DAFTAR LABELKU (klik saja jangan ragu-ragu)

Tampilkan postingan dengan label KISAH. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label KISAH. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 13 September 2014

Belajar Kehidupan Komplek Di Dunia Perbukuan

Barusan datang, belum istirahat, kami bersama kedua anakku  dari salah satu toko buku di jl Slamet Riyadi Solo. Dari pada melamun, menulis saja  berbagai kenangan.
Bekunjung di toko buku, kesempatan belajar gratis, tidak harus membeli,  eeeh ternyata kami merasa asyik  juga untuk melihat berbagai koleksi buku. Aku bisa merasakan betapa diri ini masih bodoh. Ribuan buku terpajang, aku belum berkesempatan  banyak membaca semuanya.

Bagi anak-anakku, ke toko buku berarti belajar banyak. Belajar dari melihat-lihat judul buku, juga belajar dari mengenal berbagai macam jenis dan karakter pengunjung toko buku. Ada apa dengan pengunjung.

Anak-anakku minimal mengenal dari dekat bahwa di lingkungan luar rumah dan sekolah  ternyata ada kemajemukan jenis manusia.

Oooh ya aku dan anak-anakku bisa melihat, membandingkan, memikirkan  polah tingkah dari  berbagai latar belakang pendidikan dan pemahaman hidup. 

"Pak ora nduwe isin ya pak!  Tadi ada mbak-mbak pakai celana pendek sekali dan hampir telanjang" Itulah celetuk dari anakku yang masih kecil.

Ya memang  kami sering  berpas-pasan dengan kaum hawa; ada yang masih muda dan juga ibu-ibu.  Mereka ada yang berpakain seperti mau mandi. Hanya sepertiga  tubuh yang ditutupi kain. Ada juga ibu-ibu gembrot ting pecothot makai pakaian  ketat plus minimalis alias kurang bahan.

Anakku yang masih kecil pun ternyata bisa mikir. Namun, kami juga dibelajarkan karena kami melihat perilaku orang kaya namun tidak banyak pertimbangan untuk membeli buku-buku yang bermutu. Sudah kaya tapi masih semangat membaca buku. 

Eeeeh  saat kami mau pulang  ada juga mbak-mbak yang memakai jilbab tapi sangat  ketat, oooh ini  mungkin  yang disebut jilbboobs. Fenomena jilboobs memang  sudah digambarkan olen Nabi SAW bahwa banyak ayng memakai pakaian tapi kayak telanjang. Ternyata aku bisa melihat sendiri.

Kalau aku sendiri, saat di toko buku atau setelah pulang, rasanya kami dicharge bahwa aku masih harus belajar banyak tentang kehidupan. Banyak ilmu yang belum tertangkap di otakku.

Jumat, 12 September 2014

Terbukti. Tak Harus Ikhlas Dalam Sedekah. Namun Berkah

"Bersedekah itu tidak harus ikhlas, memang idealnya semua ibadah harus ikhlas. Tapi untuk menjadi ikhlas butuh proses belajar". Kata motivator Ippho Santosa.

Setelah kupikir secara mendalam, ternyata benar juga kata mas Ippho. Segala kebaikan membutuhkan keikhlasan. Ikhlas itu perlu berlatih. Mukhlisin adalah julukan orang yang memiliki tingkatan atau maqom tertinggi bagi orang Islam. Namun untuk meraih tingkatan TOP  tersebut perlu bertahap. Aku yakin  semua orang tanpa kecuali pernah berlaku tidak ikhlas atau riya'. Menjadi benar-benar ikhlas itu mudah diucapkan, terutama bagi yang terlalu  idealis.....Segalanya proses bro!

Aku pun sering  termotivasi oleh  pernyataan mas Ippho khususnya dalam meraih rezeki dan menebar sedekah, aku juga sering membaca buku karyanya. Aku berusaha bersemangat dalam bersedekah. Menurutku sedekah tidak harus berupa uang. Kenyataanya sedekah yang tanpa modal, pasti  mudah dilakukan oleh hampir semua manusia.  Contohnya "senyuman". Kata nabi SAW, senyum adalah sedekah.

Berbicara  masalah  sedekah, teringat  kisah para sobatku dan aku sendiri dalam melatih bersedekah. Setiap gajian, sudah ada kesepakan di dekat meja bendahara disediakan kotak  sedekah untuk beasiswa bagi para siswa yang tidak mampu. Alhamdulillah,  beasiswa sedekah sudah berjalan lebih dari lima tahun.

Kini  biasiswa sedekah , insya Allah akan selalu meningkat jumlahnya.  Termasuk dari sedekahku sendiri, aku juga  belum menjadi orang ikhlas sejati. Sekali lagi , hidup ini proses  bro n sis!.

Bagiku dan para sobatku memberi beasiswa dari sedekah yang istiqomah bukan pekerjaan berat, kan cuma sebagian dari gaji saja.  Terutama aku sudah dikenalkan sejak usia SMA untuk ringan berzakat, berinfaq dan sedekah. Trimakashi kepada para ustadz atau guruku.  Ditambah lagi, aku selalu ingat akan masa laluku bahwa aku dulu terbiasa hidup miskin. Maka kini  waktuku untuk melampiaskan dendam positifku, bahwa  aku tidak boleh kikir.

"Bu, mulai tahun pelajaran baru ini  gaji tunjangan  dari tugas tambahan di sekolah  akan kusedekahkan kepada siswa yang tidak mampu". Itulah tekatku yang kusampaikan ke istriku beberapa waktu lalu, dan alhamdulillah istriku mendukungku.

