DAFTAR LABELKU (klik saja jangan ragu-ragu)

Minggu, 25 Mei 2014

Mensyukuri Ketidakcerdasan

Aku yakin tidak ada orang yang ingin hidup dalam "kebodohan" alias kurang cerdas. Buktinya banyak orang  bersekolah  dengan biaya luar biasa. Harapan salah satunya adalah biar seseorang tersebut menjadi  cerdas:lebih kreatif, tambah pengalamannya dan dewasa pemikirannya.

Namun dalam  kenyataan, banyak  orang yang tidak mampu berpikir cerdas dengan variasi sebab: tak mampu untuk sekolah ke jenjang yang tinggi atau kurang  terdidik, minimnya bergaul dengan para orang cerdas,  faktor gizi buruk, dll.

Kalau aku sendiri secara jujur mengakui bahwa aku kurang cerdas di banyak bidang. Salah satu penyebabnya "gizi buruk". Waktu kecil tidak pernah minum susu, makan daging cuma kalau kondangan dan hari raya. Ditambah lagi aku anak terakhir dari 8 bersaudara   dilahirkan oleh seorang ibu yang sudah tua dan kurang gizi pula.

Aku juga bisa berkaca pada orang tuaku juga para tetanggaku, bahwa kami sudah kehilangan kesempatan untuk menjadi cerdas.  Juga mereka jarang bergaul dengan orang orang berpendidikan. Akibatnya pikiranya masih jauh dari pencerahan dan pencerdasan, Karena memang pada zamannya  bahwa hampir dalam satu desa tak ada yang berpendidikan sebagai ajang pencerahan dan pengasahan pikiran.

Karena aku sudah terbiasa hidup dalam keluarga yang jauh dari pemikiran cerdas, so aku terbiasa merasakan dan mengamati kehidupan ortuku dan tetanggaku fine-fine saja. Banyak di antaranya mampu melahirkan anak-anak sarjana yang cerdas-cerdas.  Juga para orang tua tersebut  bahagia dalam ketidakcerdasanya.. Mungkin, salah satunya mereka miskin pertimbangan dan tuntutan.

Tidak mengenyam pendidikan memang dekat dengan ketidakcerdasan. Tapi banyak juga hikmah yang bisa deipetik dari kehidupan  dalam ketidakcerdasan antara lain: mereka hidup dalam kesederhanaan (ora sing-sing) baik dalam pemikiran dan penampilan, mereka tidak terbebani banyak pemikiran dan pertimbangan. Justru karena tidak cerdas  jauh dari kekawatiran. Pikiranya "yang penting anak istri bisa makan saja sudah Alhamdulillah"

 Kehidupan harian   ortuku cukup kerja keras banting tulang. Dan hampir tidak pernah kerjanya mengandalkan pemikiran yang cerdas dan kreatif.  Insya Allah hidupnya bahagia saja.

Walau ortuku tidak berpendidikan, aku bisa  merasakan bahwa ortuku berhati sangat mulia. Terutama ibuku. Dia  terlalu baik hati baik kepada anak-anaknya maupun kepada tetangganya. Maka sewajarnyalah anak-anaknya justru trenyuh, sehingga mereka  berbakti dan berusaha memuliakananya

Kini aku bisa membandingkan antara  kehidupan orang yang cerdas dan berpendidikan dengan orang yang biasa-biasa saja (baca:kurang cerdas). Kita temukan   banyak orang cerdas dengan pertimbangan kebahagiaan dalam jangka pendek saja. Katanya cerdas, katanya pinter dan berpengalaman, tapi kenyataannya mereka banyak hidup sengsara di waktu tua. Banyak di antaranya hidup di penjara. Sebagian lagi dari mereka hidup sengsara karena tidak mampu melahirkan generasi yang berbakti kepada ortunya.  Orangnya sih cerdas tapi, anak-anaknya kurang ajar, ada  juga yang suka bertengkar, rebutan warisan, suka hura-hura dll. Maka hidupnya jauh dari damai.

So, perlu kita merenung kemanfaatan apa yang bisa diperoleh sebagai orang yang  cerdas tapi sengsara?. Mungkin karena pikiran orang cerdas  terlalu ribet. Saking ribetnya segala sesuatu harus banyak pertimbangan. Terkadang orang cerdas harus banyak hiburan. Mungkin saking banyaknya pertimbangan actionnya ngawur. Pokoknya  ribet laah.

Lain halnya dengan pemikiran orang  yang tidak cerdas.  Pikirannya tidak terlalu ribet. Yang penting bertindak kebaikan, karena cukup yakin "sopo nandur bakale ngunduh".  Kenyataannya walau mereka hidup dalam ketidakcerdasan dan kurang pengalaman tapi  hidupnya  bahagia. Barangkali inilah mu'jizat dari Allah bahwa niat kebaikan saja sudah dinilai suatu pahala. Cukup modal motivasi pahala  orang yang  kurang cerdas mungkin  sering berniat bahwa dengan melaksanakan kebaikan, mereka akan mengenyam kebahagiaan dan kesuksesan.

Ya tentu kita  yakin pada tataran yang ideal,  hidup  perlu cerdas dan bahagia. Namun, kalau kita memang sudah terlanjur  tidak cerdas dan tidak  bisa dimaksimalkan, selanjutnya kita mau protes ke siapa? Kita harus mau menerima kenyataan apa adanya. Tentu kita wajib bersyukur  walau dalam ketidakcerdasan. Pokoknya   apapun kondisinya kita wajib bersyukur.  Lebih jauh lagi, kalau kita bisa hidup lebih berguna dan bahagia  kenapa tidak?

Yang terakhir, Allah itu Maha Adil. Dia telah mencptakan para orang yang cacat: tak punya tangan tak punya kaki, tuna rungu, kepala kecil dll. Namun, Allaah atas keadilannya memberikan bekal sukses dari berbagai kelebihannya.

Setelah kupikir-pikir  bahwa kecerdasan itu sangat komplek. Tidak sesederhan yang kita bayangkan. Mungkin aku menyimpulkan diriku sendiri atau ortuku sebagi orang yang kurang cerdas, tapi mungkin cerdas di bidang luar anggapan aku sendiri. Tidak tahulah -bingung, aku ini cerdas di bidang apa.

Ini cuma kira-kira saja, bahwa menurutku kecerdasan itu jenisnya ada jutaan. Satu orang memiliki jenis kecerdasan sendiri yang terkadang orang lain tidak memiliki. Orang itu berbeda satu dengan yang lainnya. Lihat saja sidk jari kita. Pasti berbeda dengan sidik jari orang lain.

Jumat, 23 Mei 2014

Tidak Ikut-ikutan, Kayaknya Lebih Aman

Wah ini baru gayeng  dan banjir komentar yang berhubungan dengan pencapresan Joko Widodo dan  Prabwo  Subianto  dalam ajang PILPRES 2014.

