Salah satu cara yang membuat hati bahagia adalah menjadikan diri kita ini menjadi juara. Dan lebih membahagiakan lagi bila menjadi juara sepanjang masa.
Mungkinkah kita menjadi juara sepanjang masa?
Sangat mungkin. Mau ingin tahu bagaimana menjadi juara.Baiklah, kita perlu mengetahui definisi juara terlebih dulu.Menurut online dictionary bahwa champion/ juara adalah someone that is clearly superior dalam bahasa Indonesianya seseorang yang nyata-nyata paling unggul.
Dari definisi juara di atas bahwa seseorang yang ingin menjadi juara harus memiliki keunggulan dibanding manusia lain. Juara berarti lebih, bukan harus menjadi di peringkat satu.atau mendapat hadiah terus menerus. Karena tidak mungkindalam persaingan di antara peserta kok mendapat rangking sat semua. Maka mari kita interopeksi kepada diri sendiri.Apakah kita memiliki keunggulan tidak jika dibandingkan dengan orang lain. Apakah kita menadi pengekor saja. Kita perlu memiliki mental juara. Setidak tidaknya kita berusaha lebih. Bangun pagi lebih awal, belajar lebih awal dan giat, berbudi lebih luhur dll. Pokoknya mental jaura adalah mental menjadi lebih bukan hanya ikut-ikutan.
Ternyata setiap orang memiliki potensi lebih atau super jika dibanding orang lain, cuma permasalahannnya apakah kita sudah maksimal belum dalam memberdayakan potensi kita.
Potensi kita masih bisa dimaksimalkan. Caranya adalah meningkatkan kualitas hidup kita. Memulai diri sejak dini akan menghantarkan menjadi diri layak sebagai juara. Cara yang pertama adalah lebih awal bangun pagi. Walau orang lain masih terlelap, calon jara bangun lebih awal. Tidak ada seorangpun di dunia ini menjadi sang juara dengan modal kemalasan.
Berikutnya adalah juara sejati adalah mau berfikir peningkatan diri dengan mau belajar. MOdal untuk meraih kemenangan memang harus mau menggali potensi melalui belajar tiada henti.
Juara adalah peniru yang baik. Sebetulnya meniru kejuarann seseorang adalah cara mudah menjadi juara. Maksudnya para juara sebelumnya adalah pemain biasa, namun dia peniru yang baik, peniru tidak semata-mata meniru tetapi termotivasi menjadi lebih baik. Contohnya petinju junior adalh peniru petinju senior, pemain sepakbola junior adalh peniru peamain senior dan seterusnya.P okoknya tidak mungkin sang
juara tanpa menirukan juara sebelumnya
Mas Guru berbagi motivasi terutama untuk siswanya di SMAN 1 Girimarto
Jumat, 03 Agustus 2012
Rabu, 01 Agustus 2012
AKU TAK PERLU BERSEDIH
Kenapa aku harus bersedih?
Begitu banyak rejeki yang telah kuterima, kesehatan, pangan, papan, anak, istri, saudara, sahabat, dan pasti ortu yang selalu mendoakan dan nikmat rejeki yang lainnya yang kita tak sanggup menhitungnya. KITA MEMANG WAJIB BAHAGIA KARENA KITA HARUS PANDAI-PANDAI BERSYUKUR.
Kenapa aku harus bersedih?
Hidup hanya sekali, hidup harus dijalani, hidup harus dinikmati. Bagaimana mungkin orang sebaik kita harus bersedih? Padahal orang yang lebih buruk dari kita baik segi fisik, masa depan, hidayah keimanan, kekuatan jiwa, semangat hidup dan lain lain, kadang lebih memprihatinkan dibanding kita. KITA HARUS BANGGA DENGAN APA YANG TELAH DIBERIKAN OLEH ALLAH KEPADA KITA, SEKALI LAGI KITA WAJIB BERSYUKUR.
Kenapa kita harus bersedih ?
Hidup di dunia tidak kekal, kita dituntut berproses menuju kehidpuan di masa depan baik di sisa hidpu kita maupun di akherat kelak. MARI KITA SONGSONG KEHIDUPAN YANG AKAN DATANG DENGAN WAJAH BERSINAR.
Begitu banyak rejeki yang telah kuterima, kesehatan, pangan, papan, anak, istri, saudara, sahabat, dan pasti ortu yang selalu mendoakan dan nikmat rejeki yang lainnya yang kita tak sanggup menhitungnya. KITA MEMANG WAJIB BAHAGIA KARENA KITA HARUS PANDAI-PANDAI BERSYUKUR.
Kenapa aku harus bersedih?
Hidup hanya sekali, hidup harus dijalani, hidup harus dinikmati. Bagaimana mungkin orang sebaik kita harus bersedih? Padahal orang yang lebih buruk dari kita baik segi fisik, masa depan, hidayah keimanan, kekuatan jiwa, semangat hidup dan lain lain, kadang lebih memprihatinkan dibanding kita. KITA HARUS BANGGA DENGAN APA YANG TELAH DIBERIKAN OLEH ALLAH KEPADA KITA, SEKALI LAGI KITA WAJIB BERSYUKUR.
Kenapa kita harus bersedih ?
Hidup di dunia tidak kekal, kita dituntut berproses menuju kehidpuan di masa depan baik di sisa hidpu kita maupun di akherat kelak. MARI KITA SONGSONG KEHIDUPAN YANG AKAN DATANG DENGAN WAJAH BERSINAR.
TIPS MEJAWAB SOAL READING COMPREHENSION
Kita bisa jumpai di berbagai jenis reading text dalam ujian semester maupun ujuan nasonal. Sedangkan jumlah reading text sanagt dominan, tentu ini perlu inergi extra untuk memahaminya.
Jika ingin memahami bacaan /reading , lakukan teknik membaca cepat (scanning/skimming), gunakan jari/alat tulis sebagai penunjuk atas apa yang sedang dibaca. Selalu mulai dengan membaca soal dan pilihan jawaban terlebih dulu. Berikut ini adalah rangkuman model soal dan cara mengerjakannya:
MODEL SOAL
Topic & Main Idea of the text merupakan informasi utama bacaan. Perbedaannya adalah:
Judul bacaan harus menggambarkan topik bacaan.
Topic & main idea of paragraph merupakan informasi utama yang terdapat di sebuah paragraf.
