Baru saja aku dimotivasi oleh mas Jamil Azzaini melalui media online : untuk menjadi bahagia itu mudah dan murah. Di lain sisi aku juga membaca tulisan di kotake nasib.blogspot: untuk menjadi bahagia ternyata mahal. Menurutnya dengan kaya bisa mudah bahagia, dengan uang semuanya bisa diatur.
Setelah kuresapi, aku sangat setuju dengan mas Jamil: bahagia bisa mudah didapat, dimanapun kita bisa bahagia dan pasti murah. Mas Jamil mengingatkanku utamanya kita harus mensyukuri mulai dari yang kecil-kecil. Kita harus bersyukur atas hidayah keimanan dari Allah SWT. Namun, kita harus bersabar jika mendapat musibah. Intinya dengan hidayah kita bisa lebih aman dan selamat.
Bagi orang yang mendapat hidayah tentu kans untuk bahagia jauh lebih besar. Orang-orang yang mendapat hidayah adalah orang yang menang dan beruntung. Mereka dengan mudah dan ringan berbuat kebaikan dan kemulyaan. Karena segala sesuatu yang baik-baik bisa bernilai ibadah. Mereka terbiasa bangun pagi sebelum shubuh lalu saholat shubuh berjamaah, mudah bersedekah dll. Sungguh ini sangat membahagiakan dan menyehatkan. Tentu bagi orang yang jauh dari hidayah: malas bangun pagi, malas beribadah, malas bekerja , malas bersedekah dll.
Bagi orang-orang yang mendapat hidayah, rumah-rumahnya dihiasi dengan amal kebaikan, dan kasih sayang. Mereka dengan tulus dan ringan tangan saling membantu, saling percaya, saling menghormati dan saling tahu atas hak dan kuwajiannya. Si suami dan istri bisa dipercaya, saling menhargai dan saling menutupi aibnya. Sedangkan anak-anak mereka berbakti kepada Tuhannya dan ortunya. Sungguh ini sangat membahagiakan juga.
Akhirnya kita bisa membedakan dan menyimpulkan: bagaiman cara orang mendapat kebahagiaan, betapa bedanya orang yang mendapat hidayah keimanan dibandingkan orang yang ingkar, betapa murahnya untuk bahagia dll.
Selanjutnya terserah Anda. Salam sukses sejati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
berlatih kreatif melaui pembuatan komentar