah :
- Kondisi jiwa : moral, mental, dan sikap (malas dan tidak bersemangat, pesimis, acuh tak acuh/apatis, tidak berani menghadapi tantangan/persaingan, tidak mau belajar, tidak punya dedikasi, cepat puas diri, sulit beradaptasi dan tidak bisa mengikuti perkembangan, tidak disiplin, selalu bimbang dan ragu-ragu untuk bertindak)
 
- Latar belakang pendidikan, pengetahuan, keahlian dan pengalaman (pendidikan rendah, pengetahuan kurang, wawasan dan pengalama sempit, keterampilan tidak memadai)
 
- Kesehatan kesehatan fisik (sakit-sakitan, mudah lelah, rentan terhadap perubahan cuaca dan sebagainya)
 
- Kemampuan berkomunikasi dengan pihak lain (ketidakmampuan menyampaikan ide atau gagasan juga merupkan penghalang kesuksesan
 - Rendahnya kualitas lingkungan sosial, lingkungan yang rusak berpengaruh kepada kesuksesan seseorang.
 
Oleh : J. Haryadi
Virus artinya penyakit menular yang sangat berbahaya. Dalam dunia 
cita-cita, kita juga mengenal virus yang menghambat impian menjadi 
kenyataan. Kita harus bisa mengantisipasinya agar virus tersebut tidak 
merasuk ke dalam pikiran kita. Apa saja yang masuk dalam kategori virus 
impian dimaksud ? Berikut ini adalah jawabannya :
1. Rasa Malas.
Malas sangat identik dengan inkonsistensi ! Artinya, orang yang malas 
itu adalah orang yang tidak konsisten dengan komitmen yang sudah dibuat.
 Rasa malas adalah virus yang sangat berbahaya, karena orang yang malas 
akan menyebabkan program yang sudah dibuatnya menjadi tidak masuk 
target. Malas juga merupakan pemborosan waktu. Pekerjaan yang seharusnya
 bisa dikerjakan cepat akhirnya terlambat. Bisa anda bayangkan kalau 
dalam satu hari saja terjadi keterlambatan pekerjaan selama 2 jam akibat
 malas, maka kalau hal itu berlangsung selama 1 tahun saja berarti sudah
 terjadi pemborosan sebanyak 360 hari X 2 jam = 720 jam atau sama dengan
 30 hari alias 1 bulan.
2. Rasa Takut yang Berlebihan
Setiap manusia  pasti memiliki rasa takut dan itu merupakan kodrat dari 
Allah SWT. Rasa takut bisa bernilai positif jika ditempatkan pada 
tempatnya, misalnya rasa takut berdosa jika melanggar perintah Allah 
SWT, rasa takut  berbuat zalim dan aniaya terhadap orang lain dan 
sebagainya.
Rasa takut yang bernilai positif dan masuk dalam kategori virus adalah 
rasa takut gagal atau takut ditolak  sehingga orang tidak mau melakukan 
sesuatu dan sebagainya. Rasa takut menyebabkan kita kalah sebelum 
bertanding.  Perasaan takut menyebabkan seseorang tertahan dari 
mengambil tindakan. Mental rasa takut sering menghambat seseorang untuk 
sukses.
3. Rasa Malu
Rasa malu disebabkan rendahnya self esteem/harga diri. Manusia 
seringkalisalah menempatkan rasa malu. Dia merasa malu apapbila memiliki
 kekuranganfisik, tidak percaya diri sehingga tidak bisa mengoptimalkan 
potensi yangdimilikinya. Dia lupa atau pura-pura lupa bahwa banyak orang
 bisa sukses walaupun mereka tidak memiliki fisik yang sempurna seperti 
Helen Keller. Malu yang benar dianjurkan karena malu seperti itu 
sebagian iman. Denganrasa malu yang benar, tindakan kita terarah terukur
 dan terjaga. Kitatidak akan berbuat curang, tidak jahil, tidak khianat.