Aku telah membaca beberapa tulisan baik melalui blog maupaun Fb berkenaan dengan rekam jejak masing masing capres. Aku bisa mengira-ira bahwa info yang diterima oleh penulis tidak selamanya benar. Para penulis pun juga manusia. Ya, wajar kalau komentar para penulis ada yang pas, agak pas dan kurang  pas. Tapi yang jelas, kita memang punya hak sebebas-bebasnya untuk menyoroti calon presiden kita. Ya tentu, ini konsekuensi  kita hidup di zaman  reformasi dan transparansi.

Kutemukan juga para penulis mengomentari dengan sangat emosi,sehingga kata-katanya kurang terkendali. Aku heran juga kenapa demikian emosinya penulis dalam mengunkapkan gagasannya. Sejauh aku tahu kedua capres bagus semua.  Ada titik-titik positif dan negatif di antara mereka. Pokoknya kalau bicaramasalah idealisme, aku yakin keduanya tidak seideal yang dibayangkan  para pendukungnya.

Aku sempat terheran-heran juga. Ada para pendukungnya rela mengupload poto terbaik dari yang didukung, juga mengupload poto yang terjelek dari yang dibenci. Dan lebih jauh lagi ada yang menyebarkan berita yang tidak benar. Karena ada juga para penulis yang cuma ikut-ikutan nulis,  tanpa bukti akurat.

Kalau aku sih santai saja. Aku sadar sih, siapa aku ini. Mau  presidennya tokek apa buaya. Aku yakin kondisi Indonesia  ya seperti biasa. Apalagi tentang nasibku dan keluargaku. Saya yakin  tidak banyak berubah. 

Ya mungkin inilah nasib orang kecil, potensi kecil, gaji kecil,  ide kecil, nyali kecil,  dan aku adalh hasil didikan dari orang-orang kecil  Akhirnya  aku berkesimpulan kayaknya aku lebih aman TIDAK IKUT-IKUTAN  BERKOMENTAR dengan orang-orang besar. Atas keterbatasanku, sehingga  aku termasuk penakut dalam membuat kesalahan. Aku juga  takut  jatuh atau kejatuhan barang besar.  Inilah alasan orang pencari aman.

Aku juga pernah mendapat berita miring dari kedua calon presiden. Entah beritanya benar atau salah, yang jelas pemberi info mengatakan: "Mas  jangan sampai kita salah pilih, pilihan kita menentukan nasib bangsa". Sekali lagi karena keterbatasanku, aku tidak ikut-ikutan berkomentar. Alasanku daripada aku keliru, diam lebih aman.

Aku  menyimpulkan  bahwa berita yang salah bisa dikatakan BLACK CAMPAIGN. Kalu ternyat tidak benar  aku bertanya-tanya, " Apa tidak dosa ya bagi penyebar berita bohong?.

Sekali lagi aku tidak ikut-ikutan berkomentar dengan CAPRES INDONESAI RAYA, karena keduanya hebat-hebat.

Tulisan ini bukan berarti untuk menggembosi bagi para pembaca dalam menulis. Pokoknya aku memotivasi para pengguna internet jangan hanya menjadi pembaca, jadilah penulis. Namun ini cuma memberi masukan supaya jangan menjadi orang yang suka ikut-ikutan berkomentar. "Berkreatiflah!". Untuk menjadi penulis hebat perlu proses. Dan inilah preosesku dalam menulis di blog pribadiku. 

SALAM SUKSES SEJATI

Senin, 19 Mei 2014

"Ora opo-opo, Ora sah Isin-Isin".Propaganda Setan?

"Andai aku dulu menggadaikan rasa maluku (roso isin), wah aku bisa celaka!"  Itulah kurang lebih perkataan  temanku yang  tersampaikan kepadaku beberapa tahun yang lalu.

Benar, memang rasa malu adalah rem pakem yang menyelamatkan akan hancurnya harga diri, masa depan dan bahkan keselamatan diri. Kenapa demikian?

Ya, menurut cerita sobatku, dia memiliki kesempatan besar untuk tergelincir ke hal-hal yang negatif (baca=maksiat). Namun, Allah SWT telah melindunginya lewat bisikan malaikatNya. "Jangan, jangan pokonya Jangaaan  lakukan!  Itulah bisikan malaikat  ke hati sobatku. Di samping itu, setan berbisik juga       "Ora popo, ora popo, Tuhan Maha Pengampun, lakukan saja cepaat!"

Alahmdulillah sobatku selamat karena menuruti  bisikan malaikat. Bisikan malaikat intinya bagaiman selaku manusia menjaga harga diri, kehormatan diri dan yang jelas keselamatan diri di dunia dan di akherat nanti. Ini tidak lain, setahukuku sobatku sudah tebiasa menjaga diri dari  godaan hawa nafsu. Jadi, barangkali setanpun tidak mudah mendekati sobatku tadi.

Berkaca dari pemberitaan di media. Banyak orang yang dipaksa tinggal di penjara, kenapa?. Jelas banyak di antaranya mereka  tertipu dengan perilaku setan yang menjerumuskan. Setan bergentayangan melalui pergaulan bebas, dunia politik dan bahkan di dunia akademik.

Di dunia pergaulan bebas, antara lawan jenis di kalangan remaja saat ini  sungguh menggoda dan luar biasa. Menurut pemberitaan kasus di kota pelajar (Jogja) dalam sebulan  di suatu RS ada lebih dari 40 kasus kehamilan di luar nikah. Bahkan di anatarnya ada upaya pengguguran kandungan.  Ini belum di kota lain. Nau 'u billah. Kenapa? Ya jelas SETAN TELAH MEMBELENGGU ORANG untuk tidak memiliki rasa malu.

Di dunia politik. Pembaca sudah tahu semua, bagaimana para penipu beraksi lewat pilek yang tak jujur, money polotik dll.

Di dunia akademik, pembaca sudah tahu juga. Kasus jual beli kunci jawaban UN. Kalau yang baru saja  tertangkap adalah   di kabupaten  prov Jatim. Diyakini pula kasusnya sudah berkali-kali. Tapi kali ini apes baru terungkap.  Apa di kota lain tidak ada?. Pasti ada! Cuma Allah masih berkenan menutupinya. Dengan alasan "Kebanggaan Semu, lewat nilai UN bagus, tanpa proses belajar". Di sinilah setan telah berhasil  dalam kampanyenya: "Pasukankuuuu!  Tanggalkan saja rasa malumu!"


Minggu, 18 Mei 2014

"Ora Po Po": Kata Luar Biasa (The most inspiring, motivating, and trending word for this month)

"Kamu  Ora Po Po Maskatno" Happy saja ya!. Itulah kata yang menghibur, menginspirasi , dan memotivasi diriku sendiri. Memang kata "ora po po" adalah kata yang sering muncul di dunia media pada bulan-bulan terakhir ini. Kata-kata "ora popo" sering kuucapkan,  ternyata menginspirasiku untuk lebih bahagia.

Sering juga aku memotivasi orang lain. Memang itu pekerjaan seorang ayah dan pendidik. Namun, ini  bukan berarti  aku  sudah hebat, yang memiliki motivasi luar biasa dalam mengisi hidup. Bukan! Aku bukan orang ideal atau dekat dengan kesempurnaan. Sekali lagi kunyatakan bahwa aku juga butuh dimotivasi.

