DAFTAR LABELKU (klik saja jangan ragu-ragu)

Minggu, 12 Mei 2013

Level Berat Pergaulan Bebas Oleh Maskatno Giri



Para orang tua barangkali tidak menyangka bahwa anak remajanya sudah “PARAH ALIAS REMUK”, karena  terkena pengaruh pergaulan bebas (sex bebas). Pergaulan bebas bukan lagi cerita rekaan. Ini sungguh nyata. Tidak hanya di kota-kota tapi sudah di desa-desa. 

Awal penganut sex bebas dari  saling mengagumi, ingin kenyamanan dan perlindungan di antara remaja. Sedangkan ortunya tidak sensitif dalam memantau para putranya. Di tambah lagi budaya malu  karena minimnya pemahaman agama memperparah adanya sex bebas.

Keberadaan penganut sex bebas  sudah terekam oleh data peneliti dengan bukti autententik. Dari hasil observasi diktahui bahwa para penganut sex bebas karena minimnya pengawasan ortu. Para ortu  kurang  peduli dengan  nilai-nilai agama. Dampaknya  para  putranya terkena imbas “UNTUK  APA NILAI _NILAI  AGAMA”. Pokonya senang. 

Seperti, ditulis juga di kompasiana bebera jam lalu oleh kawanku bahwa  tingkat “ keparahan  sex bebas” ada di kalangan mahasiswa yang indekos.

Semoga tulisan ini menginspirasi  bagi para orang tua untuk peduli  pada dirinya sendiri dan juga  kepada  anak remaja.  Bagi para remaja calon”SUKSES SEJATI” semoga lebih berhati-hati. Kini VIRUS PACARAN  di kalanagn remaja sudah menyebar luas. Mereka tidak lagi merasa malu.  Aku mengetahui sendiri cara mereka mendekat pada pacarnya,  caca bicar , dan berfoto sudah  seperti suami istri. Lihat saja di Fbnya. ASTAGHFIRULLAH.

The Teachers and the Classroom

We can learn from the wise words of the expert of education.

Sabtu, 11 Mei 2013

Waktuku Berjalan Terasa Sangat Cepat oleh Maskatno Giri

Aku sudah tua atau belum ya. Itulah pertanyaan dalam benakku. Ternyata jawabanya: sudah tua dan belum tua. Sudah tua, karena memang  aku  bisa merasakan bahwa dulu aku  masih anak-anak tapi kini sudah memiliki  banyak anak. Belum tua kok, umurku  masih balita alias di bawah lima puluh tahun.

Dari pertanyaan, apakah kita sudah tua apa belum. Yang jelas dunia ini berputar. Rasa-rasanya  berputarnya  dunia sangat cepat. Terasa sangat cepat, karena  bagi yang saat ini memiliki banyak kesibukan dan sering atau jarang  kita merenung bahwa  dunia ini berjalan dan  kita memang semakin tua.

Saat ini aku teringat betul bagaimana aku menjalani hidup di kala remaja  yang penuh duka. Eh kok duka?. Ini bener.   Masa remajaku banyak dukanya daripada sukanya. Terlebih waktu SMA. Aku merasa waktu SMA berjalan sangat lama, dan berlanjut saat menjadi mahasiswa. 

Mungkin pembaca bertanya-tanya kenapa aku merasakan waktu muda terasa sangat lama. Memang kedukaan atau kesusahan cenderung terasa lebih lama dibandingkan di masa kebahagiaan. Karena di saat susah seseorang sering berpikir kapan penderitaan ini berakhir. Dari situlah penderitaan yang dipikir terus akhirnya berasa lama.

Masa muda bagiku adalah masa penyiksaan diri atau  masa  perjuangan yang berat. Kenapa bisa ya? Ya memang  karena memang   nasibku terlahir dari  keluarga besar 8 bersaudara. Hidup dalam  kemiskinan . Ini sudah suratan taqdir, memang.  Di kala itu, sebetulnya sering timbul godaan untuk mengeluh, kufur, frustasi dll. Wajar saja karena memang godaan syetan cenderung  tidak memberikan semangat bersyukur.

Di masa remaja. Aku merantau di kota Solo, jauh dari orang tua. Kerja mencari makan dan beaya sekolah sendiri. Ini terjadi nyata pada masa mudaku. Tertinggal secara akademik pasti karena banyak sebab: kurang gizi, kurang kosentrasi, dan kurang waktu belajar. Perasaan menghantui pada diriku, sudah  hidup miskin tidak pintar lagi. Inilah sumber penderitaan luar biasa di saat aku remaja.

Di balik ada godaan syetan, aku masih juga berusaha mendekat ke ALLAH swt. Dia membisikkan untuk apa  aku berprustasi untuk apa kamu mengeluh, padahal kemelaratan itu pembelajaran untuk menjadi kuat. Akhirnya, aku merasa bahwa ini bisikan luar biasa, aku harus pegang bisikan ini. Aku bisa menjadi kuat walau melarat. Bangkit-bangkit-bangkit!

Ternyata, tiga tahun berlalu (SMA). dan berlanjut empat setengah tahun berlalu (S1). Aku menjalani hidup di SMA dan kuliah dengan biaya sendiri tanpa pernah meminta dana dari ortu. Wisuda di bulan September 1998, menikah di bulan Desember1998. Tanpa proses pacaran. Masa muda berlalu. Berkeluarga   agak terpaksa, karena merasa belum  siap.  Aku memang dijodohkan. Alhamdulillah aku dijidohkan dengang wanita shalihah dan cantik, bismillah aku berniat baik. Aku terima  tawaran untuk menikah. Tapi akhirnya aku bisa bahagia luar biasa. Kini usia pernikkahanku sudah lebih dari 12 tahun. Teringat masa remaja kok seperti baru kemarin. Kini anak pertamaku sudah menginjak remaja. Subhanallah.Semoga hidupku penuh barokah



Manfaat Blog Bagiku oleh Maskatno Giri

Setiap hari minimal aku  bisa mengetahui seberapa banyak  pembaca yang berkunjungi blog pribadiku. Eh...ternyata ada saja orang yang mau membaca tulisanku.  Setiap hari puluhan bahkan sering lebih dari  ratusan. Kok ada yang mau membaca ya? Itulah pertanyaan dibenakku. Di setiap aku melihat  bilangan banyaknya pembaca di blog pribadiku   rasa senang dan  bahagia muncul. Luar Biasa! ternyata untuk menjadi diri ini  menjadi senang dan  bahagia modalnya murah, dan gampang. Berarti kehadiranku di dunia ini dan kemunculan blogku sangat bermanfaat terutama untuk membikin aku  senang dan bahagia. 

Manfaat blog berikutnya untuk anak-anakku, minimal aku bisa memotivasi mereka dengan teladan. Menulis blog berarti memotivasi diri dan memberikan teladan nyata melalui tulisan,  tanpa harus banyak bicara. Berarti pendidikan keluarga bisa hemat energi tanpa banyak suara. Semoga kemauan belajar dari keluargaku baik istri dan anak bisa istiqomah.

