DAFTAR LABELKU (klik saja jangan ragu-ragu)

Minggu, 05 Agustus 2012

PERFECTIONIST REFLEKSI KERENDAHAN DIRI

PERFECTIONIST REFLEKSI  KERENDAHAN DIRI

Salah satu bukti seseorang yang tidak PD adalah memiliki jiwa prefectionist. Jiwa perfectionis didefinisakan oleh  Edmund Bourne (2010) dalam Kompas Minggu 5/8/2012 adalah  pertama seseorang yang memiliki jiwa muluk-muluk tentang dirinya, orang lain dan kehidupan yang tidak realistis. Kedua  seseorang yang terlalu peduli dengan cacat dan kesalahan kecil... So prfectionis sebenarnya jiwa lemah yang cenderung ngoyo woro dalam jangka panjang.Padahal kenyataannya tidak ada manusia yang PERFECT. Padahal hanya Allah lah yang memiliki kesempurnaan.
  
Ada beberapa cara mengata untuk mengatasi jiwa perfectionis dengan teknik 7M
1.Melepaskan ide bahwa harga diri ditentukn oleh prestasi( baca juara, status sosial, penampilan dll)
2. Mengenali gaya perfectionis, karena biasanya dia menegaska dengan kata-ka  HARUS, MESTI, PASTI dll.
3.Menghentikan  kebiasaan membesar-besarkan kesalahan.
4. Menfokuskan hal-hal positif, jangan berpikir, ORANG SEMUANYA HARUS BENAR DAN PAS.
5. Membiasakan berpikir realistis jangan ngoyo woro dan enipu diri
6. Memupuk jiwa menghibur dan rekreatif
7. Mengembangkan orentasi proses bukan hasilnya, kita wajib berusaha sekuat tenaga namun hasilnya terserah Allah s.w.t.

SEKILAS TENTANG JURNAL ILMIAH



A. Pengertian Jurnal Ilmiah

Jurnal adalah terbitan berkala yang berbentuk pamflet berseri berisi bahan yang sangat diminati orang saat diterbitkan . Bila dikaitkan dengan kata ilmiah di belakang kata jurnal dapat terbitan berarti berkala yang berbentuk pamflet yang berisi bahan ilmiah yang sangat diminati orang saat diterbitkan. (Buku Pegangan Gaya Penulisan, penyunting dan penerbitan Karya Ilmiah Pegangan Gaya Penulisan, Penyunting dan Penerbitan Karya Ilmiah Indonesia, karya Mien A. Rifai, Gajah Mada Uneversity, 1995, h.57-95).
B. Macam Dan Jenis Jurnal \
Ada beberapa jenis penerbitan berkala, selain jurnal , yaitu Majalah, Bulletin, Warkat Warta.

Majalah adalah terbitan berkala yang bukan harian, setiap keluar diberi halaman terpisah, biasanya diidentifikasi dengan tanggal dan bukan nomor berseri.

Bulletin adalah berkala resmi yang dikeluarkan lembaga atau organisasi profesi ilmiah serta memuat berita, hasil dan laporan kegiatan dalam satu bidang.

Warkat Warta, adalah terbitan pendek berisi berita, termasuk kemejuan keilmuan yang berisi catatan singkat yang mengutarakan materi secara umum dan tidak mendalam. (lihat Mien A. Rifai h.57-59).

Selain itu, dari sisi teknis isi ada tiga macam berkala ilmiah yaitu pertama majalah teknis ilmiah, kedua berkala semi ilmiah dan ketiga berkala sekunder.

Majalah teknis ilmiah merupakan majalah yang memuat hasil dan temuan baru penelitihan. Berkala ini biasanya sebagai sarana untuk komonikasi para pakar yang terspesialisasi.

Berkala semi ilmiah, yaitu berkala yang memuat tulisan teknis dengan cakupan yang bersifat siklopedia dan ditujukan bagi mereka yang bukan ahli atau spesialis dalam bidang yang dimaksud.

Berkala sekunder berisi abstrak atau ringkasan majalah primer yang sering disebut pula berkala penyari (abstracting Jurnal).

Selain itu, untuk keperluan pendidikan ada pula yang disebut berkala tinjauan yang memuat berbagai artikel ilmiah sejenis yang terbit beberapa tahun terakhir untuk memberikan gambaran kemejuan menyeluruh suatu topic (lihat Mien A. Rifai, h.59).
Berdasarkan pengertian, macam dan jenis tersebut diatas, didalampedoman ini dimaksudkan dengan jurnal ilmiah adalah terbitan berkala yang berisi kajian-kajian ilmiah yang spesifik dan dalam bidang tertentu.

C. Jurnal Ilmiah Yang Dinilai

Jurnal ilmiah yang diajukan untuk memperoleh Akreditasi, yaitu jurnal yang telah memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1
Jurnal yang telah terbit minimal selama 3 (tiga) tahun berturut-turut, terhitung mundur mulai tanggal terakreditasi.
2
Frekwensi penerbitan jurnal ilmiah minimal dua kali dalam satu tahun secara teratur. Bagi jurnal yang hanya sekali terbit dalam mengajukan akreditasi, harus mengajukan alasan-alasannya.
3
Jumlah tiras setiap kali penerbitan minimal 300 eksemplar.
4
Diterbitkan oleh Pengurus Perguruan Tinggi dibawah naungan Depdiknas, Himpunan Profesi dan Intansi Terkait. Lihat Pedoman Pengajuan Usaha Akreditasi Jurnal Ilmiah Rumawi III (terlampir).