 Semua kebaikanberawal dari rasa malu yang tepat. jadi tempatkan rasa 
malu secara tepatuntuk meraih kesuksesaan
4. Cepat Merasa Puas.
Cepat merasa puas atas prestasi yang sudah diperoleh juga merupakan 
hambatan dalam mencapai kesuksesan yang lebih besar. Orang yang cepat 
merasa puas dengan prestasi yang diraihnya, serta telah merasa nyaman 
dengan kondisi yang dijalaninya, seringkali terjebak oleh rasa bangga 
dan rasa puas tersebut, sehingga orang tersebut tidak terdorong untuk 
menjadi lebih maju lagi. Akibatnya dia lupa untuk menapaki tangga sukses
 berikutnya yang seharusnya mampu diraihnya. Dia sudah membatasi dirinya
 sendiri sehingga tidak bisa memaksimalkan potensi yang ada dalam 
dirinya. Oleh sebab itu, kita harus waspada jika mengalami kesuksesan 
yang pertama. Lanjutkan lagi dengan inovasi baru, berpikir lebih kreatif
 dan mencari tantangan baru agar bisa naik ke jenjang yang lebih tinggi.
5. Putus Asa
Kegagalan dalam membangun sebuah impian adalah batu sandungan yang 
seharusnya tidak membuat kita jadi lemah, apalagi berputus asa. Islam 
melarang umatnya berputus asa. Kita harus intropeksi diri dan 
mempelajari apa saja yang menyebabkan diri kita gagal dalam meraih 
impian. Kegagalan bukan harga mati, masih banyak cara lain untuk sukses.
 Justru dengan adanya masalah,kita merasa terdorong untuk memacu 
kreativitas agar dapat menemukan cara lain yang lebih baik, lebih cepat,
 lebih efektif. Kita harus selalu mau mencari peluang atau celah untuk 
bangkit lagi dari keterpurukan. Kegagalan adalah keberhasilan yang 
tertunda.
6. Sombong atau Takabur
Keberhasilan dalam hidup seperti memiliki kekayaan, pangkat atau jabatan
 yang tinggi terkadang membuat kita lupa diri. Salah satu virus yang 
cukup berbahaya dan sering menyerangnya adalah penyakit sombong alias 
takabur. Kesombongan membuat orang terlena, karena merasa dirinya lebih 
hebat, lebih sukses atau lebih baik dari orang lain. Akibatnya, kita 
tidak mau lagi bekerja keras, apalagi belajar karena mengganggap sudah 
tidak ada lagi yang bisa mengalahkan kita. Jika terjadi perubahan sistem
 akibat pengaruh politik, kita tidak sempat mengantisipasinya. Usaha 
yang tadinya berjalan lancar bisa saja menjadi macet, merugi dan 
akhirnya bangkrut.
7. Pesimis (merasa diri tidak mampu)
Kekurangan yang ada pada diri kita terkadang membuat nyali kita menjadi 
ciut sehingga akhirnya gentar menghadapi para pesaing. Rasa pesimis 
karena menganggap lawan lebih baik dari kita membuat kita patah semangat
 dan menganggap lawan kita tidak mungkin bisa kita kalahkan. Tentu saja 
pendapat ini keliru ! Fakta sejarah membuktikan, beberapa kali pasukan 
tempur yang jumlahnya sedikit bisa mengalahkan pasukan musuh yang jumlah
 tentaranya lebih banyak. Tentu saja diperlukan kecerdasan, kecerdikan 
dan kreativitas sehingga melahirkan ide-ide yang berilyan dan inovatif 
dalam menghadapi berbagai tantangan dan akhirnya keluar sebagai 
pemenang.
8. Belum memahami kemampuan diri.
Kemampuan ini berkaitan dengan kemampuan potensial (kecerdasan dan 
bakat) dan kemampuan nyata (prestasi akademik dan keterampilan khusus). 
Karena belum memahami kemampuan diri sendiri sehingga kita tidak bisa 
mengembangkannya. Padahal kemampuan  diri bisa dijadikan modal dasar 
dalam mencapai sukses ataupun meraih mimpi kita.
9. Mudah Menyerah.
Kadang-kadang kita tidak mau berusaha dengan keras dalam menggapai 
sukses. Ketika pertama kali menemui kendala, langsung berhenti alias 
menyerah. Bagaimana mungkin kita bisa sukses kalau batu kerikil saja 
kita anggap sebagi batu yang besar ?  Tanamkan dalam otak kita bahwa 
kita mampu melakukannya. Kita harus menganggap diri kita memiliki energi
 cadangan, sehingga kita akan mengulanginya atau mencoba lagi jika 
mengalami kegagalan.