Manfaat berikutnya  untuk para siswaku. Memprihatinkan! itulah faktanya. maksudnya bila kita melihat perilaku anak remaja SMA sudah pertanda ada indikasi kerusakan parah di bidang  akhlaq dan lemahnya niat belajar. Kasus  kehamilan siswa, penyalahgunaan narkoba, penipuan terhadap guru dan ortu, ini semua nyata di depan mata kita. Banyak bicara terkadang tidak efektif. WAh ortuku cerewet! Wah wong tuo kok cerewet! Itulah kata yang tidak asing bagi remaja yang sudah muak dengan nasihat. Blog motivasi terkadang dianggap  sangat penting untuk menasihati para siswa tanpa harus banyak bicara.

Untuk masyarakat umum, kehadiran blog sangat penting. Kita bisa membayangkan kalau di internet yang mendominasi tulisan tulisan yang  tidak mendidik, bagaimana masa depan masyarakat kita. Ini nyata. banyak di dunia maya ada penipuan, ada rekayasa dan ada ajakan maksiat. Banyak tulisan mengajak bagaimana berzina  secara aman,  ada juga tulisan mengajak pacar berzina tanpa penolakan dll. Pokoknya melalui internet kerusakan disebarluaskan dan dianjurkan. NAUDZUBILLAHI MINDZALIK. Maka bagi orang yang baik dan berniat menjadi blogger Ayo menulis dan terus menulis yang baik-baik yang menjadikan kita dan orang lain  selamat di dunia dan di akherat.  Allahu a'lamu bi sahwab.

  



Jumat, 10 Mei 2013

Segala Sesuatu Berjalan Dalam Proses oleh Maskatno Giri

Segala sesuatu pasti berjalan pada prosesnya. Itulah yang kuyakini selama ini.  Menjadi penulis, motivator, guru, dan orang tua yang baik dan berkualitas itulah obsesiku. Namun, kini aku masih merasa bahwa aku belum menunjukkan kualitas yang dapat diandalkan dan masih jauh dari ideal. Sekali  lagi proses masih berjalan dan kini  kesuksesan masih dalam penantian, semoga obsesiku menjadi nyata.

Belajar melalui buku dan menulis melalui blog pribadi itulah sarana aku bisa belajar tanpa henti. Sudah  puluhan  bahkan  lebih dari lima  ratus judul tulisan terlah terposting melalui blog dan FB . Ternyata, usahaku  itu belum cukup untuk menjadikanku menjadi OK. Itu merupakan bukti  nyata bahwa aku memang berniat  baik dan dalam proses pemebelajaran. Sekali lagi aku harus sabar dalam penantian untuk menikmati hasil , berupa  kemajuan yang berarti menuju kualitas diri.

Iri yang postif. menurutku sah-sah saja. Banyak penulis muda dan luar biasa terkadang sedikit membikin minder. Masih muda saja sudah luar biasa. Minimal dengan aku berlatih menulis setiap hari aku memberikan motivasi untuk  anak- anakku sendiri dan para siswaku. Pokoknya menulis teruuuus dan belajar tiada henti. Kita sedang berproses. Masalahnya,  kadang kta maunya yang instan dan tanpa usaha keras.

Kamis, 09 Mei 2013

Tidak Punya Malu Berarti Calon Sengsara Oleh Maskatno Giri

Memiliki rasa malu ibaratnya berkendaraan yang dilengkapi dengan REM, maksudnya bila kendaraan  kita mau masuk jurang, kita bisa selamat karena ada remnya. Kurang lebih seperti itu  menurutku.

Setiap manusia termasuk aku sendiri punya kesempatan yang sama untuk menjadi sengsara  atau menjadi manusia selamat. Hidup di dunia memang banyak jebakan-jebakan atau jurang-jurang yang menganga. Apapun bisa dilakukan oleh setiap orang baik pergaulan bebas alias perzinaan, korupsi, penipuan dll , bisa terjadi lantaran para pelaku kemaksiatan  tersebut tanpa kendali RASA MALU. Orang yang memiliki rasa malu yang positif, maksudnya malu dalam menjaga diri dari kemaksiatan justru akan menyelamatkan.

Di dunia ini saja, orang yang masih memilki rasa malu berbuat maksiat lebih selamat. Contohnya pejabat yang memilki rasa malu untuk mencuri akhirnya selamat tak melakukan korupsi.  Pemuda  atau orang tua sebenarnya ada kesempatan bergaul bebas, tapi masih memilki  rasa malu untuk tidak dekat-dekat dengan perzinaan, akhirnya juga bisa menjaga  kehormatan diri.


Malu dalm berbuat maksiat adalah suatu akhlak terpuji yang mendorong seseorang untuk meninggalkan suatu amalan yang mencoreng jiwanya, karena akhlak ini bisa mendorong  seseorang  untuk berbuat kebaikan dan menjauhi kemungkaran.

Rasa malu merupakan bagian dari keimanan bahkan dia merupakan salah satu indikator tinggi rendahnya keimanan seorang muslim. Karenanya, manusia yang paling beriman -yaitu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam- adalah manusia yang paling pemalu, bahkan melebihi malunya para wanita yang dalam pingitan.

Intinya, malu dalam penjagaan diri dari kemaksiatan  tidaklah menghasilkan kecuali kebaikan dan dia tidaklah datang kecuali dengan membawa kebaikan pula. Karenanya wasiat malu ini merupakan wasiat dari para anbiya` sejak dari zaman ke zaman kepada umatnya, agar mereka bisa menjaga sifat malu mereka, karena hal itu akan menjaga kehormatan mereka di dunia dan jasad mereka di akhirat dari api neraka.

Di antara bentuk malu yang paling utama adalah malu kepada Allah, seperti malu jika Allah Ta’ala melihatnya ketika dia sedang berbuat maksiat atau malu kepada-Nya untuk menampakkan auratnya walaupun dia sedang sendirian. Termasuk malu ibadah adalah malunya seorang wanita dari menampakkan perhiasannya kepada siapa yang dia dilarang untuk menampakkannya.