D. Beberapa ketentuan dalam penerbitan Berkala Ilmiah

Untuk penerbitan ; berkala ilmiah diperlukan beberapa ketentuan yang harus dipenuhi:
1.
Semua terbitan berkala harus mempunyai ukuran yang sama dan tetap setiap kali terbit.
2.
Keseragaman tipografi harus dipertahankan dari artikel ke artikel dalam satu terbitan yang sama.
3.
Apabila dalam satu terbitan berkala digabung dan jika tidak ada judul yang dapat digunakan harus dinyatakan sebagai terbitan berkala baru.
4.
Apabila suatu terbitan berkala dipecah menjadi dua terbitan atau lebih judul asli terbitan tidak dipertahankan, penomoran terbitan berkala baru harus dimulai dari volume
5
Semua perubahan pada nomor 3 dan 4 diatas , begitu juga dengan perubahan judul atau frekwensi harus disebutkan dengan jelas dalam beberapa terbitan sebelumnya, mendahului perubahan yang akan dibuat. (Sistimatika Penyajian Terbitan Berkala Sesuai Standar Nasional dan internasional, LIPI,1999, h.5-6).
Disamping ada dua elemen dalam terbitan berkala, yaitu elemen utama dengan elemen tambahan. Elemen utama mencakup halaman sampul, halaman judul, dafta isi dan halaman teks. Adapun elemen tambahan terdiri atas lembar abstrak, halaman indeks, dan daftar isi kumulatif (lihat LIPI h.5).
E. Bobot Penilaian Jurnal Ilmiah
Penilaian terhadap bobot jurnal Karya ilmiah, didasarkan pada beberapa kriteria dan pembobotan komponen-komponen dengan skor tertinggi masing-masing, yaitu :
Nama berskala skor tetinggi(5), Kelembagaan penerbit (5), Penyunting (30), Kemantapan penampilan (10), Gaya penulisan (10), Substansi (25), Keberkalaan (12), dan Kewajiban pasca terbit (3).

Dari kreteria tersebut, bobot yang paling tinggi mendapatkan skernya adalah pada criteria Penyunting (30) dan Substansi (25). Dua criteria itulah yang sangat dominant, disamping criteria lainnya untuk menentukan sebuah jurnal ilmiah dapat memenuhi kwalifikasi sebagai jurnal yang berkwalitas dan mendapat akreditasi dari Komosi Pengembangan Penerbitan Ilmiah.

F. Jurnal Ilmiah untuk Penulis Lintas Perguruan Tinggi
Jurnal ilmiah yang diterbitkan dilingkungan PTAI memiliki banyak variasi yang berdasarkan pada pembidangan ilmu agama Islam, seperti pembidangan ilmu syari’ ah, ilmu tarbiyah dan sebagainya. Penerbitan berkala di PTAI stessingnya pada pembidangan ilmu yang relevan dalam kerangka mengembangkan 8 bidang disiplin ilmu yang ada . Dalam pada itu, jurnal ilmiah terakreditasi di lingkungan PTAI pada dasarnya terbuka untuik setiap kontributor (dosen dan peneliti) dari luar PT atau lembaga penerbitan jurnal ilmiah tersebut untuk mengirimkan hasil-hasil karyanya yang sesuai dengan bidang atau keahlianya dalam bidang dalam mengembangkan 8 bidang disiplin ilmu yang ada.Deangan demikian tidak terjadi suatu jurnal ilmiah ditulis sendiri, diterbitkan sendiri, dibaca atau dinikmati sendiri.

   
G. Klasifikasi Jurnal Terakreditasi dan Kompone-komponen yang Dinilai
Jurnal ilmiah berkala yang dinilai oleh Komisi Pengembengan Penerbitan Ilmiah diklasifikasikan dalam tiga kelompok, yaitu terakreditasi dengan nialai A atau dengan angka (80-100), terakreditasi dengan angka B atau dengan angka (70-79), dan terakreditasi dengan nilai C atau denfan angka (60-69). Jurnal ilmiah telah mendapatkan akreditasi, masa berlakunya selama 3 tahun.

JANGAN BIARKAN KITA KEHILANGAN MOMEN


Kini usiaku semakin tua, anakku yang pertamapun sudah remaja. Kini aku merasa sering kehilangan momen dan akhirnya terasa ada yang hilang di dalam hidupku “ Kenapa aku tidak memaksimalkan hidupku sejak muda, sehingga aku tinggal menikmati hasilnya di hari tua”.

Penyesalan tidak akan bermakna. Itulah kata yang tepat bagi orang tua yang melampaui masa-masa muda yang kurang efektif.  Sebetulnya aku tidak begitu susah secara ekonomi, sosial dan di karir pendiikan di usiaku yang sudah  empat puluhan tahun.  Aku Guru PNS sudah S2  dan sertifikasi dan sering mendapat tambahan penghasilan dalam pemberian pelatihan menulis PTK dan terkadang mengajar di luar jam pelajaran. Inipun  merupakan sarana cari pendpatan penghasilan.