Yang sering mengganggu pikiranku bahwa aku sering berharap yang lebih terhadap diriku sendiri. Obsesiku terlalu tinggi. Tapi aku sering mendapatkan hasil di bawah harapanku.  Maka kata "ra po po" yang  merupakan kata biasa bagi Jokowi, ternyata berdampak  luar biasa dalam memotivasi diriku sendiri.

Setiap orang memiliki kelemahan. Dan pastinya kelemahan banyak bersarang pada diriku sendiri. Walau aku lemah, aku harus  berusaha menjadi ikhlas-legowo dan kreatif dalam menghibur diri. Jika tidak demikian,  aku akan sering kecewa. "Hidupku harus bahagia walau dalam kelemahan" Itulah kata yang sering kutanamkan pada diriku sendiri. Harapanku  makin tua makin bahagia.

Apalagi mengingat-ingat akan kebodohanku, aku bisa  stress. Kini aku harus lebih bersemangat dalam menutupi kebodahanku. Bagaiman caranya? Ya tentu semakin rajin belajar. Kini hobiku dalam menulis  sangat menghiburku dalam menutupi kebodohan. 

Merasa bodoh? "Aku ra popo" Yang penting masih punya semangat dalam belajar.

Jumat, 16 Mei 2014

Tak Usah Ragu Akan Kebenaran Sabda Nabi, " Silaturahmi=Rezeki"


"Silaturahmi mengundang rezeki" Itulah kata Mas Ari (Mantan ketua OSIS SMAN 1 Girimarto th 2012) saat bersilaturahmi di rumahku.

Di sela-sela kesibukan kerja dan kuliah, Mas Ari menyempatkan diri ke rumah mantan guru SMAnya. Menurutku orang yang mau silaturahmi adalah orang hebat, dan  salah satunya Mas Ari. 

Kalau dipikir secara materi, mungkin Mas Ari rugi. Karena dia harus mengorbankan bensin,  waktu dan tenaga untuk mendatangi rumah mantan gurunya. Namun, bagi orang yang beriman tentu tidak ada kata yang tak mungkin karena dorongan dari sabda nabi. " Silaturahnmi mendatangkan rezeki dan panjang umur".

Bener juga. Sebelum Mas Ari datang ke rumahku, aku tidak berniat sama sekali memberi hadiah. "Untuk apa kok memberi hadiah segala? Memang aku orang kaya" Itulah pikiranku.

Menit berlalu Allah SWT memberikan bisikan lewat malaikatNya,"Beri dia hadiah, dia sudah jauh-jauh meluangkan waktuke rumahmu".
Alhamdulillah  hatiku digerakan oleh Allah untuk memberi mas Ari hadiah sebuah buku motivasi (10 Kunci Sukses Sejati karya Maskatno Giri) . Itulah rezeki  silaturahmi dari Mas Ari.
Salam sukses sejati Mas Ari.

Kamis, 15 Mei 2014

Achievement Motivation Training (AMT) Untuk Kelas VI SDIT Darul Falah Solo Baru

Malam liburan , Rabu 14/05/2014 spesial untuk   refleksi diri,  berbagi, memotivasi dan tentu mencari ridlo ilahi. Para siswa dan guru SDIT Darul Falah Solo Baru beraksi dengan malam bina iman dan taqwa. Luar biasa walau sampai lebih dari pikul 9 malam para guru dan siswa tetap setia meningkatkan kualitas diri dan kalitas peserta didik dalam  acara MABIT.

 

Setelah Sholat berjama'ah  Isa', sesi motivasi dimulai. Kini aku: Maskatno Giri diberi kesempatan untuk mengisi AMT.  Sebenarnya bagi aku mengisi motivasi sudah biasa. Karena tugas  seorang guru adalah memotivasi. Tapi ini agak beda, soalnya aku terbiasa memotivasi para guru juga para siswa SMA. Eeeeh ternyata kini harus berhadapan dengan para siswa SD  lebih ekstra keluar energi. TApi asyik juga siih!. Mereka lugu dan jujur, antusias dan penuh semangat. 

"We are the champion". Itulah yel-yel yang kta teriakkan bersama.

Para siswa SDIT Darul Falah pada hakikatnya adalah anakku semua. karena tiga anakku pun sekolah di sini.
Kini aku cuma berdoa bahwa DF akan melahirkan generasi yang tangguh, berprestasi dan tentu bertaqwa kepada Ilahi Rabbi.

SALAM SUKSES SEJATI!.

Rabu, 14 Mei 2014

Sabar, dan Tegar Ya mbak Ida Cholisa! Karena Anda Luar Biasa

Aku bukan bermaksud mengekploitasi seseorang, tapi  di sini aku bisa belajar arti sebuah ketegaran, kesabaran, kesyukuran dan keikhlasan  dari  seniorku Mbak Ida Cholisa yang menginspirasi. Beliau adalah seorang ibu rumah tangga, dan ibu guru bahasa Inggris luar biasa.

Mbak Ida adalah kakak tingkatku semasa aku kuliah di FKIP Pend. Bhs Inggris UNS.  Orangnya cerdas dan tegas. Setahuku  dia diterima di  UNS melalui jalur istimewa atau PMDK.

Sebenarnya aku ingin bersilaturahmi  ke rumah mbak Ida dan  bisa ngobrol langsung. Namun, aku hanya bisa silaturahmi dan sering mengikuti jejaknya melalui FB. Setelah lulus kita tidak pernah bertemu lagi. Kini dia tinggal di Bogor, kalau tak salah dia mengajar di salah satu SMA Negeri .

 Tulisan mbak Ida cukup menginspirasi dan membelajarkan. Aku suka membaca tulisannya. Kini beliau sudah merambah di dunia kepenulisan. Bahkan beberapa karyanya sudah diterbitkan. Saat membaca tulisannya, sering air mataku menetes. Gaya tulisanya menyentuh, dan memang  bersandar pada kisah nyata.

 Mbak Ida menuturkan kisahnya:  intinya  kesabaran dan keikhlasan itu penting. Beberapa tahun yang lalu, beliau bercerita bahwa dia harus berjuang dengan kanker payudara. Tinggal di RS  tidak hanya sekali dua kali,  tentu proses kemoterapi, dan pengobatan lengkap sudah dijalaninya. Tetap semangat, optimis, dan pasti berdoa kepadaNya. Alhamdulillah, benar Allah Maha Penyembuh, mbak Ida akhirnya bisa sembuh total dari kanker payudara.  Namun,dia  sudah  ikhlas  dengan kepala plonthos.

Berikut ini dokumentasi mbak Ida yang diupload melalui FBnya:

 
 Foto mbak Ida bersama salah satu anaknya


Hasil gambar untuk ida cholisaKesembuhan penyakitnya berkat jasa suami yang luar biasa pula. Menurut cerita mbak Ida, suami sudah terbiasa menyiapkan  puluhan lembar daun sirsat setiap hari sebagai obat herbal : si pembunuh sel kanker.

Singkat cerita. Tahukah kawan? Keharmonisan, kesabaran, tanggung jawab si suami mbak Ida kini hanya sekedar kenangan. Beberapa tahun, setelah mbak Ida total sembuh, dia  terlihat fresh, cantik, dan semangat. Namun, ujian hidup belum berakhir. Suami mbak Ida tepatnya tanggal 30/10/ 2013 terkena serangan jantung, dan meninggal. Inna lillahi wa inna ilaihi raji'uun.


