DAFTAR LABELKU (klik saja jangan ragu-ragu)

Kamis, 18 Oktober 2012

";OUR LIFE IS TOO SHORT"


“LIFE IS TOO SHORT”.   Aku masih ingat nasihat guruku , “Hidup ini terlalu singkat untuk dijalani, kalau bisa membuatnya lebih indah, kenapa harus dijalani dengan   kemalasan, kemaksiatan dan sia-sia. Kalau bisa  menasihati /memotivasi  diri dan orang lain dengan pujian, mengapa kita harus menyampaikannya dengan merendahkan, dan kita merasa selalu benar?”

“LIFE IS TOO SHORT”.   Seperti kemarin sore.  Aku  benar-benar masih ingat. Waktu itu di desa  kluthuk  jauh dari peradaban  kota. Di musim penghujan aku masih kecil bersama-sama teman mencari jangkrik di dekat sungai hilir bengawan solo. Bener  aku masih ingat teman-temanku,  bahkan aku masih ingat lekuk wajahnya. Tapi puluhan tahun kami tidak bertemu. 

Singkat cerita, rumahnku terkena  genangan waduk Gajah Mungkur akhirnya sebagian teman-temannya ke luar Jawa. Dan aku pindah. Singkat cerita aku bersekolah dari SMA sampai kuliah di SOLO. Kini aku   ternyata sudah tua dengan empat anak. Kemarin  baru anak-anak sekarang sudah punya anak empat. “LIFE IS TOO SHORT.

Doaku,   semoga  aku  tidak terjebak dalam pusaran kemaksiatan. Mungkin Allah telah memilihkan jalan yang selamat untuk menjadi guru biasa saja. Semoga kita semua diberi ke istiqomahan, dengan niat positif menjadikan suatau pekerjaaan sebagai sarana peribadahan.

LIFE IS TOO SHORT. Fisik kita boleh tua, tapi  menjalani  hidup penuh semangat lebih utama.Pada akhirnya kita  juga akan meninggalkan dunia. Namun, kematian pada hakikatnya itu hanya kematian fisik kita. Sedangkan, jiwa kita tidak akan pernah mati. Kita  tinggal menanti masa pembalasan sejati  dengan hakim yang Maha Adil.

WALAU BINGUNG TETAP MENULIS


Saat ini  jam menunjukkan  hampir melampaui tengah malam, Rabu 17/10/2012. MasKatno Giri baru mengalami kebingungan untuk  menemukan tema kepenulisan yang pas.  Mau tidurpun belum mengantuk. Tapi seperti telah  MasKatno Giri sampaikan di berbagai kesempatan  dalam memotivasi orang lain bahwa ‘MENULISLAH APA YANG ADA DI PIKIRANMU, JANGAN SIA-SIAKAN WAKTUMU”

Kini  MasKatno berusaha mewujudkan apa yang telah disampaikan bahwa waktu jangan dibuang percuma. Menulis ternyata bisa mengurangi tingkat kenegatifan.  Bener,  pada detik  ini  juga masih  banyak orang baik yang  merasa kebingungan  untuk  apa modal waktu luangnya dimanfaatkan. Juga di antara mereka banyak yang tidak efektif hidupnya, justru mereka melakukna ha-hal negatif dan sia-sia. 

Kalau orangny a bukan tipe nekat namanyan bukan Mas Sukatno Giri.  Dia berusaha menasihati diri, bahwa waktu adalah waktu, maksudnya waktu bisa membunuh dan waktu bisa menjadikan diri kita luar biasa.  MasKatno tidak mau terbunuh masa depanya gara-gara menyia-nyiakan waktu, dia ingin menjadi manusia luar biasa. Maksudnya, minimal  luar biasa di keluarganya, mejadi suami, ayah, saudara, teman yang   sanggup menjadi lentera.

Di berbagai kesempatan. Merasa  kurang bermanfaat, kurang duit, kurang ganteg, kurang cerdas, kurang pas , kurang kaya dll, itu perasaan yang sudah lama bersemi di benakku.  Perasaan tersebut terutama ketika Maskatno Giri masih muda bahkan di usia remaja tanggung. Sekali lagi perasaan tersebut masih juga sering menghantui akhir-akhir ini.

 Tapi kalau kita memperturutkan sesuatu yang negati tidak ada gunanya,  bertindak positif  adalah solusi. Melangkah kedepan bahwa  keyakinan Maskatno Giri selama ini tidak salah bahwa "ILMU ADALAH KUNCI.  ILMU MENJADIKAN  KURANG MENJADI LEBIH"  dan PERASAAN KEKURANgan-KEKURANGAN  yang telah disebutkan  dapat diolah enjadi kekuatan positif menjadi energi kuat KITA bahwa  kita  HARUS BISA  BERUBAH. Karena  ALLAHLAH  SANG MAHA KUASA. KEKUATANNYA LUAR BIASA TAKA DA YANG BISA MEMBENDUNGNYA.
Kekurangan bisa berubah menjadi kelebihan karena  Allah  bisa  mengubahnya.  YA KITA  BISA

MAS SUKATNO GIRI BANGKIT LAGI


Baru saja MasKatno  Giri menghadiri pengajian di kampung. Ada banyak hikmah luar biasa yang MasKatno giri bisa temukan. Betapa keluarbiasaan ditemukan dari sebagian besar dari para hadirin, kenapa?

Pertama, dari sebagian  besar yang hadir di pengajian adalah memiliki latar belakang ekonomi yang dapat dikata sebagai ekonomi lemah bahkan ada di antaranya sangat lemah. Lagi pula,   ada  di antaranya memiliki cacat fisik. Akhirnya MasKatno  Giri semakin tertantang untuk  berpikir ulang, “Kenapa aku yang secara ekonomi dan juga penampilan fisik lebih baik dari mereka kok tidak seceria mereka?