Aku sering berpikir, andai aku dulu malas-malasan, tidak mau sekolah, malas bekerja tentu hasilnya akan menjadi semakin menderita. Aku yang termasuk tidak begitu pemalas saja sering merasa kehilangan momen terbaik,  apa lagi bagi yang masa mudanya untuk sia-sia, pasti di masa tua akan sengsara.

Akhirnya larut dalam ketidakpastian berarti sia-sia. Belajar kebaikan  tanpa ada batasan. Aku tidak boleh  berhenti belajar, akan kubuktikan bahwa  bulan ramdlan menjadi saksi bisu. RAMADLAN UNTUK PERUBAHAN. aku harus rajin belajar lagi agar aku tidak  semakin menyesal. Aku harus belajar lebih giat lagi, tak mau kalah dengan yang muda. AYO KITA BERLOMBA LOMBA  MENUJU KEBAIKAN.
PARA SISWI SMA1 GIRIMARTO DALAM PESANTREN JURNALISTIC SOLOPOS
VOICE OF WONOGIRI.  Sabtu 04/08/2012. RAMADLAN yang mengesankan itulah kata MASKATNO GIRI di sela-sela kegiatan ramadlan di SOLO POS. Memang hari Sabtu sore itu atmosfer Griya  Solo Pos terasa meriah dan hangat. Keceriaan nampak dari wajah-wajah sumringah yang didominasi remaja putri  SMA yang khusuk mengikuti pelatihan jurnalistik.

Khususnya para remaja yang cantik-cantik dan Iinsya Allah sholihah dari SMAN1 kelas XI IPA program IT merasa tersanjung karena dililbatkan dalam ajang latihan kepenulisan di SOLO POS. MASKATNOGIRI   sebagai  guru pendamping  sekaligus korrdinator kelas IT cukup bangga karena  para siswanya  termasuk para siswa yang aktif. Salah satunya  Mbak Yuni  mendapat hadiah karena keaktifan bertanya dan mendapat hadiah spesial karena tulisannya kategori tulisan terpilih oleh Mas Sholahudin selaku kepala LIbang SOLOPos yang merangkap sebagai jurnalis.

Kegiatan jurnalis  diikuti sekitar 100 pesrta dan peserta  yang terjauh jarak tempuhnya adalah dari SMAN1 Girimarto.
"Mas kami mau mengundang  Pak Sholahudin ke SMA Girimarto" itulah kata  MASKATNO Giri  kepada pembicara, dan Pak Udin menunjukkan kesediaannya untuk datang ke SMA N 1 Girimarto tercinta TUNGGU HABIS LEBARAN KITA PUNYA PROGRM SOLOPOS GOES TO SCHOOL, Itulah kata PAK  SHOLAHUDIN.

"YES", Indikasi SMA N1 Girimarto memang menjadi salah satu perhatioan kru SOLOPOS

Sabtu, 04 Agustus 2012

Going to SOLOPOS
Today I am mandated to join in writing journalism  in SOLOPOS. How nice it is. It means that I can be more experienced than before.I am really..

Jumat, 03 Agustus 2012

MENJADI SANG JUARA

Salah satu cara yang membuat hati  bahagia adalah menjadikan diri kita ini menjadi juara. Dan lebih membahagiakan lagi bila menjadi juara sepanjang masa.

Mungkinkah kita menjadi  juara sepanjang masa?

Sangat mungkin. Mau  ingin tahu bagaimana menjadi juara.Baiklah, kita perlu mengetahui definisi juara terlebih dulu.Menurut online dictionary bahwa  champion/ juara adalah  someone that is clearly superior dalam bahasa Indonesianya seseorang yang nyata-nyata   paling unggul.

Dari definisi juara di atas bahwa seseorang yang ingin menjadi juara harus memiliki keunggulan dibanding manusia lain.  Juara berarti lebih,  bukan harus menjadi di peringkat satu.atau mendapat hadiah terus menerus. Karena tidak mungkindalam persaingan di antara peserta kok mendapat rangking sat semua. Maka mari kita interopeksi kepada diri sendiri.Apakah kita memiliki keunggulan  tidak jika dibandingkan dengan orang lain. Apakah kita menadi pengekor saja. Kita perlu memiliki mental juara. Setidak tidaknya kita berusaha lebih. Bangun pagi lebih awal, belajar lebih awal dan giat, berbudi lebih luhur dll. Pokoknya mental jaura adalah mental menjadi lebih bukan hanya ikut-ikutan.

Ternyata setiap orang memiliki potensi lebih atau super jika dibanding orang lain, cuma permasalahannnya apakah kita sudah maksimal belum dalam memberdayakan potensi kita.

Potensi kita masih  bisa dimaksimalkan. Caranya adalah meningkatkan kualitas hidup kita. Memulai diri sejak dini akan menghantarkan menjadi diri  layak sebagai juara.  Cara  yang pertama adalah lebih awal bangun pagi.  Walau orang  lain masih terlelap,  calon jara bangun lebih awal.  Tidak ada seorangpun di dunia ini menjadi sang juara dengan modal kemalasan.