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda:
الْإِيمَانُ بِضْعٌ وَسِتُّونَ شُعْبَةً وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنْ الْإِيمَانِ
“Iman memiliki lebih dari enam puluh cabang, dan malu adalah bagian dari iman”. (HR. Al-Bukhari no. 8 dan Muslim no. 50)
Imran bin Hushain radhiallahu anhu berkata: Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
الْحَيَاءُ لَا يَأْتِي إِلَّا بِخَيْرٍ
“Sifat malu itu tidak datang kecuali dengan membawa kebaikan.” (HR. Al-Bukhari no. 6117 dan Muslim no. 37)
Dari Abu Said Al-Khudri radhiallahu anhu dia berkata:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَشَدَّ حَيَاءً مِنْ الْعَذْرَاءِ فِي خِدْرِهَا وَكَانَ إِذَا كَرِهَ شَيْئًا عَرَفْنَاهُ فِي وَجْهِهِ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang sangat pemalu, lebih pemalu dari gadis pingitan. Apabila beliau tidak menyenangi sesuatu, maka kami dapat mengetahuinya di wajah beliau.” (HR. Al-Bukhari no. 6119 dan Muslim no. 2320)
Abu Mas’ud radhiallahu anhu berkata: Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ مِمَّا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلَامِ النُّبُوَّةِ الْأُولَى إِذَا لَمْ تَسْتَحْيِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ
“Sesungguhnya di antara ucapan yang diperoleh manusia dari kenabian yang pertama adalah: Jika kamu tidak mempunyai rasa malu, maka berbuatlah sesukamu.” (HR. Al-Bukhari no. 6120)

Mahalnya Keluarga Yang Baik oleh Maskatno Giri

Ada kisah nyata, suatu keluarga yang tidak peduli apa arti agama dan keimanan, ini dibuktikan dengan mereka  tidak  melaksanakan tunutunan Islam baik puasa maupun sholat. Padahal mereka  mengaku orang Islam.  Mereka tidak peduli apa arti haram dan halal,  aku  pernah mengetahui mereka memakan bangkai luwak atau musang dari berburu. 

Kebetulan, keluarga tersebut memiliki anak empat perempuan semua. Anak pertama sudah menikah, mungkin sudah jodoh anak pertamanya menikah dengan lelaki  suka mabuk, suka curang  dan menipu. Satu korban penipuannya adalah kakakku. Pkoknya lengkap sudah  kemaksiatannya. Beberapa tahun  lalu anak menantu tersebut sudah masuk penjara karena sudah main-main dengan  dnarkoba. 

Anak perempun kedua menikah dengan laki-laki yang agak mirip dengan anak pertama. Tubuhnya penuh tato, tidak sholat dan  puasa.  Bedanya menantu  yang kedua ini  dia  suka bekerja walau sebagai tukang  batu. 

Anak perempuan yang ketiga sudah menikah  juga dengan pemuda tetangga menantu yang pertama. Ternyata, bentuk tubuh, perilaku hampir mirip  dengan menantu yang pertama. Tubuhnya juga penuh tato, mau mabuk, mencuri dan kemaksiatan yang lain. 

Anak yang keempat  masih SD dia terkadang masuk TPA. Aku tidak tahu bagaimana kedepannya. Yang jelas keluarga tersebut adalah salah satu tetanggaku yang sering ribut , bertengkar suami istri  dan  misuh-misuh. Itu semua hal yang biasa kudengar.

Aku heran, benar-benar heran kenapa keluarga  tersebut tidak mau belajar, contohnya memiliki menantu yang baik. Atau sudah rezsekinya bahwa mereka layak memiliki keluarga amburadul, dan tidak ada usaha  untuk memperbaiki.

Ada sisi positif dari keluarga ini yakni bila di hari raya kurban mereka suka membantu penyembelihan kurban ke masjid-masjid. Bahkan bagiannya sampai berkilo-kilo. Sudah merupakan tradisi setiap hari raya kurban mereka menjenguk menantunya di LP dengan makanan dan menu daging kambing. Tentu tidak hanya untuk menantnya saja tapi juga untuk teman satu sel penjara.

Bagi aku dan pembaca yang ingin  memiliki keluarga yang baik-baik, memiliki anak dan menantu yang baik dan shalih-shalihah,  sebagai ortu harus memperbaiki dulu kualitas diri untuk menjadi pribadi yang layak diteladani. Kalau yang kuceritakan di atas sejauh pengetahuanku tidak layak untuk diteladani



Mahalnya Kesehatan Oleh Maskatno Giri

Mahalnya kesehatan. Baru saja aku bersama istri menjenguk tetanggaku yang sakit. Tetangga dekatku tersebut, sudah lebih dari seminggu harus dirawat di rumah sakit karena penyakit komplikasi. Mengenaskan sebenarnya, sudah secara ekonomi pas-pasan, berumur lebih dari 60 tahun dan tidak memiliki penghasilan yang menetap. Kini, dia harus merasakan sakit bermacam-macam penyakit.

Lebih memprihatinkan lagi, anak laki-laki yang dibiayai dari kecil tidak mau menunggui. Alasanya sibuk kerja. Sedangkan anak yang satunya merantau di Bogor.

Beberapa tahun lalu, keluarga ini menjadi korban PHK,  ditambah lagi, setelah mendapat pesangon, dia tertipu dengan iming-imgin bedah rumah. Cukup sudah penderitaan kelaurga ini.

Tetanggaku ini  rumahnya berhadapan dengan rumahku. Kebetulan aku memiliki istri yang baik, tidak bosan-bosan istriku memberikan bantuan baik dana  ataupun berupa makanan, walau nilainhya tidak terlalu besar setidaknya bisa meringankan beban. Aku selalu memotivasi istriku untuk tetep istiqomah dalam berderma, dan supaya menjaga keikhlasan. Aku mengingatkan betapa mahal nilai kesehatan,betapa besar pula nilai atau harga anak shalih dan shalihah. 

Kebetulan anak  tetanggaku tadi termasuk belum kategori sahalih, karena waktu ortunya sehat mau sakit dia tidak peduli, dia alasan  terlalu sibuk. KAmi berdoa supaya  hidup kami diberkati dengan kesehata lahir dan bathin dan memiliki anak yang sahalih dan shalihah. Amien

Pembelajarn Hidup Setelah Silaturahmi oleh Maskatno Giri

Kemarin sore Rabu 8/5/2013, aku diajak sahabatku silaturahmi ke Pacitan. Sahabatku tersebut adalah  Ust Khoirul  Anam, ubelia tidak hanya silaturahmi, tapi beliau memotivasi bagaimana pentingnya belajar, terutama belajar Al Qur'an dan cara bacanya (tahsin).

Mata dan pikiranku dibuat terbelalak bahwa ternyata banyak saudara kita yang secara ekonomi pas-pasan, secara intelektual juga biasa namun masih ada di jiwa mereka semangat hidup dan belajar untuk menjadi lebih baik. Ini tamparan untukku bahwa aku  yang masih muda, masih banyak kesempatan  belajar, namun terkadang kemalasan dan kesia-siaan sering menghatui.

Berubah-berubah,  bangkit-bangkit dan bangkit. Untuk apa kita hidup, untuk apa usia kita sudah menjadi semakin tua tapi kualitas hidup belum terasa. Kita harus mengupdate ilmu kita  bersesuaian dengan bertambahnya usia kita.

Aku semakin sadar, seandainya  aku bisa mengatur waktu kita seefektif mungkin pasti hal luar biasa bisa ku raih. Kini aku tidak seharusnya hanya bisa memotivasi orang lain, namun  orang lain perlu teladan yang baik, kita sendiri harus menjadi pelopor kebaikan sebelum menuntut orang lain/

Selasa, 07 Mei 2013

MENJADI PENDIDIK YANG PENYABAR Oleh Maskatno Giri

Kalau bicara masalah kesabaran, memang tidak ada habisnya. Demikian juga  menuntut orang lain  memilki kesabaran  sangat mudah. Yang sulit adalah bagaimana kita  menjadi  penyabar sejati.