Akhirnya, kutemukan jawaban bahwa tempat  pergaulan kita menentukan juga   tingkat kesyukuran kita. Maksudnya, kalau kita sering  terbiasa  di lingkungan kerja di kantor, sedangkan suasana kantor didominasi orang-orang yang memiliki kemampuan fisik, intelektual dan ekonomi yang jauh lebih baik dibanding di kampung, maka  suasana ini mempengaruhi juga tingkat rasa syukur tersebut. Karena kita sering membamding-bandingkan kualitas diri kita dengan yang di atas kita. Inilah yang mempengaruhi tingkat kebahagiann kita.

Tekat Maskatno Giri menjadi orang yang senantiasa hidup dalam keceriaan, kebahagiaan, ketulusan, keaktifan dan keberkahan semakin terpupuk setelah mendatangi pengajian kali ini.  Maksudnya, MasKatno Giri harus sering melihat orang-oarng kampung yang polos,  ceria, tidak macam-macam, sederhana, penuh semangat walau ekonomi sulit dll. Ini semua menjadi energi untuk Maskatno Giri semakin semangat menjadi pemberi semangat untuk dirinya sendiri dan keluarga. Kini tugasnya mencari kebahagian hidup hakiki  dalam keberkahan dan kebaikan.

Kini masKatno tidak mau menunda-nunda kembali modal menjadi lebih baik yaitu merenungkan dri bahwa kita masih harus belajar menjadi pribadi penuh kesyukuran. Pembelajaran efektif menjadi pribadi bahagia  dlam kesyukuran adalah  sering melihat  KEBAWAH BUKAN KE ATAS.

MasKatno Giri dalam penantian untuk mendapat keluarbiasaan hidup sebagai buah kesyukuran. Masih dalam kenangan bahwa MasKatno Giri mmperoleh keluarbiasaan hidup ini semata –mata karunia dari yang di atas. Karunia sebelumnya sudah kutulis di forum sebelumnya. Kini aku mau bangkit lagi. HIDUP MASKATNO GIRI.

Selasa, 16 Oktober 2012

PERLU WAKTU MENJADI PENULIS


Dunia tulis menulis mengasikkan , itulah pendapat subjektifku. Menurutkku agak jarang orang yang mau  susah susah menulis. Aku fikir banyak di antara temanku yang suka instan. Padahal  memiliki kemampuan menulis itu adalah proses yang panjang. Harus ulet, pantang menyerah dan banyak referensi.

Pokoknya  menurutku tidak ada seorang penulis  yang sukses, bila mereka termasuk orang yang pemalas.
Kini aku merasa tertantang, bahwa aku akhirnya bisa menjadi penulis. Walau usiaku saat ini sudah tidak muda lagi. Aku merasa belum terlambat. Ya seperti yang telah  sering kuceritakan  ke banyak muridku bahwa  aku orang yang nekat, tapi nekat yang positis. AKU BISA, AKU BISA.

Kini walau tulisanku belum sebaik yang ku idealkan. Namun aku telah memulai , maksudnya memulai berlatih menuli s dengan modal nekat. Keinginaku menjadi seorang motivator lumayan kuat. Aku merasa memiliki kemampuan nekat yang tinggi. Maka  Allah pun akan tidak tega melihat senekat aku.

Aku juga ingin mewariskan kenekatanku dalam berjuang meraih mimpi. Ya jelas keinginnku ingim mewariskan kenekatanku kepada anak-anakku. Aku ingin menjadi kebanggan buat keluargaku. YES WE CAN> Ya aku bisa.

" NDONYA MAMPIR NGGUYU" Oleh Mas Sukatno Giri


Terkadang kita terlalu pusing mikir MASALAH NDONYA . Lha wong  NDONYA  weh ora mikir awake dewe. Mas KatnoGiri merasa bahwa dia juga sering terperdaya oleh dunia. Padahal  hidup di dunia pasti ada batasnya. Iki ora meden medeni, kabeh wong bakale mati,  WONG  EDAN WE BAKALE YO MATI WONG WARAS JUGA DEMIKIAN.

Mengikuti pengajian untuk mengingat kematian itu penting. Mas Katno Giri jarang mengaji  itu namanya  fitnah. Lha  kalau malas ngaji , dia akan kekurangan bahan dalam mengajar, juga kurang inovatif. Dia setiap hari mengaji secara istiqomah.   Ustadznya pun   kreatif, motivatif, menyenangkan  dan variatif. Salah satu  ustadznya adalh GGL (Google Guntur Langit) .

Berita terakhir dari berbagai sumber  dari Ustadz GGL bahwa ustadz GB (alias Guntur Bumi) terlibat penipuan kelas berat. Maka MasKatno Giri diharapkan lebih hati-hati dalam mencari ustadz.

Baru saja MasKatno Giri dibuat miris, karena diingatkan tentang kematian oleh GGL:
“Sesungguhnya setiap manusia akan mengalami kesudahan. Betapa pun lezatnya dia merasakan kenikmatan hidup di dunia, betapa pun panjang umurnya, betapa pun dia memuaskan syahwat dan meneguk kenikmatan dunia, dirinya tetap akan mengalami kesudahan. Kematian! Itulah kesudahan tersebut. Sesuatu yang tidak dapat dihindari. Allah ta’ala berfirman,
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.” (QS. Ali Imran: 185)

Namun, kematian bukan akhir segalanya, setelah kematian ada penghidupan yang abadi. “SOPO NANDUR BAKALE NGUNDUH” Kalau di dunia kadang orang curang belum langsung ngunduh atas kecurangannya, tapi di Akherat ada hakim yang benar-benar adil.

Terima  kasih nasihatnya, untuk ustadz GGL.