Pagi tadi juga kusampaikan ke salah satu wali kelas yang memiliki peserta didik sebagai yatim piatu, bahwa tunjanganku menjadi kepala perpustakaan akan kusedekahkan sebagi bea siswa. Dan  alhamdulillah ibu guru  mendukungku. Semoga hidupku barokah, inilah latihanku awal menuju maqom mukhlisin.

Kamis, 11 September 2014

Pembelajaran Inspiratif dari Siswiku

Hari ini aku mendapatkan pembelajaran hidup yang luar biasa. Pembelajaran  pertama saat aku  di dekat kantor guru.

Di pagi hari aku  bertemu dengan gadis cantik, siswiku.  Menurutku dia  tidak hanya cantik namun pintar dan rajin. Sebut saja dia mbak Intan Berlian (nama samaran).

Tahukah kawan, mbak Intan ini adalah anak yatim. Ayahnya meninggal sekitar  setahun yang lalu  karena sakit mendadak. Tak terlupakan oleh ku,  saat empat  hari  setelah kematian ayahnya, Mbak Intan masuk sekolah.

"Mbak, Intan sabar ya! Kamu orang kuat dan insya Allah kamu akan sukses  suatu saat nanti". Itulah kalimat  ungkapan rasa dukaku. Mbak Intan mengangguk , dan meneteskan air mata.

Kini Mbak Intan sudah kelas tiga SMA.  Semangat belajarnya pun tidak reda. Tidak hanya semangat,  dia juga kreatif. Sekitar sebulan ini mbak Intan berkreatif  ria, dia  bersekolah sambil kerja: berjualan gorengan di kelas.

Beberapa hari yang lalu, aku bertanya dimana dagangannya aku akan membelinya. Sebenarnya jenis dagangannya sama dengan yang ada di kantin, akupun bukan penggemar gorengan.  TApi aku  sengaja akan membelinya, sebagai tanda aku salut padanya. EEh ternyata di   hari itu pas dia tidak membawa dagangan.

Tadi pagi aku berpas-pasan dengan mbak  Intan.

" Mana dagangannya, aku mau membeli,... di bawa ke kantor ya?"
" Iya pak sebentar".

Beberapa menit kemudian, dia bersama sobatnya masuk ke kantor membawa sekitar 15 gorengan di  manci plastik.

" Harganya berapa"
"Satu lima ratus pak!".
"Kok murah sekali"
"Kalau kemahalan tidak laku pak".
"Ini aku punya uang receh lima ribu, aku beli dua ribu sisa kembalianyanya buat kamu"
"Trima kasih pak!
" Besuk dijual di kantor ya, jangan di kelas!"
 
Menurutku betapa luar biasanya mbak Intan. Dia menahan gengsi.  Di  balik  dunia sana, banyak remaja yang  sok-sokan,  hura-hura,  malas belajar dan senang foya-foya. Mabk Intan sudah mampu menahan diri dari rasa malu untuk berlatih wira usaha.

Selanjutnya mari kita doakan mbak Intan si anak yatim, biar menjadi  "generasi  Intan  beneran"  berjiwa  tangguh dan  keras dalam tekat menjadi  generasi sukses jempolan.

Pembelajjara kedua dari kisah anak yatim putri dari Alm Pak Hario (tukang kebun SMAN1 Girimarto).

.ceritanya ....nanti.......  ..bersambung....






Rabu, 10 September 2014

Pembelajaran Dari Noerman Kamaru: Calon Wirausahawan Sukses

Saya heran kepada  beberapa sobatku dalam menyikapi berita Noerman Kamaru yang sekarang sudah berubah. Dia sekarang menjadi penjual bubur. Para sobatku  naruh  belas kasihan kepada Noerman. Beragam tanggapan neagtif baik  melalui FB maupun komentar langsung. Ada di antara  mereka menyatakan,

"Wah kasihan Noerman, dulu sudah enak-enak menjadi  seorang Polisi dan juga artis kini nasibnya merana".

Padahal menurutku, justru Noerman sekarang semakin hebat, luar biasa dan benar-benar sebagai motivator, innovator dan inspirator.  Benar mas Noerman  sebagai pencerah di dunia wira usaha yang Insya  Allah  halalan thoyyiban.

Di balik cerita mantan polisi (Noerman) , ada kisah nyata dari saudaraku yang rela menyiapkan ratusan juta untuk persiapan anaknya yang mau mendaftar menjadi polisi. Juga kisah nyata ada remaja putri yang menjual harga dirinya demi menjadi artis. Apakah pekerjaan sebagai  tukang bubur itu tidak terhormat?. Sedangkan artis itu terhormat?

Kini  Noerman Kamaru  tidak gengsi merintis dunia usaha  menjadi penjual bubur di warung. Mestinya kisah Noerman bisa dijadikan teladan, bukan dikasihani. Dalam wawancara saja Noerman Terlihat  PD dan tidak malu menjadi penjual bubur. 

Di lain kesempatan, motivator Ippho memotivasi kita  supaya dunia wira usaha  supaya digalakkan karena usaha wirausaha bisa diwariskan. Sedangkan jabatan/ PNS tidak bisa diwariskan.

Selanjutnya terserah Anda. Salam Sukses sejati.

Selasa, 09 September 2014

Tak Sekedar Menjadi Kaya. 5 M Manfaat Aktif Blogging


Maskatno Giri pernah mendapat nasihat dari berbagai sumber salah satunya dari ustadz Yusuf Mansyur,  bahwa bila ingin kaya banyaklah bersedekah.

Menjadi kaya? Pasti itu pilihan banyak orang termasuk aku. Bersedekah? Apa yang mau disedekahkan? Aku saja masih pas-pasan.