Menurut cerita mbak Ida, atas meninggalnya suami tercinta merupakan pukulan hebat, melebihi beratnya ujian penyakit kanker. Kini dia hidup bersama dua anak yang cakep-cakep. Mbak Ida selalu  memotivasi diri supaya tetap tegar. Ketegarannya semakin bertambah karena dimotivasi  oleh kedua anaknya. Alhamdulillah mbak Ida  dikarunia anak-anak hebat dan menghibur.

 2. Foto saat kemesaraan mbak Ida bersama almarhum Suaminya


Hasil gambar untuk ida cholisa

Ya, Allah berilah kesabaran mbak Ida Chalisa!

Kata ustadzku, kalau orang baik diberi banyak cobaan berarti dia akau diupgrade oleh Allah biar menjadi pribadi  yang lebih berbobot, lebih mulia dan diampuni dosa-dosanya.  Tapi ada syaratnya orang tersebut harus sabar dan ikhlas.

Cobaan untuk mbak Ida ternyata belum berakhir juga. Bulan-bulan terakhir  ini mbak Ida  terkena serangan penyakit. Penyakitnya kini kelihatannya tak terkait langsung dengan kangker payudara seperti sebelumnya. Jenis penyakitnya dikenal dengan  "hypertyroid" . Penyakit ini cukup menggerogoti tubuh mbak Ida. Tubuhnya lemas dan hampir seluruh daging yang menempel di tubuh lenyap (tinggal tulang n kulit).  Mbak Ida pernah mnuturkan "Pasti kamu tidak mengenalku bila berpas-pasan, sebab aku sudah sangat jauh beda".

3. Foto terakhir mbak Ida pas menderita sakit hypertyroid, yang diupload sendiri ke publik:

Hasil gambar untuk ida cholisa


Sekali lagi. Ya Allah berilah kesembuhan, ketabahan mbak Ida. ALFATIHAH.!

Di FB mbak Ida, beliau menulis:
Efek kanker yang kuderita di tahun 2010 tidaklah sedahsyat efek hypertiroid yang kuderita di tahun 2014 ini.
Dahulu, aku tetap tegar meski dihajar kemoterapi dan operasi. Badanku tetap segar, wajahku tetap bersinar, hanya kepalaku yang plontos tanpa rambut sehelai pun. Sedikit orang yang tahu bahwa saat itu aku sedang menderita sakit tak biasa.
Kini, keperkasaanku lenyap sudah. Hypertiroid mengubah segalanya. Berat badanku turun drastis, wajah dan tubuhku dihiasi tulang yang bertonjolan. Hari-hariku diwarnai letih dan lemas.
Satu hal yang membuat hari-hariku semakin tak beraturan; aku bisa ke belakang lebih dari 10 kali. Rasanya mau pingsan.
Semangat hidup terkadang naik turun. Tapi aku tak akan menyerah. Sampai titik darah penghabisan. Demi anak-anak yang kusayang.


Di suatu kesempatan Mbak Ida bicara masalah kematian melalui FBnya: 

Kehidupan ini pada akhirnya akan bermuara pada kematian. Maka teguhlah dirimu, kawan. Tak perlu terlalu berduka atas kehilangan, tak perlu terlalu bersedih atas kerugian, tak perlu terlalu menederita atas kemalangan. Dan yang pasti, tak perlu terlalu bergembira atas keberhasilan.
Jadilah pribadi yang tidak 'terlalu'. Apalagi terlalu keterlaluan.
Jadilahi pribadi yang bermanfaat, agar tak rugi saat kematian datang mendekat.


Menurut  tulisan FB mbak Ida di bulan  Agustus 2014 ini,  dia menderita diare, katanya sehari semalam sekitar 20 kali.

Mari kita doakan mbak Ida supaya tetap, sehat, sabar, ikhlas, tegar dan menjadi inspirator, motivator dan inovator untuk kita.


Selasa, 13 Mei 2014

Meyesal! Ra Popo, Tapi Bisa Sebagai Pembelajaran

Menyesal juga sih sebenarnya. Tapi untuk apa menyesal.... .Apa yang disesali? Maksudku ....eeeeh tahu-tahu usiaku kok rasanya sudah tua. Kayaknya  masa remajaku seperti kemarin sore. Tapi  kenapa waktu muda tak diberdayakan secara maksimal.    EEEEh....... tahu-tahu usia anakku  yang sulung  sudah menginjak remaja.

Rasanya baru sedikit prestasi yang bisa  kubanggakan. Padahal  kupikir anak-anakku membutuhkan teladan dan motivator. Sebenarnya  sih aku bisa berkarya  sedikit-sedikit  walau berupa tulisan yang belum berbobot. 

Sesekali aku  "iri" pada yang lebih muda. Kutemukan banyak pemuda sudah mendapat pencerahan terlebih dulu. Baru saja  aku membaca  tokoh pilihan kompas, sosok manusia berprestasi,  salah satunya figur  dalam dunia tulis menulis. Sering juga Kompas membahas  tentang tokoh inspirator. Banyak di antaranya   adalah pemudi yang rajin membaca dan menulis sehingga mampu berkarya lewat berbagai  macam tulisan yang menginspirasi. 

Waaaah aku  malu sih! Kenapa aku dulu tak ada yang mengarahkan sehingga segala sesuatu serba tanggung alias kemampuan pas-pasan. Ya   memang kebayakan di antara sobatku semasaku kurang perhatian dari para pendidik  juga dari ortu. Maklum, mereka kurang faham dengan pendidikan. Akhirnya pendidkan di keluarga dan masyarakat serba tanpa arah jelas. "Yo wis ben sing penting urip!" Itulah komentar sederhana bagi orang yang kalah.

Ternyata pemuda-pemudi yang miskin  motivasi, keteladanan, pengarahan   bisa berbahaya. Mereka tumbuh menjadi manusia yang jauh dari prestasi. Ini termasuk aku sendiri. ..."Boro-boro mikir prestasi, bisa makan cukup saja sudah Alhamdulillah". Akhirnya aku bisa  manggut-manggut, entah benar apa tidak , yang jelas aku bisa menyimpulkan   bahwa kemiskinan mendekatkan kearah kebodohan, kelemahan, ketertinggalan, ketidaberdayaan, ketidakpercayaan diri. dll.

Akhirnya, menyesal dikit tak apa. Tak ada istilah terlambat dalam berkarya dan cari pahala. Pokoknya enjoy saja. Setiap  niat baik sudah suatu kebaikan....

Salam sukses sejati!.


Minggu, 11 Mei 2014

Menikmati Solo Car Free Day Sebagai Objek Pembelajaran Hidup

 
Walau tidaksetiap hari Minggu, aku bersama   2 anakku  (yang satu kutinggal , karena  spd motor tak muat) dan istri sudah terbiasa menikmati Solo Car free day. Di event ini  aku  belajar tentang kehidupan. Kami bisa belajar berbagi model atau tipe manusia  dalam menjalani kehidupan.