Sebagai seorang  pendidik atau guru di salah satu SMA di desa, aku sadar bahwa aku dituntut memiliki kesabaran yang luar biasa. Aku dihadapkan kepada remaja-remaja yang sangat jauh beda perilakunya dari  yang diidealkan oleh para  pendidik. Kebanyakan  mereka suka hura-hura, malas belajar dan tidak begitu taat terhadap aturan agama. Walau ini tidak semuanya. 

Waktu remaja dulu aku bersekolah di sekolah Islam yang tertib, disiplin dan terarah budi pekertinya. juga  tata tertib di sekolah dipatuhi dengan ketat.

Lain halnya sekolah negeri  khususnya  tempat aku bekerja di sana tiap hari. Banyak para siswa yang pemalas baik beribadah maupun belajar. Pernah aku mengecek bahwa tidak ada 10 persen dari siswa yang sholat lima kali sehari. Belum lagi budi pekertinya ( maaf)  masih jauh  dari nilai-nilai agama.Pergaulan bebas sudah luar biasa, kesopanan kurang terjaga. Aku juga maklum, di berbagi tempat ternyat remaja juga mirip seperti itu. Apalagi para remaja yang Ortunya kebanyakan perantau dan lumayan sukses secara materi. Akhirnya mereka secara  finansial bagus, karena tak terarah mereka hidup tanpa kendali agama.

Kesabaran tidak ada batasnya itulah yang kuyakini. Aku bertekat menjadi manusia yang bahagia. Maka betapaun beraqtnya mengajar anak-anak remaja, aku berusaha kerja dengan bahagia.
Tap hari kesabaran ku diuji, banyak anak yang suka clemongan, tidak ramah dan berkata kotor. Tapi, aku harus tidak mudah marah.

Akhirnya, aku mesti harus banyak belajar menjadi shabar yang sesungguhnya sabar. Kutemukan kiat sabar di internet, dan Alhamdulillah aku mendapatkanya. Intinya kalau seseorang malas belajar sulit menjadi pribadi sabar. Belajar di sisni bisa diartikan  sangat luas. Belajar agama pasti wajib, belajar sosial tentu juga wajib. Pokoknya wawasan pemikiran kita harus luas dan ilmu yang luas tersebut merupkan modal sangat penting untuk menjadi sabar. 

Sebagai pembelajaran bagi  saya sendiri dan Anda juga yang ingin menjadi orang yang sabar, baca terus kiat-kiat menjadi orang yang sabar di bawah ini.

1. Mengetahui tabiat kehidupan dunia dan kesulitan dan kesusahan yang ada disana, sebab manusia memang diciptakan berada dalam susah payah, sebagaimana firman Allah: Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah. (QS. 90:4)
2. Beriman bahwa dunia seluruhnya adalah milik Allah dan Dia memberinya kepada orang yang Dia sukai dan menahannya dari orang yang disukaiNya juga.
3. Mengetahui besarnya balasan dan pahala atas kesabaran tersebut. Diantaranya:
a. Mendapatkan pertolongan Allah, sebagaimana firmanNya: Dan Allah beserta orang-orang yang sabar”. (QS. 2:249)
b. Mendapatkan sholawat, rahmat dan petunjuk Allah, sebagaimana firmanNya: Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar,
(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan:”Innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji’uun”. Mereka itulah yang mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabbnya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. 2:155-157)
c. Sabar adalah kunci kesuksesan seorang hamba, sebagaimana dijelaskan Allah dalam firmanNya: Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung. (QS. 3:200).
4. Yakin dan percaya akan mendapatkan pemecahan dan kemudahan sebab Allah telah menjadikan dua kemudahan dalam satu kesulitan sebagai rahmat dariNya. Inilah yang difirmankan Allah: Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (QS. 94:5-6)
5. Memohon pertolongan kepada Allah dan berlindung kepadaNya, karena Allah satu-satunya yang dapat memberikan kemudahan dan kesabaran.
6. Beriman kepada ketetapan dan takdir Allah dengan meyakini semuanya yang terjadi sudah merupakan suratan takdir. Sehingga dapat bersabar menghadapi musibah yang ada.
7. Ikhlas dan mengharapkan keridhoan Allah dalam bersabar. Hal ini dijelaskan Allah dalam firmanNya: Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Rabbnya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rejeki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik), (QS.Al Ra’d 13:22)
8. Mengetahui kebaikan dan manfaat yang ada dalam perintah dan keburukan yang ada dalam larangan.Ibnul Qayyim menyatakan: Apabila seorang mengetahui kebaikan yang ada pada amalan yang diperintahkan dan akibat buruk dan kejelekan yang ada pada amalan yang dilarang sebagaimana mestinya. Kemudian ditambah dengan tekad kuat dan motivasi tinggi serta harga diri maka insya Allah akan dapat bersabar dan semua kesulitan dan kesusahan menjadi mudah baginya.
9. Menguatkan factor pendukung agama dalam setiap kali menghadapi perintah, larangan dan musibah yang ada. Hal ini dapat dilakukan dengan empat perkara:
a. Mengagungkan Allah yang maha mendengar dan meilhat. Seorang yang senantiasa ada di hartinya pengagungan terhadap Allah, tentunya dapat bersabar dalam melaksanakan perintah dan menjauhi larangan. Bagaimana Dzat yang maha agung dimaksiati padahal Dia maha melihat dan mendengar?
b. Menumbuhkan rasa cinta kepada Allah, sehingga ia melaksanakan perintah dan meninggalkan kemaksiatan karen mencintai Allah. Demikian juga akan bersabar atas ujian kekasihnya. Hal ini disebabkan orang yang mencintai tentu akan menaati kekasihnya dan tidak ingin dimurkai serta dapat menahan diri atas semua ujian yang diberikan kepadanya.
c. Menampakkan dan mengingat nikmat dan kebaikan Allah, sebab orang yang mulia tidak akan membalas kebaikan orang lain dengan kejelekan. Oleh karena itu mengingat nikmat dan karunia Allah dapat mencegah seseorang dari bermaksiat karena malu denganNya dan memotivasi melaksanakan perintahNya serta merasa semua musibah yang menimpanya merupakan kebaikan yang Allah karuniakan kepadanya.
d. Mengingat kemarahan, kemurkaan dan balasan Allah, karena Allah akan marah bila hambaNya dan bila murka tidak ada seorangpun yang dapat menahan amarahNya. Sehingga dengan melihat sepuluh kiat dari kiat-kiat bersabar dalam tiga jenis kesabaran ini, mudah-mudahan dapat menjadikan diri kita termasuk orang -orang penyabar.