Setelah aku pikir lebih jernih bahwa namanya sedekah tidak hanya berupa uang. Kata  nabi SAW. : senyum terhadap saudaramu sedekah, doa adalah sedekah, dzikir adalah sedekah dll. Yang jelas ribuan cara untuk mengamalkan nasihat sedekah. Aku yakin nasihat nabi untuk  bersedekah tidak hanya supaya  tidak hanya kaya harta benda. Bisa kaya saudara, kaya ilmu, kaya pengalaman dll.

Menurutku blog  Maskatno Giri  ini bisa sebagai sarana untuk bersedekah. Blog ini   bukan semata-mata  blog diary atau cacatan /  buku harian. Dan aku pun banyak mendapatkan  banyak  manfaat dari menulis di blog ini. Berikut ini 5 M manfaat menulis catatan harian melalui blog:
1.Menghilangkan stress dan mengurangi sedikit beban pikiran
Blog berupa cacatan  ibaratnya adalah sahabat yang tak akan pernah marah. Melalui aktivitas menulis berarti "curhat",  di sini kita mengungkapkan ide secara bebas dan non formalistik. Jelas pengungkapan perasaan secara bebas akan mengurahi beban pikiran.
2. Menargetkan hal yang positif
Kadang kita menargetkan sesuatu,tetapi ketika suatu saat lupa dan yang didapat adalah target akan gagal alias sirna.Menulis buku harian dapat menjadi media untuk mengingatkan target sebelumnya bahkan dapat meminimalisir kelemahan target itu sendiri.
3. Menginspirasi dan Memotivasi diri sendiri
 Setiap saat kita butuh inspirasi dan motivasi. Saat kita memiliki pemikiran yang baik dan disitulah kita dapat meng inspirasisi  dan memotivasi diri. Sayang tidak setiap waktu,pikiran kita mampu untuk mengeluarkan inspirasi.Disitulah letak keungunggulan catatan atau buku harian,ketika anda memiliki inspirasi segeralah menuliskannya di buku harian,siapa tahu di kemudian hari inspirasi anda dibutuhkan.
4.Menyimpan memori
Cacatan harian di Blog sangat berguna bagi orang pelupa. Aku termasuk orang pelupa.  Segera memori kita dapat disimpan dengan baik,dan dikemudian hari kita dapat mengambil hikmah dari pristiwa yang kita lalui.
5. Melatih diri  lebih bijaksana
Dalam mengambil keputusan,tentunya kita memperhatikan resiko keputusan tersebut.Salah satu cara mengetahui dan meminimalisir resiko  kita adalah dengan melihat pengalaman yang kita miliki.Pengalaman anda dapat mudah ditemukan dalam  catatan  harian,apalagi jika  kita  menuliskan pengalaman hidup kita

Mari brlomba-lomba dan berkarya dalam kebaikan. Salam sukses sejati.

Ingin Kaya? Perhatikan Petuah Orang Kaya!


Maskatno Giri sudah kenyang dengan kemiskinan. Membayangkan!!! Kayaknya menjadi kaya itu lebih menyenangkan. Makanya menjadi kaya atau sukses  banyak dicita-citakan oleh kebanyakan manusia.  Wajarlah orang kaya pada akhirnya menjadi idola.  Kehidupan orang kayapun tidak hanya memotivasi  juga menginspirasi banyak orang. Kalimat-kalimat yang terungkap dari pikiran orang kaya juga diperhatikan dan sering menjadi referensi. 

Saya pikir para pembaca sudah familiar dengan nama-nama orang terkaya di dunia. Salah  satunya adalah Warren Buffett.  Nama lengkapnya Warren Edward Buffett (lahir di Omaha, Nebraska, Amerika Serikat, 30 Agustus 1930) adalah seorang investor dan pengusaha Amerika Serikat  adalah seorang pria dengan perkiraan total kekayaan senila 62milyar Dollar (sekitar 620triliun Rupiah.) Jumlah ini menjadikannya menjadi salah seorang terkaya di dunia.
Namun Ia terkenal dengan kehidupannya yang sangat sederhana dan sangat dermawan. Ia pernah menyumbangkan separuh kekayaannya untuk yayasan sosial milik Melinda Gates (istri dari Bill Gates) untuk memerangi Malaria.
Satu hal yang unik adalah, Ia sering mengatakan bahwa kekayaannya ia bangun dengan cara yang sederhana pula, cara yang dapat dengan mudah ditiru dan diikuti oleh orang lain.
Dalam website pribadinya, Warren menulis 10 cara menjadi kaya. Antara lain:

1. Investasikan Keuntungan Anda
Jika bisnis atau investasi Anda sedang untung (atau Anda baru gajian), jangan terburu-buru untuk membelanjakannya. Walaupun godaannya sangat besar. Namun investasikanlah kembali keuntungan tersebut.
Warren mempelajari ini diusia yang sangat muda. Saat SMA Ia pernah membeli mesin pembuat pin, dimana keuntungan dari pembuatan pin tersebut ia gunakan untuk membeli mesin pembuat pin lain hingga ia memiliki 8 mesin pembuat pin.

2. Jangan Takut Menjadi Berbeda
Jangan mengambil keputusan berdasarkan apa yang orang lain katakan.
Ia terkenal sering berinvestasi pada bisnis yang sedang lesu walaupun semua orang sudah mengingatkannya ataupun beranggapan investasi tersebut akan gagal. Namun menurut riset yang ia lakukan sendiri, bisnis tersebut memiliki potensi yang baik di masa depan. Biasanya keputusan Warren selalu tepat.
Ia sering berpesan kepada orang lain bahwa dalam mengambil keputusan, selalu mengukurnya dengan menggunakan ketetapan yang kita tentukan sendiri didalam hati kita dan bukan berdasarkan penilaian dunia luar.