Berikutnya adalah juara sejati adalah mau berfikir peningkatan diri dengan mau belajar. MOdal untuk meraih kemenangan memang harus mau menggali potensi melalui belajar tiada henti.

 Juara adalah peniru yang baik. Sebetulnya meniru  kejuarann seseorang adalah cara mudah menjadi juara. Maksudnya para juara sebelumnya adalah pemain biasa, namun dia peniru yang baik, peniru tidak semata-mata meniru tetapi termotivasi menjadi lebih baik. Contohnya petinju junior adalh peniru petinju senior, pemain sepakbola junior adalh peniru peamain senior dan seterusnya.P okoknya tidak mungkin  sang
juara tanpa menirukan juara sebelumnya

Rabu, 01 Agustus 2012

AKU TAK PERLU BERSEDIH

Kenapa aku harus bersedih?

Begitu banyak rejeki yang telah kuterima, kesehatan, pangan, papan, anak, istri, saudara, sahabat, dan pasti ortu yang selalu mendoakan dan  nikmat rejeki yang lainnya yang  kita tak sanggup menhitungnya. KITA MEMANG WAJIB BAHAGIA  KARENA KITA HARUS PANDAI-PANDAI BERSYUKUR.

Kenapa aku harus bersedih?

Hidup hanya sekali, hidup harus dijalani, hidup harus dinikmati. Bagaimana mungkin orang sebaik kita harus bersedih? Padahal orang yang lebih buruk dari kita baik segi fisik, masa depan, hidayah keimanan, kekuatan jiwa, semangat hidup dan lain lain,  kadang lebih memprihatinkan dibanding kita. KITA HARUS BANGGA DENGAN  APA YANG TELAH DIBERIKAN  OLEH ALLAH KEPADA KITA, SEKALI  LAGI KITA WAJIB BERSYUKUR.

Kenapa kita harus bersedih ?

Hidup  di dunia tidak kekal, kita dituntut berproses menuju kehidpuan  di masa depan baik di sisa  hidpu kita maupun di akherat kelak. MARI KITA SONGSONG  KEHIDUPAN  YANG AKAN DATANG DENGAN WAJAH BERSINAR.



TIPS MEJAWAB SOAL READING COMPREHENSION

Kita bisa jumpai di berbagai jenis  reading text dalam ujian semester maupun ujuan nasonal. Sedangkan jumlah reading text sanagt dominan, tentu ini perlu inergi extra untuk memahaminya.

 Jika ingin  memahami bacaan /reading , lakukan teknik membaca cepat (scanning/skimming), gunakan jari/alat tulis sebagai penunjuk atas apa yang sedang dibaca. Selalu mulai dengan membaca soal dan pilihan jawaban terlebih dulu. Berikut ini adalah rangkuman model soal dan cara mengerjakannya:


MODEL SOAL
PERTANYAAN
CARA MENGERJAKAN
Topic/Main Idea of the text
Topic & Main Idea of the text merupakan informasi utama bacaan. Perbedaannya adalah:

  • Topic adalah subjek dari bacaan; Main idea adalah keterangan, penjelasan, uraian, atau sudut pandang penulis tentang topic
  • Topic berbentuk kata/frase; main idea berbentuk klausa/kalimat
  • What is the topic of the passage?
  • What is the main idea of the passage?
  • What does the text tell about?
  • The text mainly discuss about…
  • The text focuses on the information about…
  1. Baca kalimat pertama setiap paragraf,
  2. Baca kalimat terakhir dari bacaan,
  3. Rangkum
  4. Sesuaikan dengan pilihan jawaban
Title of the text
Judul bacaan harus menggambarkan topik bacaan.
  • What is the title of the text?
Sama seperti mencari topic of the text
Topic/Main idea of paragraph
Topic & main idea of paragraph merupakan informasi utama yang terdapat di sebuah paragraf.
  • What does paragraph X tell us about?
  • What is the main information of paragraph X?
  • What is the main idea of paragraph X?
  • Paragraph X mainly talks about ….
  1. Baca kalimat pertama
  2. Baca kalimat terakhir
  3. Tentukan yang mana yang paling menggambarkan paragraf tersebut. (bisa kalimat pertama, kalimat terakhir, atau gabungan keduanya)
  4. Cocokkan dengan pilihan jawaban
Reference
Reference atau rujukan menanyakan rujukan dari sebuah kata ganti (pronoun)
  • “It” refers to…
  • What does “they” refer to?
  1. Baca dan pahami kalimat yang mengandung kata ganti yang ditanyakan
  2. Identifikasi kata ganti yang digunakan (it merujuk ke kata benda tunggal selain manusia, they merujuk ke kata benda jamak, dll)
  3. Baca 1-2 kalimat sebelum kalimat yang ditanyakan
  4. Cari kata benda (noun) yang dirujuk oleh kata ganti yang sesuai
True/false/not true/exception
Pertanyaan semacam ini mencari pernyataan yang benar/salah dalam bacaan. Pernyataan yang salah dalam bacaan bisa menyatakan sesuatu yang bertentangan dengan bacaan atau tidak terdapat dalam bacaan
  • The followings are true, except….
  • Which of the following statements is incorrect?
  1. Baca dengan teliti apa yang ditanya
  2. Baca pilihan jawaban
  3. Pindai (scan) bacaan untuk mencari apakah pernyataan dalam pilihan bacaan ada dalam bacaan
  4. Pilih jawaban yang paling tepat
Vocabulary
Pertanyaan semacam ini biasanya menanyakan sinonim atau antonim dari sebuah kata dalam bacaan. Kalau benar-benar tidak mengetahuinya, maka jawaban bisa diperkirakan dengan mempelajari konteks. Konteks adalah kosakata dan tata bahasa di sekitar kata yang dicari.
  • The synonym/antonym/opposite of “word” is….
  • Which of the followings has the closest meaning with the underlined word?
  • The followings have same meaning with “word”, except…
  1. Baca pertanyaan dengan teliti
  2. Baca kalimat yang mengandung kata yang ditanyakan
  3. Cari petunjuk dalam kalimat tersebut dan 1 kalimat sebelum dan sesudah kalimat tersebut
  4. Sesuaikan dengan pilihan jawaban
Genre