Suasana  pagi yang cerah menarik para penikmat udara segar datang ke  kota Solo. Bahkan banyak ribuan orang  yang membanjiri  kota Solo berasal dari luar kota. Tentu,   mereka  datang ke Solo dengan variasi alasan. Ada yang sekalian "ngeceng" dan  belanja. Ada juga yang  datang untuk olah raga sekalian mencari-cari barang antik di pasar klitikan. Wah! di hari Minggu pokoknya kota Solo terlihat semakin padat saja. 
 












Beragamnya tujuan dalam menikmati Solo Car free day tampak juga dalam variasi dalm berpenampilan. Ada yang memakai pakian olah raga, ada yang berpakain dokter (sebab mereka ada yang mau berbagi dengan cek kesehatan), ada juga yang berpenampilan seperti penyanyi rok dan ndangdut.

Oh ya, karena beragam dalam pemahaman agama... eeeeeh! ada juga wanita Islam yang nyaris telanjang dan tidak punya rasa malu. Maaf pakaiannya tersebut  mirip topeng monyet dan hampir seperti orang suku terasing. Ya maklum orang yang tak punya rasa malu, pasti nekat saja. Namun, di balik itu ada juga  wanita Islam yang sangat hati-hati dalam berpakaian, pakaianya  sangat rapat, alias hanya terlihat sedikit wajahnya saja. Pokoknya kita bisa mengambil pelajaran dari tingkah polah di Car Free day .

Kalau aku bersama  keluarga, Insya Allah dalam menikmati Solo Car Free day tidak semata-mata olah raga atau menghabiskan waktu. Ini tidak untuk pamer tentu, Ide istriku luar biasa, dia menyarankan setiap acara ke Car Free  Day  harus menyempatkan mampir ke Masjid dan sholat Dhuha. Alahmdulillah kami bisa melaksanakannya di Masjid Ndalem Kalitan. Bahkan anakku yang baru kelas dua SD juga ikut-ikutan sholat Dhuha. Semoga kami  mendapat sukses sejati.  Acara kami di Solo Car Free day ditutup dengan makan bersama di warung hik Manahan. 

Alhamdulillah kami bisa pulang dengan selamat  . SALAM SUKSES SEJATI!

Sabtu, 10 Mei 2014

Malas Menulis Jangan Dong!

Ingin  menjadi orang sukses sejati kok malas? Itulah pertanyaan yang terlintas di pikiranku beberapa menit tadi.  Memang ini menjadi tanggapan dari kenyataanku bahwa sudah tiga  hari aku tidak menulis di blogku ini. Bingung juga kemana, dan kenapa  tiga hari ini? Efektifkah waktuku selama ini?

Kini aku baru sadar bahwa WAKTU adalah salah satu modal kunci untuk meraih sukses sejati. Semuanya  bisa berubah gara-gara waktu.  Perubahan  karena waktu hanya  ada dua tentu, menjadi  sia-sia  atau bermakna.

Menggunakan waktu dengan menulis sebenarnya bisa menghasilkan karya luar biasa. Ketekunan itulah salah satu modal untuk menjadi penulis handal. Itulah kata seorang penulis  sukses, cuma sepuluh persen  modal bakat untuk meraih  sukses  sebagai seorang  penulis.

Ingin menjadi seorang penulis ya harus berlatih  menulis secara konsisten. Kalimat tadi menginspirasiku untuk mau NEKAT MENULIS. Menghilangkan kemalasan dalm berlatih tentu jalan utama.

Rabu, 07 Mei 2014

Siapa Bilang "Anda" Orang Hebat?

Terkadang kita dianggap oleh seseorang sebagai orang yang hebat atau orang joz gandoz. Padahal sebenarnya kita  itu masih jauh dari kata ideal. Dan memang tidak ada orang yang ideal atau sempurna. Kita  sering disimpulkan sebagai orang hebat, baik, luar biasa dll, Karena orang lain tersebut tidak tahu modal kita sebenarnya. Demikian juga mereka tidak tahu banyak tentang aib kita. Singkatnya  kita sebenarnya memiliki banyak aib, namun Allah SWT menutupinya. Karena Memang Allah Maha Kasih dan Sayang kepada manusia.

Bersyukur adalah kata indah dan membahagiakan bagi kita yang diselamatkan oleh Allah SWT. Karena tertutupi aib kita, kita sering dihormati oleh orang lain. Jalas Alllah lah yang paling berjasa atas kehormatan kita. Coba kita bayangkan kalau aib kita dibuka oleh Allah, pasti banyak orang yang  merendahkan kita.

Salah satu sebab orang lain tidak tahu tentang aib kita adalah karena kita orang yang baik yang mau menutupi aib orang lain. Bahkan kita sering memuji orang lain. Jelas orang yang sering menutupi orang lain, Allah juga akan dengan mudah menutupi aib kita.

Selanjutnya kita dianggap oleh orang lain sebagai orang yang hebat. Padahal, kita sebenarnya orang yang diberi oleh Allah rezeki yang luar biasa. Pusat kehebatan hanya Allah yang Maha Pencipta. Kita sebenarnya makhluq lemah yang bisa meninggal gara-gara seekor nyamuk.

Lalu bagaimana untuk menjadi hebat? Maskatno Giri mendapat  motivasi dari  seniornya. Bahwa kita berhak dan layak menjadi hebat,  itu bukan hal yang mustahil. "Ingin hebat, hebatkanlah orang lain, ingin menjadi orang yang terhormat tutupilah aib orang lain!". Itulah kata motivasi dari seniornya Maskatno Giri.
Salam Sukses Sejati!

Senin, 05 Mei 2014

Kita Telah Diselamatkan Allah (Belajar dari kisah)

Sering kita tidak sadar bahwa betapa luar biasanya Allah SWT dalam mengasihi kita. Kalau bukan kasih sayangNya kita akan menjadi manusia celaka. Termasuk aku sendiri. Aku kadang  juga belum bersyukur kepadaNya secara maksimal. Melalui blogku ini aku akan  selalu memotivasi diri bahwa betapa kita harus bersyukur dengan mengingat berbagai kisah. Di sini aku berkisah tentang terselamatnya  aku, dan sahabatku dari  musibah.

Kisah pertama dari aku sendiri. Aku pernah hampir  masuk jurang: seperti biasa aku pulang dari kerja sampai di rumah ba'da Asar. Lelah  dan mengantuk dalam perjalanan sudah biasa, maklum aku harus menempuh total  sekitar 100 km perjalanan pp.  Saat dalam perjalanan pulang, terkadang istirahat sebentar di pos ronda. Namun  di suatu saat aku mengantuk karena terburu waktu ada kegiatan, aku tak menyempatkan istirahat. Sambil lier-lier ngantuk nekat naik sepeda motor. Dalam hitungan detik jalan menurun aku merasa ngantuk sekali. EEEEh tahu tahu di depanku sudah ada jurang. Aku sadar aku hampir masuk jurang,  dan reflek aku membating stang dan.... jatuh sebelum masuk jurang. Aku selamat cuma lecet kecil. Alahmdulillah Allah menyelamatkanku. Coba andai aku masuk jurang motor pasti hancur.