3. Jangan Jadi “Penghisap Jempol.”
Riset dan kumpulkan sendiri seluruh informasi yang harus Anda tahu sebelum Anda mengambil keputusan atau berinvestasi.
Warren Buffet seringkali mempelajari sendiri semua hal sebelum Ia berinvestasi ke sebuah bisnis atau membuat portofolio baru. Ia hanya meminta bantuan dari teman dan relasinya untuk mengingatkannya mengenai tenggat waktu. Ia selalu menggunakan waktunya untuk membaca dan mempelajari situasi dan pasar.
Ia selalu bertindak cepat tanpa membuang-buang waktu. Ia terkenal dengan kemampuannya untuk mengambil sikap dan keputusan dengan sangat cepat.
Ia mengatakan orang-orang yang hanya duduk dan berfikir membuang waktu dan tidak bertindak sebagai para “penghisap jempol.”

4.  Selalu Membuat Kesepakatan Jelas Sebelum Memulai.
Sebelum Anda mulai berinvetasi atau bekerjasama dalam bentuk apapun, Anda harus memiliki perjanjian yang jelas akan bentuk kerjasama Anda kedepannya seperti apa. Itu artinya apa yang Anda tawarkan dan apa yang akan Anda dapatkan semua harus sudah tertulis.
Warren Buffet selalu membuat perjanjian sedetail mungkin bahkan sebelum memulai apa-apa. Ya, termasuk saat akan bekerjasama dengan teman, saudara dan kerabat.

5. Awasi Pengeluaran Kecil.
Warren Buffett selalu memilih manager yang terobsesi dengan angka-angka mendetail untuk menjalankan seluruh bisnisnya. Ia sering kali berinvestasi kepada sebuah perusahaan karena perusahaan tersebut memiliki perhitungan yang mendetail mengenai keuangan dalam perusahaannya. Seperti contohnya: berapa pengeluaran kertas tissue toilet?

6. Batasi Pinjaman Dan Hutang.
Warren Buffett selalu berpesan: “hidup dalam hutang kartu kredit tidak akan membuatmu kaya.” Warren terkenal hampir tidak pernah meminjam, bahkan untuk investasi dan membeli rumah/ tanah.
Ia selalu mengingatkan untuk menabung. Nantinya Anda dapat berinvestasi dari tabungan tersebut.

7. Tekunlah.
Ketekunan akan selalu menemukan jalan untuk mengalahkan kompetitor bisnis. Walaupun komtetitor tersebut lebih besar. Warren pernah membei sebuah perusahaan hanya karena ia melihat pemiliknya yang sangat tekun.

8. Mengetahui Kapan Harus Berhenti.
Saat kecil Warren pernah bertaruh dalam sebuah balapan dan kalah. Lalu ia bertaruh lagi untuk mengembalikan uangnya, dan kalah lagi. Sejak saat itu ia tidak mengulangi kesalahannya dan tidak membiarkan rasa penasaran membodohinya lagi.

9. Mampu Menilai Resiko.
Anda harus bisa menilai segala kemungkinan sebelum mengambil keputusan. Warren sering kali bertanya kepada dirinya sendiri : “..setelah ini apa??” Sebelum mengambil sebuah keputusan yang beresiko. Menurutnya hal itu membantunya mengambil keputusan yang lebih cerdas.

10. Mengetahui Apa Arti Sukses  Sebenarnya.
Saat seusianya, Warren Buffett mengukur sukses hidupnya dari banyaknya orang yang ingin dan  benar-benar mencintainya.
Ia tidak terlalu suka menyimpan uang banyak, itulah kenapa ia sempat menyumbangkan separuh kekayaannya. Ia hanya suka proses saat mencarinya

Kalau harapan dari maskatno Giri bahwa, kalau bisa dimaksimalkan hidup kita menjadi kaya. Kenapa tidak? Namun, menjadi kaya seharusnya diniatkan kepada kesuksesan sejati.  Kesuksesan yang tidak hanya  membawa  bahagia di dunia saja, pasti kebahagiaan di akherat adalah harga mati.

Senin, 08 September 2014

Selamat Jalan Mas Kirman Yang Baik

Belum sempat istirahat, baru saja pulang kerja dengan menempuh perjalanan sekitar seratus kilometer. Semoga tetap semangat dan istiqomah.

"Pak, temenmu meninggal.Itu yang kita sering ketemu, kerja di bengkel.  Katanya kesetrum listrik". Istriku dengan suara sengau karena baru pilek.

" Ya Allah, Mas Kirman meninggal. Dia orang yang sangat baik dan ramah. Dia  juga aktif jamaah di Masjid."

Langsung aku meluncur ke rumah duka. Ratusan pelayat ikut mendoakan alm Mas Kirman. Alfatihah. "Ya Allah berilah tempat yang mulia di sisimu Ya Allah. Berilah kesabaran anak dan istrinya.

Mas Kirman (40 th), tubuhnya ramping tapi penuh semangat dalam kerja dan beribadah. Dia aktifis jamaah di Masjid Baitul Makmur Solo Baru. Saat bertemu denganku  pasti dia menyambut dengan  senyum manis dari wajah yang cakep dan semringah. Kini tinggal kenangan. Hikmah besar bagi manusia yang mau berpikir bahwa semua yang bernyawa akan menghadapi kematian fisik. Lalu semua amal baik-buruk akan dimintai pertanggungjawaban. 

Teringat lagi beberapa hari yang lalu, saat aku mengunjungi ortu temanku sakit jantung di RS PKU Solo. Ortu  temanku sempat koma di ICU. Allah masih berkehendak membrinya  tambahan umur. Dan Alhamdulillah kini beliau sudah sembuh. Walau sudah tua dan penyakitan, Allah Maha Berkehndak atas jatah hidup dan matinya.