Pertanyaan semacam ini menanyakan jenis (type) bacaan, tujuan(purpose/communicative purpose) bacaan, dan terkadang struktur (general structure) bacaan

  • What is the type of the passage? (menanyakan tipe)
  • What is the purpose of the text?(menanyakan tujuan)
  • The writer writes the text in order to…. (menanyakan tujuan)
  • The text is written for the purpose of…. (menanyakan tujuan)
  • The general structure of the text is…. (menanyakan struktur)
  • What can we say about paragraph X? (menanyakan struktur)
  1. Pahami teksnya dengan cara mencari topik teks tersebut
  2. Pelajari rangkuman genre pada bagian lampiran

Details
Pertanyaan semacam ini menanyakan informasi yang tersurat yang ada dalam bacaan.
  • Pertanyaan-pertanyaannya sangat tergantung dari bacaan.
  1. Baca soal dan pilihan jawaban
  2. Tandai jawaban-jawaban yang logis
  3. Pindai bacaan untuk mencari yang mengandung informasi yang ditanyakan
  4. Pilih jawaban yang paling tepat
Inference
Pertanyaan semacam ini menanyakan informasi yang tersirat dalam bacaan. Biasanya pertanyaan seperti ini menanyakan kesimpulan (conclusion) dari bacaan, ataupun informasi tersirat yang bisa kita dapatkan dari bacaan.
  • What can we conclude from the text? (kesimpulan)
  • What can you learn from the text? (kesimpulan)
  • What can we infer from the text? (kesimpulan)
  • Menanyakan informasi tersirat, pertanyaannya tergantung apa yang ditanyakan.
  1. Pahami pertanyaan dan pilihan jawaban
  2. Pahami bacaan dengan cara mencari topic bacaan tersebut
  3. Simpulkan dengan logis (untuk kesimpulan)
  4. Pelajari pertanyaan dan pindai informasi yang berkaitan dengan pertanyaan (untuk informasi tersirat)
  5. Sesuaikan dengan pilihan jawaban2

SEKILAS TENTANG MULTIPLE INTELLIGENCE DAN PENERAPAN DALAM PEMBELAJARAN


SEKILAS TENTANG MULTIPLE INTELLIGENCE DAN PENERAPAN DALAM PEMBELAJARAN

Gardner yang terkenal dengan multiple intelligence tidak memandang kecerdasan manusia sema berdasar secor tes standar, tetapi meliputi tujuh macam kecerdasan manusia yaitu: (1) Linguistik intelligence (kecerdasan lnguistik); (2) Logical-mathematical intelligence (kecerdasan logika-matematika); (3) Spatial intelligence (kecerdasan spasial berpikir dalam tiga dimensi); (4) Bodily-kinesthetic intelligence (kecerdasan kinestetik-tubuh); (5) Musical intelligence (kecerdasan musik); (6) Interpersonal intelligence (kecerdasan interpersonal); dan (7) Intrapersonal intelligence (kecerdasan intrapersonal) (Campbell, Campbell dan Dickinson, 2002,2-3). Pemikiran Gardner tentang multiple intelligence mengenai kecerdasan inerpersonal di atas ditempatkan oleh Salovey dalam definisi dasar tentang kecerdasan emosional. (Goleman, 2001,57-59).
Ketujuh kecerdasan ini, kini banyak dikembangkan baik dalam pendidikan maupun pelatihan, serta pengembangan sumber daya manusia. Bagaimana sebenarnya pengembangan ketujuh kecerdasan terkait dengan pilihan profesi yang dapat diberikan pada kegiatan pembelajaran, hal ini dapat dilihat sebagaimana uraian tabel berikut dibawah ini.

