"NGRUMANGSANI" ternyata kata sederhana tetapi dahsyat pengaruhnya. Seseorang yang memiliki jiwa "ngrumangsani" ternyata bisa memiliki power/ kekuatan untuk sukses luar biasa. Namun, seseorang yang tidak memiliki jiwa "ngrumangsani" bisa terpuruk, hancur masa depannya baik di dunia dan akherat.
Karena seseorang memiliki jiwa ngrumangsani, dia hidup dalam kehati-hatian. Ngrumangsani anaknya orang miskin hati-hati tidak boros hidupnya. Karena dia sadar bahwa pemborosan akan menjadikan kehidupannya semakin terpuruk. "Ngrumangsani" miskin dan kurang berguna seseorang maubelajar, menjadi kreatif , inovatif dan berjanji pada diri sendiri bahwa suatu saat nanti bisa menjadi kaya dan berguna.
Karena jiwa "ngrumangsani" bahwa diri seseorang masih kurang ilmu dan bodoh, akhirnya mau giat belajar dan berani bertanya kepada yang lebih pintar.
"Ngrumangsani" bahwa setiap manusia akan memanen dari apa yang ditanam, akhirnya setiap perbuatan dipkir masak-masak akan dampak yang ditimbulkan.
"Ngrumangsani" karena hidup di dunia ini tidak abadi, dan segala sesuatu akan dimintai tanggung jawab. Akhirnya seseorang banyak beramal dari pada banyak berbuat dosa. dsb.
Lain halnya orang yang tidak memiliki jiwa "ngrumangsani" . Dia nekat saja alias ngawur, sering melakukan banyak hal keburukan, melanggar norma dan peraturan, dan tidak peduli apa arti kebaikan dan lain-lainnya.
Tulisan ini khususnya untuk memotivasi penulis sendiri. Aku seharusnya memiliki jiwa "ngrumangsani". Karena aku juga butuh rem atau pengendali diri. Jiwa "ngrumangsani" menjadikan aku lebih hati-hati, dan mau berkaca atau melihat secara jujur siapa diriku ini.
Pada jangka panjang, akhirnya bisa disimpulakan bahwa ada bedanya orang yang memiliki jiwa "ngrumangsani dan jiwa kosong tanpa kepedulian diri. Selanjutnya terserah kita.