Reference atau rujukan menanyakan rujukan dari sebuah kata ganti (pronoun)
Pertanyaan semacam ini mencari pernyataan yang benar/salah dalam bacaan. Pernyataan yang salah dalam bacaan bisa menyatakan sesuatu yang bertentangan dengan bacaan atau tidak terdapat dalam bacaan
Pertanyaan semacam ini biasanya menanyakan sinonim atau antonim dari sebuah kata dalam bacaan. Kalau benar-benar tidak mengetahuinya, maka jawaban bisa diperkirakan dengan mempelajari konteks. Konteks adalah kosakata dan tata bahasa di sekitar kata yang dicari.
Pertanyaan semacam ini menanyakan jenis (type) bacaan, tujuan(purpose/communicative purpose) bacaan, dan terkadang struktur (general structure) bacaan
Pertanyaan semacam ini menanyakan informasi yang tersurat yang ada dalam bacaan.
Pertanyaan semacam ini menanyakan informasi yang tersirat dalam bacaan. Biasanya pertanyaan seperti ini menanyakan kesimpulan (conclusion) dari bacaan, ataupun informasi tersirat yang bisa kita dapatkan dari bacaan.
Jika ingin memahami bacaan /reading , lakukan teknik membaca cepat (scanning/skimming), gunakan jari/alat tulis sebagai penunjuk atas apa yang sedang dibaca. Selalu mulai dengan membaca soal dan pilihan jawaban terlebih dulu. Berikut ini adalah rangkuman model soal dan cara mengerjakannya:
MODEL SOAL
PERTANYAAN
CARA MENGERJAKAN
Topic/Main Idea of the textTopic & Main Idea of the text merupakan informasi utama bacaan. Perbedaannya adalah:
- Topic adalah subjek dari bacaan; Main idea adalah keterangan, penjelasan, uraian, atau sudut pandang penulis tentang topic
- Topic berbentuk kata/frase; main idea berbentuk klausa/kalimat
- What is the topic of the passage?
- What is the main idea of the passage?
- What does the text tell about?
- The text mainly discuss about…
- The text focuses on the information about…
- Baca kalimat pertama setiap paragraf,
- Baca kalimat terakhir dari bacaan,
- Rangkum
- Sesuaikan dengan pilihan jawaban
Judul bacaan harus menggambarkan topik bacaan.
- What is the title of the text?
Sama seperti mencari topic of the text
Topic/Main idea of paragraphTopic & main idea of paragraph merupakan informasi utama yang terdapat di sebuah paragraf.
- What does paragraph X tell us about?
- What is the main information of paragraph X?
- What is the main idea of paragraph X?
- Paragraph X mainly talks about ….
- Baca kalimat pertama
- Baca kalimat terakhir
- Tentukan yang mana yang paling menggambarkan paragraf tersebut. (bisa kalimat pertama, kalimat terakhir, atau gabungan keduanya)
- Cocokkan dengan pilihan jawaban
Reference atau rujukan menanyakan rujukan dari sebuah kata ganti (pronoun)
- “It” refers to…
- What does “they” refer to?
- Baca dan pahami kalimat yang mengandung kata ganti yang ditanyakan
- Identifikasi kata ganti yang digunakan (it merujuk ke kata benda tunggal selain manusia, they merujuk ke kata benda jamak, dll)
- Baca 1-2 kalimat sebelum kalimat yang ditanyakan
- Cari kata benda (noun) yang dirujuk oleh kata ganti yang sesuai
Pertanyaan semacam ini mencari pernyataan yang benar/salah dalam bacaan. Pernyataan yang salah dalam bacaan bisa menyatakan sesuatu yang bertentangan dengan bacaan atau tidak terdapat dalam bacaan
- The followings are true, except….
- Which of the following statements is incorrect?
- Baca dengan teliti apa yang ditanya
- Baca pilihan jawaban
- Pindai (scan) bacaan untuk mencari apakah pernyataan dalam pilihan bacaan ada dalam bacaan
- Pilih jawaban yang paling tepat
Pertanyaan semacam ini biasanya menanyakan sinonim atau antonim dari sebuah kata dalam bacaan. Kalau benar-benar tidak mengetahuinya, maka jawaban bisa diperkirakan dengan mempelajari konteks. Konteks adalah kosakata dan tata bahasa di sekitar kata yang dicari.
- The synonym/antonym/opposite of “word” is….
- Which of the followings has the closest meaning with the underlined word?
- The followings have same meaning with “word”, except…
- Baca pertanyaan dengan teliti
- Baca kalimat yang mengandung kata yang ditanyakan
- Cari petunjuk dalam kalimat tersebut dan 1 kalimat sebelum dan sesudah kalimat tersebut
- Sesuaikan dengan pilihan jawaban
Pertanyaan semacam ini menanyakan jenis (type) bacaan, tujuan(purpose/communicative purpose) bacaan, dan terkadang struktur (general structure) bacaan
- What is the type of the passage? (menanyakan tipe)
- What is the purpose of the text?(menanyakan tujuan)
- The writer writes the text in order to…. (menanyakan tujuan)
- The text is written for the purpose of…. (menanyakan tujuan)
- The general structure of the text is…. (menanyakan struktur)
- What can we say about paragraph X? (menanyakan struktur)
- Pahami teksnya dengan cara mencari topik teks tersebut
-
Pelajari rangkuman genre pada bagian lampiran
Pertanyaan semacam ini menanyakan informasi yang tersurat yang ada dalam bacaan.
- Pertanyaan-pertanyaannya sangat tergantung dari bacaan.
- Baca soal dan pilihan jawaban
- Tandai jawaban-jawaban yang logis
- Pindai bacaan untuk mencari yang mengandung informasi yang ditanyakan
- Pilih jawaban yang paling tepat
Pertanyaan semacam ini menanyakan informasi yang tersirat dalam bacaan. Biasanya pertanyaan seperti ini menanyakan kesimpulan (conclusion) dari bacaan, ataupun informasi tersirat yang bisa kita dapatkan dari bacaan.
- What can we conclude from the text? (kesimpulan)
- What can you learn from the text? (kesimpulan)
- What can we infer from the text? (kesimpulan)
- Menanyakan informasi tersirat, pertanyaannya tergantung apa yang ditanyakan.