Tabel Pengembangan Multiple Intelligence
No
Kecerdasan
Pengertian
Aktualisasi
1
Linguistic intelligence (kecerdasan lingkuistik)
Kemampuan dalam bentuk berfikir tentang kata kata, menggunakan bahasa untuk mengekspresikan dan menghargai makna yang kompleks.
Novelis, pengarang, penyair, jurnalis, pembicara, penyiar berita
2
Logical-mathematical intelligence (kecerdasan logika-matematika)
Kemampuan dalam menghitung, mengukur, mempertimbangkan proposisi dan hipotesis serta menyelesaikan masalah operasi matematis.
Ilmuwan, ahli matematika, akuntan, insiyur, programing komputer
3
Spatial intelligence (kecerdasan spasial berpikir dalam tiga dimensi)
Kemampuan berpikir dalam tiga dimensi yakni; membayangkan keadaan internal dan eksternal, melukiskan kembali, merubah atau memodifikasi bayangan, mengemudiakan diri sendiri dan obyek melalui ruangan dan menghasilkan menguraikan informasi grafis
Pilot, pelaut, pemahat, pelukis dan arsitek
4
Bodily-kinesthetic intelligence (kecerdasan kinestetik-tubuh)
Adalah kemampuan menggerakan obyek dan keterampilan ketrampilan fisik yang halus.
Atlet, penari, ahli bedah dan seniman.
5
Musical intelligence (kecerdasan musik)
Adalah kemampuan dalam sensitivitas pada pola titinada, melodi, ritme dan nada.
Komposer, konduktor, musisi, kritikus, pembuat alat musik, dan pendengar musik


6
Interpersonal intelligence (kecerdasan interpersonal)
Adalah kemampuan untuk memahami dan berinteraksi dengan orang lain secara efektif
Guru, pekerja sosial, artis atau politisi yang sukses.
7
Intrapersonal intelligence (kecerdasan intrapersonal)
Adalah kemampuan untuk membua persepsi yang akurat tentang diri sendiri dan menggunakan pengetahuan semaca itu dalam merencanakan dan mengarahkan kehidupan seseorang.
Agamawan, ahli psikologi dan ahli filsafat.
Diadaptasi dari Gardner 1983.

            Namun demikian Lazear (1998) selangkah lebih maju dimana ia menemukan kecerdasan jamak dengan istilah “8 ways of knowing”. Kedelapan tersebut meliputi: (a) kecerdasan verbal/linguistik, (b) kecerdasan logika matematika, (c) kecerdasan intrapersonal, (d) kecerdasan interpersonal, (e), kecerdasan naturalis, (f) kecerdasan tubuh kinestetik, (g) kecerdasan musik irama, dan (h) kecerdasan visual spaial. Dengan demikian hampir tidak berhenti para ahli untuk meneliti dan mengembangkan kecerdasan manusia. Oleh sebab itu benar bila dikatakan bahwa multiple intelligence atau intelligensi jamak merupakan perkembangan mutakhir dalam bidang intelligensi menjelaskan hal hal yang berkaitan dengan jalur jalur yang digunakan oleh manusia untuk menjadi jerdas. (Jamaris,2002:74).

Penerapan Multiple Intelligence dalam Pembelajaran
Memperkenalkan multiple intelligence dalam kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dalam tiga bentuk utama yakni; orientasi kurikulum, metodologi pengembangan pembelajaran, dan evaluasi hasil pembelajaran.
1.    Orientasi Kurikulum
Kompentensi merupakan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kebiasaan berpikir dan bertindak secara konsisten dan terus menerus memungkinkan seorang menjadi kompeten, dalam arti memiliki pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar untuk melakukan sesuatu.
Dasar pemikiran untuk menggunakan konsep multiple intelligencei dalam kurikulum adalah sebagai berikut:
1)    Multiple intelligence berkenaan dengan kemampuan peserta didik dalam melakukan sesuatu dalam berbagai konteks.
2)    Multiple intelligence menjelaskan pengalaman belajar yang dilalui peserta didik untuk menjadi standart kompentensi.
3)    Multiple intelligence merupakan hasil belajar (leraning outcomes) yang menjelaskan hal-hal yang dilakukan peserta didik setelah melalui proses pembelajaran.
4)    Kehandalan kemampuan peserta didik melakukan sesuatu harus didefinisikan secara jelas dan luas dalam suatu standar yang dapat dicapai melalui kinerja yang dapat diukur.
5)    Penyusunan standart kompetensi, kompetensi dan hasil belajar hendaknya didasarkan pada kecerdasan jamak yang ditetapkan secara proporsional, tidak melulu hanya apsek kognitif atau spritual belaka tetapi seimbang dan tepat sasaran.