10. Miskin impian.
Sesuatu ada dan tercipta karena diawali dengan impian, begitu juga 
dengan kesuksesan. Kita tidak akan mewujudkan mimpi kalau tidak diawali 
dengan impian atau cita-cita. Jika tidak punya impian, maka kita akan 
berjalan tanpa arah, ibarat hanyut diatas air yang deras, kita akan 
terbawa derasnya air tanpa bisa mencapai tepi.
***
J. Haryadi Penulis Buku "SMS : Spiritual Motivation for Success" di 
Penerbit Quanta 
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/jumariharyadi/sepuluh-jenis-virus-penghambat-kesuksesan_5528b581f17e616b7b8b45c6
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/jumariharyadi/sepuluh-jenis-virus-penghambat-kesuksesan_5528b581f17e616b7b8b45c6
Oleh : J. Haryadi
Virus artinya penyakit menular yang sangat berbahaya. Dalam dunia 
cita-cita, kita juga mengenal virus yang menghambat impian menjadi 
kenyataan. Kita harus bisa mengantisipasinya agar virus tersebut tidak 
merasuk ke dalam pikiran kita. Apa saja yang masuk dalam kategori virus 
impian dimaksud ? Berikut ini adalah jawabannya :
1. Rasa Malas.
Malas sangat identik dengan inkonsistensi ! Artinya, orang yang malas 
itu adalah orang yang tidak konsisten dengan komitmen yang sudah dibuat.
 Rasa malas adalah virus yang sangat berbahaya, karena orang yang malas 
akan menyebabkan program yang sudah dibuatnya menjadi tidak masuk 
target. Malas juga merupakan pemborosan waktu. Pekerjaan yang seharusnya
 bisa dikerjakan cepat akhirnya terlambat. Bisa anda bayangkan kalau 
dalam satu hari saja terjadi keterlambatan pekerjaan selama 2 jam akibat
 malas, maka kalau hal itu berlangsung selama 1 tahun saja berarti sudah
 terjadi pemborosan sebanyak 360 hari X 2 jam = 720 jam atau sama dengan
 30 hari alias 1 bulan.
2. Rasa Takut yang Berlebihan
Setiap manusia  pasti memiliki rasa takut dan itu merupakan kodrat dari 
Allah SWT. Rasa takut bisa bernilai positif jika ditempatkan pada 
tempatnya, misalnya rasa takut berdosa jika melanggar perintah Allah 
SWT, rasa takut  berbuat zalim dan aniaya terhadap orang lain dan 
sebagainya.
Rasa takut yang bernilai positif dan masuk dalam kategori virus adalah 
rasa takut gagal atau takut ditolak  sehingga orang tidak mau melakukan 
sesuatu dan sebagainya. Rasa takut menyebabkan kita kalah sebelum 
bertanding.  Perasaan takut menyebabkan seseorang tertahan dari 
mengambil tindakan. Mental rasa takut sering menghambat seseorang untuk 
sukses.
3. Rasa Malu
Rasa malu disebabkan rendahnya self esteem/harga diri. Manusia 
seringkalisalah menempatkan rasa malu. Dia merasa malu apapbila memiliki
 kekuranganfisik, tidak percaya diri sehingga tidak bisa mengoptimalkan 
potensi yangdimilikinya. Dia lupa atau pura-pura lupa bahwa banyak orang
 bisa sukses walaupun mereka tidak memiliki fisik yang sempurna seperti 
Helen Keller. Malu yang benar dianjurkan karena malu seperti itu 
sebagian iman. Denganrasa malu yang benar, tindakan kita terarah terukur
 dan terjaga. Kitatidak akan berbuat curang, tidak jahil, tidak khianat.
 Semua kebaikanberawal dari rasa malu yang tepat. jadi tempatkan rasa 
malu secara tepatuntuk meraih kesuksesaan
4. Cepat Merasa Puas.
Cepat merasa puas atas prestasi yang sudah diperoleh juga merupakan 
hambatan dalam mencapai kesuksesan yang lebih besar. Orang yang cepat 
merasa puas dengan prestasi yang diraihnya, serta telah merasa nyaman 
dengan kondisi yang dijalaninya, seringkali terjebak oleh rasa bangga 
dan rasa puas tersebut, sehingga orang tersebut tidak terdorong untuk 
menjadi lebih maju lagi. Akibatnya dia lupa untuk menapaki tangga sukses
 berikutnya yang seharusnya mampu diraihnya. Dia sudah membatasi dirinya
 sendiri sehingga tidak bisa memaksimalkan potensi yang ada dalam 
dirinya. Oleh sebab itu, kita harus waspada jika mengalami kesuksesan 
yang pertama. Lanjutkan lagi dengan inovasi baru, berpikir lebih kreatif
 dan mencari tantangan baru agar bisa naik ke jenjang yang lebih tinggi.
