Terutama untuk mengenang kembali masa laluku, keinginanku kuat untuk tidak menjadi beban orang lain. Biar "kere" /miskin tapi terhormat. So, aku harus nekat. Modalku harus kreatif dan aktif atau plesetannya "KERE YANG AKTIF". Eeeeeh ternyata keinginanku terkabul dari usia SMA/ remaja sampai punya anak remaja, Insya Allah tidak menjadi beban orang lain. Ya pokoknya kerja apa saja asal halal.
Apakah kita termasuk orang yang kurang kreatif? Kalau jawabnya, ya. Berarti kita harus siap-siap menjadi orang yang miskin dan bisa-bisa menjadi beban orang lain.
Apakah kita termasuk orang yang kurang kreatif? Kalau jawabnya, ya. Berarti kita harus siap-siap menjadi orang yang miskin dan bisa-bisa menjadi beban orang lain.
Ditulis di harian Kompas hari ini, Senin 29/9/2014 bahwa 600.000 lulusan perguruan tinggi tidak memiliki penghasilan alias menganggur. Benar-benar aneh bin ajaib. Katanya cerdas, berpendidikan, dan berpengalaman, masak cari uang saja tidak bisa!Masak sarjana tidak mampu mandiri!
Menurutku orang cerdas, dan berilmu kok menganggur alias tidak memiliki income berarti mereka bukan karena tidak bisa kerja. Tapi, mereka dasar tidak kreatif dan pemalas. Ini bukan tanpa alasan. Tetanggaku termasuk biasa-biasa saja, tidak berpendidikan (cuma lulus SMP) tapi penghasilannya lebih dari cukup. Belum lama ini ,dia mampu membeli mobil bagus. Pekerjaanya adalah membungkusi mainan anak-anak, lalu dia sendiri dan saudaranya memasarkan ke toko-toko dekat TK, dan SD. Bahakan kini merambah ke luar daerah.
Tetanggaku yang lain cuma mengkoordinir orang untuk mengumpulkan barang bekas. Barang-barang bekas sudah datang dengan sendirimya. Penghasilannya juga lumayan
Tetanggaku yang lain cuma mengkoordinir orang untuk mengumpulkan barang bekas. Barang-barang bekas sudah datang dengan sendirimya. Penghasilannya juga lumayan
Ada lagi tetangaku yang pekerjaanya mengumpulkan batang enceng gondok. Eeeh ternyata mereka bisa mendapatkan uang banyak. Ini baru cerita sedikit bahwa sebenarnya sangat mudah mencari uang. Ya kalau sarjana sebetulnya lebih mudah, karena mereka bisa jualan ilmunya (baca:jasa) lewat pengajar atau sebagai pemasar barang- barang, dan tentu masih banyak lagi
Akupun juga tidak asal bicara. Di masa remaja, aku sudah mampu mandiri alias sudah mampu menghasilkan uang. Kuncinya memang ada kemauan dan kreativitas. Di saat SMA, setelah sholat shubuh, aku bekerja selama sekitar satu setengah jam, sebagai loper koran. Kadang aku loper sendiri kadang aku menggaji orang lain. Aku juga pernah berjualan susu segar roti bakar di depan Istana Mangkunegaran Solo. Oh ya, sampai aku lulus kuliah S1 sampai S2, aku diberi kemampuan oleh Allah swt dengan biaya sendiri. Dari jualan juga sebagi guru privat. Sekali lagi modalnya kemauan dan kreativitas. Man jadda wa jada.
Jadi, sebenarnya kita tak ada alasan untuk tidak berpenghasilan atau hidup terlalu miskin. Yang jelas dunia ini luas, dunia bisnis pun juga sangat luas. Sering kita tak mampu memaksimalkan potensi kita: waktu, tenaga, relasi, silaturahmi, dan nama baik kita.
Intinya tulisanku ini untuk memotivasi diriku sendiri bahwa tak ada alasan kita hidup miskin. Kecuali ada yang sedikit mebatasi misalnya kita tidak punya tangan, kaki, mata, pikiran telinga dll. Selama kita punya indera, berarti kita punya modal untuk kaya, tak ada alasan bahwa kita memiliki keterbatasan modal. Bahkan Nick Vujicick yang tak punya tangan dan kaki bisa kaya. Ayo bekerja dan berkrativitas. Bekerja adalah ibadah. Salam sukses sejati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
berlatih kreatif melaui pembuatan komentar