 Pengembangan Metodologi Pembelajaran
1)    Metode bercerita, adalah salah satu bentuk untuk mengembangkan intelligence lingusitic, dimana siswa diajak menyenangi dan mencintai bahasa, dimana siswa dapat menikmati suara dari kata kata, menghargai dan memakai kekuatan dengan penuh tanggungjawab.
2)    Problem solving: Siswa dihadapkan pada masalah konkret. Misalnya adanya perkelahian antar pelajar, sering terlabat sekolah, prestasi kelas merosot, komunikasi dengan guru kurang lancar. Siswa diajak untuk memikirkan bersama, mendiskusikan bersama, dan memecahkan masalah secara bersama-sama. Metode ini dapat mengasah kecerdasan interpersonal
3)    Reflective thinking/critical thinking, siswa secara pribadi atau berkelompok dihadapkan pada suatu artikel, peristiwa, kasus, gambar, foto, dan lain sebagainya. Siswa diajak untuk membuat catatan refleksi atau tanggapan bahan-bahan tersebut. Bahan-bahan bisa diplih sendiri oleh siswa. Cara ini dapat mengembangkan kecerdasan bodily kenisthetic, juga inteersonal intligence.
4)    Group dynamic, siswa dibimbing untuk kerja kelompok secara kontinyu dalam mengerjakan suatu proyek tertentu. Metode ini dapat diterapkan untuk mengembangkan kecerdasan logical mathematical, dan kecerdasan interpersonal.
5)    Community bulding, siswa satu kelas diajak untuk membangun komunitas atau masyarakat mini dengan aturan, tugas, hak, dan kewajiban yang mereka atur sendiri secara demokratis. Cara ini dapat dikembangkan untuk membangun kecerdasan intrapersonal.
6)    Responsibility building, siswa diberi tugas yang konkret dan diminta membuat laporan pertanggungjawaban secara jujur. Cara ini juga dapat dikembangkan untuk membangun kecerdasan intapersonal.
7)    Picnic, siswa merancang kegiatan santai di luar sekolah, tidak harus ke tempat jauh dan biaya mahal. Untuk menggali nilai-nilai social, spritual, keindahan, dsb. Ini adalah cara yang tepat untuk mengembangkan kecerdasan spatial, dan kecerdasan musical.
8)    Camping study, siswa di ajak melakukan kegiatan kamping dalam rangka belajar. Kegiatan ini juga tidak harus jauh, bisa di halaman sekolah. Seperti hal di atas, ini dapat diterapkan guru untuk membangun kecerdasan spatial, juga intrapersonal.
9)    Kerja individu dan kelompok, proses pembelajaran pada intinya adalah pemberian layanan kepada setiap individu siswa agar mereka berkembang segara maksimal sesuai dengan potensi yang mereka miliki. Pelayanan secara individual bukan berarti mengajari anak satu persatu secara bergantian, melainkan dengan memberikan peluang sebesar-besarnya kepada setiap individu untuk memperoleh pengalaman belajar sebanyak-banyaknya. Hal ini dapat dilakukan dengan mengaktifkan siswa baik secara individu maupun beregu. Satu dari cara yang paling biasa untuk mendorong kerja-regu adalah meminta siswa-siswa untuk bekerja dalam suatu regu atau kelompok untuk mencari jawaban-jawaban pada pertanyaan-pertanyaan, untuk memecahkan suatu masalah, untuk melaksanakan suatu eksperimen atau meneliti suatu topik proyek. Namun, guru harus berhati-hati agar harapan akan kerjasama, toleransi, semangat regu dan pengertian tentang hakikat pekerjaan hendaklah realistis mengingat ketrampilan dan pengalaman siswa-siswa. Cara cara seperti di atas dapat dikembangkan oleh guru untuk membangun kecerdasan siswa dalam bidang interpersonal, juga kecerdasan bodlily kinesthetic.
10) Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental, banyak guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para siswa kelihatan sibuk bekerja dan bergerak. Apalagi jika bangku dan meja diatur berkelompok serta siswa duduk saling berhadapan. Keadaan tersebut bukanlah ciri yang sebenarnya dari PAKEM. Aktif mental lebih diinginkan daripada aktif fisik. Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan gagasan merupakan tanda-tanda aktif mental. Syarat berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut: takut ditertawakan, takut disepelekan, atau takut dimarahi jika salah. Oleh karena itu, guru hendaknya menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baik yang datang dari guru itu sendiri maupun dari temannya. Berkembangnya rasa takut sangat bertentangan dengan ‘PAKEM’. Cara seperti ini dapat mengembangkan berbagai kecerdasan seperti kecerdasan lingustic, kecerdasan bodily kinethetic, dan bahkan kecerdasan interpersonal.
11) Pertanyaan efektif, jika siswa diminta untuk mengerti dan bukan sekedar mengingat informasi yang ditemukannya di dalam buku pelajaran, bahan rujukan, surat kabar dan sebagainya, maka mereka haruslah aktif mengumpulkan informasi. Pengajuan suatu pertanyaan menggunakan kata-kata dan ungkapan yang tidak mudah ditemukan di dalam teks atau naskah. Sehingga mendorong siswa berpikir dan berpendaat tidak hanya  untuk menyalin jawaban. Ketrampilan ini sangat tepat bila digunakan guru untuk mengasah kecerdasan linguistic.