5. Putus Asa
Kegagalan dalam membangun sebuah impian adalah batu sandungan yang 
seharusnya tidak membuat kita jadi lemah, apalagi berputus asa. Islam 
melarang umatnya berputus asa. Kita harus intropeksi diri dan 
mempelajari apa saja yang menyebabkan diri kita gagal dalam meraih 
impian. Kegagalan bukan harga mati, masih banyak cara lain untuk sukses.
 Justru dengan adanya masalah,kita merasa terdorong untuk memacu 
kreativitas agar dapat menemukan cara lain yang lebih baik, lebih cepat,
 lebih efektif. Kita harus selalu mau mencari peluang atau celah untuk 
bangkit lagi dari keterpurukan. Kegagalan adalah keberhasilan yang 
tertunda.
6. Sombong atau Takabur
Keberhasilan dalam hidup seperti memiliki kekayaan, pangkat atau jabatan
 yang tinggi terkadang membuat kita lupa diri. Salah satu virus yang 
cukup berbahaya dan sering menyerangnya adalah penyakit sombong alias 
takabur. Kesombongan membuat orang terlena, karena merasa dirinya lebih 
hebat, lebih sukses atau lebih baik dari orang lain. Akibatnya, kita 
tidak mau lagi bekerja keras, apalagi belajar karena mengganggap sudah 
tidak ada lagi yang bisa mengalahkan kita. Jika terjadi perubahan sistem
 akibat pengaruh politik, kita tidak sempat mengantisipasinya. Usaha 
yang tadinya berjalan lancar bisa saja menjadi macet, merugi dan 
akhirnya bangkrut.
7. Pesimis (merasa diri tidak mampu)
Kekurangan yang ada pada diri kita terkadang membuat nyali kita menjadi 
ciut sehingga akhirnya gentar menghadapi para pesaing. Rasa pesimis 
karena menganggap lawan lebih baik dari kita membuat kita patah semangat
 dan menganggap lawan kita tidak mungkin bisa kita kalahkan. Tentu saja 
pendapat ini keliru ! Fakta sejarah membuktikan, beberapa kali pasukan 
tempur yang jumlahnya sedikit bisa mengalahkan pasukan musuh yang jumlah
 tentaranya lebih banyak. Tentu saja diperlukan kecerdasan, kecerdikan 
dan kreativitas sehingga melahirkan ide-ide yang berilyan dan inovatif 
dalam menghadapi berbagai tantangan dan akhirnya keluar sebagai 
pemenang.
8. Belum memahami kemampuan diri.
Kemampuan ini berkaitan dengan kemampuan potensial (kecerdasan dan 
bakat) dan kemampuan nyata (prestasi akademik dan keterampilan khusus). 
Karena belum memahami kemampuan diri sendiri sehingga kita tidak bisa 
mengembangkannya. Padahal kemampuan  diri bisa dijadikan modal dasar 
dalam mencapai sukses ataupun meraih mimpi kita.
9. Mudah Menyerah.
Kadang-kadang kita tidak mau berusaha dengan keras dalam menggapai 
sukses. Ketika pertama kali menemui kendala, langsung berhenti alias 
menyerah. Bagaimana mungkin kita bisa sukses kalau batu kerikil saja 
kita anggap sebagi batu yang besar ?  Tanamkan dalam otak kita bahwa 
kita mampu melakukannya. Kita harus menganggap diri kita memiliki energi
 cadangan, sehingga kita akan mengulanginya atau mencoba lagi jika 
mengalami kegagalan.
10. Miskin impian.
Sesuatu ada dan tercipta karena diawali dengan impian, begitu juga 
dengan kesuksesan. Kita tidak akan mewujudkan mimpi kalau tidak diawali 
dengan impian atau cita-cita. Jika tidak punya impian, maka kita akan 
berjalan tanpa arah, ibarat hanyut diatas air yang deras, kita akan 
terbawa derasnya air tanpa bisa mencapai tepi.
