Barusan datang, belum istirahat, kami bersama kedua anakku dari salah satu toko buku di jl Slamet Riyadi Solo. Dari pada melamun, menulis saja berbagai kenangan.
Bekunjung di toko buku, kesempatan belajar gratis, tidak harus membeli, eeeh ternyata kami merasa asyik juga untuk melihat berbagai koleksi buku. Aku bisa merasakan betapa diri ini masih bodoh. Ribuan buku terpajang, aku belum berkesempatan banyak membaca semuanya.
Bagi anak-anakku, ke toko buku berarti belajar banyak. Belajar dari melihat-lihat judul buku, juga belajar dari mengenal berbagai macam jenis dan karakter pengunjung toko buku. Ada apa dengan pengunjung.
Anak-anakku minimal mengenal dari dekat bahwa di lingkungan luar rumah dan sekolah ternyata ada kemajemukan jenis manusia.
Oooh ya aku dan anak-anakku bisa melihat, membandingkan, memikirkan polah tingkah dari berbagai latar belakang pendidikan dan pemahaman hidup.
"Pak ora nduwe isin ya pak! Tadi ada mbak-mbak pakai celana pendek sekali dan hampir telanjang" Itulah celetuk dari anakku yang masih kecil.
Ya memang kami sering berpas-pasan dengan kaum hawa; ada yang masih muda dan juga ibu-ibu. Mereka ada yang berpakain seperti mau mandi. Hanya sepertiga tubuh yang ditutupi kain. Ada juga ibu-ibu gembrot ting pecothot makai pakaian ketat plus minimalis alias kurang bahan.
Anakku yang masih kecil pun ternyata bisa mikir. Namun, kami juga dibelajarkan karena kami melihat perilaku orang kaya namun tidak banyak pertimbangan untuk membeli buku-buku yang bermutu. Sudah kaya tapi masih semangat membaca buku.
Eeeeh saat kami mau pulang ada juga mbak-mbak yang memakai jilbab tapi sangat ketat, oooh ini mungkin yang disebut jilbboobs. Fenomena jilboobs memang sudah digambarkan olen Nabi SAW bahwa banyak ayng memakai pakaian tapi kayak telanjang. Ternyata aku bisa melihat sendiri.
Eeeeh saat kami mau pulang ada juga mbak-mbak yang memakai jilbab tapi sangat ketat, oooh ini mungkin yang disebut jilbboobs. Fenomena jilboobs memang sudah digambarkan olen Nabi SAW bahwa banyak ayng memakai pakaian tapi kayak telanjang. Ternyata aku bisa melihat sendiri.
Kalau aku sendiri, saat di toko buku atau setelah pulang, rasanya kami dicharge bahwa aku masih harus belajar banyak tentang kehidupan. Banyak ilmu yang belum tertangkap di otakku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
berlatih kreatif melaui pembuatan komentar