Demikian juga atas nasib  Almarhum mas Kirman, walau masih muda, Allah SWT Maha Kuasa  atas  kematiannya. Sekali lagi  semoga MasKirman mendapat syurgaNya. Dan bagi kita yang masih diberi kesempatan hidup di dunia menggunakan nikmat umur dengan sebaik-baiknya.



Senin, 01 September 2014

Belajar Dari Kebodohan Diri Sendiri

Teringat masa lalu,  Maskatno Giri sebagai  murid.

"Kalau  tidak cocok, "minggat"  sana! Ada yang mau menggantikan posisi saya? Jadi orang itu tidak usah sombong, dan tidak suka menghargai orang lain!" Itulah kurang lebih kalimat yang terucap agak keras yang tak pernah kulupa dari salah satu guruku saat pembelajaran berlangsung, dan pada saat yang sama memang ada  beberapa siswa yang membuat  kegaduhan.

Setelah aku merenung, aku berpendapat bahwa kalimat tersebut di atas adalah  kalimat yang kasar,  terlalu serius, tendensius dan terlalu berlebihan. Namun, aku tahu  si guru tersebut bertujuan baik.

Teringat  cita-citaku dulu, tidak  menjadi seorang guru. Aku  sendiri yang lebih tahu kelemahanku:  tipe pembicaraanku sangat cepat, kayaknya orang yang berpikirnya lambat sulit menangkap, pikiranku sering lompat-lompat. Tapi aku juga sadar aku memiliki kelebihan  walau sedikit: terbiasa hidup kreatif, aku suka humor, dan aku bisa main musik. Singkat cerita aku kuliah di fakultas keguruan melalui jalur UMPTN, setelah tidak diterima di non FKIP. Eeeh ternyata sebelum lulus aku  sudah mendapat pekerjaan sebagai guru.

Waktu berjalan. Eeeeh ternyata menjadi guru ada sisi yang menyenangkan, walau ada hal yang mbuat susah.  Saat itu,  aku menjadi guru yunior alias guru yang masih bodoh dan miskin pengalaman. Mungkin karena masih kuper,  sikapku akhirnya terlalu responsif, terlalu berpikir sangat jauh  bercuriga kepada komentar siswa. Aku juga bingung sih! Kenapa aku tahu itu salah, tapi aku  berucap hampir mirip  dengan kalimat yang terucap oleh guruku dulu.

Dalam proses waktu berjalan dan  perenungan lebih jauh, aku sedikit menyimpulkan, dan aku bisa menasihati diriku sendiri, " Menjadi guru itu gampang, tapi menjadi guru yang baik itu perlu proses panjang. Kunci utama: banyak  belajar dari  manapun sumbernya biar  terhindar dari kebodohan.  Bahkan  kamu bisa belajar dari anak dan siswamu sendiri. Jangan terlalu  egois, responsif, sensitif,  serius, dan jangan mudah bersangka buruk. Berpikir saja yang  santai dan "positif thingking!"

Itulah hikmah kupetik dari kelemahan, kebodohan atas kelakuanku sendiri.


Kamis, 21 Agustus 2014

Tentu, Kesehatan Sangat Berharga

Minggu berhikmah. Dalam minggu ini aku mendapat kesempatan mengunjungi para sobat yang sakit. Kunjungan pertama di RS. Dr Oen Solo Baru. Kedua di RS Kustati Solo.

 Di RS Dr Oen Solo  Baru.

"Mohon maaf bu!, Semua bangsal di RS ini penuh semua,. Bahkandi  bangsal VIP pun juga penuh.Jadi bapak  belum  bisa istirahat di bangsal yang  nyaman/ VIP".  Itulah kata petugas di RS dr Oen Solo Baru kepada  sobatku yang suaminya harus  mendapat perawatan intensive karena stroke. Benar memang dalam minggu-minggu ini banyak sekali  pasien harus tinggal di RS. Jenis penyakit ternyata sanagt komplek.

"Tolong bu, suamiki dicarikan bangsal yang nyaman,  pokoknya berapun harganyaa saya manut". Itulah permohonan sobatku kepada petugas RS seperti diceritakan ke aku

Sebelum ke VIP, sehari suami sobatku baru kebagian  bangsal umum yang dihuni beberapa pasien tumplek bleg.  Menurut hasil  scan beliau  mengalami pecah pembuluh darah. Jadi  mati separo, tangan dan kaki kirinya tak bisa digerakkan sama sekali.

Cerita  di atas  adalah sebagian  cerita berhikmah, waktu aku berkunjungdi RS. dr oen solo Baru kemarin malam.  Hikmahnya jelas nyata , mensyukuri kesehatan jelas tugas utama manusia.

Istri si pasien  melanjutkan kisahnya secara jujur kepadaku walau di dekat suaminya. Sebetulnya  tanpa sengaja dia  telah membuka aib suaminya. Mungkin menurutnya ini bukan aib, justru orang lain perlu banayk belajar tentang arti kehidupan.

Menurut sobatku, sejak dia menikah terpaan badai rumah tangga silih berganti. dari masalah ekonomi sampai godaan wanita berkali-kali. Si suami tidak hanya sebagai sopir tapi juga  dikenal sebagi artis  daerah karena sudah cukup terkenal sebagai MC  dan  penyanyi di grup  Campur sari.

"Ya begitulah pak,di dunia hiburan bayak godaan, terutama  wanita". kata istri  si pasien.
Dia menambahkan, "Kami  sering bermasalah,  kami  diberi Tuhan bahwa kami suapaya menjadi kuat".


Di RS  Kustati Solo.

Kemarin sore. Kunjungan bersama istriku, ibu dari sobat istriku sakit disentri akut.