***
J. Haryadi Penulis Buku "SMS : Spiritual Motivation for Success" di 
Penerbit Quanta 
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/jumariharyadi/sepuluh-jenis-virus-penghambat-kesuksesan_5528b581f17e616b7b8b45c6
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/jumariharyadi/sepuluh-jenis-virus-penghambat-kesuksesan_5528b581f17e616b7b8b45c6
Oleh : J. Haryadi
Virus artinya penyakit menular yang sangat berbahaya. Dalam dunia 
cita-cita, kita juga mengenal virus yang menghambat impian menjadi 
kenyataan. Kita harus bisa mengantisipasinya agar virus tersebut tidak 
merasuk ke dalam pikiran kita. Apa saja yang masuk dalam kategori virus 
impian dimaksud ? Berikut ini adalah jawabannya :
1. Rasa Malas.
Malas sangat identik dengan inkonsistensi ! Artinya, orang yang malas 
itu adalah orang yang tidak konsisten dengan komitmen yang sudah dibuat.
 Rasa malas adalah virus yang sangat berbahaya, karena orang yang malas 
akan menyebabkan program yang sudah dibuatnya menjadi tidak masuk 
target. Malas juga merupakan pemborosan waktu. Pekerjaan yang seharusnya
 bisa dikerjakan cepat akhirnya terlambat. Bisa anda bayangkan kalau 
dalam satu hari saja terjadi keterlambatan pekerjaan selama 2 jam akibat
 malas, maka kalau hal itu berlangsung selama 1 tahun saja berarti sudah
 terjadi pemborosan sebanyak 360 hari X 2 jam = 720 jam atau sama dengan
 30 hari alias 1 bulan.
2. Rasa Takut yang Berlebihan
Setiap manusia  pasti memiliki rasa takut dan itu merupakan kodrat dari 
Allah SWT. Rasa takut bisa bernilai positif jika ditempatkan pada 
tempatnya, misalnya rasa takut berdosa jika melanggar perintah Allah 
SWT, rasa takut  berbuat zalim dan aniaya terhadap orang lain dan 
sebagainya.
Rasa takut yang bernilai positif dan masuk dalam kategori virus adalah 
rasa takut gagal atau takut ditolak  sehingga orang tidak mau melakukan 
sesuatu dan sebagainya. Rasa takut menyebabkan kita kalah sebelum 
bertanding.  Perasaan takut menyebabkan seseorang tertahan dari 
mengambil tindakan. Mental rasa takut sering menghambat seseorang untuk 
sukses.
3. Rasa Malu
Rasa malu disebabkan rendahnya self esteem/harga diri. Manusia 
seringkalisalah menempatkan rasa malu. Dia merasa malu apapbila memiliki
 kekuranganfisik, tidak percaya diri sehingga tidak bisa mengoptimalkan 
potensi yangdimilikinya. Dia lupa atau pura-pura lupa bahwa banyak orang
 bisa sukses walaupun mereka tidak memiliki fisik yang sempurna seperti 
Helen Keller. Malu yang benar dianjurkan karena malu seperti itu 
sebagian iman. Denganrasa malu yang benar, tindakan kita terarah terukur
 dan terjaga. Kitatidak akan berbuat curang, tidak jahil, tidak khianat.
 Semua kebaikanberawal dari rasa malu yang tepat. jadi tempatkan rasa 
malu secara tepatuntuk meraih kesuksesaan
4. Cepat Merasa Puas.
Cepat merasa puas atas prestasi yang sudah diperoleh juga merupakan 
hambatan dalam mencapai kesuksesan yang lebih besar. Orang yang cepat 
merasa puas dengan prestasi yang diraihnya, serta telah merasa nyaman 
dengan kondisi yang dijalaninya, seringkali terjebak oleh rasa bangga 
dan rasa puas tersebut, sehingga orang tersebut tidak terdorong untuk 
menjadi lebih maju lagi. Akibatnya dia lupa untuk menapaki tangga sukses
 berikutnya yang seharusnya mampu diraihnya. Dia sudah membatasi dirinya
 sendiri sehingga tidak bisa memaksimalkan potensi yang ada dalam 
dirinya. Oleh sebab itu, kita harus waspada jika mengalami kesuksesan 
yang pertama. Lanjutkan lagi dengan inovasi baru, berpikir lebih kreatif
 dan mencari tantangan baru agar bisa naik ke jenjang yang lebih tinggi.