12) Membandingkan dan mensintesiskan informasi, Pemahaman informasi yang dikumpulkan dari sumberdaya dapat ditingkatkan jika siswa-siswa bekerja dalam kelompok dan setiap anggota kelompok diberi sumber data yang berbeda untuk digunakan dalam mencari jawaban atas pertanyaan yang sama. Dengan demikian, siswa-siswa harus membandingkan dan mendiskusikan jawaban-jawaban yang sudah mereka tuliskan, sehingga, sebagai hasilnya, mereka akan mampu memberi satu jawaban yang memuaskan. Ini sering merupakan strategi yang efektif untuk dipakai oleh kelompok-kelompok pakar ketika pendekatan (jigsaw) terhadap proyek penelitian digunakan. Cara ini juga dapat dikembangkan untuk melatih anak dalam hal kecerdasan linguistic dan juga kecerdasan logical mathematical.
13) Mengamati (mengawasi) aktif, Sering siswa-siswa tidak berpikir dan belajar aktif pada waktu menonton video. Beberapa orang guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa-siswa untuk dijawab pada waktu mereka menonton video. Biasanya pertanyaan-pertanyaan itu disajikan dengan susunan dimana jawaban-jawaban akan muncul didalam video dan ungkapan-ungkapan kunci didalam pertanyaan-pertanyaan juga terjadi didalam video, sehingga menunjuk pada jawaban. Pertanyaan-pertanyaan seperti itu mudah dijawab dan jarang menuntut keterlibatan aktif. Cara ini dapat digunakan guru untuk melatih anak mengemangkan kecerdasan linguistic, kecerdasan musical.
14) Peta akibat, metode ini dapat digunakan sebelum atau sesudah siswa-siswa mempelajari sesuatu topik. Hal itu dapat digunakan untuk menemukan seberapa tuntas siswa-siswa dalam memikirkan sesuatu isu atau peristiwa, atau dapat digunakan untuk menemukan apakah mereka sudah mampu menerapkan informasi yang sudah dipelajarinya dalam menganalisis situasi baru. Siswa-siswa diminta untuk mempertimbangkan semua hasil atau akibat yang mungkin dari suatu tindakan atau perubahan dan kemudian hasil-hasil dan akibat-akibat sesudah itu. Mereka juga didorong untuk berpikir tentang akibat-akibat positif dan negatif. Cara ini juga dapat digunakan guru untuk melatih anak anak dalam mengembangkan kecerdasan linguistic.
15) Keuntungan dan kerugian, suatu tugas analisis yang kurang rumit dapat melibatkan siswa-siswa untuk memeriksa informasi yang mereka temukan tentang keputusan, sikap atau tindakan yang kotroversial (menjadi sengketa). Siswa-siswa bekerja sebagai satu kelas keseluruhan atau dalam kelompok-kelompok untuk menggolong-golongkan informasi yang mereka kumpulkan apakah untung atau rugi bagi mereka sendiri, keluarganya, desa atau masyarakat umumnya. Sesudah klasifikasi atas keuntungan dan kerugian sudah dirampungkan, siswa-siswa dapat diminta untuk memutuskan. Ini adalah salah satu cara guru untuk mengembangkan kecerdasan logical mathematical.
16) Permainan peranan/ konferensi meja bundar, strategi-strategi ini meliputi permainan peranan atau advokasi untuk kepentingan kelompok komunitas tertentu. Hal ini dimaksudkan untuk membantu siswa-siswa mengenali bahwa biasanya terdapat suatu rentang sudut pandang mengenai sesuatu isu dan suatu rentang cara menafsirkan informasi tentang isu itu. Pandangan-pandangan ini biasanya ditentukan oleh pengalaman, harapan dan cita-cita, nilai pendidikan, gaya hidup dan peranan di dalam masyarakat dari orang yang mengungkapkan pandangan itu. Guru bertindak sebagai fasilitator (pemberi kemudahan), memastikan bahwa semua siswa diperkenankan mengemukakan pandangan sesuai peranan yang diterimanya, bahwa setiap diskusi berlangsung tertib dan mendorong peran serta yang jika perlu dengan mengajukan pertanyaan.Pada akhir konperensi meja bundar, siswa-siswa hendaklah didorong untuk memperhatikan semua sudut pandang dan tiba pada suatu keputusan pribadi tentang isu itu. Metode ini dapat dikembangkan untuk untuk meransang anak agar terlahit kecerdasan interpersonalnya dengan baik.
Pengembangan Evaluasi Hasil Pembelajaran
1) Evaluasi dikembangkan dengan prinsip untuk memberikan informasi kemajuan belajar siswa dalam berbagai bidang intelligensi (kecerdasan jamak). Hal ini sudah harus tergambar sejak dalam perencanaan pembelajaran pengembangan kegiatan pembelajaran.
2) Bentuk evaluasi harus dikembangkan dengan berbagai macam yang dapat mengakomodir kecerdasan yang sangat kompleks, baik itu kecerdasan dalam lingusiti, logical mathematical, interpersonal dan lain sebagainya. bentuk tes soal ujian harus diiringi dengan tugas, jadi nilai praktek dan nilai sehari hari sangat besar perannya dalam penentuan keberhasilan belajar.
3) Proses penilaian benar benar berbasis kelas dan berangkat dari potensi apa yang dimiliki anak, kemudian kecerdasan apa yang tepat untuk dikembangkan pada dirinya. Artinya kompetensi yang ditetapkan oleh guru dalam tujuan pembelajaran juga harus diiringi dengan pertimbangangan lain dimana masing masing anak memiliki keunikan yang khas, sehingga pengukuran kecerdasannyapun membutuhkan ciri khas.