- Pahami pertanyaan dan pilihan jawaban
- Pahami bacaan dengan cara mencari topic bacaan tersebut
- Simpulkan dengan logis (untuk kesimpulan)
- Pelajari pertanyaan dan pindai informasi yang berkaitan dengan pertanyaan (untuk informasi tersirat)
- Sesuaikan dengan pilihan jawaban2
SEKILAS TENTANG MULTIPLE INTELLIGENCE DAN PENERAPAN DALAM PEMBELAJARAN
SEKILAS TENTANG
MULTIPLE INTELLIGENCE DAN PENERAPAN DALAM PEMBELAJARAN
Gardner yang
terkenal dengan multiple intelligence tidak memandang kecerdasan manusia sema
berdasar secor tes standar, tetapi meliputi tujuh macam kecerdasan manusia
yaitu: (1) Linguistik intelligence (kecerdasan lnguistik); (2)
Logical-mathematical intelligence (kecerdasan logika-matematika); (3) Spatial
intelligence (kecerdasan spasial berpikir dalam tiga dimensi); (4)
Bodily-kinesthetic intelligence (kecerdasan kinestetik-tubuh); (5) Musical
intelligence (kecerdasan musik); (6) Interpersonal intelligence (kecerdasan
interpersonal); dan (7) Intrapersonal intelligence (kecerdasan intrapersonal)
(Campbell, Campbell dan Dickinson, 2002,2-3). Pemikiran Gardner tentang
multiple intelligence mengenai kecerdasan inerpersonal di atas ditempatkan oleh
Salovey dalam definisi dasar tentang kecerdasan emosional. (Goleman,
2001,57-59).
Ketujuh
kecerdasan ini, kini banyak dikembangkan baik dalam pendidikan maupun
pelatihan, serta pengembangan sumber daya manusia. Bagaimana sebenarnya pengembangan
ketujuh kecerdasan terkait dengan pilihan profesi yang dapat diberikan pada
kegiatan pembelajaran, hal ini dapat dilihat sebagaimana uraian tabel berikut
dibawah ini.
Tabel
Pengembangan Multiple Intelligence
No
|
Kecerdasan
|
Pengertian
|
Aktualisasi
|
1
|
Linguistic intelligence (kecerdasan lingkuistik)
|
Kemampuan dalam bentuk berfikir tentang kata kata, menggunakan bahasa
untuk mengekspresikan dan menghargai makna yang kompleks.
|
Novelis, pengarang, penyair, jurnalis, pembicara, penyiar berita
|
2
|
Logical-mathematical intelligence (kecerdasan logika-matematika)
|
Kemampuan dalam menghitung, mengukur, mempertimbangkan proposisi dan
hipotesis serta menyelesaikan masalah operasi matematis.
|
Ilmuwan, ahli matematika, akuntan, insiyur, programing komputer
|
3
|
Spatial intelligence (kecerdasan spasial berpikir dalam tiga dimensi)
|
Kemampuan berpikir dalam tiga dimensi yakni; membayangkan keadaan
internal dan eksternal, melukiskan kembali, merubah atau memodifikasi
bayangan, mengemudiakan diri sendiri dan obyek melalui ruangan dan
menghasilkan menguraikan informasi grafis
|
Pilot, pelaut, pemahat, pelukis dan arsitek
|
4
|
Bodily-kinesthetic intelligence (kecerdasan kinestetik-tubuh)
|
Adalah kemampuan menggerakan obyek dan keterampilan ketrampilan fisik
yang halus.
|
Atlet, penari, ahli bedah dan seniman.
|
5
|
Musical intelligence (kecerdasan musik)
|
Adalah kemampuan dalam sensitivitas pada pola titinada, melodi, ritme dan
nada.
|
Komposer, konduktor, musisi, kritikus, pembuat alat musik, dan pendengar
musik
|
6
|
Interpersonal intelligence (kecerdasan interpersonal)
|
Adalah kemampuan untuk memahami dan berinteraksi dengan orang lain secara
efektif
|
Guru, pekerja sosial, artis atau politisi yang sukses.
|
7
|
Intrapersonal intelligence (kecerdasan intrapersonal)
|
Adalah kemampuan untuk membua persepsi yang akurat tentang diri sendiri
dan menggunakan pengetahuan semaca itu dalam merencanakan dan mengarahkan
kehidupan seseorang.
|
Agamawan, ahli psikologi dan ahli filsafat.
|
Diadaptasi
dari Gardner 1983.
Namun demikian Lazear (1998)
selangkah lebih maju dimana ia menemukan kecerdasan jamak dengan istilah “8
ways of knowing”. Kedelapan tersebut meliputi: (a) kecerdasan
verbal/linguistik, (b) kecerdasan logika matematika, (c) kecerdasan
intrapersonal, (d) kecerdasan interpersonal, (e), kecerdasan naturalis, (f)
kecerdasan tubuh kinestetik, (g) kecerdasan musik irama, dan (h) kecerdasan
visual spaial. Dengan demikian hampir tidak berhenti para ahli untuk meneliti
dan mengembangkan kecerdasan manusia. Oleh sebab itu benar bila dikatakan bahwa
multiple intelligence atau intelligensi jamak merupakan perkembangan mutakhir
dalam bidang intelligensi menjelaskan hal hal yang berkaitan dengan jalur jalur
yang digunakan oleh manusia untuk menjadi jerdas. (Jamaris,2002:74).
Penerapan Multiple Intelligence dalam Pembelajaran
Memperkenalkan
multiple intelligence dalam kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dalam tiga
bentuk utama yakni; orientasi kurikulum, metodologi pengembangan pembelajaran,
dan evaluasi hasil pembelajaran.
1. Orientasi Kurikulum
Kompentensi
merupakan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan
dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kebiasaan berpikir dan bertindak secara
konsisten dan terus menerus memungkinkan seorang menjadi kompeten, dalam arti
memiliki pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar untuk melakukan
sesuatu.
Dasar
pemikiran untuk menggunakan konsep multiple intelligencei dalam kurikulum
adalah sebagai berikut:
1) Multiple intelligence berkenaan dengan kemampuan
peserta didik dalam melakukan sesuatu dalam berbagai konteks.
2)
Multiple
intelligence menjelaskan pengalaman belajar yang dilalui peserta didik untuk
menjadi standart kompentensi.
3)
Multiple
intelligence merupakan hasil belajar (leraning
outcomes) yang menjelaskan hal-hal yang dilakukan peserta didik setelah
melalui proses pembelajaran.
4)
Kehandalan
kemampuan peserta didik melakukan sesuatu harus didefinisikan secara jelas dan
luas dalam suatu standar yang dapat dicapai melalui kinerja yang dapat diukur.
5)
Penyusunan
standart kompetensi, kompetensi dan hasil belajar hendaknya didasarkan pada
kecerdasan jamak yang ditetapkan secara proporsional, tidak melulu hanya apsek
kognitif atau spritual belaka tetapi seimbang dan tepat sasaran.
Pengembangan
Metodologi Pembelajaran
1) Metode bercerita, adalah salah satu bentuk untuk
mengembangkan intelligence lingusitic, dimana siswa diajak menyenangi dan
mencintai bahasa, dimana siswa dapat menikmati suara dari kata kata, menghargai
dan memakai kekuatan dengan penuh tanggungjawab.