5. Putus Asa
Kegagalan dalam membangun sebuah impian adalah batu sandungan yang 
seharusnya tidak membuat kita jadi lemah, apalagi berputus asa. Islam 
melarang umatnya berputus asa. Kita harus intropeksi diri dan 
mempelajari apa saja yang menyebabkan diri kita gagal dalam meraih 
impian. Kegagalan bukan harga mati, masih banyak cara lain untuk sukses.
 Justru dengan adanya masalah,kita merasa terdorong untuk memacu 
kreativitas agar dapat menemukan cara lain yang lebih baik, lebih cepat,
 lebih efektif. Kita harus selalu mau mencari peluang atau celah untuk 
bangkit lagi dari keterpurukan. Kegagalan adalah keberhasilan yang 
tertunda.
6. Sombong atau Takabur
Keberhasilan dalam hidup seperti memiliki kekayaan, pangkat atau jabatan
 yang tinggi terkadang membuat kita lupa diri. Salah satu virus yang 
cukup berbahaya dan sering menyerangnya adalah penyakit sombong alias 
takabur. Kesombongan membuat orang terlena, karena merasa dirinya lebih 
hebat, lebih sukses atau lebih baik dari orang lain. Akibatnya, kita 
tidak mau lagi bekerja keras, apalagi belajar karena mengganggap sudah 
tidak ada lagi yang bisa mengalahkan kita. Jika terjadi perubahan sistem
 akibat pengaruh politik, kita tidak sempat mengantisipasinya. Usaha 
yang tadinya berjalan lancar bisa saja menjadi macet, merugi dan 
akhirnya bangkrut.
7. Pesimis (merasa diri tidak mampu)
Kekurangan yang ada pada diri kita terkadang membuat nyali kita menjadi 
ciut sehingga akhirnya gentar menghadapi para pesaing. Rasa pesimis 
karena menganggap lawan lebih baik dari kita membuat kita patah semangat
 dan menganggap lawan kita tidak mungkin bisa kita kalahkan. Tentu saja 
pendapat ini keliru ! Fakta sejarah membuktikan, beberapa kali pasukan 
tempur yang jumlahnya sedikit bisa mengalahkan pasukan musuh yang jumlah
 tentaranya lebih banyak. Tentu saja diperlukan kecerdasan, kecerdikan 
dan kreativitas sehingga melahirkan ide-ide yang berilyan dan inovatif 
dalam menghadapi berbagai tantangan dan akhirnya keluar sebagai 
pemenang.
8. Belum memahami kemampuan diri.
Kemampuan ini berkaitan dengan kemampuan potensial (kecerdasan dan 
bakat) dan kemampuan nyata (prestasi akademik dan keterampilan khusus). 
Karena belum memahami kemampuan diri sendiri sehingga kita tidak bisa 
mengembangkannya. Padahal kemampuan  diri bisa dijadikan modal dasar 
dalam mencapai sukses ataupun meraih mimpi kita.
9. Mudah Menyerah.
Kadang-kadang kita tidak mau berusaha dengan keras dalam menggapai 
sukses. Ketika pertama kali menemui kendala, langsung berhenti alias 
menyerah. Bagaimana mungkin kita bisa sukses kalau batu kerikil saja 
kita anggap sebagi batu yang besar ?  Tanamkan dalam otak kita bahwa 
kita mampu melakukannya. Kita harus menganggap diri kita memiliki energi
 cadangan, sehingga kita akan mengulanginya atau mencoba lagi jika 
mengalami kegagalan.
10. Miskin impian.
Sesuatu ada dan tercipta karena diawali dengan impian, begitu juga 
dengan kesuksesan. Kita tidak akan mewujudkan mimpi kalau tidak diawali 
dengan impian atau cita-cita. Jika tidak punya impian, maka kita akan 
berjalan tanpa arah, ibarat hanyut diatas air yang deras, kita akan 
terbawa derasnya air tanpa bisa mencapai tepi.
***
J. Haryadi Penulis Buku "SMS : Spiritual Motivation for Success" di 
Penerbit Quanta 
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/jumariharyadi/sepuluh-jenis-virus-penghambat-kesuksesan_5528b581f17e616b7b8b45c6
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/jumariharyadi/sepuluh-jenis-virus-penghambat-kesuksesan_5528b581f17e616b7b8b45c6