Allahu a'lamu bishawab

Minggu, 05 Mei 2013

ACARA BEDAH BUKU 10 KUNCI SUKSES SEJATI Oleh Maskatno Giri




Niat positif  semoga melahirkan  hal positif pula,  walau kadang kita perlu bersabar dulu. Karena, kita sering menghadapi kenyataan bahwa niat positif tidak secara langsung melahirkan hal positif.  Niat positif dari kepenulisan buku motivasi ini adalah lebih dari 2.5 persen dari penghasilan buku ini untuk fakir miskin. Niat positif berikutnya adalah  buku ini untuk memotivasi dengan niat berbagi bukan menggurui.

Malam Minggu  tanggal 4 Mei 2013, merupakan kenangan positif bagi aku dalam mengenalkan bukuku perdana 10 kunci sukses sejati ke masyarakat. Tepatnya di salah satu masjid  di kelurahanTelukan aku diundang oleh para guru TPA untuk mengadakan bedah buku 10 KUNCI SUKSES SEJATI.Acara bedah buku dihadiri oleh kebanyakan pemuda yang luar biasa, maksudnya di saat Solo ada event konser musik, namun banyak pemuda dan pemudi justru mengadakan kegiatan MABID  dan bedah buku.

Acara bedah buku ini tidak hanya sekedar penceritaan isi buku, namun dilanjutkan acara  memotivasi para remaja untuk menjadi  lebih baik dan berprestasi. Sebagai pembicara, tidak hanya aku Maskatno Giri sebagai penulis buku, namun  Ustadz Khoirul Anam juga  berkenaan memotivasi para remaja Islam untuk lebih semangat dan berprestasi. Ustadz Khoirul Anam adalah pemilik percetakan  BAROKAH MANDIRI di mana ribuan buku agama dicetak. Beliau juga sebagai Ustadz yang penuh semangat memberikan tausiah dan motivasi Islami.

Acara bedah buku dan motivasi berlangsung sekitar dua jam dan dilanjutkan acara remaja berupa bina iman -taqwa  dilanjutkan  doa , dzikir dan sholat tahajud di Masjid. Untuk semua remaja putra tidur di masjid.

Kamis, 02 Mei 2013

Ringkasan Ciri Pria/ Suami Shalih berdasar Al Qur'an dan As Sunnah



  • Senantiasa taat kepada Allah swt dan Rasullulah S.A.W.
  • Penuh tanggung jawab dan suka bekerja keras
  • Sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan dari Allah swt.
  • Ikhlas,  dalam beramal.
  • Penuh kesabaran dalam mendidik dan  mengarahkan istri dan anak
  • Kampung akhirat menjadi tujuan utama hidupnya.
  • Sangat takut kepada ujian Allah swt. dan ancamannya.
  • Selalu memohon ampun atas segala dosa-dosanya.
  • Zuhud dengan dunia tetapi tidak meninggalkannya.
  • Solat malam menjadi kebiasaannya.
  • Tawakal penuh kepada Allah ta’ala dan tidak mengeluh kecuali kepada Allah swt
  • Penuh nilai kasih sayang sesama mukmin dan ukhwah diantara mereka dan ke keluarga.
  • Sangat kuat amar maaruf dan nahi munkarnya.
  • Bisa dipercaya atau  amanah, janji dan rahasia.
  • Pemaaf dan lapang dada dalam menghadapi kelemahan dan kekurangan istri, anak dan sesama manusia, senantiasa saling koreksi .
  •  Tawadhu penuh kepada Allah swt.

Rabu, 01 Mei 2013

Merindukan Istri Shalihah oleh Maskatno Giri

Ini bukan omong kosong. Berkali-kali dan beberapa orang dari temanku curhat bahwa kehidupan rumah tangganya tidak bahagia. Ternyata, salah satu penyebabnya adalah istri  temanku adalah bukan istri yang shalihah. Padahal dia sewaktu muda merindukaan istri yang shalihah.

Dia memancingku bercerita tetang kehidupan  rumah tanggaku. Aku katakan bahwa  kehidupan rumah tanggaku sangat membahagiakan. Puji syukur aku panjatkan kehadirat Allah swt, bahwa aku dikarunia istri shalihah. Barangkali ini hadiah untukku karena sewaktu muda aku belum pernah  punya pacar  apalagi berpacaran. Ditambah lagi, rumah tanggaku dikaruniai  anak-anak yang  selama ini sudah menunjukkan indikasi keshalihan. Lengkap sudah kebahagianku. Di tengah-tengah aku menulis saat ini, aku teringat salah satu putriku yang shalihah dan juara kelas (10 th) telah meninggal beberapa minggu lalu. Aku harus tetap sabar. Ini ujian, sebab puluhan tahun rumah tanggaku oke-oke saja, kami menikah lebih dari 10 tahun dalam kebahagiaan.  Aku dan istriku dimotivasi oleh para sahabatku, anakku merupakan tabungan di akherat.

Kembali kepada  kebahagiaan rumah tangga, kesimpulanku dan juga kesimpulan sahabatku bahwa sangat sulit rasanya kebahagian rumah tangga didapat tanpa hadirnya istri dan anak shalih dan shalihah.  Mari kita merenung untuk apa  harta melimpah,  kalau istri dan anak perilakunya seperti syetan, tentu akan  tercipta rumah tangga syetan dan anak-anak perilakunya seperti syetan  yang jauh dari barokah. Bagi para pembaca boleh percaya-boleh tidak tentang  pengalaman kehidupan rumah tanggaku dan pemikiranku bahwa "SANGAT BERAT BAGI PARA SUAMI ATAU ISTRI MENDAPATKAN KEBAHAGIAAN KALAU SUAMI DAN ISTRI JAUH DARI NILAI-NILAI KESHALIHAN. Barangkali pembaca  manganggap pikiranku dan kehidupan rumah tanggaku berdasar pemikiran subjektif, tapi akulah pelakunya,  bahwa  kami memang hidup dalam rumah tangga yang bahagia.  Lalu, kawanku yang  tidak memiliki istri  dan anak shalih merasa bagai hidupnya sengsara.