2) Problem solving: Siswa dihadapkan pada masalah
konkret. Misalnya adanya perkelahian antar pelajar, sering terlabat sekolah,
prestasi kelas merosot, komunikasi dengan guru kurang lancar. Siswa diajak
untuk memikirkan bersama, mendiskusikan bersama, dan memecahkan masalah secara
bersama-sama. Metode ini dapat mengasah kecerdasan interpersonal
3) Reflective thinking/critical thinking, siswa secara
pribadi atau berkelompok dihadapkan pada suatu artikel, peristiwa, kasus,
gambar, foto, dan lain sebagainya. Siswa diajak untuk membuat catatan refleksi
atau tanggapan bahan-bahan tersebut. Bahan-bahan bisa diplih sendiri oleh
siswa. Cara ini dapat mengembangkan kecerdasan bodily kenisthetic, juga
inteersonal intligence.
4) Group dynamic, siswa dibimbing untuk kerja kelompok
secara kontinyu dalam mengerjakan suatu proyek tertentu. Metode ini dapat
diterapkan untuk mengembangkan kecerdasan logical mathematical, dan kecerdasan
interpersonal.
5) Community bulding, siswa satu kelas diajak untuk
membangun komunitas atau masyarakat mini dengan aturan, tugas, hak, dan
kewajiban yang mereka atur sendiri secara demokratis. Cara ini dapat
dikembangkan untuk membangun kecerdasan intrapersonal.
6) Responsibility building, siswa diberi tugas yang
konkret dan diminta membuat laporan pertanggungjawaban secara jujur. Cara ini
juga dapat dikembangkan untuk membangun kecerdasan intapersonal.
7) Picnic, siswa merancang kegiatan santai di luar
sekolah, tidak harus ke tempat jauh dan biaya mahal. Untuk menggali nilai-nilai
social, spritual, keindahan, dsb. Ini adalah cara yang tepat untuk
mengembangkan kecerdasan spatial, dan kecerdasan musical.
8)
Camping
study, siswa di ajak melakukan kegiatan kamping dalam rangka belajar. Kegiatan
ini juga tidak harus jauh, bisa di halaman sekolah. Seperti hal di atas, ini
dapat diterapkan guru untuk membangun kecerdasan spatial, juga intrapersonal.
9)
Kerja
individu dan kelompok, proses pembelajaran pada intinya adalah pemberian
layanan kepada setiap individu siswa agar mereka berkembang segara maksimal
sesuai dengan potensi yang mereka miliki. Pelayanan secara individual bukan
berarti mengajari anak satu persatu secara bergantian, melainkan dengan
memberikan peluang sebesar-besarnya kepada setiap individu untuk memperoleh
pengalaman belajar sebanyak-banyaknya. Hal ini dapat dilakukan dengan
mengaktifkan siswa baik secara individu maupun beregu. Satu dari cara yang
paling biasa untuk mendorong kerja-regu adalah meminta siswa-siswa untuk
bekerja dalam suatu regu atau kelompok untuk mencari jawaban-jawaban pada
pertanyaan-pertanyaan, untuk memecahkan suatu masalah, untuk melaksanakan suatu
eksperimen atau meneliti suatu topik proyek. Namun, guru harus berhati-hati
agar harapan akan kerjasama, toleransi, semangat regu dan pengertian tentang
hakikat pekerjaan hendaklah realistis mengingat ketrampilan dan pengalaman
siswa-siswa. Cara cara seperti di atas dapat dikembangkan oleh guru untuk
membangun kecerdasan siswa dalam bidang interpersonal, juga kecerdasan bodlily
kinesthetic.
10) Membedakan
antara aktif fisik dan aktif mental, banyak guru yang sudah merasa puas bila
menyaksikan para siswa kelihatan sibuk bekerja dan bergerak. Apalagi jika
bangku dan meja diatur berkelompok serta siswa duduk saling berhadapan. Keadaan
tersebut bukanlah ciri yang sebenarnya dari PAKEM. Aktif mental lebih
diinginkan daripada aktif fisik. Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang
lain, dan mengungkapkan gagasan merupakan tanda-tanda aktif mental. Syarat
berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut: takut
ditertawakan, takut disepelekan, atau takut dimarahi jika salah. Oleh karena
itu, guru hendaknya menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baik yang
datang dari guru itu sendiri maupun dari temannya. Berkembangnya rasa takut
sangat bertentangan dengan ‘PAKEM’. Cara seperti ini dapat mengembangkan
berbagai kecerdasan seperti kecerdasan lingustic, kecerdasan bodily kinethetic,
dan bahkan kecerdasan interpersonal.
11) Pertanyaan efektif, jika siswa
diminta untuk mengerti dan bukan sekedar mengingat informasi yang ditemukannya
di dalam buku pelajaran, bahan rujukan, surat kabar dan sebagainya, maka mereka
haruslah aktif mengumpulkan informasi. Pengajuan suatu pertanyaan menggunakan
kata-kata dan ungkapan yang tidak mudah ditemukan di dalam teks atau naskah.
Sehingga mendorong siswa berpikir dan berpendaat tidak hanya untuk menyalin jawaban. Ketrampilan ini sangat tepat bila
digunakan guru untuk mengasah kecerdasan linguistic.
12) Membandingkan dan mensintesiskan
informasi, Pemahaman informasi yang dikumpulkan dari sumberdaya dapat
ditingkatkan jika siswa-siswa bekerja dalam kelompok dan setiap anggota
kelompok diberi sumber data yang berbeda untuk digunakan dalam mencari jawaban atas
pertanyaan yang sama. Dengan demikian, siswa-siswa harus membandingkan dan mendiskusikan
jawaban-jawaban yang sudah mereka tuliskan, sehingga, sebagai hasilnya, mereka
akan mampu memberi satu jawaban yang memuaskan. Ini sering merupakan strategi
yang efektif untuk dipakai oleh kelompok-kelompok pakar ketika pendekatan
(jigsaw) terhadap proyek penelitian digunakan. Cara ini juga dapat dikembangkan
untuk melatih anak dalam hal kecerdasan linguistic dan juga kecerdasan logical
mathematical.