"Kapan aku mulih, kok suwe banget?" Itulah keluhan dari  ibu sobatku.
"Sabaar bu, pokoke ibu sabar. Nanti insya Allah cepat sembuh" Jawab putrinya.

Akupun bisa mengambil hikmah bahwa kesabaran sangat dibutuh  tidak hanya bagi si pasien tapi juga bagi  keluarga dan sipenunggu pasien.

Pokoknya, sabar -subur. 




Senin, 11 Agustus 2014

Popularitas Beracun, Suatu Pembelajaran Hidup Dari Aa Gym

Alhamdulilah  aku bukan orang yang populer. Menjadi orang biasa saja terkadang pusing, apalagi menjadi orang terkenal. 

Kita pun bisa belajar dari berbagi sumber inspirasi antara lain dari berbagai  macam idola,   baik  mereka itu berasal dari  luar negeri maupun negeri sendiri. Kita sudah banyak yang tahu bagaimana nasib tragis Michael Jackson.  Demikian juga artis muda  negeri kita Marshanda.  Eeeeeeh ternyata!

Namun, aku ingin banyak belajar dari salah satu tokoh populer : Aa Gym. Ya bener, saat muda aku termasuk penggemar Aa Gym, bahkan aku mengoleksi banyak   kasetnya.  

Di suatu  wawancara di salah satu siaran  TV suasta SATU JAM LEBIH DEKAT di TV One   Aa Gym berbicara secara jujur,   "Saya Kapok Jadi Orang Terkenal." 

Aa Gym berkesimpulan bahwa sesungguhnya lebih beruntung   bagi  orang yang lebih  dekat kepada Allah.  Karena   Aa Gym  telah mengalami sendiri dia merasa dekat kepaaNya setelah tidak lagi populer.

Memang, Aa Gym dulu  sangat terkenal. Namun di tengah popularitas itu, dia merasa hidupnya hampa. Kualitas imannya menurun, waktu bersama keluarga hampir tak pernah ada. Bahkan ia nyaris tak ada waktu untuk mengelola pesantren yang ia dirikan.

Aa Gym bercerita bahwa di suatu saat  ada orang yang mengajaknya kembali berjuang untuk menjadi orang populer, Aa Gym dengan tegas menolak, "Saya sudah merasakan jadi orang terkenal, dan saya tidak bahagia dengan hal itu. Justru, kondisi seperti sekaranglah yang membuat saya bahagia."

Aa Gym  pernah menandaskan, "Uang dan popularitas hanyalah efek samping dari kerja keras kita." Karena itu, efek samping tak perlu dikejar.

Namun bila takdir mengharuskan kita jadi orang populer, maka manfaatkan itu untuk beribadah dan berdakwah di jalan Allah.

Akhirnya kita bisa mendapat pembelajaran hidup bahwa menjadi orang populer atau tidak, yang paling penting adalah kita selalu berusaha bersyukur kepada Allah SWT apapun kondisinya. Dengna bersyukur  menjadikan seseorang  berbahagia. Berikutnya  tugas bagi orang yang bersyukur adalah menjaga iman  secara istiqomah.

Selasa, 05 Agustus 2014

Belajar Dari Kisah Immang (23 th): An Inspiring Youngster, Kandidat Doktor Fisika di Oxford .

    Aku  tidak tahu apakah Firmansyah Kasim alias Immang (Foto: M Nur Abdurrahman/detikcom) pernah bermimpi menjadi manusia hebat. Kata guruku orang  menjadi hebat itu berawal dari mimpi. Mungkin benar untuk kondisi umum.
    Kalau aku (baca: Maskatno Giri) sudah lama sebenarnya bermimpi menjadi orang sehebat mas Immang, tapi kenyataannya mimpiku tinggallah mimpi. Sampai sekarang pun aku tetap biasa-biasa saja. Yang menjadi kenyataan dan kemiripanku dengan mas Immang cuma kurusnya dan  sederhananya  saja. Waah! Ra po po.
     Seperti dikisahkan di detik.com. Mas Immang layak menjadi motivator terutama bagi para pemuda yang galau.
     Di balik kesederhanaan dan senyum ramahnya, mungkin tidak ada yang menyangka, Firmansyah Kasim  merupakan kandidat Doktor Fisika Partikel Universitas Oxford di Inggris.
    Ketika duduk di bangku SMA, di SMA Islam Athirah, putra bungsu pasangan Kasim dan Farida kelahiran 26 Januari 1991 ini pernah meraih medali emas di 38th International Physics Olympiad, Juli 2007 di Isfahan, Iran dan pada April 2007 juga meraih medali emas di Asian Physics Olimpiad (APhO) di Beijing,Tiongkok, termasuk beberapa penghargaan internasional lainnya.
     Selain sibuk menimba studi di negeri Ratu Elizabeth ini, Immang merupakan warga Indonesia pertama yang aktif di Lembaga Penelitian Fisika Partikel di Universitas Oxford. Selain itu pula ia juga aktif sebagai peneliti di CERN (Conseil Europe;ene pour la Recherche Nucle;aire) laboratorium penelitian Fisika Partikel dan Nuklir terbesar di dunia, yang berada di Jenewa, Swiss.
    Di jurusan Fisika Partikel Oxford ini pula Immang sealmamater dengan fisikawan dunia, Stephen Hawking. Jika tak ada aral menghalang, dalam 2 tahun ke depan Immang akan meraih gelar Doctor Philosopy atau biasa disingkat DR. Phil bidang Fisika Partikel, gelar kebanggaan alumni Universitas Oxford.
    Immang berharap akan semakin banyak anak Indonesia yang mengikuti jejaknya, menimba ilmu di universitas ternama di dunia. Syaratnya, tekun belajar dan pandai memanfaatkan peluang beasiswa sekolah di luar negeri.
    Dalam wawancara dengan media mas Immang berharap  "Saya  bisa mengabdikan diri untuk bangsa setelah selesai menimba ilmu di Oxford dan semakin banyak pula putra-putri Indonesia yang mendapat kesempatan memperoleh pendidikan berkualitas, seperti di Oxford," pungkas alumnus jurusan Teknik Elektro ITB ini.