Aku berusaha jujur, baik hati dan tidak sombong, berikut ini kutulis  beberapa ciri istri shalihah:

 1. Penuh kasih sayang penuh cinta, baik hati, mudah minta maaf dan pemaaf , Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِنِسَائِكُمْ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ؟ اَلْوَدُوْدُ الْوَلُوْدُ الْعَؤُوْدُ عَلَى زَوْجِهَا، الَّتِى إِذَا غَضِبَ جَاءَتْ حَتَّى تَضَعَ يَدَهَا فِي يَدِ زَوْجِهَا، وَتَقُوْلُ: لاَ أَذُوقُ غَضْمًا حَتَّى تَرْضَى

“Maukah aku beritahukan kepada kalian, istri-istri kalian yang menjadi penghuni surga yaitu istri yang penuh kasih sayang, banyak anak, selalu kembali kepada suaminya. Di mana jika suaminya marah, dia mendatangi suaminya dan meletakkan tangannya pada tangan suaminya seraya berkata: “Aku tak dapat tidur sebelum engkau ridha.” (HR. An-Nasai )

2. Melayani suaminya (berkhidmat kepada suaminya), taat kepada suami selama suami dalm koridor kebaikan.
3. Menjaga rahasia-rahasia dan aib  suami dan dirinya sendiri, lebih-lebih yang berkenaan dengan hubungan intim antara dia dan suaminya. Asma’ bintu Yazid radhiallahu ‘anha menceritakan dia pernah berada di sisi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika itu kaum lelaki dan wanita sedang duduk. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya: “Barangkali ada seorang suami yang menceritakan apa yang diperbuatnya dengan istrinya (saat berhubungan intim), dan barangkali ada seorang istri yang mengabarkan apa yang diperbuatnya bersama suaminya?” Maka mereka semua diam tidak ada yang menjawab. Aku (Asma) pun menjawab: “Demi Allah! Wahai Rasulullah, sesungguhnya mereka (para istri) benar-benar melakukannya, demikian pula mereka (para suami).” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
 
فَلاَ تَفْعَلُوا، فَإِنَّمَا ذَلِكَ مِثْلُ الشَّيْطَانِ لَقِيَ شَيْطَانَةً فِي طَرِيْقٍ فَغَشِيَهَا وَالنَّاسُ يَنْظُرُوْنَ

“Jangan lagi kalian lakukan, karena yang demikian itu seperti syaithan jantan yang bertemu dengan syaitan betina di jalan, kemudian digaulinya sementara manusia menontonnya.” (HR. Ahmad 6/456, Asy-Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Adabuz Zafaf (hal. 63) menyatakan ada syawahid (pendukung) yang menjadikan hadits ini shahih atau paling sedikit hasan)
4. Selalu berpenampilan yang bagus dan menarik di hadapan suaminya sehingga bila suaminya memandang akan menyenangkannya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَلاَ أُخْبِرَكَ بِخَيْرِ مَا يَكْنِزُ الْمَرْءُ، اَلْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ، إِذَا نَظَرَ إِلَيْهَا سَرَّتْهَ وَإِذَا أَمَرَهَا أَطَاعَتْهَ وَإِذَا غَابَ عَنْهَا حَفِظَتْهَ

“Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri shalihah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila diperintah akan mentaatinya dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya.” (HR. Abu Dawud )

5. Ketika suaminya sedang berada di rumah (tidak bepergian/safar), ia tidak menyibukkan dirinya dengan melakukan ibadah sunnah yang dapat menghalangi suaminya untuk istimta‘ (bernikmat-nikmat) dengannya seperti puasa, terkecuali bila suaminya mengizinkan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لاَ يَحِلُّ لِلْمَرْأَةِ أَنْ تَصُومَ وَزَوْجُهَا شَاهِدٌ إِلاَّ بِإِذْنِهِ

“Tidak halal bagi seorang istri berpuasa (sunnah) sementara suaminya ada (tidak sedang bepergian) kecuali dengan izinnya.” (HR. Al-Bukhari no. 5195 dan Muslim no. 1026)

6. Selalu memperbaiki diri melalui belajar tiada henti sebagai refleksi bersyukur  atas pemberian dan kebaikan suami, tidak melupakan kebaikannya, karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda: “Diperlihatkan neraka kepadaku, ternyata aku dapati kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita yang kufur.” Ada yang bertanya kepada beliau: “Apakah mereka kufur kepada Allah?” Beliau menjawab: “Mereka mengkufuri suami dan mengkufuri (tidak mensyukuri) kebaikannya. Seandainya salah seorang dari kalian berbuat baik kepada seorang di antara mereka (istri) setahun penuh, kemudian dia melihat darimu sesuatu (yang tidak berkenan baginya) niscaya dia berkata: “Aku tidak pernah melihat darimu kebaikan sama sekali.” (HR. Al-Bukhari no. 29 dan Muslim no. 907)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga pernah bersabda:

لاَ يَنْظُرُ اللهُ إِلَى امْرَأَةٍ لاَ تَشْكُرُ لِزَوْجِهَا وَهِيَ لاَ تَسْتَغْنِي عَنْهُ
 
“Allah tidak akan melihat kepada seorang istri yang tidak bersyukur kepada suaminya padahal dia membutuhkannya.” (HR. An-Nasai dalam Isyratun Nisa. Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah no. 289)

7. Bersegera memenuhi ajakan suami untuk memenuhi hasratnya, tidak menolaknya tanpa alasan yang syar‘i atau kesehatan, dan tidak menjauhi tempat tidur suaminya, karena ia tahu dan takut terhadap berita Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ مَا مِنْ رَجُلٍ يَدْعُو امْرَأَتَهُ إِلَى فِرَاشِهِ فَتَأْبَى عَلَيْهِ إِلاَّ كَانَ الَّذِي فِي السَّمَاءِ سَاخِطًا عَلَيْهَا حَتَّى يَرْضَى عَنْهَا

“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seorang suami memanggil istrinya ke tempat tidurnya lalu si istri menolak (enggan) melainkan yang di langit murka terhadapnya hingga sang suami ridha padanya.” (HR. Muslim no.1436)

إِذَا بَاتَتِ الْمَرْأَةُ مُهَاجِرَةً فِرَاشَ زَوْجِهَا لَعَنَتْهَا الْمَلاَئِكَةُ حَتَّى تَرْجِعَ

“Apabila seorang istri bermalam dalam keadaan meninggalkan tempat tidur suaminya, niscaya para malaikat melaknatnya sampai ia kembali (ke suaminya).” (HR. Al-Bukhari no. 5194 dan Muslim no. 1436)
    
Qurthubi rahimahullah berkata: “Permasalahan ini dibawa kepada pendapat yang mengatakan bahwa penggantian istri dalam ayat ini merupakan janji dari Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk Nabi-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam, seandainya beliau menceraikan mereka di dunia Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menikahkan beliau di akhirat dengan wanita-wanita yang lebih baik daripada mereka.” (Al-Jami‘ li Ahkamil Qur’an, 18/127)

Bukan bermaksud menggurui, mari kita berintropeksi dan  berbagi untuk meraih kesuksesan sejati.


Senin, 29 April 2013

Kilas Balik Tentang Bukuku "10 KUNCI SUKSES SEJATI" Oleh Maskatno Giri



Impianku bertahaun-tahun, akhirnya menjadi kenyataan. Salah satu impian lamaku adalah menghasilkan karya tulisan yang bermanfaat,  syukur-syukur menghasilkan uang  dan mencerahkan.  Di akhir April 2013, proses pencetaan  buku perdanaku dengan judul  10 KUNCI SUKSES SEJATI  sudah selesai. Buku ini tinggal proses penjilidan.