13) Mengamati (mengawasi)
aktif, Sering siswa-siswa tidak berpikir dan belajar aktif pada waktu menonton
video. Beberapa orang guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa-siswa
untuk dijawab pada waktu mereka menonton video. Biasanya pertanyaan-pertanyaan
itu disajikan dengan susunan dimana jawaban-jawaban akan muncul didalam video
dan ungkapan-ungkapan kunci didalam pertanyaan-pertanyaan juga terjadi didalam
video, sehingga menunjuk pada jawaban. Pertanyaan-pertanyaan seperti itu mudah
dijawab dan jarang menuntut keterlibatan aktif. Cara ini dapat digunakan guru
untuk melatih anak mengemangkan kecerdasan linguistic, kecerdasan musical.
14) Peta akibat,
metode ini dapat digunakan sebelum atau sesudah siswa-siswa mempelajari sesuatu
topik. Hal itu dapat digunakan untuk menemukan seberapa tuntas siswa-siswa
dalam memikirkan sesuatu isu atau peristiwa, atau dapat digunakan untuk
menemukan apakah mereka sudah mampu menerapkan informasi yang sudah
dipelajarinya dalam menganalisis situasi baru. Siswa-siswa diminta untuk mempertimbangkan
semua hasil atau akibat yang mungkin dari suatu tindakan atau perubahan dan
kemudian hasil-hasil dan akibat-akibat sesudah itu. Mereka juga didorong untuk
berpikir tentang akibat-akibat positif dan negatif. Cara ini juga dapat
digunakan guru untuk melatih anak anak dalam mengembangkan kecerdasan
linguistic.
15) Keuntungan
dan kerugian, suatu tugas analisis yang kurang rumit dapat melibatkan
siswa-siswa untuk memeriksa informasi yang mereka temukan tentang keputusan,
sikap atau tindakan yang kotroversial (menjadi sengketa). Siswa-siswa bekerja
sebagai satu kelas keseluruhan atau dalam kelompok-kelompok untuk
menggolong-golongkan informasi yang mereka kumpulkan apakah untung atau rugi
bagi mereka sendiri, keluarganya, desa atau masyarakat umumnya. Sesudah
klasifikasi atas keuntungan dan kerugian sudah dirampungkan, siswa-siswa dapat
diminta untuk memutuskan. Ini adalah salah satu cara guru untuk mengembangkan
kecerdasan logical mathematical.
16) Permainan
peranan/ konferensi meja bundar, strategi-strategi ini meliputi permainan
peranan atau advokasi untuk kepentingan kelompok komunitas tertentu. Hal ini
dimaksudkan untuk membantu siswa-siswa mengenali bahwa biasanya terdapat suatu
rentang sudut pandang mengenai sesuatu isu dan suatu rentang cara menafsirkan
informasi tentang isu itu. Pandangan-pandangan ini biasanya ditentukan oleh
pengalaman, harapan dan cita-cita, nilai pendidikan, gaya hidup dan peranan di
dalam masyarakat dari orang yang mengungkapkan pandangan itu. Guru bertindak
sebagai fasilitator (pemberi kemudahan), memastikan bahwa semua siswa
diperkenankan mengemukakan pandangan sesuai peranan yang diterimanya, bahwa
setiap diskusi berlangsung tertib dan mendorong peran serta yang jika perlu
dengan mengajukan pertanyaan.Pada akhir konperensi meja bundar, siswa-siswa
hendaklah didorong untuk memperhatikan semua sudut pandang dan tiba pada suatu
keputusan pribadi tentang isu itu. Metode ini dapat dikembangkan untuk untuk
meransang anak agar terlahit kecerdasan interpersonalnya dengan baik.
Pengembangan Evaluasi Hasil
Pembelajaran
1) Evaluasi
dikembangkan dengan prinsip untuk memberikan informasi kemajuan belajar siswa
dalam berbagai bidang intelligensi (kecerdasan jamak). Hal ini sudah harus
tergambar sejak dalam perencanaan pembelajaran pengembangan kegiatan
pembelajaran.
2) Bentuk
evaluasi harus dikembangkan dengan berbagai macam yang dapat mengakomodir
kecerdasan yang sangat kompleks, baik itu kecerdasan dalam lingusiti, logical
mathematical, interpersonal dan lain sebagainya. bentuk tes soal ujian harus
diiringi dengan tugas, jadi nilai praktek dan nilai sehari hari sangat besar
perannya dalam penentuan keberhasilan belajar.
3) Proses
penilaian benar benar berbasis kelas dan berangkat dari potensi apa yang
dimiliki anak, kemudian kecerdasan apa yang tepat untuk dikembangkan pada
dirinya. Artinya kompetensi yang ditetapkan oleh guru dalam tujuan pembelajaran
juga harus diiringi dengan pertimbangangan lain dimana masing masing anak
memiliki keunikan yang khas, sehingga pengukuran kecerdasannyapun membutuhkan
ciri khas.
Minggu, 29 Juli 2012
AKU MENANGIS DI SERAMBIMU
Tak akan pernah kulupakan bahwa aku memang pernah sengsara di masa muda. Kesengsaraanku sering kuutarakan kepada Allah S.W.T salah satu tempat favoritku adalh serambi masjid NURUL HUDA UNS. Aku tidak mudah percaya dengan orang yang bisa faham dan menerima cerita kesengsaraanku di masa mudaku.
Betapa aku tidak sengsara, aku kuliah sambil bekerja. Hampir tdak ada satu persenpun bantuan biaya kuliah berasal dari ortu atau saudara kandungku. Aku memang singgle fighter sebagai anak RAGIL. Aku terbiasa bangun pagi sebelum shubuh pergi ke agen koran dan keliling kota Solo mengantarkan koran. Bahkan pekerjaan ini kujalani sjak aku kelas 1 SMA.
Kesengsaraanku semakin bertambah bahwa aku merasa kurang siap kuliah di jurusan bahasa Inggris waktu itu. Karena sejak di SMA aku jarang belajar bahasa Inggris secara sungguh-sungguh. Aku sungguh-sungguh dalanm belajr ilmu pasti. Aku tidak penah dilatih bicara ngomong bahasa Inggris di masa SMA. Aku dari jurusan IPA. Kuliah di awal semester sungguh penderitaan yang luar biasa. AKu belum faham apa itu bahasa Inggris. Kenapa aku bisa lolos UMPTN Ya? Ya karena Allah menolongku, kan tesnya tidak hanya bahsa Inggris. apa lagi tes inggris hanya didominasi grammar dan cuma pulihan ganda. bagiku kecil.
Aku harus sabar akirnya aku bisa, setelah aku kursus bahasa Inggris dna mau belajar. Tangisanku di awal smester jur bahasa Inggris pasti di dengar oleh Allah Akhirnya akupun lambat laun bisa mengkuti kuliah dan lulus dengan biaya sendiri. Allahu akbar
MENUJU SUKSES DENGAN MODAL NEKAT Oleh MasKatnoGiri
MENUJU SUKSES DENGAN MODAL NEKAT
Menjadi sukses adalah harapan setiap manusia,
karena sukses menjanjikan kebahagiaan.