Kisahku kedua ; aku pernah tidak sadar tidur dengan seekor  ular.  Malam itu aku sudah terasa mengantuk. Seperti biasa aku berdoa sebelum tidur. Sebelum berdoa, aku terbiasa mebaca: Al Ikhlas, Al Falaq dan An Anas. Tanpa sengaja  melihat ke kiri,  eeeh ternyata ada  hewan mirip ular sebesar kelingking. EEh setelah aku perhatikan lebih serius oh ternyata  memang  ular. Ya Allah kenapa ada ular di sini. Terpaksa ular kubunuh, dan  lalu aku tidur. Alhamdulillah  aku diselamatkan Allah. swt. Coba andai ular tadi masuk kelubang hidungku.

Kisah berikutnya dari sahabatku: di suatu hari sobatku mendapat transfer uang melalui ATM di salah satu super market di Solo. Sobatku mengecek dan ambil uang di bilik ATM. Setelah ambil uang sobatku  langsung meninggalkan bilik ATM. Setelah sampai di rumah dia baru sadar bahwa dompet beserta kartu ATM tertinggal di bilik ATM. Dia langsung meluncur kembali ke bilik ATM. Ternyata dompet tidak ada.

Betapa  bingungnya sobatku. Beberapa menit kemudian, dia  mencoba tanya  ke salah satu satpam. Eeeh ternyata beberapa menit yang lalu memeng ada lelaki yang menitipkan dompet yang ditemukan di bilik ATM. Luar biasa!. Lelaki yang menemukan dompet tanpa menyebutkan identitas dan dengan ikhlas menyerahkan ke satpam. Padahal, dompet tersebut berisi uang lumayan banyak beserta surat-surat penting . EEh uangnya pun masih utuh. Alhamdulillah  Allah menyelamtkanny,  sobatku berkisah ke aku  beberapa minggu yang lalu.

Sobatku yang lain berkisah. Di suatu kesempatan, sobatku besuk saudarnya  yang sakit. Mobilnya dititipkan di keramaian. Dia menaruh laptop dan barang-barangnya yang lain di mobil.  Beberapa jam kemudian. Sobatku mau pulang dan tentu menuju mobil. EEEh ternyata mobilnya tidak tertutup. Terkesan ada yang membuka mobil. Betapa gemetarnya sobatku. Kesimpulannya smentara, laptop yang berisi dokumen penting hilang. OOOOh ternyata semua barang termasuk laptop masih utuh di tempatnya. Sobatku akhirnya teringat bahwa memang tadi belum sempat mengunci. Alahmdulillah Allah SWT telah menjaganya.

Ini hanya sekedar berbagi kisah nyata untuk aku sendri  utamanya supaya tetep istiqomah bersyukur. Sebetulnya masih puluhan bahkan ratusan atu ribuan kisah nyata yang bisa untuk pembelajaran, kadang kitanya saja yang kurang peduli dengan pembelajaran hidup. Kalau aku harus cerita banyak sekali waktuku  habis dong. mari berbagi kisah sebelum tidur.

Minggu, 04 Mei 2014

Memastikan Tiap Diri Adalah Motivator

Pastikan bahwa  Anda adalah seorang motivator!. Kenapa harus demikian?

Ya, tentu sederhana saja. Sebagaimana layaknya  orang hidup, kita adalah seorang kakak, orang tua, paman, bibi, saudara dll. Tentu setiap  diri  kita adalah pemangku tanggung jawab atau pemegang amanat. Lalu, seorang penanggung jawab yang baik adalah dia yang sangup menjadi motivator dari  bawahannya atau kekuasanya.

Motivator adalah guru kehidupan, pemberi nasihat, pemberi semangat, pemberi teladan, penghibur dan pendorong atas kebaikan seseorang. So bila kita tidak mau dan tidak mampu sebagai orang yang  momotivasi, kita adalah orang yang lari dari tanggung jawab atau "urip sakerepe dewe".

Mungkin Anda bertanya-tanya. bagaimana cara memotivasi Maskatno? 

Tidak sulit menjadi motivator. Langkah minimal seorang motivator adalah dia sanggup dijadikan teladan dalam bersikap. Saya pikir seorang motivator tidak harus pandai dan banyak bicara.  Pokoknya kita seharusnya dan selayaknya menjadi seorang  motivator!. 

Kalau  mau idealis, seorang motivator harus memenuhi kriteria atau persyaratan tertentu. Sekali lagi ini tataran idealis.

Menurut Gavin Ingham, motivator harus memenuhi persyaratan:
• Menemukan nilai-nilai dan hal-hal yang penting untuk diri sendiri dan orang lain.
• Belajar memotivasi diri sendiri sebelum memotivasi orang lain.
• Pandai mengendalikan emosi.
• Fokus pada tujuan dan berorientasi pada solusi.
• Percaya diri.
• Mampu menjadi pendengar yang baik.
• Menciptakan kreativitas membangun motivasi.  

           Adapun Mitchell Ditkoff, Direktur Idea Champion, ciri-ciri seorang motivator adalah sebagai berikut:
  • Challenge status quo; tidak merasa puas dengan keadaan yang ada.
  •  Curious;  Senantiasa mengeksplorasi lingkungannya dan mencaru kemungiknan-kemungkinan baru
  • Self-motivated; tanggap terhadap kebutuhan dari dalam, senantiasa secara proaktif memprakarsai proyek-proyek baru
  •    Entertain the fantastic; memuculkan ide-ide gila, memandang sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin, memimpikan dan mengkhayalkan sesuatu yang besar
  • Takes risks; melampaui wilayah yang dianggap menyenangkan, berani mencoba dan menanggung kegagalan
  •    Peripatetic; mengubah lingkungan kerja sesuai kebutuhan, senang melakukan perjalanan untuk memperoleh inspirasi atau pemikiran segar
  •    Visionary; memiliki imajinasi tinggi dan pandangan jauh ke depan
  • Playful/humorous; memiliki ketertarikan terhadap hal-hal yang aneh dan mengagumkan, serta sering tertawa
  • Self-accepting; mampu memeprtahankan ide-idenya
  • Flexible/adaptive; terbuka bagi setiap perubahan, mampu melakukan penyesuaian terhadap rencana-renacana yang telah dibuat, dan menyajikan berbagai solusi dam gagasan
  • Makes new connectiona; mampu melihat hubungan-hubungan diantara unsur-unsur yang terputus
  • Reflective; menginkubasi setiap tantangan, mencari dan merenungkan berbagai pertimbangan dalam mengambil keputusan
  • Recognize patterns; perseptif terhadap sesuatu dan dapat membedakannya, dapat melihat kecenderungan dan prinsip serta mampu mengordinasikannya
  •    Tolerates ambiguity; merasa nyaman dengan kondisi kacau, dapat menyajikan situasi paradoks, tidak tergesa-gesa membenarkan suatu ide yang muncul
  • Comitted to learning; berusaha mencari pengetahuan secara terus-menerus, menyintesiskan segala input, menyeimbangkan setiap informasi yang terkumpul, dan menyelaraskan setiap tindakan
  • Balances intuition and analysis; memilih dan memilah diantara pemikiran divergen atau konvergen, memiliki intuisi tertebtu sebelum melakukan analisis, meyakini yang sudah dianalisis, dan menggunakannya secara hati-hati dengan akal
  • Situationally colaborative; berusaha menyeimbangkan pemikiran setiap individu, membuka pelatihan, dan mencari dukungan organisasi
  • Formally artculate; mengomunikasikan setiap gagasan secara efektif, menerjemahkan konsep abstrak dalam bahasa penuh arti, dan menciptakan model yang dianggap paling mudah
  • Resilient; merefleksi hal-hal yang dianggap mengecewakan atau tidak diinginkan, belajar dengan cepat dari kritik/saran, berkemauan untuk mencoba sesuatu
  • Preserving; bekerja keras dan tekun, memperjuangkan gagasan-gagasan baru dengan gigih, dan memiliki komitmen terhadap hasil-hasil yang telah digariskan

Sabtu, 03 Mei 2014

Menjadi Besar , Kenapa Tidak?