Saya masih ingat beberapa bulan lalu, salah satu bos percetakan di Solo,  beliau juga seorang ustadz menawarkan kepadaku untuk mencetak  kumpulan tulisanku dari blog. juga dari buku harianku   untuk diterbitkan. Alhamdulillah, aku bahagia sekali. Beliau percaya kepadaku bahwa tulisanku layak untuk diterbitkan. Setelah melalui proses kontemplasi, akhirnya kutemukan ide membuat judul buku "10 KUNCI SUKSES SEJATI". Ide  judul ini muncul setelah aku sering ke toko buku Gramedia dan menemukan buku 8 TO BE GREAT. Buku karangan Richard St. John ini sangat bagus, beliau  menawarkan  8 sifat atau kunci sukses Menurutku buku ini sangat bagus karena  memang International Best  seller, tapi buku ini terlalu tebal, mahal  dan kurang lengkap.

Buku  8 To Be Great sangat membantuku untuk memotivasi diriku sendiri dan mau menulis buku  dengan sudut pandang yang berbeda.  Ada perbedaan  8 To be Great dibanding bukuku "10 Kunci Sukses Sejati" , bukuku jelas lebih murah , lebih sedrhana, dan lebih  berdasar pada Al Qur'an  dan As Sunnah Insya Allah.

Sangat ribet, memakan waktu , memakan biaya dan tenaga, itulah proses pembuatan buku. Dari proses penulisan, pengeditan, revisi, revisi  lagi,  wah pokoknya ribet, ternyata masih saja ditemukan salah ketik, salah nulis ayat dll.

Bagi para pembaca baik di blog maupun pembaca bukuku, mungkin tidak membayangkan bahwa membuat buku itu sangat sulit. Kalau cuma membaca mudah saja, mengkritisi juga  sangat mudah. Namun, bagi penulis  bila sudah selesai berkarya, lalu karyannya bermanfaat, syukur-syukur menghasilkan uang tentu kebahagiaan luar biasa didapat. Demikian juga si pemilik percetakan, dia  mendapat bagian  yang lebih banyak. Aplagi kalau bukunya  laris, dia akan tersenyum manis.

Semoga  buku 10 KUNCI SUKSES SEJATI  menjadi buku laris, karena buku ini diniatkan positif. Pendapatan  dari buku ini lebih dari jatah kewajiban zakat, masih ditambah untuk kepentingn fakir miskin, Sekali lagi niat positif Insya Allah memberkahi, demikian juga untuk pemilik  percetakan BAROKAH MANDIRI , beliau Ustadz luar biasa Khoirul Anam asli dari  Kediri makin kaya dan berkah. Rezekinya  tidak untuk dirinya sendiri tapi untuk para puteranya yang berjumlah 5 anak.


Minggu, 28 April 2013

Mendambakan “Home Sweet Home” Oleh: Maskatno Giri


Home sweet home merupakan ungkapan yang memiliki  kedekatan  arti dengan  baitii jannatii  atau dalam bahasa Indonesia diterjemahkan “rumahku surgaku”. Kita sering mendengar ungkapan “rumahku surgaku” yang artinya tidak ada tempat yang paling nyaman selain rumahku. Dalam ungkapan  tersebut bisa difahami bahwa bentuk fisik rumah tidaklah begitu penting. Rumah besar–kecil, mewah–sederhana, berdinding kayu atau tembok, berpekarangan atau saling berhimpitan dengan dinding tetangga, semuanya tidak mengurangi makna surga atau istana yang identik dengan kesan indah nyaman, dan penuh kebahagiaan.

Rumah yang bernuansa surga adalah harapan bagi setiap manusia yang berusaha memilki  jiwa-jiwa mulia laksana malaikat bukan setan yang terlaknat. Dari kumpulan jiwa-jiwa mulia yang selalu dekat dengan Tuhannya akhirnya terbentuklah rumah tangga yang penuh berkah. Namun, sebaliknya rumah tangga yang jauh dari keberkahan-Nya laksana neraka yang dikenal dengan “broken home”.

Peran Rumah 
Rumah bukan saja sekedar bangunan untuk tempat berteduh, namun rumah sebagai tempat  penghidupan keluarga untuk tumbuh dan berkembang dalam artian yang lebih luas. Kalau diibaratkan rumah itu sebagai makhluk, dia mampu untuk memberdayakan dan juga sebaliknya dia juga mampu menyengsarakan penghuninya. Peran rumah setidak-tidaknya ada lima yang disingkat dengan 5 M yaitu: mengukir sejarah hidup, melambangkan perjuangan hidup, membentuk budaya, membangun komunitas belajar, dan meningkatkan ibadah. Berikut ini penjabaran singkat mengenai peran rumah bagi penghuninya.

Mengukir sejarah hidup. Rumah adalah tempat kita berkumpul bersama keluarga, bersama orang-orang yang kita cintai dan yang mencintai kita. Rumah seringkali merupakan tempat kita atau anak-anak kita lahir, tumbuh besar dan dewasa. Rumah tak ubahnya album memori atau catatan harian yang menyimpan banyak kenangan atas berbagai peristiwa yang terjadi di dalamnya. Apalagi jika rumah tersebut adalah rumah yang diwarisi secara turun temurun. tentunya kesan mendalam lebih terasa. Mungkin tidak ada yang menduga sebelumnya bahwa salah satu penghuni rumah tersebut tumbuh menjadi orang besar dan berguna, atau lebih jauh lagi karena amal ibadah dari para penghuni menghantarkannya masuk surga.

Melambangkan perjuangan hidup. Rumah dengan segala bentuk dan isinya juga merupakan simbol perjuangan baik fisik maupun non fisik. Sebagai contoh perjuangan fisik, berkat kerja keras untuk menjemput rejeki dari Allah SWT, pemiliknya mampu membangun pondasi rumah, melengkapi bagian pagar, mengisinya dengan benda-benda pelengkap kebutuhan kita seperti lemari, kursi, dan lainnya. Sedangkan perjuangan non fisik mencakup pembentukan mental spiritual yang mencakup keimanan, sehingga kebaikan akhlak terhadap Tuhannya dan sesama manusia terbentuk. Dari perjuangan yang bersifat non fisik, akhirnya menjadikan penghuninya termasuk pribadi terpuji di mata Allah SWT.

Membentuk budaya. Rumah kita memiliki ukuran, bentuk, dan gaya tertentu. Rumah dan penataannya selain dipengaruhi oleh ekonomi dipengaruhi juga oleh budaya yang dikembangkan oleh penghuninya, misalnya apakah mereka terbiasa budaya Islami apa tidak, bersih dan teratur apa tidak, apakah penghuninya bersifat materialistis apa tidak, semuanya bisa terlihat. Budaya yang sudah terbentuk dalam rumah dipengaruhi oleh kebiasaan-kebiasaan yang terbentuk dari hari ke hari. Kebiasaan-kebiasaan akan terbentuk selaras dari sisi ide, impian, dan cita-cita bersama dari para penghuninya terutama dari orangtuanya.