Namun, apakah meraih sukses itu mudah?. Mudah bagi yang punya modal, tapi bagi
yang tak bermodal tentu sangat beraaaat.
Salah satu modal menuju sukses adalah MODAL
NEKAT. Dalam kamus bahasa Indonesia nekat berarti kuat kemauan. Modal nekat
berarti bermodal dari diri sendiri melalui peningkatan mental diri. Modal nekat ini adalah modal
yang sangat murah dan sangat dekat dengan kita.
Banyak kasus, bahwa orang yang berangkat dari kelemahan, kemiskininan
dan keterpurukan mampu bangkit dan menjadi brilian, kaya raya, berguna buat
orang lain dari modal nekat tadi.
Namun nekat tanpa perhitungan dan tanpa
pertimbangan akal sehat dan di dasari
kebenaran tinggal menunggu kehancuran. Nekat tentu perlu landasan kebenaran
yang bersumber dari kebenaran Tuhan dialah dari Allah s.w.t
KOMPETENSI PROFESIONAL GURU
KOMPETENSI PROFESIONAL GURU
Jaman
menuntut perubahan. Siapa yang tidak mau berubah akan digilas oleh jaman.
Maksudsunya bagi siapa saja di segala
bidang profesi harus terus menerus
belajar. Yang tidak mau belajar atau alergi terhadap perubahan positif
akan ketinggalan jaman .
Demikian
juga pprofesi yang berhubungan dengan
guru. Guru merupakan suatu profesi, yang berarti suatu jabatan yang memerlukan
keahlian khusus. Guru sebagai profesi tidak dapat dilakukan oleh sembarang
orang di luar bidang pendidikan. Walaupun pada kenyataannya masih terdapat
hal-hal tersebut di luar bidang kependidikan.
Guru dituntut kompetensi atau memahami, mengausai bidang yang diemban. Ciri seseorang yang memiliki kompetensi apabila dapat melakukan sesuatu, hal ini sesuai dengan pendapat Munandar bahwa, kompetensi merupakan daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan. Pendapat ini, menginformasikan dua faktor yang mempengaruhi terbentuknya kompetensi, yakni ; (a) faktor bawaan, seperti bakat, dan (b) faktor latihan, seperti hasil belajar.
Menurut Soedijarto, Guru yang memiliki kompetensi profesional perlu menguasai antara lain :
(a) disiplin ilmu pengetahuan sebagai sumber bahan pelajaran,
(b) bahan ajar yang diajarkan,
(c) pengetahuan tentang karakteristik siswa,
(d) pengetahuan tentang filsafat dan tujuan pendidikan, (e) pengetahuan serta penguasaan metode dan model mengajar,
(f) penguasaan terhadap prinsip-prinsip teknologi pembelajaran,
(g) pengetahuan terhadap penilaian, dan mampu merencanakan, memimpin, guna kelancaran proses pendidikan.
Tuntutan atas berbagai kompetensi ini mendorong guru untuk memperoleh informasi yang dapat memperkaya kemampuan agar tidak mengalami ketinggalan dalam kompetensi profesionalnya. Semua hal yang disebutkan diatas merupakan hal yang dapat menunjang terbentuknya kompetensi guru. Dengan kompetensi profesional tersebut, dapat diduga berpengaruh pada proses pengelolaan pendidikan sehingga mampu melahirkan keluaran pendidikan yang bermutu. Keluaran yang bermutu dapat dilihat pada hasil langsung pendidikan yang berupa nilai yang dicapai siswa dan dapat juga dilihat dari dampak pengiring, yakni dimasyarakat. Selain itu, salah satu unsur pembentuk kompetensi profesional guru adalah tingkat komitmennya terhadap profesi guru dan didukung oleh tingkat abstraksi atau kemampuan menggunakan nalar.
Guru yang rendah tingkat komitmennya, ditandai oleh ciri-ciri sebagai berikut ;
a. Perhatian yang disisihkan untuk memerhatikan siswanya hanya sedikit.
b. Waktu dan tenaga yang dikeluarkan untuk melaksanakan tugasnya hanya sedikit.
c. Perhatian utama guru hanyalah jabatannya.
Sebaliknya, guru yang mempunyai tingkatan komitmen tinggi, ditandai oleh ciri-ciri sebagai berikut :
a. Perhatiannya terhadap siswa cukup tinggi.
b. Waktu dan tenaga yang dikeluarkan untuk melaksanakan tugasnya banyak.
c. Banyak bekerja untuk kepentingan orang lain.
Kompetensi guru berkaitan dengan profesionalisme, yaitu guru yang profesional adalah guru yang kompeten (berkemampuan). Karena itu, kompetensi profesionalisme guru dapat diartikan sebagai kemampuan dan kewenangan guru dalam menjalankan profesi keguruannya dengan kemampuan tinggi. Profesionalisme seorang guru merupakan suatu keharusan dalam mewujudkan sekolah berbasis pengetahuan, yaitu pemahaman tentang pembelajaran, kurikulum, dan perkembangan manusia termasuk gaya belajar. Pada umumnya di sekolah-sekolah yang memiliki guru dengan kompetensi profesional akan menerapkan “pembelajaran dengan melakukan” untuk menggantikan cara mengajar dimana guru hanya berbicara dan peserta didik hanya mendengarkan.
Dalam suasana seperti itu, peserta didik secara aktif dilibatkan dalam memecahkan masalah, mencari sumber informasi, data evaluasi, serta menyajikan dan mempertahankan pandangan dan hasil kerja mereka kepada teman sejawat dan yang lainnya. Sedangkan para guru dapat bekerja secara intensif dengan guru lainnya dalam merencanakan pembelajaran, baik individual maupun tim, membuat keputusan tentang desain sekolah, kolaborasi tentang pengembangan kurikulum, dan partisipasi dalam proses penilaian.
Kompetensi profesional seorang guru adalah seperangkat kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru agar ia dapat melaksanakan tugas mengajarnya dengan berhasil. Adapun kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru, terdiri dari 3 (tiga) yaitu ; kompetensi pribadi, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional mengajar. Keberhasilan guru dalam menjalankan profesinya sangat ditentukan oleh ketiganya dengan penekanan pada kemampuan mengajar.