Kalau kita bisa meraih pahala besar kenapa pilih yang kecil, kalau kita bisa  mendapat uang besar, kenapa memilih uang kecil? Kalau kita bisa lebih mendapat nilai besar kenapa pilih nilai kecil?. Kalau kita bisa membesarkan bisnis kenapa pilih bisnis kecil-kecilan? Dsb.

Pertanyaan di atas sebenarnya bisa dijadikan motivasi. Motivasi untuk menjadi lebih "besar" . Namun, kita sering salah memilih. kita sering memilih yang kecil-kecil. Alasannya sudah bisa ditebak salah satunya  menjadi besar berisiko besar, pengorbanannya pun harus besar.

Untuk meraih yang besar memang biasanya  perlu energi besar, contohnya pun banyak ingin mendapat ikan besar-besar pasti membutuhkan alat dan perangkat yang besar.

Sebetulnya, kalau kita memilih yang besar banyak hal positif yang bisa diraih. Karena besar bisa membawa manfaat yang besar pula. Setidak tidaknya kalau sesuatu itu besar, tentu bisa  mudah dibagi. Kita bayangkan kalau kita mancing cuma menapat ikan kecil. Pasti ikan tersebut hanya cukup untuk diri sendiri. lain halnya kalau ikannya  besar dapat dibagi-bagikan untuk rang lain.

Kini,  saatnya aku memotivasi diri bahwa aku seharusnya tidak takut resiko untuk meraih yang besar. Karena sesuatu  yang besar bisa dijadikan sarana  menjadi "besar". Kita bisa  menjadi ahli berbagi, ahli sedekah, ahli ilmu, kalau  kita memiliki modal rezeki dan ilmu yang lebih banyak/ besar. Apa yang mau dibagi kalau kita saja kekurangan?.

Setahuku biasanya orang tidak mau menjadi besar atau kata lain tidak mau memaksimalkan diri karena banyak sebab: ketakutan resiko, kelemahan diri yang dipelihara, kemalasan, egois dan kebodohan.

Yang kurasakan kenapa aku tidak cukup  menjadi "besar" ?  Salah satunya miskinnya motivasi dan ketakutan atas resiko. Sekali lagi untuk menjadi besar  risikonya memang besar.

Aku menulis aku memotivasi diri. Semoga Allah SWT menjadikanku orang "besar" yang bermanfaat bagi  orang lain (baca: kecil ). Salah satu cara untuk menjadi besar adalah  memaksimalkan diri . Kusadari bahwa kita sering kurang memaksimalkan fungsi waktu, relasi, ilmu dll. So kalau bisa  besar kenapa tidak! salam sukses sejati!

Rabu, 30 April 2014

Sayang Kalau Tidak Dikenang (Kisah si Gizi Buruk)

Dulu memang terasa pahit, sekarang indah untuk dikenang. Aku juga harus memaafkan diri sendiri: wajar aku kurang cerdas karena sudah terbiasa mengalami gizi buruk. Kondisi gizi buruk sudah terbiasa kualami sejak di alam kandungan sampai alam perkuliahan.

 Belasan tahun berlalu, menjadi mahasiswa S1 UNS yang kurang gizi. Itulah aku: nilai pas-pasan,si tubuh kurus, ngantukkan bukan karena saking rajinnya belajar. Salah satu kekuranganku MAL NUTRITION atau gizi buruk. Sudah kurang gizi  ditambah lagi energi terkuras karena kerja keras. Wajar saja, menjadi anak kos dan harus cari biaya hidup sendiri. 

Aku memang sudah punya penghasilan sendiri sebenarnya, tapi  dana digunakan untuk  bayaran SPP dan buku. Makan bergizi? Wah paling paling pas ada seminar, buka bersama, hari raya kurban dan idul fitri.

"Yo hunting gizi !" Itulah kata "tanda-tanda kehidupan" dari sobatku yang sering nekat nylonong di berbagi seminar untuk cari gizi. Dan aku sering diajaknya.  Temanku X sudah terkenal paling nekat kalau soal jaburan dan gizi. Dia sudah sering mengantongi daftar seminar, dan buka bersama di berbagai kegiatan Masjid dan  kegiatan pejabat Pemda Solo saat TARLING.

Di suatu kesempatan ada seminar di salah satu hotel  di Solo, aku juga diajak oleh sobatku Mr X. Mr X bertubuh bongsor, makannya banyak dan cepat sekali dalam mengunyah.   Di saat jam 12 siang kita makan bersama. Prasmanan tentu. Di tengah-tengah kerumunan, sobatku "gembrobyos" kehausan. Tanpa pikir panjang dia meninggalkan kerumunan, dan mendahului minum. 

Kebanyakan orang memang tidak  begitu memperhatikan Mr. X. Termasuk aku. Namun, setelah makan aku baru tertawa ngakak,  mendapat cerita dari Mr. X. Karena dia baru saja minum air kobokan (air untuk cuci tangan). Dia bilang terasa agak asin.

" Rasain Mr X. makanya jangan terburu-buru!".

Selasa, 29 April 2014

Memilih Menjadi Blogger

Hidup adalah pilihan. Bisa menjadi celaka apabila  kita salah memilih. Salah pilih jodoh bisa kacau rumah tangganya. Salah pilih teman  akan jauh dari kesuksesan, demikian dalam memilih hobi. Hobi kok ngrumpi? Wah ini pasti, asyik!.

Yang asyik-asyik  belum tentu mengundang kebaikan.  Mengundang dosa, bisa juga. Blogging adalah salah satu pilihan hobiku. Apakah keunggulan dari hobi blogging? Bagi yang tidak tahu  manfaatnya, akan mengatakan." Apa manfaat blogging, nulis-nulis tidak ada untungnya,  menghabiskan waktu, pulsa dan energi".

Bagi yang nmengetahui manfaat blogging, tentu mereka akan ketagihan. Kegiatan  blogging jelas cukup sederhana: membaca, menulis, mengomentari, berimaginasi, dan berinovasi. Walau kegiatan ini tidak mengundang penghasilan atau finansial. Namun, rezeki: ilmu, sahabat, kebahagiaan dsb, semuanya melebihi dari manfaat sekedar keuntungan uang.