Jumat, 01 Agustus 2014

Tanpa Pacaran, Akhirnya Menikah, dan Bahagia

 Mengenang masa mudaku, belasan tahun yang lalu. Aku  belum pernah sama sekali mempunyai pacar. Belum pernah juga menyatakan cinta kepada seorang wanita baik lewat lisan maupun lewat surat cinta  Bagiku pacaran, no way!. Jadi aku belum pernah  tahu rasanya seperti apa kalau bertemu   pacar, pergi bersama pacar dll.
Mungkin bagi pembaca berpendapat bahwa hidupku tidak ASYIK. Jangan begitu sobat!. Hidupku lebih asyik dari yang engkau duga. Hidupku penuh liku-liku, terlebih lagi saat ini. Hidupku terasa indah dan membikin bahagia saat-saat dikenang.

Kala itu, masa muda semakin   mendekati akhir, karena kuliahku di  S1 di Pend B. Inggris UNS  hampir kelar.  September 1998  aku diwisuda tanpa didampingi pacar atau calon istri. Aku menyelesaikan  study di semester 9 dengan IPK pas-pasan saja. Pikiranku aku harus segera lulus dan bekerja dengan  penghasilan yang cukup. Aku menghibur diri, biar nilaiku pas-pasan yang penting lulus cepat sesuai rencana, karena aku kuliah dengan 100% biaya sendiri.

Benar memang,  hidupku di usia muda banyak beban pikiran. Bahkan di saat SMA pun aku sudah bekerja.  Aku harus  memikirkan masalah biaya kuliah,  biaya makan dan kos. Itu semua sudah membikin pikiran pusing. Jujur saja aku tidak secerdas, sesabar, dan sekuat yang  kuidealkan, jadi  rasanya untuk meraih prestasi akademik sangat berat. Bisa makan dan bisa sekolah saja sudah Alhamdulillah. Pacaran? bagiku itu tidak mungkin. Aku tidak setuju "Pacaran",  dan aku tidak mau tambah beban dengan  soal "PACAR"..

Sejak kuliah di semester 3 aku sudah menjadi guru  privat Matematika dan b Inggris untuk para siswa SD dan SMP, juga aku memiliki usaha loper koran. Jadi aku punya keyakinan setelah lulus pasti aku akan mudah mencari kerja walau dengan nilai pas-pasan.  Karena aku  sudah memiliki jaringan  kerja dan  peta pekerjaan khususnya di Solo.

Setelah lulus  aku merasa sangat lega. Perasaan yang sungguh belum pernah kurasakan sepanjang hidup.  Beban pikiran tentu semakin berkurang.

Setelah merasa PLONG. Tiba saatnya  aku  menguatkan tekat dan berdoa. "Ya Allah  dua atau tiga tahun lagi, aku ingin  menikah, aku belum pernah punya pacar atau calon istri. Ya Allah karuniakanlah kepadaku seorang istri nantinya istri yang shalihah, istri yang sanggup menjadi istri setia bersedia dalam keikhlasan dalam duka dan bahagia. Dan pasti istriku harus menerima apa adanya aku.

Sebulan setelah wisuda  ibuku sakit. Semua  kakakku sudah sibuk dengan urusannya. Sehingga  tidak maksimal dalam mengurusi ibuku. Karena mereka sudah memiliki anak semua. Bahkan ada di antara kakaku memiliki   sepuluh anak.  Aku yang diandalkan sebagi pengurus ibuku yang sakit.

Tidak hanya berhari-hari, tapi lebih dari dua minggu ibuku sakit. Dan sempat juga dirawat di RSU Solo. Ada salah satu dari kakakku punya ide bahwa aku  sebaiknya dinikahkan supaya ada teman untuk mengurusi ibuku yang sakit. Oh ya kakakku sebagai  guru ngaji memiliki  beberapa murid gadis. 

Di suatu malam kakakku mendekati aku  berbicara banyak  tentang masa depan, keluarga dll. Akhirnya  ujung dari pembicaraannya bahwa bagaimana kalau aku mau menikahi salah satu dari pilihan kakakku yaitu muridnya yang paling baik, paling cantik menurut   ukuran kakakku.

Aku bingung. Belum pernah punya pacar. belum pernah ditawari pacar dan atau calon istri. Eeeh tahu-tahu aku ditawari untuk menikah. Namun, kakakku meyakinkanku  bahwa salah satu yang ditawarkan kepadaku itu orang baik, cantik dan dari keluarga baik-baik,  teman bergaulnya juga orang-orang baik.

Setealah sholat istiharoh, dalam hatiku menjawan"pokoknya nikah saja demi kebaikan keluarga dan kesehatan ibuku".

Singkat cerita. September 1998 aku diwisuda. 25 Desember 1998 aku melangsungkan pernikahan dengan seorang wanita yang belum pernah kukenal sama sekali.

Setelah menikah, beberapa minggu kemudian ibuku  sembuh dari sakitnya. Sampai saat ini pun ibuku sehat wal afiat da jarang sakit. Kini  ibuku usianya sekitar 90 tahun   tinggal dalam satu atap dengan keluargaku dan  keempat anakku.

Hidup kami sekeluarga Insya Allah  hidup yang sakinah, mawadah dan warrahmah.