Membangun komunitas belajar. Komunitas belajar yang efektif bisa berawal dari rumah, jika rumah dipimpin oleh kepala rumah tangga yang sadar pentingnya belajar. Rumah yang layak untuk belajar adalah rumah yang menyediakan berbagai sarana pembelajaran misalnya buku-buku yang bermanfaat dan ruangan yang memadai untuk sarana belajar. Keberhasilan pembelajaran di rumah banyak ditentukan oleh gurunya dalam hal ini kedua orangtuanya. Bimbingan secara intensif di dalam rumah menjadikan para putra benar-benar telah siap mendapat pembelajaran formal di sekolah.

Meningkatkan ibadah. Tidak diciptakan jin dan manusia selain untuk beribadah kepada Allah SWT, itulah salah satu misi diciptakan alam raya ini. Apapun profesi manusia baik penguasa maupun rakyat biasa, mereka berkewajiban beribadah kepada-Nya. Terwujudnya kesadaran untuk beribadah di rumah merupakan tanggung jawab awal dari kepala rumah tangga. Demikian juga bila para penghuni rumah jauh dari nilai-nilai ibadah, pertanggungjawaban ada pada orangtuanya. Mestinya sebagai orangtua memiliki misi untuk selalu berlomba meningkatkan kualitas ibadah kepada Allah SWT.

Modal Utama Orangtua
Terciptanya home sweet home sangat ditentukan oleh peran kepala rumah tangga. Suasana “surga” di dalam rumah dibutuhkan modal, sebagai kepala rumah tangga paling bertanggung jawab atas keberadaan modal tersebut. Lalu modal apa yang harus dimiliki untuk menciptakan “rumahku surgaku”?

Banyaknya harta benda bukan merupakan modal utama untuk meraih kebahagiaan rumah tangga, modal non materi lebih utama ketimbang materi. Modal utama yang harus dimiliki kepala rumah tangga antara lain adalah hope, organizing skill, learning willingness, inventing ability , spiritualistic quotien , training ability, and creativity  yang disingkat dengan (HOLISTIC). Hope yang diartikan sebagai pengharapan yang disertai doa dan usaha. Dalam hal ini dianalogikan bahwa pengharapan apa yang kita tanam akan ada hasil yang akan kita petik, atau dalam falsafah Jawa sapa nandur bakale ngunduh.

Organizing skill yaitu keterampilan dalam mengatur dan mengendalikan seluruh penghuni rumah. Jadi seluruh penghuni rumah baik anak maupun istri tidak berjalan sendiri-sendiri tanpa kendali.  Learning willingness yaitu kemauan mengajak, membelajarkan seluruh penghuni rumah untuk terus-menerus belajar, dalam hal ini belajar dalam artian yang lebih luas, belajar untuk saling memahami, belajar menjadi lebih baik, dan sebagainya.

Inventing and evaluating ability yaitu kemampuan untuk menemukan sesuatu yang baru dan intropeksi diri yang bermanfaat bagi bekal dalam menjalani hidup yang lebih baik. Spiritualistic quotient  yaitu kecerdasan ruhani yang berhubungan dengan keimanan terhadap keberadaan Sang Pencipta, sehingga semua penghuni rumah baik anak maupun istri diajak senantiasa sadar untuk hidup bermakna melalui ibadah dan rasa syukur kepada  Allah SWT. Training ability  yaitu kemampuan untuk melatih diri sendiri dan orang lain mampu berubah ke arah yang lebih positif. Yang terakhir, creativity  yaitu kemampuan berkreasi atau memiliki kaya daya cipta atau ide dalam menjalani kehidupan dan pemecahan masalah.

Perlu difahami bahwa kita semua mempunyai hak yang sama untuk hidup bahagia di dalam rumah tangga. Dengan memiliki sifat-sifat mulia, kebahagiaan akan bisa diraih. Kesadaran atas kewajiban terhadap orang lain maupun Tuhan yakni Allah SWT merupakan modal utama untuk menikmati  “rumahku surgaku”.
*Telah dimuat di RESPON edisi 253 / XXV 20 Juni – 20 Juli 2011.

Jumat, 26 April 2013

Berbagi Untuk Meraih Bahagia sejati oleh Maskatno Giri

Kalau mau mendapat kebahagiaan sejati salah satunya rela berbagi, itulah nasihat yang kuperoleh   dari guruku beberapa tahun yang lalu dan kuyakini kebenaranya sampai saat ini. Berbagi  motivasi lewat blog adalh salah satu hobiku. Sebab, jika aku berbagi uang ternyata aku tidak lebih kaya yang dikira orang. Hanya sedekah tulisan motivasi yang bisa kupersembahkan.

Hampir setiap hari aku membuka blog pribadiku. Minimal aku bisa melihat adakah kunjungan ke blogku hari ini? Eh ternyata blog ini lumayan ramai pengunjung. Beberapa bulan lalu pengunjung blogku masih kurang dari 50 kunjungan setiap hari , tapi saat ini sudah seratusan lebih pengunjung yang melihat-lihat dan membaca tulisan di blogku. Data terakhirn blogku sudah dikunjungi sampai 30 ribu lebih.    Setiap peningkatan  jumlah pengunjung, tanpa sengaja aku semakin merasa bahagia. Mungkin ini perasaan positif rezeki dari Allah bahwa niat positif bisa mengundang rezedki positif pula. Rezeki positif itu adalh bahagia tiada tara, ooh ternyata aku dilahirkan di dunia ini tidak sia-sia.

Aku semakin mantap bahwa berbagi bisa dijadikan jalan untuk meraih bahagia sejati. Benar juga  nasihat dari guruku tercinta. Ya Allah berilah kebahagian pula  bagi  para guru-sahabat yang telah menjadikan aku lebih semangat dan bahagia.

Kamis, 25 April 2013

Belajar Menjadi Pribadi Layak Diteladani

Tak ada alasan untuk semakin lemah. Walau usia kita semakin tua, apakah perlu kita semakin lemah dalam karya, beramal dan tindakan positif lainnya?

Semakin tua berarti tanggung jawab kita juga semakin banyak, karena kita tidak hidup sebagai pribadi, tapi kita harus layak menjadi teladan untuk anak cucu.

Siapa lagi kalau bukan kita sendiri yang seharusnya bisa dijadikan teladan. generasi kita adalah tanggung jawab utama kita. Krisis keteladanan sebagai akibat dari para orang tua yang kurang  layak dijadikan teladan. Kalaupun ada teladan, tapi  jumlahnya sangat terbatas. Padahal kita tahu bahwa, jumlah generasi muda kita sangat banyak. Mau diarahkan kemana mereka? Tidakkah kita takut generasi negeri ini  menjadi pribadi rusak?

Untuk kita yang sudah semakin tua, idelanya semakin sadar bahwa kita tidak mungkin hidup selamanya, dan kita tidak mungkin selamamya muda. Berupaya  menyiakan diri menjadi  pribadi yang layak diteladani adalah tindakan mulia, daripada menjadi sumber masalah yang membikin resah. Sebagaimana rasulullah saw, beliau adalah sosok uswatun hasanah atau suri teladan yang sangat baik dan mulia.