Dengan demikian, bahwa untuk menjadi guru profesional yang memiliki akuntabilitas dalam melaksanakan ketiga kompetensi tersebut, dibutuhkan tekad dan keinginan yang kuat dalam diri setiap guru atau calon guru untuk mewujudkannya. Sebagai seorang guru perlu mengetahui dan menerapkan beberapa prinsip mengajar agar seorang guru dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, yaitu sebagai berikut :
1. Guru harus dapat membangkitkan perhatian peserta didik pada materi mata pelajaran yang diberikan serta dapat menggunakan berbagai media dan sumber belajar yang bervariasi.
2. Guru harus dapat membangkitkan minat peserta didik untuk aktif dalam berpikir serta mencari dan menemukan sendiri pengetahuan.
3. Guru harus dapat membuat urutan (sequence) dalam pemberian pelajaran dan penyesuaiannya dengan usia dan tahapan tugas perkembangan peserta didik.
4. Guru perlu menghubungkan pelajaran yang akan diberikan dengan pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik (kegiatan apersepsi), agar peserta didik menjadi mudah dalam memahami pelajarannya yang diterimanya.
5. Sesuai dengan prinsip repitisi dalam proses pembelajaran, diharapkan guru dapat menjelaskan unit pelajaran secara berulang-ulang hingga tanggapan peserta didik menjadi jelas.
6. Guru wajib memerhatikan dan memikirkan korelasi atau hubungan antara mata pelajaran dan/atau praktik nyata dalam kehidupan sehari-hari.
7. Guru harus tetap menjaga konsentrasi belajar para peserta didik dengan cara memberikan kesempatan berupa pengalaman secara langsung, mengamati/meneliti, dan menyimpulkan pengetahuan yang didapatnya.
8. Guru harus mengembangkan sikap peserta didik dalam membina hubungan sosial, baik dalam kelas maupun diluar kelas.
9. Guru harus menyelidiki dan mendalami perbedaan peserta secara individual agar dapat melayani siswa sesuai dengan perbedaannya tersebut.
10. Guru juga dapat melaksanakan evaluasi yang efektif serta menggunakan hasilnya untuk mengetahui prestasi dan kemajuan siswa serta menggunakan hasilnya untuk mengetahui prestasi dan kemajuan siswa serta dapat melakukan perbaikan dan pengembangan.
Seiring dengan kemajuan teknologi informasi yang berkembang pesat, guru tidak lagi hanya bertindak sebagai penyaji informasi, tetapi juga harus mampu bertindak sebagai fasilitator, motivator, dan pembimbing yang lebih banyak memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mencari dan mengolah sendiri informasi. Dengan demikian keahlian guru harus terus dikembangkan dan tidak hanya terbatas pada penguasaan prinsip mengajar seperti yang telah diuraikan diatas.
Bertitik tolak dari pendapat para ahli tersebut diatas, maka yang dimaksud “Kompetensi Profesionalisme Guru” adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidangnya sehingga ia mampu menjalankan tugas dan fungsinya sebagai seorang guru dengan hasil yang baik.
KESIMPULAN :
UNTUK MENJADI GURU PROFESIONAL, SESEORANG HARUS :
1. mengerti dan menyenangi dunia pendidikan, dan didukung dengan kompetensi profesionalisme.
2. menerapkan prinsip mengajar yang baik serta mempunyai komitmen yang tinggi terhadap pendidikan.
3. mempunyai motivasi kerja yang baik sehingga dapat meningkatkan kinerja guru dalam proses belajar mengajar.
4. berjiwa sabar dan bisa dijadikan suri tauladan bagi anak didiknya, baik dalam berkata maupun bersikap.
5. memiliki multi peran sehingga mampu menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif dan suasana sekolah yang kondusif.
6. mengikuti perkembangan teknologi komunikasi dan informasi untuk dunia pendidikan.
7. mempunyai program pengajaran yang jelas dan terarah sesuai dengan kurikulum.
8. berbudi pekerti luhur dan berkepribadian yang santun dan bertanggungjawab.
Demikian tulisan yang sangat sederhana ini, mudah-mudahan bisa memberikan sumbangan pemikiran inovasi demi mencerdaskan kehidupan anak bangsa dan pada akhirnya dapat memberi manfaat bagi kita semua terutama bagi penulis sendiri tentunya.
Terinspirasi dan dirangkum dari tulisan saudaraku
Fitrianur, S.Pd
Guru dituntut kompetensi atau memahami, mengausai bidang yang diemban. Ciri seseorang yang memiliki kompetensi apabila dapat melakukan sesuatu, hal ini sesuai dengan pendapat Munandar bahwa, kompetensi merupakan daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan. Pendapat ini, menginformasikan dua faktor yang mempengaruhi terbentuknya kompetensi, yakni ; (a) faktor bawaan, seperti bakat, dan (b) faktor latihan, seperti hasil belajar.
Menurut Soedijarto, Guru yang memiliki kompetensi profesional perlu menguasai antara lain :
(a) disiplin ilmu pengetahuan sebagai sumber bahan pelajaran,
(b) bahan ajar yang diajarkan,
(c) pengetahuan tentang karakteristik siswa,
(d) pengetahuan tentang filsafat dan tujuan pendidikan, (e) pengetahuan serta penguasaan metode dan model mengajar,
(f) penguasaan terhadap prinsip-prinsip teknologi pembelajaran,
(g) pengetahuan terhadap penilaian, dan mampu merencanakan, memimpin, guna kelancaran proses pendidikan.
Tuntutan atas berbagai kompetensi ini mendorong guru untuk memperoleh informasi yang dapat memperkaya kemampuan agar tidak mengalami ketinggalan dalam kompetensi profesionalnya. Semua hal yang disebutkan diatas merupakan hal yang dapat menunjang terbentuknya kompetensi guru. Dengan kompetensi profesional tersebut, dapat diduga berpengaruh pada proses pengelolaan pendidikan sehingga mampu melahirkan keluaran pendidikan yang bermutu. Keluaran yang bermutu dapat dilihat pada hasil langsung pendidikan yang berupa nilai yang dicapai siswa dan dapat juga dilihat dari dampak pengiring, yakni dimasyarakat. Selain itu, salah satu unsur pembentuk kompetensi profesional guru adalah tingkat komitmennya terhadap profesi guru dan didukung oleh tingkat abstraksi atau kemampuan menggunakan nalar.
Guru yang rendah tingkat komitmennya, ditandai oleh ciri-ciri sebagai berikut ;
a. Perhatian yang disisihkan untuk memerhatikan siswanya hanya sedikit.
b. Waktu dan tenaga yang dikeluarkan untuk melaksanakan tugasnya hanya sedikit.
c. Perhatian utama guru hanyalah jabatannya.