Blogging adalah salah satunya kegiatan berbagi. Ingin berlimpah rezeki, berbagilah!. Itulah nasihat dari ustadznya Maskatno Giri, Rezeki, pasti bukan sebatas uang. Rezeki bisa dimaknai sesuatu yang menjadikan kita nyaman dan bahagia.

Aku ingin senantiasa hidup dalam kebahagiaan. Kepedulian, moivasi, berbagi adalah jalan-jalan menuju kebahagiaan. Itulah yang menginspirasiku untuk aktif di dunia blog.

Mari bersemangat dalam blogging. Salam sukses sejati.

Jumat, 25 April 2014

Memegang Rasa Takut

Rasa takut  kupikir pernah dirasakan oleh hampir semua manusia normal. Namun, kalau terlalu sering ketakutan kupikir bisa menjadi masalah.

Akupun juga sering merasakan ketakutan di saat remaja. Bahkan rasa takut kadang masih saja ada walau saat ini aku sudah memiliki anak menginjak remaja. Mungkin pembaca bertanya takut kepada siapa?

Takut yang kumaksud di sini bukan kepada siapa-siapa, melainkan takut ketidakbahagiaan atau kesengsaraan di masa depan. Ketakutan  sengsara di masa depan yang kubayangkan karena berbagi sebab:  direndahkan orang karena tak mampu mandiri, kebodohan hingga menjadi bahan ejekan, kemiskinan yang layak dikasihani dll.

Oh, ternyata ketakutan  atas  kesengsaraan di masa depan berdampak positif juga. Dampak ketakutan tersebut membantuku rela berjuang dengan berlatih mandiri, mau belajar, tidak malas bekerja, tidak mudah menyerah, menjaga  nama baik dan siap menahan diri dari godaan yang tidak baik,dan tidak bosan berdoa.

Saat usia yang sudah  kepala empat sepertiku, ketakutan kurasa sangat perlu dipertahankan. Dan ketakutanku di sini tentu sedikit berbeda. Ketakutan tentu lebih komplek, karena di belakangku ada anak, istri, ortu, mertu, saudara dll.

Kini aku  tinggal mengandalkan doa"Jangan biarkan generasiku lebih buruk dari aku Ya Allah!.  . "Ya Allah semoga aku merasakan indahnya masa tua yang dikawal oleh istri dan anak-anak yang shalih dan shalihah".

Maka dengan rasa takut kesengsaraan di masa tua, aku  tidak menntut menjadi  manusia sempurna. Namun aku berusaha mendidik diri:  menjadi teladan yang baik untuk putra-putri tercinta, terus menerus mau  belajar,  meningkatkan ibadah, mau refleksi diri, tidak mengumbar hawa nafsu, dan tentu berusaha tetap istiqomah dalam usaha dan doa dll.

Intinya melalui tulisan ini aku bisa merenung bahwa menjaga rasa takut itu perlu. Dengan rasa takut di sini  ibaratnya aku memiliki rem atau pengendali. Lagi pula, aku pun harus sadar bahwa aku  tidak hanya diawasi oleh anak- istri, tetangga kanan-kiri, dan lebih jauh lagi ada yang mengawasi  yaitu DZAT yang tak pernah tidur  di siang dan malam hari. Dia  adalah Allah ilahi rabbi.

Tak Perlu Iri Atas Rezeki

Rezeki tak mungkin  jatuh  salah sasaran. Karena yang membagi  rezeki adalah DZAT YANG MAHA Bijak, Adil, Kuasa dll.  Tidak perlu ragu atas bagian rezeki. Pokoknya semua akan kebagian rezeki. Semut hitam, kecil di tempat yang gelap dan tersembunyi sudah ditetapkan rezekinya oleh Allah SWT.

Rezeki kita  akan melimpah jika Allah menghendaki. Apalagi Anda  dan yang menulis di blog ini, Anda-anda semua orang-orang yang baik, setidak-tidaknya berusaha baik. Karena  Anda sudah membaca blog yang  tepat. Maksudnya dibandingkan dengan mengunjungi web/ blog yang tidak jelas manfaatnya. Blog ini adalah blog motivasi. So minimal pembaca dan penulis di blog ini akan mendapat rezeki motivasi.

Bercerita  masalah rezeki. Tidak perlu kita iri  , dengki atau meri. Iri, dengki bisa menghapus amal kebaikan kita.. Enjoy saja !. Setiap orang sudah diberi rezeki dengan kadar dan jatah sendir-sendiri. Ini bukan berarti kita nglokro tanpa usaha. Usaha yang positif itu pasti.

Terkadang kita meragukan kemahaadilan Allah swt atas rezeki yang dibagikannya kepada kita. Padahal, Dia adalah Maha Tahu atas segala sesuatu. Coba seandainya kita diberi rezeki dengan seuatu yang kita belum siap menerimanya, bisa-bisa kita stress karenanya. Sekali lagi Allah telah mengukur rezeki yang pas bagi kita Insya Allah. Bersyukur atas rezeki yang kita terima adalah  tindakan mulia.

Salam sukses sejati!


Kamis, 24 April 2014

Berproses Lewat Blogging

Blogku adalah salah satu buku harianku. Sudah beberapa hari aku tidak mengisi tulisan di blogku ini. Namun, masih banyak juga yang mau mengunjungi blog ini. Menurut statistik   lebih dari seratusan  pengunjung yang mampir di blog ini di setiaphariannya. Kalau dalam setahun ya sudah di atas 65 ribu. Aku tidak tahu apa yang membuat pembaca mau membaca blogku.

Blog ini tidak terisi tulisan setiap hari. Setidaknya dalam satu minggu, aku  hanya mampu menulis sekitar 5 judul tulisan. Menurutku aku bukan  tipe pemalas dalam menulis. Cuma menurut subjektifku bahwa tulisanku belum cukup baik, bermanfaat, dan menginspirasi pembaca. Akhirnya sering kugunakan waktuku untuk merenung, membaca dan momong anak. Kadang pas ada ide mau nulis  diganggu anak akhirnya ide menghilang.

Keberanaian, kemauan, dan  kenekatan dalam menulis ternyata tidak dimiliki oleh setiap manusia. Kusadari bahwa modal hidupku cuma NEKAT. Termasuk kemauan nulisku. Karena merasa bahwa tulisanku belum begitu bagus, aku ragu-ragu juga dalam mengungkapkan ide dalam tulisan. Kusadari bahwa kemampuan  dalam tulis menulis butuh proses. "Pokoknya nulis terus saja!". Itulah nasihat seniorku.  Mungkin sepuluh tahun kedepan aku baru bisa merakan bahwa tulisanku sudah layak dibaca orang pintar dan bisa diandlakan.

Oooh Ya, daripada bengong tanpa karya, ternyata ngeblog bisa dijadikan ladang pahala. Kok bisa? Ya jelas amalan sebesar dzaroh/atom  pun ada nilainya. Padahal tulisanku sudah lebih dari sekedar atom.  Semoga  blogku ini membawa barokah.

Salam sukses sejati.