Menurutku kisahku membawa hikmah,  pertama pacaran cenderung mendekati KEHARAMAN. Untuk bahagia dalam berkeluarga tidak harus melalui jalur pacaran. Kalau  kita ingin tahu siapakah calan suami atau istri cukup dengan investigasi siapakah sebenarnya  sobat dekatnya dan siapa  keluarganya .  Kedua jika kita ingin hidup lebih baik dari pada sebelumnya, kita  butuh pengorbanan, daya tahan, ketabahan,  kekuatan dll. Walau kita  tidak sabaran dan tabah  ya disabar-sabarkan. Walau kita sebenarnya lemah ya pasti harus dikuat-kuatkan. Walau kita miskin ya dinekat-nekatkan supaya semakin baik ekonominya.

Yang terakhir, tentu tepat untuk diriku sendiri. Hidup dengan wajah pas-pasan, fisik pas-pasan, cerdas pas-pasan,  dari keluarga di bawah pas-pasan ternyata membawa jutaan hikmah di kemudian hari. Maksudku, karena  aku merasa serba pas-pasan bahkan kekurangan menjadikan aku harus nekat dan  "NGRUMANGSANI, APA YANG AKAN DIBANGGAKAN". Mau hidup "sing-sing" tentu tidak pantas. Akhirnya, "sing penting urip dan nekat saja".

Selasa, 29 Juli 2014

Kini Mereka Telah Berubah

Beberapa hari pasca lebaran full untuk silaturahmi. Menyenangkan sekali.  Dalam kunjungan tempat saudara. Tak terencana bisa bertemu dengan  beberapa sobat lama. Puluhan tahun kami tidak bertemu.

Bervariasi perubahan nampak di fisik juga perilaku  dari para sobatku.  Ada di antaranya, dia yang dulu gagah perkasa. Setelah lebih dari lima belas tahun kami tidak saling berpas-pasan. Eeeeh tahu-tahu dia terlihat lemah sekali. Penyakit  gula telah merusak tubuhnya.

Ada juga di antara sobatku  tahu-tahu dia telah berubah menjadi orang yang  alim.  Ya, siang tadi aku bertemu dengan salah satu sobatku yang alim dan sukses dalam  berbisnis. Sebut saja mas X. Dia dulu alumni UNDIP. Ayahnya seorang marinir. Pendidikan agama di keluarganya tergolong minim. Namun, mas X mendapat pencerahan agama saat kuliah.

Setelah lulus, banyak perubahan pada diri mas X. Dia semakin rajin beribadah dan belajar agama. Mas X sebenarnya bagus secara akademik, dan pernah juga menjadi dosen di salah satu PT suasta. Namun, mas x tertarik di dunia usaha. Alhamdulillah, dia tergolong pemuda yang sukses di kampungnya. kini dia telah memiliki banyak karyawan

Selamat dan sukses pada mas X. Semoga   dia menjadi motivator bagi pemuda-pemuda dikampungnya. karena banyak di antara sobatnya makin tua tidak semakin baik. banyak di antaranya suka  'mendem alias ngombe miras'. Mungkin alasannya , NDONYA MAMPIR NGOMBE.

Momen Ternyata Segalanya

Banyak orang dan mungkin salah satunya aku sendiri berpeluang hidup bahagia sekali, sukses sejati sekali dan bermakna sekali. Namun sayang kesempatan emas lenyap dan hilang begitu saja.

Indahnya masa depan dan atau masa tua ternyata berbuntut kurang membahagiakan. Salah satu penyebabnya ternyata menyianyiakan peluang atau kehilangan momen untuk  berbuat kebaikan.

Bulan puasa dan idul fitri  sudah berlalu. Ada di antara kita yang merasa lega, kecewa dan biasa-biasa saja  setelah momen-momen peningkatan kualitas diri di bulan suci berlalu. Salah satu penyebab timbulnya kesan  yang beragam dalam mensikapi kesempatan  baik tersebut adalah perbedaan kita dalam bersikap.

Aku ingin berbagi kisah, ada seorang tetangga dulunya sih kaya raya. Sayangnya kesempatan bisa berbagi tidak digunakan dengan baik. Kesempatan di bulan puasa dan idul fitripun: bersedekah, berinfaq peduli dengan si miskin , fitrah untuk anak-anak kecil. Semunya tiak digunakan secara baik.

Si anak kecil keponakan tetanggaku yang kaya tadi dulu sangat miskin. Si keponakan  tersebut  tidak pernah terjamah kedermawanan si kaya yang merupakan adik dari ayahnya. Padahal kesempatan si kaya sangat besar untuk membantu uang jajan dan keperluan sekolahnya. Sedangkan si keponakan  bukan jenis peminta-peminta belas kasihan.

Dua puluh tahun berlalu. Si kaya kini sudah tua dan sakit-sakitan.  Sedangkan si keponakanya sudah dewasa dan menjadi orang kaya.  Dulu si anak kecil tersebut  tak menampakkan tanda-tanda menjadi orang besar atau kaya. Kekuatan Allah sungguh luar biasa. Allah telah mengubah segalanya.

Walau kini dia sudah menjadi orang berada, dia tidak meniru tabiat si pamannya. Hebatnya lagi, si keponakan kaya tidak memiliki sifat pendedam mengingat masa lalunya, juga tidak dendam terhadap si pamannya yang dulu kaya tapi kikir. Walau kini pamannya sering sakit-sakitan. Dia  tidak segan-segan menjenguk pamannya dan menyantuninya. 

"Wolak waliking zaman". Dulu  si keponakan  hidup sengara kini  dia kaya raya. Dulu paman yang gagah, kaya dan sehat telah berubah menjadi lemah, tua dan sakit sakitan. 

Akhirnya kita bisa belajar mana yang lebih mulia si keponakan yang luar biasa atau si paman yang kikir.