Sebaliknya, guru yang mempunyai tingkatan komitmen tinggi, ditandai oleh ciri-ciri sebagai berikut :
a. Perhatiannya terhadap siswa cukup tinggi.
b. Waktu dan tenaga yang dikeluarkan untuk melaksanakan tugasnya banyak.
c. Banyak bekerja untuk kepentingan orang lain.
Kompetensi guru berkaitan dengan profesionalisme, yaitu guru yang profesional adalah guru yang kompeten (berkemampuan). Karena itu, kompetensi profesionalisme guru dapat diartikan sebagai kemampuan dan kewenangan guru dalam menjalankan profesi keguruannya dengan kemampuan tinggi. Profesionalisme seorang guru merupakan suatu keharusan dalam mewujudkan sekolah berbasis pengetahuan, yaitu pemahaman tentang pembelajaran, kurikulum, dan perkembangan manusia termasuk gaya belajar. Pada umumnya di sekolah-sekolah yang memiliki guru dengan kompetensi profesional akan menerapkan “pembelajaran dengan melakukan” untuk menggantikan cara mengajar dimana guru hanya berbicara dan peserta didik hanya mendengarkan.
Dalam suasana seperti itu, peserta didik secara aktif dilibatkan dalam memecahkan masalah, mencari sumber informasi, data evaluasi, serta menyajikan dan mempertahankan pandangan dan hasil kerja mereka kepada teman sejawat dan yang lainnya. Sedangkan para guru dapat bekerja secara intensif dengan guru lainnya dalam merencanakan pembelajaran, baik individual maupun tim, membuat keputusan tentang desain sekolah, kolaborasi tentang pengembangan kurikulum, dan partisipasi dalam proses penilaian.
Kompetensi profesional seorang guru adalah seperangkat kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru agar ia dapat melaksanakan tugas mengajarnya dengan berhasil. Adapun kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru, terdiri dari 3 (tiga) yaitu ; kompetensi pribadi, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional mengajar. Keberhasilan guru dalam menjalankan profesinya sangat ditentukan oleh ketiganya dengan penekanan pada kemampuan mengajar.
Dengan demikian, bahwa untuk menjadi guru profesional yang memiliki akuntabilitas dalam melaksanakan ketiga kompetensi tersebut, dibutuhkan tekad dan keinginan yang kuat dalam diri setiap guru atau calon guru untuk mewujudkannya. Sebagai seorang guru perlu mengetahui dan menerapkan beberapa prinsip mengajar agar seorang guru dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, yaitu sebagai berikut :
1. Guru harus dapat membangkitkan perhatian peserta didik pada materi mata pelajaran yang diberikan serta dapat menggunakan berbagai media dan sumber belajar yang bervariasi.
2. Guru harus dapat membangkitkan minat peserta didik untuk aktif dalam berpikir serta mencari dan menemukan sendiri pengetahuan.
3. Guru harus dapat membuat urutan (sequence) dalam pemberian pelajaran dan penyesuaiannya dengan usia dan tahapan tugas perkembangan peserta didik.
4. Guru perlu menghubungkan pelajaran yang akan diberikan dengan pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik (kegiatan apersepsi), agar peserta didik menjadi mudah dalam memahami pelajarannya yang diterimanya.
5. Sesuai dengan prinsip repitisi dalam proses pembelajaran, diharapkan guru dapat menjelaskan unit pelajaran secara berulang-ulang hingga tanggapan peserta didik menjadi jelas.
6. Guru wajib memerhatikan dan memikirkan korelasi atau hubungan antara mata pelajaran dan/atau praktik nyata dalam kehidupan sehari-hari.
7. Guru harus tetap menjaga konsentrasi belajar para peserta didik dengan cara memberikan kesempatan berupa pengalaman secara langsung, mengamati/meneliti, dan menyimpulkan pengetahuan yang didapatnya.
8. Guru harus mengembangkan sikap peserta didik dalam membina hubungan sosial, baik dalam kelas maupun diluar kelas.
9. Guru harus menyelidiki dan mendalami perbedaan peserta secara individual agar dapat melayani siswa sesuai dengan perbedaannya tersebut.
10. Guru juga dapat melaksanakan evaluasi yang efektif serta menggunakan hasilnya untuk mengetahui prestasi dan kemajuan siswa serta menggunakan hasilnya untuk mengetahui prestasi dan kemajuan siswa serta dapat melakukan perbaikan dan pengembangan.
Seiring dengan kemajuan teknologi informasi yang berkembang pesat, guru tidak lagi hanya bertindak sebagai penyaji informasi, tetapi juga harus mampu bertindak sebagai fasilitator, motivator, dan pembimbing yang lebih banyak memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mencari dan mengolah sendiri informasi. Dengan demikian keahlian guru harus terus dikembangkan dan tidak hanya terbatas pada penguasaan prinsip mengajar seperti yang telah diuraikan diatas.
Bertitik tolak dari pendapat para ahli tersebut diatas, maka yang dimaksud “Kompetensi Profesionalisme Guru” adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidangnya sehingga ia mampu menjalankan tugas dan fungsinya sebagai seorang guru dengan hasil yang baik.
KESIMPULAN :
UNTUK MENJADI GURU PROFESIONAL, SESEORANG HARUS :
1. mengerti dan menyenangi dunia pendidikan, dan didukung dengan kompetensi profesionalisme.
2. menerapkan prinsip mengajar yang baik serta mempunyai komitmen yang tinggi terhadap pendidikan.
3. mempunyai motivasi kerja yang baik sehingga dapat meningkatkan kinerja guru dalam proses belajar mengajar.
4. berjiwa sabar dan bisa dijadikan suri tauladan bagi anak didiknya, baik dalam berkata maupun bersikap.
5. memiliki multi peran sehingga mampu menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif dan suasana sekolah yang kondusif.
6. mengikuti perkembangan teknologi komunikasi dan informasi untuk dunia pendidikan.
7. mempunyai program pengajaran yang jelas dan terarah sesuai dengan kurikulum.
8. berbudi pekerti luhur dan berkepribadian yang santun dan bertanggungjawab.
Demikian tulisan yang sangat sederhana ini, mudah-mudahan bisa memberikan sumbangan pemikiran inovasi demi mencerdaskan kehidupan anak bangsa dan pada akhirnya dapat memberi manfaat bagi kita semua terutama bagi penulis sendiri tentunya.
Terinspirasi dan dirangkum dari tulisan saudaraku
Fitrianur, S.Pd
Langganan:
Postingan (Atom)